Tak terasa honeymoon dihari ketiga. Keduanya bangun kesiangan. Fira membuka matanya pelan, melirik suaminya yang masih tertidur pulas. Diciumnya bibir sang suami. Lalu dia bergegas mandi.
Masih menikmati mandian air hangat di bathup, rupanya Batista masuk secara diam-diam untuk mengejutkan sang istri.
Ia menyusul Fira untuk mandi bersama. Momen mandi bersama adalah favorit Fira dan Batista. Saat membuka pintu kamar mandi, Fira mengetahui suaminya telah menyusulnya.
Batista segera melepaskan seluruh pakaiannya. Ia masuk ke dalam bathup. Walau sempit-sempitan, Fira dan Batista sangat senang dan menikmati momen bersama mereka.
"Kemarin kita nggak ngapa-ngapain nih karena kecapekan," imbuh Batista.
Tiba-tiba Fira langsung mendekati suami gagahnya itu. Mencium dan memeluknya meski tengah diselimuti busa sabun.
Dengan sigap Batista membalas pelukan istrinya. Sambil ditariknya kedua tangan istrinya dan diletakkan keduanya menggulung lehernya.
Batista langsung mencium istrinya dengan lembut. Meraba dada istrinya dan mengelusnya hingga menciumnya. Sementara Fira menikmati sentuhan suaminya itu.
Hubungan intim keduanya berjalan dengan mesra. Usai dengan aktivitas suami istri, mereka bergegas melanjutkan perjalanan mengeksplor kegiatan wisata dihari terakhir mereka. Sebelum esok paginya harus kembali ke Jakarta.
"Emang kau nggak capek Fir?," tanya Batista.
"Enggak dong, aku masih ingin jalan-jalan nih. Kalau kau kan sudah sering kesini," sambung Fira.
"Ya, nanti kan kita bisa sering kesini untuk liburan," Batista melanjutkan.
"Iyah sayang, tapi ini hari terakhir kita di Bali. Jadi nikmatin jalan-jalannya. Jangan di kamar terus," kata Fira sambil merengek pada suaminya itu.
Hari itu Fira dan Batista lanjut berkeliling. Mereka ke tempat wisata tari kecak di Uluwatu, menikmati sunset, hingga candle light dinner dengan berbagai menu seafood andalan di Jimbaran.
Betapa senangny Fira melalui liburan yang panjang bersama suami tercintanya. Hingga akhirnya mereka berdua merapihkan packingan baju untuk dibawa kembali pulang.
Fira mulai cemberut karena esok dia dan Batista sudah mulai kembali beraktivitas. Sebelum menikah, Fira belum mengajukan resign di kantor suaminya itu.
Dia masih bingung apakah tetap lanjut bekerja atau menjadi ibu rumah tangga dan berdiam diri di rumah hingga menunggu kepulangan suaminya.
Batista juga tak memaksa Fira untuk berhenti dari pekerjaan. Dia ingin Fira tetap menikmati hidupnya dengan segala kegiatan yang disukai istrinya itu.
"Yuk ah kita berangkat," ajak Batista.
Keduanya tiba di Bandara Jakarta dan kembali ke rumah. Meski masih pagi, Batista tak ingin langsung bekerja. Begitu pula dengan Fira. Mereka berdua beristirahat di rumah.
Hari itu hari terakhir mereka berleha-leha sebelum disibukan dengan aktivitas pekerjaan masing-masing.
"Fira kau akan tetap bekerja?," tanya Batista.
"Iya sayang, aku bingung nih kalau di rumah aja. Nggak ngapa-ngapain seharian," jelas Fira.
"Yasudah terserah kau saja. Yang terpenting jangan kecapekan kerjanya," tegas Batista.
Di rumah Fira dan Batista menikmati hari terakhir liburan mereka. Meminum teh bersama, menonton tv, mandi bersama, dinner di halaman belakang, hingga kembali tidur.
Aktivitas sepasang suami istri itu juga berlanjut di ranjang. Kali ini berbeda dari aktivitas biasanya. Batista sengaja menutup mata Fira.
"Aku ingin berkeringat malam ini," bisik Batista.
Fira mengangguk. Mengikuti keinginan suaminya itu. Sambil tertutup matanya, rupanya Batista ingin malam yang fantastis.
Ia mengikat tangan sang istri. "Sayang kok diikat," kata Fira.
"Biar seru," sambung Batista.
Fira pun mengikuti keinginan suaminya. Fira terdiam, sedangkan Batista mulai meraba seluruh tubuh istrinya itu. Ia melucuti seluruh pakaian ditubuh Fira. Lalu mencium kening, mata, pipi, leher hingga dada.
Ia mulai merangsang sang istri dengan seluruh sentuhannya.
Dirabanya paha hingga ciumnya dengan kasar leher Fira. Fira hanya bisa pasrah menikmati kecupan leher dari Batista.
Fira menjerit menikmati. Berdesah pelan dan perlahan mengikuti gerakan suaminya yang semakin cepat dan panas. "Pelan-pelan dong sayang," bisik Fira.
Malam itu terasa panas. Batista mulai penasaran dengan berbagai gaya aktivitas hubungan intim mereka. Ia ingin mencoba gaya-gaya lain agar kehidupan ranjang mereka tidak monoton.
"Besok-besok konsepnya harus beda lagi sayang. Kayanya seru kalau coba hal-hal unik," kata Batista.
"Ah jadi penasaran gitu. Tapi seru juga kalau coba gaya-gaya unik gitu ya," sambung Fira.
Paginya mereka berdua kembali bekerja. Meski sudah menjadi istri Batista Andara, Fira tak segan untuk kembali bekerja.
Dia ingin memiliki kegiatan. Tak hanya berdiam diri di rumah. Hari pertama bekerja usai honeymoon bersama bosnya.
Fira diberikan setumpuk tugas oleh managernya. Dia terkejut karena selama libur tak ada yang menghandle pekerjaannya.
Dibiarkan menumpuk begitu saja. Atau malah sang manager sengaja untuk menumpuk tugasnya karena iri dan tahu bahwa Fira adalah istri bosnya.
"Kau kerjakan semua. Besok harus sudah tuntas karena harus diserahkan keatasan," kata manager Fira.
"Baik bu," kata Fira tak bisa menolak.
Fira khawatir jika ia menolak pekerjaan tersebut malah menjadi bumerang baginya. Ia takut digosipin dan dikucilkan oleh karyawan lainnya. "Kalau ditolak nanti diomongin. Apalagi istri bos, mengapa malah kembali bekerja," batinnya.
Sejak awal, sang manager memang tak menyukai Fira. Manager khawatir Fira bisa meruntuhkan posisinya. Apalagi jika Fira bisa mengambil alih posisi tersebut.
Kepintaran dan ketelatenan Fira justru dimanfaatkan sang manager untuk mencari muka atasannya. Seluruh laporan keuangan dikerjakan oleh Fira.
Sementara managernya, Wiwik hanya bisa menyuruh dan memberikan tugas saja. Wiwik juga sebenarnya kesal dan terkejut mengapa Fira bisa mendekati CEO diperusahaan itu.
Tapi tak bisa dipungkiri, mungkin kehidupan sederhana dan kecantikan Fira sudah menjadi daya tarik untuk bos besarnya.
Fira kembali lembur karena banyak laporan yang harus dituntaskan. Tak kunjung pulang ke rumah. Fira telah mengirim pesan kepada Batista untuk pulang lebih dulu.
Sementara Fira masih dikantor untuk menyelesaikan tenggat pekerjaannya.
Pekerjaan yang seharusnya tuntas dalam empat hari, kini harus dikerjakannya dalam semalam. Alih-alih mengulur waktu, Fira justru mengerjakan dengan cepat agar esok bisa diserahkannya kepada sang manager.
Tepat pukul 00.00 WIB akhirnya Fira tiba di rumah. Sementara Batista sudah menunggunya diruang tamu.
"Apa pekerjaanmu sangat banyak hingga pulang larut malam begini," tanya Batista.
"Iya nih, semua laporan harus diselesaikan malam ini. Aku gak bisa menolaknya," jelas Fira.
"Sudahlah aku kasian padamu. lebih baik kau berhenti bekerja. Nikmati saja semua fasilitas yang kuberikan," tegas Batista.
Fira menolak permintaan Batista untuk berhenti bekerja. Dia masih ingin menikmati dunia kerjanya walau dibawah pantauan sang suami.
Jika ia berhenti bekerja, sia-sia sudah perjuangannya selama ini. Meski fasilitas lengkap yang diberikan Batista tersedia, Fira tak mau tinggal diam menikmati semuanya. Ia juga ingin melihat hasil jerih payahnya.
Terlebih sangat bosan rasanya jika berdiam diri di rumah tanpa kegiatan apapun. Sementara kalau dia bekerja, banyak kesibukan dan pekerjaan yang harus diselesaikannya.
Batista pun memijit tubuh mungil istrinya. Dia sangat sedih melihat pekerjaan yang menumpuk hingga membuat istrinya harus lembur.
Salah satu cara yaitu memijit tubuh mungil istrinya agar Fira bisa beristirahat dan tidur dengan nyenyak. "Sayang maafin aku untuk malam ini. Aku sangat lelah dan ingin tidur," tutur Fira.
Batista pun mengurungkan niatnya untuk menyentuh Fira. Ia juga bergegas tidur sambil memeluk istri cantiknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments