Hari kedua bekerja pasca honeymoon. Fira tampak semangat. Bersama suaminya ia berangkat.
Seperti biasa berangkat kerja Batista selalu disupirin oleh Beni, supir pribadinya. Sekarang Beni bekerja untuk dua orang yakni Batista dan Fira. Seperti tadi malam, Fira dijemput oleh Beni karena pulang larut malam.
Namun jika Beni sibuk mendampingi Batista, terpaksa Fira harus mandiri untuk pergi dan pulang. Itu sudah menjadi kesepakatan pasutri baru tersebut.
Sebenarnya Batista ingin menyediakan supir pribadi untuk Fira. Tapi Fira menolaknya. Dia terbiasa mandiri. Setelah menikahi CEO kaya raya, dia justru kelimpungan mengikuti gaya hidup suaminya yang bergelimangan harta karena semuanya serba ada dan sudah tersedia.
Lagi-lagi Batista tak bosan menyarankan agar Fira berhenti dari pekerjaannya. Tapi Fira selalu menolaknya dan bersikukuh ingin memiliki aktivitas dilingkungan kerja.
Setibanya di kantor, Batista dan Fira berpisah karena masing-masing harus ke ruangannya. Tak lupa ia mengecup kening istrinya yang rapi dan cantik. Tercium aroma coklat dari tubuh Fira karena ia menggunakan parfum beraroma coklat.
Sesaat Fira masuk dan duduk di meja kerjanya. Wiwik, managernya langsung menghampiri. Lagi-lagi dia membawa berkas banyak ditangannya.
"Ini berkas harus kau input semuanya ke dalam program. Jangan sampai ada yang terlewat," ketusnya.
"Ah satu lagi, sebelum kau kerjakan laporannya, kau mampir ke bank dulu untuk melakukan pembayaran pabrik produksi pakaian perusahaan," lanjut Wiwik.
Rupanya Wiwik tak ingin melihat istri CEO PT Andara Grup itu berleha-leha. Padahal dulu sebelum Fira dan Batista menikah, pekerjaannya tak sebanyak itu.
"Mungkinkah dia tak menyukaiku karena sudah sah menjadi istri bosnya," batin Fira.
"Apa aku harus laporin ini ke Batista ya," tanyanya dalam hati.
Tiba-tiba Wiwik menyambar Fira dan mengancamnya agar tak memberitahu suaminya diberikan pekerjaan yang banyak.
"Awas kalau sampai bos manggil saya. Itu tandanya kau mengadu padanya. Jangan macam-macam kamu laporin ini. Mentang-mentang istri seorang CEO," ancam Wiwik.
Managernya pun langsung meninggalkan Fira. Ia memberi waktu agar Fira segera melaksanakan tugasnya.
Sementara laporan keuangan yang dikerjakaannya pada lemburan tadi malam telah diletakkan diatas meja Wiwik. Karena laporan selesai dan tak ada kekurangan sehingga Wiwik tak komplen dan tak bicara apapun soal laporan tersebut.
Kemudian Fira mampir ke bank untuk menyelesaikan pembayaran kepada pabrik yang telah bekerjasama dengan perusahaan mereka. Seharusnya itu sudah menjadi pekerjaan manager karena butuh kepercayaan yang tinggi karena berurusan dengan uang.
Tapi karena Fira istri CEO, sengaja sang managernya memberi tugas tersebut. Karena tak mungkin istri CEO melakukan kesalahan dan penyelewengan anggaran.
Hari itu Fira sangat sibuk dengan seluruh tugas diberikan. Beda halnya dengan managernya. Ia tampak santai hingga masuk jam makan siang.
Dengan tenang ia menikmati makanannya, sedangkan Fira belum sempat makan siang karena proses pembayaran di bank belum selesai.
"Emangnya enak dikerjain. Harus dikasih kerja yang banyak tuh si Fira. Biar ga keenakan hidupnya," Wiwik bergumam dalam hati.
Sementara sambil menunggu pembayaran diselesaikan oleh pihak bank, Fira juga sambil menginput seluruh laporan ke laptop yang dipangkunya.
Dia tak ingin mengecewakan Batista jika harus lembur lagi menyelesaikan pekerjaan. Dia khawatir akan memaksa Fira berhenti bekerja.
Akhirnya proses pembayaran selesai, Fira kembali ke kantornya. Dia langsung menyerahkan bukti pembayaran kepada managernya tersebut.
Dan duduk di meja kerjanya untuk menyelesaikan penginputan laporan. Beruntung sebelum kembali ke kantor, Fira sempat mampir untuk membeli makanan cepat saji agar bisa mengenyangkan perutnya.
Penginputan laporan itupun tidak banyak. Fira yakin akan menyelesaikannya sesuai jam pulang kantor yaitu pukul 17.00 WIB.
Sementara Wiwik telah membuat laporan untuk penyelesain pembayaran rumah produksi. Dan segera mengirimkan laporannya kepada atasan. Pekerjaan Wiwik hanya bersantai ria karena semua telah dilimpahkan kepada Fira.
Sebelum jam pulang kerja, Rupanya Batista mampir ke ruangan divisi keuangan. Seluruh karyawan bersiap-siap berdiri untuk menyambutnya karena kehadiran Batista yang tiba-tiba.
Karena terlalu fokus dengan pekerjaannya, Fira justru tak sadar kalau suaminya itu datang ke ruangan kerjanya.
Batista menghampiri istrinya. Ia berniat mengajak Fira pulang bersama. Seluruh karyawan kikuk melihat kedatangan bosnya.
"Ada yang perlu kami bantu pak?," tanya Wiwik yang bergerak cepat menghampiri CEO PT. Andara Grup itu.
"Tidak, saya hanya ingin melihat istri saya saja," terang Batista.
Dia langsung menuju meja kerja istrinya. "Ehmmm...," suara kecil Batista berdehem.
Fira tersentak dan bergegas berdiri. "Aa.. aa.. aada apa pak," tanya Fira kaget.
"Apa yang sedang kau kerjakan? aku ingin mengajakmu pulang bersama," kata Batista.
"Ohh.. aku sudah selesai," kata Fira sambil melirik jam ditangannya yang ternyata sudah pukul 17.00WIB.
Fira enggan memberitahu Batista tentang pekerjaannya hari ini. Ia tak ingin melihat suaminya menegur manager mereka.
Beruntung penginputan laporan itu telah selesai dikerjakannya. Fira sangat cekatan dalam pekerjaan tak heran jika ia kerap dibilang rajin dan telaten.
Sebelum pulang Fira menghampiri managernya dan menyampaikan laporan telah selesai dikerjakan dan disimpan di file komputer.
Laporan itu memang harus disimpan untuk mengantisipasi adanya laporan fisik yang hilang. Karena setiap laporan keuangan harus memiliki salinannya.
Wiwik hanya mengiyakan dan tak berkutik karena tak jauh dari posisinya dan Fira ada Batista. Dia pun mempersilahkan pulang karena memang pekerjaan sudah selesai semua.
Fira mengikuti suaminya. Meski masih berada didalam kantor, Batista tak segan untuk menggandeng tangan istrinya. Banyak karyawan yang memperhatikan.
Tetapi seluruh karyawan telah mengetahui bahwa sang CEO sudah menikahi perempuan yang menjadi karyawan di perusahaan mereka. Jadi mereka tak takut untuk dibicarakan oleh orang-orang sekantor karena memang itu nyata terjadi.
Batista tak malu meski sudah menjadi CEO, ia mempekerjakan istrinya diperusahaan miliknya.
"Apa pekejaanmu berat hari ini," tanya Batista.
"Ah tidak. Biasa saja," kata Fira.
Mereka memasuki mobil. Sebelum pulang ke rumah, Batista ingin mengajak istrinya bersenang-senang. Ia sengaja mampir ke mall untuk mengajak istrinya shopping.
Beni mengantarkan bosnya ke mall terbesar di Jakarta. "Loh sayang kita kenapa kesini," kata Fira.
"Aku ingin mengajakmu berbelanja. Agar tak stress dengan pekerjaan," Batista menjelaskan.
"Apa tidak berlebihan. Baju yang kamu sediakan di rumah saja masih banyak yang belum terpakai," ujar Fira.
"Sudah ikut saja," lanjut Batista.
Fira mengikuti Batista yang terus menggandengnya. Berbagai baju yang uptodate dikeluarkan agar bisa dicoba oleh Fira.
Batista menjadi penonton. Ia menjadi juri untuk pemilihan pakaian yang akan dikenakan Fira.
Jika tak cocok dimaranya, Batista tak segan untuk menyuruh Fira mengganti bajunya dengan model yang lain. Sampai terpilih baju yang cocok dibody Fira.
Yang cocok segera dikemas oleh para pelayan mall tersebut. Dan tersisa baju terakhir, dress berwarna merah tampak polos dan mewah. Fira terlihat anggun mengenakan dress tersebut.
Batista menyarankan Fira agar terus mengenakannya. Ia ingin melihat istrinya tampak cantik dan anggun sebelum memasuki restoran mewah untuk makan malam bersama.
Batista mengajak Fira meninggalkan mall dan menuju resto yang telah dibookingnya sejak pagi tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments