That Naughty Girl Is My Wife (Love Different Nature)
Di bawah rembulan malam kelam dengan langit tanpa bintang yang membuat suasana semakin kelam dan mencekam, namun kini hal itu tidak membuat seorang gadis ini takut sedikit pun,,
yah, dia adalah Ayla Kanza Cakrawala, si gadis tomboy dengan julukan bad girl nya itu kini tengah menuruni motor sport merah kesayangan nya dan berjalan menuju ke dalam rumah nya
"Bagus, jam makan malam ini kamu baru ingat jalan pulang, abis dari mana, ketemu sama teman kamu lagi, iya, nggak ada kapok kapok nya yah kamu bikin kesabaran Papa abis?" ucapan tegas itu kini keluar dari mulut laki laki paruh baya yang tengah melirik sinis arloji di pergelangan tangan kiri nya
Cakra, yah, dialah Cakrawala Armaghan, sosok Ayah kandung dari Ayla, yang kini sudah sangat bosan dengan sikap anak gadis tunggal nya itu, pria ini cukup tegas, sehingga terkadang membuat Ayla bosan untuk memperdebatkan hal sepele seperti ini
"Hhhhh,, pa, temen aku cewek semua, lagian apa salah nya sih kalau aku kumpul bareng temen aku di basecamp?" ujar gadis ini dengan rasa kesal yang tertahan
"Mau sampai kapan kamu ikut pergaulan malam seperti itu, nggak ada guna nya, ingat Ayla, kamu itu cewek, lihat Alika sepupu kamu, dia tidak pernah keluar malam keluyuran nggak jelas seperti mu!!" ujar Papa dengan jari telunjuk yang mengacung seolah sosok Alika benar benar ada di samping nya, juga dengan setiap kata yang di tekan kan
Alika Adele Agatha, sepupu atau anak dari almarhum adik Cakra sendiri, gadis seusia nya dan juga satu sekolah dan satu kelas dengan nya, gadis ini cukup feminim, gadis anggun dan penurut, sangat berhubungan baik dengan Ayla sendiri, nama nya juga sahabat sekaligus sepupu, namun tidak ada yang tahu yang sebenar nya gadis ini seperti apa, Papa dan Mama nya telah meninggal semenjak gadis ini masih kecil, sekarang gadis ini hidup dengan sang nenek, satu nenek dengan Ayla juga
"Pa, pertama itu bukan pergaulan malam seperti apa yang Papa kira, kedua,, bagus, terus aja terus pa, terus banding kan aku sama dia, jelas jelas aku berbeda dengan nya pa, Papa kalau mau adopsi aja dia sebagai anak Papa, jangan mengharap kan apapun dari aku!!" ujar nya yang sudah tersulut amarah seraya bergegas menuju lantai dua kamar nya
"Ayla, Papa belum selesai bicara sama kamu, kamu mau kemana?" teriak Papa sambil terus memperhatikan langkah anak perempuan nya itu
"Sudah lah pa, biar kan dia bersih bersih terlebih dahulu, mungkin dia lelah" tutur Nita menenangkan sang suami sambil mengusap dan membawa sang suami duduk di sofa
"Ini semua gara gara kamu juga ma, andai dulu kamu tidak memanjakan nya mungkin dia tidak akan tumbuh menjadi gadis seperti itu" ucap Papa menyalahkan Mama yang mulai menunduk
"Maaf pa, Mama kira dia tidak akan seperti ini, dulu Mama sangat khawatir dengan keadaan nya?" ucap Mama dengan helaan nafas nya yang hanya di abaikan oleh Papa
Nita, Mama kandung dari Ayla, sosok Mama yang lembut, beraura keibuan, dan ramah, namun juga mempunyai sikap tegas yang di sembunyikan, patuh terhadap suami, juga seorang designer yang cukup di kenal dari berbagai kalangan di kota nya karena sudah mempunyai branded sendiri
"Udah lah ma, panggil dia sekarang, kita makan malam, Papa akan bicara sama dia malam ini juga" tutur Papa kembali lembut dan di angguki oleh Mama
sesampai nya Mama di depan pintu kamar Ayla
"Tok tok tok, sayaang, apa kamu ada di dalam naak, apa Mama boleh masuk?" tanya Mama saat mengetuk pintu kamar nya dari luar
"Iya ma, masuk aja nggak papa, Ay baru selesai mandi, ini lagi ganti baju, dikit lagi selesai" jawab nya tak kalah lembut, meski pun teman teman nya menjuluki nya sebagai bad girl, namun sikap nya selalu lemah lembut, bahkan dengan Papa nya sendiri pun tidak pernah berbuat di luar batasan nya
Dengan langkah pelan, Mama pun masuk dan mendapati anak gadis nya itu kini tengah menyisir rambut nya yang ikal dan sebatas pinggang itu
"Kamu udah cantik kook, sini, duduk samping Mama?" tutur Mama sambil menepuk tepi tempat tidur di samping nya yang kini tengah di duduki nya juga sambil tersenyum
Mengetahui dan mengerti akan hal itu, dia pun mengangguk dan berhenti menyisir rambut nya yang memang mudah rapi, kemudian menghampiri sang Mama dengan tatapan bertanya
"Ada apa ma?" tanya nya kala sudah duduk di samping sang ibunda, membuat ibunda tersenyum hangat
"Apa kamu merasa sakit kala mendengar penuturan Papa mu tadi naak, kamu baik baik saja kaan?" tanya Mama hati hati sambil mengusap lembut puncak kepala hingga rambut belakang nya
"Aku nggak papa ma, aku udah biasa hidup di bandingin sama sepupu ku itu, aku juga ngerti kok, aku jauh berbeda dengan nya" jawab nya yang tahu arah pembicara'an Mama
"Jangan di masukin ke hati yah sayang, Mama tahu Papa hanya ingin yang terbaik buat kamu?" tutur Mama mencoba memberikan pengertian
"Hhhhh, aku juga manusia yang punya hati ma, jadi wajar aja kalau aku masukin hati, aku sakit ma, tapi aku nggak bisa berbuat lebih, kenapa sih ma, Papa begitu tegas sama aku, kayak nya Papa tuh nggak suka banget, lihat cara aku bergaul, lihat cara aku beradaptasi sama temen aku?" keluh nya seraya menunduk dalam
"Sayaang, dengar kan Mama, Papa seperti itu bukan berarti Papa jahat, Papa seperti itu sama kamu karna Papa sayang sama kamu, Papa memang tegas sama kamu, tapi, bukan berarti Papa jahat sama kamu sayang, percaya lah" tutur Mama yang membuat nya mengangguk dengan perlahan
"Iya ma, aku ngerti kok, mungkin Papa kayak gitu juga memang takut aku salah pergaulan, aku tahu, Papa kayak gitu bukan ber maksud ngekang aku atau apa pun itu, tapi Papa cuman takut aku menjadi gadis berandalan kayak pikiran orang di luar sana, aku ngerti keinginan Papa kok ma, aku juga sayang sama Papa, aku tahu Papa kayak gitu sama aku karna Papa khawatir aku ini anak gadis, tapi percaya sama aku ma, aku nggak mungkin melakukan hal di luar batas seorang perempuan, aku juga minta maaf kalau aku sering buat Mama sama Papa khawatir sama aku?" ucap nya panjang lebar, yang membuat sang Mama tersenyum dan mengangguk
"Nggak papa sayang, setelah ini kamu turun yah, kita makan, juga ada hal yang harus Papa bicarakan sama kamu, ternyata anak perempuan kecil Mama ini udah besar yah, udah bisa membeda kan mana kasih sayang dan mana yang bukan, oke, Mama Papa tunggu kamu di ruang makan yah?" ucap Mama dengan menarik pelan dagu lancip nya
"Iya ma, nanti aku susul ke sana" jawab nya sambil mengangguk paham dan lagi lagi, membuat Mama tersenyum hangat
☘️☘️☘️
di ruang makan
Mama, Papa dan Ayla, terlihat keluarga kecil itu kini tengah duduk sambil memakan hidangan yang telah Mama sajikan di atas meja, ketiga nya makan dengan suasana hening, fokus dengan pikiran masing masing
yah, di rumah dua tingkat ini tidak ada pembantu, bukan Papa tidak mampu membayar, hanya saja, itulah kemauan Mama, Mama hanya ingin mengurus suami dan anak nya, itu lah yang membuat Papa kini sangat setia dan sangat mencintai istri nya ini, Papa juga ingin anak nya seperti sang istri, namun nyata nya, entah lah, mungkin memang sudah tidak ada yang bisa di harap kan dari gadis remaja satu ini, Papa juga tak habis pikir, mengapa anak semata wayang nya kini lebih memilih pergaulan yang sama sekali tidak di sukai oleh Papa nya sendiri
Keheningan melanda hingga Ayla tengah selesai makan, dia terlihat mencuci piring bekas makan nya sendiri dan kembali duduk di kursi depan meja makan
"Ayla, ada hal yang harus Papa bicarakan sama kamu" ucapan Papa kali ini terdengar sangat misterius dari biasa nya, membuat perhatian nya yang sedang memandangi ponsel nya teralih kan
"Ehm, iya pa, tadi Mama udah bilang kok, bicara aja" jawab nya dengan pandangan masih tertuju pada ponsel di genggaman nya
"Kamu harus berhenti memainkan ponsel mu sebentar, Papa mau ngomong serius sama kamu, kamu juga harus fokus" ucap Papa yang sontak membuat nya mengangguk dan meletak kan ponsel nya dengan perlahan di meja makan
"Hhhhh,, ada apa pa?" tanya nya berusaha selembut mungkin meski hati nya kian masih merasa kecewa
"Ayla, kamu Papa jodohkan dengan seorang laki laki bernama Keenan Malik Mahendra, anak tunggal sahabat karib Papa" ucap Papa tiba tiba, terdengar singkat, dan padat, namun menyisakan rasa yang mengganjal dalam benak nya
Mendengar hal itu, sontak membuat nya membulat kan kedua mata nya sempurna, kaget dengan apa yang di bicarakan oleh Papa nya, bukan kenapa, pasal nya, laki laki yang bernama Keenan itu adalah teman sekelas nya sendiri
"Mak,, maksud Papa apa, aku nggak ngerti?" ujar nya yang benar benar terkejut
"Yaah, Papa sudah jodoh kan kamu dengan Mahen, anak dari sahabat Papa" jawab Papa mengulangi
"Ke,, Keenan Malik Mahendra, teman satu kelas sama aku itu, nggak pa, aku nggak mau" tolak nya cepat, dengan pandangan yang segera di buang
"Hlo, kenapa Ay, apa yang salah dengan nya, harus nya kamu seneng dong, di jodoh kan dengan orang yang masih kamu kenal, dia laki laki yang cocok untuk mu" ucap Papa sedikit merasa heran
"Pa, ini nggak lucu yah, masa cuman gara gara aku yang pulang telat di jam makan malam menurut Papa ini, Papa sampai nekat jodoh kan aku segala sama makhluk asal planet Uranus pilihan Papa itu?" ujar nya memandangi wajah Papa dengan tatapan nyalang nya
"Jaga omongan kamu Ayla, dia calon suami kamu, bukan makhluk asal planet Uranus, kamu ini apa apa'an sih, dan ya,, ini memang nggak lucu karna Papa serius mau jodoh kan kamu sama dia" ucap Papa tegas
"Hhhhh,, pa, aku tahu aku ini anak nakal, tapi paa, se nakal nakal nya orang, pasti ada baik nya, dan sebaik baik nya orang, pasti ada nakal nya, begitu juga aku sama Keenan,, selama ini aku belajar menyibukkan diri ku dengan pekerjaan, mulai menata karir ku dari awal, bisa melakukan berbagai banyak hal pekerjaan rumah tangga, ikut serta dalam kegiatan belajar bela diri di sekolah karna apa, karna aku mau hidup mandiri, aku nggak mau nikah, apalagi usia ku masih terbilang cukup muda, meski pun aku cewek, bukan berarti aku lemah dan hanya bergantung sama cowok aja pa" ujar nya yang sudah tersulut amarah
"Apa yang salah dengan diri Mahen Ayla, menurut Papa dia laki laki yang cukup baik buat kamu, dia sabar dan juga penurut?" tanya Papa tak mengerti
"Tapi itu menurut Papa, dan menurut aku dia nggak sebaik apa yang Papa kira, dia bukan tipikal laki laki yang aku ingin kan pa" ucap nya berusaha memberikan pengertian kepada Papa di hadapan nya
"Ayla dengar, sejauh ini Papa akrab dengan Ayah nya, dan kamu, jangan sekali kali kamu menghancur kan persahabatan Papa sama Ayah nya" peringat Papa penuh penekanan
"Cukup pa, aku udah dewasa, kini aku bukan anak kecil lagi yang harus Papa awasi, aku berhak memilih jalan hidup aku sendiri, jadi aku mohon pa, kemaren kemaren aku lagi ngalah aja sama Papa, tapi untuk saat ini, aku nggak bisa, bahkan hal yang nggak pernah aku lewat kan sama sekali aku turuti juga pada akhir nya, aku berhenti balapan liar, karna keinginan Papa, tapi untuk saat ini, maaf pa, aku nggak akan pernah bisa menikah di usia ku saat ini" tutur nya panjang lebar dengan menggeleng geleng kan kepala nya cepat
