Dipandanginya istrinya dengan hangat. Dipeluk dan diciumnya kembali. Lalu Batista melucuti seluruh pakaian tidur milik Fira.
Batista mengangkat tubuh Fira dan merubah posisi Fira berada diatas tubuhnya. Meski telah dini hari, Batista tak takut bangun kesiangan karena akivitas intim mereka saat ini.
Secara perlahan mereka melakukan hubungan intim suami istri hingga berkeringat. Usai melakukan itu, mereka kemudian berendam air hangat di kamar mandi mereka.
Sambil berbincang-bincang dan saling menggosok tubuh mereka. "Sepertinya besok pagi kita tak perlu mandi lagi," bisik Fira pada suaminya yang tengah asik menikmati gosokan punggungnya.
"Kebetulan aku tadi nggak mandi sore. karena sudah malam aku jadi malas mandi. Tapi kau malah mengajakku dan meraba-raba tubuhku," kata Batista dengan nada kesal.
"Sudah pasti aku tidak bisa menolakny," lanjutnya lagi.
"Ya gimana ya? aku juga rindu berduaan denganmu. Kau begitu sibuk hari ini," ujar Fira.
Batista menjelaskan, pekerjaannya bisa-bisa lebih dari ini. Bahkan Fira harus bersiap jika harus ditinggalkan untuk tugas keluar kota.
Namun Fira bersikukuh akan mengikuti suaminya itu kemana pun dia pergi. "Kau tidak bisa ikut. Bagaimana dengan pekerjaanmu nanti?," tanya Batista.
"Apa sebaiknya aku berhenti bekerja?," tanya Fira balik pada suaminya yang sedang memakaikannya handuk.
"Walaupun kau berhenti bekerja, tapi aku tidak bisa menemanimu seharian. Karena banyak hal pekerjaan juga yang harus kuurus. Nanti kau malah komplen dengan pekerjaanku," imbuh Batista.
Fira kebingunan untuk menentukan pilihannya. Ia juga tak ingin dicuekin oleh suaminya seperti hari ini karena tengah sibuk bekerja. Dan dia kembali mengurungkan niatnya untuk berhenti dari pekerjaannya saat ini.
"Apakah kau sudah makan?," tanya Batista dan memecahkan lamunan Fira.
"Belum sayang. Dari tadi aku menunggumu," ucapnya.
"Yasudah ayo kita makan. Lain kali kau makan saja dulu jangan menungguku seperti ini," pinta Batista agar istrinya tak kelaparan.
Fira mengangguk kecil mendengarkan omongan suaminya tersebut. Usai makan mereka berdua kembali tidur dan beristirahat sejenak sebelum disibukkan dengan pekerjannya lagi.
Seperti biasa Fira selalu tidur bersandar didada suaminya itu. Dan Batista juga memeluk Fira dengan hangat serta menarik selimut untuk menghangatkan keduanya.
Fira terbangun dari tidurnya. Ia bergegas menyikat giginya dan tak mandi lagi karena sudah mandi bersama Batista saat dini hari tadi.
Sementara Batista sedang asik berolahraga sesuai dengan kegiatan sehari-harinya. Sehingga ia perlu mandi lagi. Kemudian Fira merapihkan diri dan mengenakan pakaian setelan kerja. Fira juga merapihkan pakaian suaminya.
Ia mulai terbiasa dengan kegiatan sehari-harinya untuk merapihkan pakaian suaminya seperti memakaikan dasi dan merapihkan bajunya.
Mereka berdua sarapan dengan menu yang telah disajikan oleh para pelayanan. Makanan hari itupun tampak lezat yakni pancake pisang beroleskan selesai coklat. Selain itu tak lupa disiapkan jus jeruk favorit Batista.
Bila Fira dan Batista ingin makanan berat, sudah tersaji pula bubur ayam bikinan Nanik yang juga koki andalan mereka di rumah ini.
Fira dan Batista segera berangkat ke kantor. Tak lupa Batista mencium kening milik istrinya itu. "Hari ini jadwalku sangat padat. Jangan tidur di sofa lagi," bisik Batista.
Fira mengangguk lemah dan tak bertanya apapun pada Batista. Kemudian ia dan Batista berpisah dan pergi ke ruangannya masing-masing.
Fira sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Sementara Batista harus berangkat keluar kota untuk meeting lanjutan dengan para investor dari luar daerah.
Kemudian Batista mendatangi kantor divisi keuangan. Dicarinya istrinya itu untuk berpamitan sebelum berangkat. Dia memang sengaja mendatangi kantor Fira karena sekalian turun dari ruangannya.
Berhentinya lift berada di lantai 12, ia pun keluar dari lift dan mencari Fira. Seluruh karyawan sudah mulai terbiasa dengan kehadiran CEO mereka yang tiba-tiba berada di lantai tersebut.
Sebab istri CEO bekerja diarea itu, tak aneh jika melihat CEO datang untuk menemuinya. Para karyawan yang melihat sang bos pun berhenti dan menunduk, membiarkan bosnya lewat dahulu.
Saat masuk ke ruangan divisi keuangan. Fira terkejut dengan kedatangan Batista. "Aduh ada apalagi ini," batinnya.
Batista mulai mendekati Fira. Lalu mengatakan harus keluar kota untuk pekerjaan.
"Sayang sekarang aku harus keluar kota. Mungkin besok baru bisa pulang. Jangan menungguku. Makan dan tidur yang nyenyak," pintanya.
"Yah aku sendiri lagi malam ini," kata Fira dengan nada kesal.
Namun ia tak bisa merengek. Karena semua untuk urusan pekerjaan sehingga ia harus menyetujui permintaan Batista.
Keberangkatan Batista menggunakan jet pribadinya. Karena ia terburu-buru dan harus tiba sebelum menjelang sore. Jet pribadinya itu sudah lama dibeli dari hasil kerja kerasnya selama ini.
**** memiliki aset yang banyak. Namun Batista tak suka menghambur-hamburkan uang. Ia tahu betapa sulitnya untuk menggapai semua hasil yang sudah diraihnya saat ini.
Terlebih dia harus berjuang sendirian dengan sisa uang peninggalan kedua orangtuanya. Oleh karena itu dia menggunakan semua hasil jerih payahnya sesuai keperluan.
Namun ia tak pernah pelit kepada istrinya. Dia rela penuhi semua kebutuhan istrinya. Beruntung Fira yang merupakan gadis sederhana sehingga tak banyak menuntut dari suaminya itu.
Setelah tiba, Batista disibukan dengan berbagai rapat. Dengan para investor barunya. Ia harus bisa mengambil hati para investor agar mau berinvestasi di perusahaannya.
Hingga sudah larut malam, Batista lagi-lagi lupa menghubungi istrinya. Sebagai seorang pria yang workaholic, dia sering kali melupakan permintaan istrinya yang harus menghubunginya dikala waktu senggang.
Usai rapat, Batista malah ketiduran di kamar hotel miliknya. Saat pagi pun dia terbangun. Dengan sigap ia mengambil hp miliknya dan segera melakukan panggilan video call.
"Sayang maaf sekali aku tadi malam lupa menghubungimu. Aku lelah dengan pekerjaan dan tertidur," keluhnya.
Fira mulai kecewa terhadap sikal Batista yang seolah-olah menganggap dirinya seperti dulu yaitu masih melajang. Sebab dia sering melupakan kalau kini sudah ada yang menunggu kabarnya.
"Kau selalu melupakanku kalau sibuk bekerja. Bagaimana nanti kalau aku berhenti bekerja. Bisa-bisa aku kesepian setiap hari," ujar Fira dengan nada kesal.
Namun karena waktu yang mepet, Batista tak bisa membujuk istrinya itu. Ia harus segera bersiap untuk rapat yang belum selesai tadi malam.
"Sayang udah dulu ya. aku harus siap-siap nih. Kau jangan lupa makan dan hati-hati saat bekerj," tutupnya dan segera mematikan telepon genggamnya itu.
Batista bergegas mandi dan merapihkan diri. Tak lama mereka kembali berkumpul keruang rapat. Untuk menuntaskan kesepakatan tadi malam. Ternyata banyak investor yang tertarik dan menyetujui untuk bergabung dengan perusahaan milik Batista itu.
Hari ini rapat berlangsung singkat. Batista didampingi oleh Bagas kembali ke kantor menggunakan jet pribadinya itu.
"Bagas tolong kau belikan mawar 100 tangka dan bikin buket yang bagus. Jangan lupa dengan kata permintaan maaf untuk istriku," kata Batista menyakinkan sekretarisnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments