Fira Andriani terus teringat akan pertemuannya dengan Batista. Ia takut untuk bertemu kembali. Usai mengetaui Batista juga bekerja di perusahaan yang sama, Fira takut untuk berkeliaran selain berada dalam ruangan divisi keuangan.
Fira takut kecewa jika selama ini benar-benar tidak akan pernah mengingatnya. Seperti pertemuan pertama tadi, Batista tak mengenalinya sama sekali. Kecewa, sakit batin Fira mengingat malam pertama pertemuan mereka.
Cinta satu malam yang cukup berkesan dalam ingatan Fira. Pertemuan kedua membuat Fira semakin penasaran terhadap Batista. Mengapa tidak, Batista yang begitu gagah menggunakan setelan jas hitam dengan dalaman kemeja putih membuat Fira semakin jatuh cinta pada cinta pertamanya itu.
Sayangnya cinta hanya terjadi pada sebelah pihak. Fira semakin penasaran dan mempertanyakan pekerjaan Batista sebenarnya. Hari demi hari, Fira tak juga menemukan jejak Batista. Saat mempertanyakan kepada teman-temannya, tak ada yang mengenali Batista.
Padahal ia sudah menjelaskan secara spesific ciri-ciri pria bertubuh tinggi, gagah, berwajah tampan tersebut. Bagaimana ada yang mengetahui kalau selama ini yang dimaksud Fira adalah bos besar mereka.
Sementara Batista disibukkan dengan kegiatan yang berada diluar kota. Itulah alasan mengapa Fira tak pernah lagi bertemu dengan Batista sejak pertemuan kedua yang tak sengaja didalam lift kemarin.
Seiring berjalannya waktu, Fira mulai melupakan Batista. Hampir dua minggu mereka tak bertemu. Masing-masing mereka sibuk dengan rutinitas kantor.
Sekembalinya Batista dari luar kota, ia kembali sibuk untuk rapat dengan berbagai pemegang saham untuk membicarakan peningkatan pertumbuhan perusahaan agar menguntungkan bagi pihak pemegang saham.
Bisnis Batista terus berkembang dengan produk Fashion yang terus diluncurkan oleh perusahaannya.
Hal itu membuat Batista kian sibuk terutama dengan peluncuran produk terbaru untuk musim panas yang menjadi target agar digandrungi para remaja saat ini.
Lain halnya dengan Fira, ia kian prustasi dengan pekerjaannya semakin menumpuk. Tiba harinya, ia juga harus mempersiapkan laporan keuangan penghasil penjualan produk perusahaan ditahun ini.
Sembari memikirkan bagaimana ia bisa menemui pria yang dipujanya. Rindu terasa sesak didada. Sayangnya Fira tak pernah lagi bertemu dengan Batista sejak kali terakhir pertemuan mereka.
"Eh fir, kau tak ikut makan siang," sambar salah satu teman kerja Fira, Stefan sambil menepuk punggungnya agar tersadar dari lamunannya saat memikirkan Batista.
Sontak saja Fira kaget hingga berhenti dari lamunannya. Dia mengikuti langkah kaki Stefan untuk bergerak ke kantin berada dilantai atas kantor mereka.
"Apa yang kau pikirkan Fir. Dari tadi kerjaan laporan nggak beres, tapi melamun terus," imbuhnya.
"Biasalah persoalan cintaku," balas Fira.
"Elaah, apakah kau punya pacar," Stefan terus melanjutkan pertanyaannya.
"Enggak sih, cuma ada yang aku suka sampai hari ini. Tapi aku nggak tahu dia siapa," jelas Fira.
Setibanya di kantin Fira, Stefan hingga karyawan lainnya berbaris mengantri untuk mengambil makanan mereka. Langkah Fira terhenti ketika melihat wajah Batista sekilas dari jauh. Dikuceknya matanya khawatir pertemuannya dengan Batista hanyalan hayalan saja.
Batista duduk dibagian tengah. Menikmati makanan kantor perusahaan. Dia memang lebih suka menikmati hidangan kantin perusahaan daripada harus memesan makanan dari luar. Itu salah satu pengecekan kontrol bagian kantin mereka agar tak mengecewakan karyawan lainnya.
Kontroling setiap bagian harus dipastikan oleh Batista. Karena peningkatan kualitas perusahaan adalah nomor wahid baginya. Hidangan hari itu sangat dinikmati para karyawan, sajian makanan rumahan nasi sayur segar dengan ayam goreng mentega sangat dinikmati oleh karyawan yang tengah duduk disetiap kursi.
Tak lupa dengan dessert puding dan buah semangka segar sebagai penutup makanan mereka juga telah disajikan disetiap nampan makanan para karyawan.
"Tuh liat deh Stef, laki-laki yang ditengah sana siapa sih? yang duduk sendirian itu," tanya Fira sambil meminta hidangan makanan prasmanan dari ibu kantin tersebut.
"Oh itu bos kita," tutur Stefan singkat.
"What," ucap Fira karena sangat terkejut mendengar perkataan Stefan.
Antara percaya dan tak percaya, selama ini Fira menyukai bosnya. Tapi itu semua terjadi sebelum Fira bergabung dengan perusahaan itu. Fira berpikir tak mungkin ia bisa memiliki Batista yang merupakan CEO di PT. Andara Grup.
Fira sangat takut kecewa setelah mengetahui posisinya hanya karyawan biasa dibandingkan bos besarnya. Siapa yang mau dengan karyawan biasa sepertinya. Tapi Fira sangat-sangat ingin mempertanyakan kepada Batista tentang kejadian hari itu.
Apalagi kejadi itu baru pertama kali dialaminya. Baru dirasakannya, hingga Fira tergila-gila pada Batista dan tak bisa melupakannya.
Meski didalam ruangan yang sama, Fira tak berkutik untuk mendekati Batista. Ia tak berani mendekati Batista walau mereka pernah bersama pada satu malam. Fira takut digosipi oleh karyawan lainnya kalau ia ingin mendekati sang bos.
Usai jam makan siang Fira bersama teman-temannya kembali bekerja dan disibukan dengan persiapn laporan. Targetnya hanya tinggal hari ini untuk menyelesaikan tenggat laporan itu. Fira bahkan rela begadang dan lembur agar pekerjaannya tuntas.
Keesokan harinya manager Fira mengajaknya untuk ikut rapat dan menjelaskan soal laporan itu. Terpaksa Fira mengikuti sang manager dari belakang. Tak seperti biasanya, Fira yang seharusnya dibelakang layar mengerjakan laporan saja harus dihadapkan dengan penjelasan laporan keuangan didalam rapat.
Dalam rapat tersebut Batista telah duduk rapih untuk analisis laporan masing-masing setiap divisi. Batista tak pernah absen dalam rapat yang penting itu. Ia tak ingin perusahaannya merosot dan mengalami kerugian.
Sambil memasuki ruangan Fira akhirnya dikejutkan dengan kehadiran Batista. Fira tak menyangka harus menjelaskan laporan didepan Batista sang bos besar.
"Rapat kita mulai," jelas Batista kepada seluruh manager setiap divisi yang menghadiri rapat.
Setiap divisi satu persatu menyelesaikan laporannya. Hingga terakhir masuklah giliran divisi keuangan.
"Untuk kali ini penjelasan laporan kami langsung disampaikan oleh karyawan kami yang membuat laporannya," kata sang manager.
Fira maju dan menjelaskan laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan sesuai yang diharapkan Batista. Benar-benar baik, bahkan keuntungan perusahaan mencapai 80 persen dari hasil penjualan produk selama satu tahun terakhir.
Detik terakhir penjelasan Fira, Batista teringat padanya. Batista ingin sekali mengajaknya mengobrol hingga meminta maaf atas perlakuannya malam itu.
"Suruh dia keruangan saya," tutur Batista pada manager Fira.
Tak berjauhan dengan Batista, Fira mengikutinya dari belakang. Batista melirik perlahan, ia tersenyum lihat tingkah Fira yang ketakutan dan komat kamit sendiri sambil berjalan mengikutinya.
Masuklah keduanya dalam ruangan. Batista mempersilahkan Fira duduk. Ia tak ingin terlihat oleh sekertarisnya sehingga menutup seluruh jendela dengan roller blind.
Batista memulai percakapan tanpa basa-basi. Dia mengaku senang bertemu dengan Fira.
"Maafkan aku telah berbuat hal yang menjijikan padamu," kata Batista sambil duduk perlahan.
Batista sudah tak pikir panjang, ia ingin bertanggungjawab atas perlakuannya.
"Aku ingin menikahimu," sambungnya lagi.
Batista ternyata sudah jatuh hati pada Fira saat pertemuan kedua. Dilihatnya wanita polos yang cantik itu. Fira memang terbilang cantik bahkan sangkat cantik meski tinggal sederhana bersama ibunya.
Senyumnya yang manis, bahkan sangat cantik saat tertawa karena terlihat giginya yang kecil-kecil yang rapi. Meski hidup sederhana, setelah fashion Fira terbilang modis. Dia sangat pintar menata stylenya walaupun dengan harga baju yang murah.
Kelihatan bagus dan tidak murahan. Batista benar-benar menyukainya. Apalagi semenjak teringat pada kejadian hari itu. Batista dan Fira bersama bak pasangan suami istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dewa Hang Kang
easy
2024-04-29
1