"Dan Papa tidak peduli, Papa nggak nerima penolakan, jika kamu menolak, maka jangan salah kan Papa jika Papa mengambil kembali fasilitas yang pernah Papa berikan sama kamu, Papa ambil kunci mobil kamu, Papa ambil ponsel kamu, Papa stop rekening kamu, Papa ambil sertifikat resort pemberian dari nenek kamu, bahkan Papa nggak akan segan untuk menghancurkan motor sport kesayangan kamu itu, dan kamu, keluar dari rumah ini, jangan panggil Papa lagi, Papa bukan Papa kamu lagi saat itu juga, lusa kamu nikah sama Mahendra, jika kamu berniat kabur, hari itu juga kamu sudah bukan anak Papa lagi, dan satu lagi, hapus nama marga keluarga kita di nama belakang mu!" amarah sang Papa keluar, menunjuk nunjuk nya dengan jari telunjuk nya ke arah Ayla yang masih duduk menunduk
"Pa,,," teriak nya histeris kala melihat langkah tegas kaki Papa yang mulai meninggalkan ruang makan, menyisakan Ayla dan Mama di sana
"Hiks,, ma, kenapa Mama nggak berusaha buat bela aku, aku nggak mau nikah secepat ini, bahkan aku masih sekolah, besok ujian nasional terakhir ku di sekolah, aku nggak mau ma hiks" ucap nya memandangi wajah teduh Mama yang hanya bisa terdiam
"Maaf kan Mama sayang, coba lah untuk mengerti, Papa melihat jiwa kepemimpinan yang baik dari diri Mahen, kalian bahkan sudah kami jodoh kan dari kalian kecil, jalani saja terlebih dahulu, turuti apa permintaan Papa, jangan buat Papa kecewa, Mahen juga laki laki yang baik, Mama suka sama dia, dia suka menolong" tutur Mama menenangkan nya
"Tapi aku nggak cinta sama dia ma,, bagaimana bisa dua insan di satu kan dalam pernikahan dan hidup bersama dalam satu atap sedangkan nggak ada rasa saling cinta di antara kedua nya?" keluh nya
"Sayaang, rasa memang tidak bisa di paksa, tapi rasa akan ada kala terbiasa, terbiasa bersama contoh nya, jangan sampai kamu nekat buat kabur di hari-H nanti, dia pria yang baik, malam ini kamu istirahat yang cukup, besok harus sekolah, kamu jangan khawatir, besok ujian nasional terakhir kamu di sekolah, kamu akan segera lulus, jadi kamu tidak perlu menyembunyikan status mu, Mama tinggal dulu" ucap Mama seraya menghapus jejak air mata di kedua pipi putih nya kemudian berbalik arah dan menyusul Papa ke dalam kamar
untuk sejenak, gadis ini terdiam seketika, mencerna apa yang di ucap kan oleh sang Papa ini kini berhasil membuat perasaan nya benar benar kalut, mengapa Papa lakuin ini ke gue, seburuk itu kah gue di mata Papa, hingga Papa nggak sanggup lagi nanggung malu yang sering gue lakukan? pikir nya,,
hingga akhir nya, gadis ini pun menghembus kan nafas panjang nya sebelum akhir nya memilih untuk meninggal kan ruang makan ini, kaki tegas nya perlahan mulai melangkah menaiki anak demi anak tangga, kedua kaki nya kian melangkah tegas seperti biasa nya, namun hati dan pikiran nya seolah tidak memijak tanah lagi, ia benar benar merasa kacau sekarang
hingga terdengar suara bantingan pintu kamar yang cukup nyaring, namun ia masih tidak peduli dan tidak sadar atau bahkan tidak takut, tingkah nya ini membuat kedua orang tua nya terkejut
ia terlihat membanting ponsel di genggaman nya dengan cukup keras ke lantai, hingga ponsel milik nya hancur tak berwujud, ia terlihat menjambak rambut panjang nya dan berjongkok juga bersandar di depan dipan ranjang nya
"aarrgghh,, kenapa Papa tega lakuin ini ke gue, apa kesalahan gue se fatal ini hingga Papa benar benar nekat lakukan ini?"
"selama ini gue cukup terpuruk dengan perpisahan 10 tahun lalu, salah kalau gue berusaha buat bangkit dan lawan trauma gue?"
"salah kalau gue berusaha buat bangkit lagi, hiks,, mas Gus, aku butuh mas Gus sekarang, aku mohon hiks,, datang di mimpi aku malam ini mas hiks hiks,," rintihan itu benar benar lolos dari mulut nya, di sertai dengan deras nya air mata yang mengalir deras dari pipi putih nya
yah, dulu dia sempat mempunyai kakak, Gustian Gilvan Cakrawala, kakak yang sangat menyayangi nya, kakak yang selalu ada untuk nya, namun kedua nya harus berpisah meski terpaksa, karna sebuah perpisahan kedua nya tepat 10 tahun yang lalu, kakak nya ini mengalami kecelakaan maut, mobil yang di kendarai nya jatuh ke dalam jurang, dan yang lebih mengejut kan lagi, kejadian ini terjadi tepat di depan mata nya sendiri, serta tidak di temukan mayat sang kakak yang membuat nya semakin histeris kala mengetahui nya waktu itu, dan akhir nya kini membuat nya harus merasakan apa itu trauma
kamar nya yang kedap suara membuat semua rintihan hati nya tidak bisa di dengar oleh siapa pun, termasuk kedua orang tua nya,,
bagi nya malam ini adalah malam paling mencekam yang pernah dia lewati, pikiran nya terus melayang, penampilan nya juga ikut kacau, rambut nya yang sering di jambak nya, membuat depresi nya kambuh, namun sayang nya, malam ini ia kehabisan stok obat penangkal nya, hingga ia harus bisa mengendalikan nya sendiri
☘️☘️☘️
pagi ini dia datang seperti biasa ke sekolah, karna serumit apapun hidup nya, dia tidak pernah berniat membolos, pikiran nya hanya di penuhi dengan karir, impian, dan sekolah, tidak pernah terbesit sedikit pun dalam pikiran nya jika dia akan menjalin hubungan dengan lawan jenis, apalagi menikah secepat ini, akh sudah lah, hari ini dia hanya ingin menyelesai kan sekolah nya dengan nilai bagus, tidak ingin memikirkan hal lain
baru sampai di lapangan, tiba tiba bola basket melesat kencang ke arah nya, membuat diri nya seketika menjadi pusat perhatian, namun dengan keahlian yang di miliki nya, dan dengan sigap dia berhasil menangkap bola basket nya hingga di tangan kanan nya
"woy bad girl, lempar bola itu ke sini dong, kita lagi latihan?" ucap cowok cool dari kejauhan sana
"lo yang butuh jadi lo yang ke sini" jawab nya karna memang malas untuk melangkah selain ke kelas
"resek banget sih lo jadi cewek, untung cewek, kalau cowok udah gua abisin lo" ujar cowok cool tapi petakilan ini
tiba tiba, tangan kekar seseorang menghalangi cowok ini yang hendak maju dengan amarah yang penuh itu
"udah, biar gue aja yang ambil, lo di sini aja" ucap Mahen dengan wajah datar nya seraya menghampiri nya yang masih berdiri tegap dari kejauhan sana
Keenan Malik Mahendra, pria dengan tinggi 184 cm, pria yang cukup di katakan tinggi, mempunyai pahatan wajah yang terbilang nyaris sempurna, kulit yang terbilang putih untuk porsi laki laki, anak tunggal dari pasangan Hendra dan Sarah, anggota inti dari geng motor Alaska yang di pimpin oleh sahabat pria ini sendiri
untuk sejenak, kedua nya berhadapan dengan hanya di halangi oleh bola basket di tangan nya, Mahen yang memang lebih tinggi dari nya membuat nya harus menunduk, dan mendapati nya yang kini memang mendongak ke arah nya, membuat tatapan kedua nya bertemu
"gue minta bola nya" ucap Mahen dengan wajah datar nya
"ambil sendiri!!" ujar nya seraya melempar bola di tangan nya ke arah lain, membuat cowok ini menggeram tertahan
**Naughty Girl Is My Wife
semoga suka sama karya baru saya semua, makasih yang udah mampir
Ahad, 28 Agustus 2022**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kalo mayat samg kakak gak ditemui,Ada harapan besar kalo kakaknya madih hidup kan??Ada yg nyelamatin nya pendunduk desa di tempat kejadian lho..🙏🏻🙏🏻🥹
2023-05-15
0
Qaisaa Nazarudin
Biasalah namanya juga anak masih abege..
2023-05-15
0