"Apa? Dufan?" tanya Batista kaget. Batista menyarankan Fira untuk berlibur dengan tenang misalnya menginap di hotel gitu.
Tapi Fira menolaknya secara terang-terangan. Fira ingin membuang penatnya setelah kejadian kemarin. Ia juga ingin berteriak sekencang-kencangnya dan menguni nyali suaminya.
Beberapa wahana sudah menjadi target Fira untuk membuat suaminya bisa merasakan sensasi jantungnya serasa copot.
"Aku ingin ke Dufan mas! pokoknya ke Dufan," pinta Fira yang merengek seperti kekanakan.
"Oh apa kau pernah ke Dufan dengannya?" lanjut Fira yang penasaran mengapa suaminya itu terus mengalihkan ajakannya.
"Tidak! aku tidak pernah kesana" jelas Batista.
Fira yang terus merengek akhirnya membuat Batista Terenyuh. Terpaksa ia harus menerima permintaan istrinya yang mulai memperlihatkan sisi kekanakannya. Dia mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Setibanya di Dufan, Batista kebingungan permainan apa yang bisa ia naiki. Melihat wahana-wahana dan teriakan saja sudah membuatnya takut.
Fira langsung mengajak suaminya itu ke istana boneka. Pertama-tama ia akan mengajak wahana yang tenang dan tidak membuat takut Batista. Keduanya menyusuri istana boneka. Ratusan boneka terpampang dengan aneka pakaian adat yang dipasangkan pada tubuh boneka tersebut.
Selanjutnya Fira mengajak Batista untuk naik ke bianglala menikmati keindahan kota Jakarta diatas ketinggian.
Fira mulai bosan dengan ketenangannnya. Dia mulai mengajak Batista untuk menaiki wahana halilintar. Kereta yang melajut cepat dengan jalur yang berliku-liku.
Fira dengan senang menikmati wahana halilintar berbeda dengan suaminya. Batista ketakutan karena ia memang takut akan ketinggian.
"Udah ah aku pusing naik kaya gini!" ketus Batista.
"Aku masih pengen naik yang lain. Kalau sendiri nggak seru," ucap Fira.
Akhirnya Fira menarik tangan suaminya itu. Dengan ekspresi datar ia mengikuti langkah istrinya. Hmmm.. kemana lagi ini. batin Batista.
Fira berhenti disebuah wahana yang memutar yaitu ontang anting. Wahana yang juga dirasakan cukup membuatnya pusing. Wahana bergerak memutar seolah-olah Fira dan Batista terbang.
Wahana itu cukup mengocok perut Batista dan membuatnya mual. Tak sampai situ, Fira mulai mengajak Batista untuk naik wahana yang paling ekstrim yaitu tornado.
"Waduh! kau ini ingin membuatku uji nyali ya? kalau lagi ngambek jangan gini dong caranya," tutur Batista dengan nada kesal.
"Ini seru banget sayang! kau harus coba," ajak Fira dengan wajah memelas agar suaminya mau diajak menaiki wahana itu.
Lagi-lagi Batista tak bisa menolaknya. Dengan pasrah ia menaiki wahana itu dan memasangkan sabuk pengamannya. Wahana yang membut pengunjung seolah-olah terlempar keatas itu membuat Batista berteriak kencang.
Tak terlihat lagi wibawanya sebagai seorang bos. Ia bagaikan anak kecil yang ketakutan. Aaaaaaaa!!!! Aahhhhhh!!! teriakan suara Batista cukup menggelegar.
Bukannya hanya Batista yang berteriak. Fira serta pengunjung lainnya naik tornada juga berteriak sekencang-kencangnya. Nyali Fira mulai keluar. Ia menikmati momen permainan yang sekaligus membuat Batista ketakutan.
Ekspresi ketakutan Batista juga sempat terlihat oleh Fira. Ia tertawa meledek melihat tingkah suaminya yang memiliki tubuh gagah itu namun bernyali ciut.
"Udah! udah! aku nggak mau naik yang lain lagi," kata Batista yang sudah pusing dengan sensasi wahana tornado itu.
Fira sebenarnya ingin menghukum Batista yang sudah tega bertemu mantannya dibelakang Fira. Fira masih kesal bahkan Batista tak tahu kesalahannya dan tak menceritakan kehadiran Lucy ditengah-tengah rumah tangga mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments