Tunangan 2

*****

Acara pertunangan sebentar lagi akan di laksanakan, membuat Laura benar -benar tak karuan. Apakah ia sudah benar seratus persen dengan keputusannya atau bahkan belum?

"Kita mulai acara nya" ucap Reza.

Pertunangan di laksanakan dengan lancar meskipun dengan perasaan Laura yang tidak menentu. Mereka saling bergantian untuk menautkan cincin di jari manis mereka masing- masing. Hal itu berhasil, cincin perak dengan bendulan berlian kecil di tangan Bella menghiasi tangan Laura. Begitu juga dengan tangan Leon yang Laurs pasangkan cincin sama persis dengannya membuat tangan kekar miliknya sedikit terhiasi.

Tujuan utama acara ini berjalan mulus, dan ini saat yang di tunngu oleh para tamu yaitu menghabiskan semua makanan yang di sediakan. Tak lupa dengan Radit, Ria dan juga Seli, mereka juga memakan -makanan lumayan banyak berbeda dengan Rio dan Adel mereka hanya memakan beberapa cemilan dan minum saja. Karena memang cenderungnya Rio tak banyak bicara dan pendiam sama dengan Adel yang notabennya kalem dan tak pernah heboh soal apapun.

"Wey, itu punya gw. Kenapa lu makan ah. Mana satu lagi" Radit tak terima makanannya jatuh ke mulut Ria begitu saja.

"Apaan sih wey, enak aja ini punya gw ini makanan paling enak" ucap Ria meledek Radit yang sedang kesel padanya.

"Gak tau malu" celetuk Rio kepada adiknya dan juga Radit sahabatnya.

"Kalau ambil aja nih" tawar Ria menyodorkan makanannya namun Rio mlah melengos.

"Lo mau nggak? Gue ambilin" ucap Leon kepada Laura.

"Cie -cie, calon penganten nih mau bagi- bagi keromantisan" celetuk Radit sahabatnya sahabatnya mengompori mereka berdua.

"Sutt, mana? Minta dong" Leon memberi kode agar Radit memberinya satu piring kertas kecil kue di atasnya, dengan segera Radit memberikannya kepada Leon.

"Gak usah gue nggak mau" tolak Bella.

"Yaudah kalo gak mau, Seli mau nggak? Gue suapin deh" Leon menjahili Laura. Seli yang di tawarkan itu tentu saja merasa senang dan tak akan menolak nya.

Wajah Laura terlihat kesel, dalam hatinya berkata -kata bukannya di bujuk malah kaya gitu. Laura menampakkan wajah tak terima kalau Leon akan menyuapi Seli. Ketika sendok kecil yang berisi kue itu akan memasuki mulut Seli, dengan segera Laura membelokkan tangan Leon supaya sendok itu masuk ke dalam mulutnya. Sudah bisa di pastikan kalau Seli cemberut karena tidak jadi di suapin Leon.

Leon terkekeh "Tadi katanya gak mau" Godanya.

"Lo nawarinnya gak maksa" ucap Laura dengan wajah cemberut sekaligus cemburu.

Leon mencubit pipi Laura karena gemas, dengannya cemberut seperti itu membuat pipinya agak menggembung.

"Sakit tau" rengek Laura mengusap ngusap pipinya.

"Iya iya maaf yah" bujuk Leon. dengan nada lembut. Lalu megusap pipi Bella.

"Makkk gue kapan" teriak Seli yang melihat keuwuan Leon sama Bella dan langsung mendapatkan tatapan dari beberapa tamu di dekatnya. Seli yang sadar terhadap kelakuannya itu hanya bisa cengengesan.

"Kaum jomblo diam aja, gak usah iri" ucap Radit

"Ye lu juga jomblo" ucap Seli tak terima.

"Gue kan ada Ria, yang bisa gue jadiin bahan romantisan kaya gitu" elak Radit.

Rio menatap tajam Radit, karena perkataannya barusan. Walau dengan sikapnya yang seperti itu Rio tetap menyayangi adiknya.

"Mampus" gumam Ria.

"Gays, kalo kalian mau jalan -jalan di area halaman atau mau apa silahkan tapi jangan sampai pulang dulu gue punya pengumuman buat kalian semua" ucap Leon, karena dia sekarang akan melalukan sesi foto di dalam rumah Laura, bersama kedua orang tuanya dan juga orang tua Laura.

Mereka semua kompak mengerutkan dahinya petanda bertanya pengumuman apa yang akan di sampaikan Leon? Apa begitu penting sampai Leon menyuruh mereka untuk tidak dulu pulang?

Mereka melaksanakan perintah Leon, Rio yang tetap duduk di tempat semula. Radit dan Ria sedari tadi tak henti berebut makanan kini mereka berpindah tempat dan membiar kan Rio sendirian karena kemauan Rio sendiri yang tidak tenang dengan ulah mereka berdua. Seli dan Adel juga sedang melalukan fotret poto menggunakan hp mereka di tempat yang menurut mereka cocok untuk di jadikan latar belakang foto mereka. Ikbal memutuskan untuk ikut melalukan sesi foto bersama Laura dan Leon, sebelumnya Ikbal menolak tapi karena Dewina memaksa Ikbal jadi tak enak untuk menolaknya

Tak perlu khawatir, setelah fostref foto bersama keluarganya Leon dan Laura akan berfoto bersama mereka juga. Tapi mereka melalukan sesi foto terlebih dahulu bersama keluarganya.

Sesi foto bersama keluarganya sudah selesai membuat Leon dan Laura kembali ke tempat asal di mana di situ ada Rio yang sedang duduk anteng. Leon memanggil semua temannya untuk kembali berkumpul di sana. Mereka semua menuruti perintah Leon untuk kembali berkumpul.

"Ada apa sih Leon?" tanya Radit kepada Leon, yang sedari tadi penasaran dengan apa yang akan Leon bicarakan.

"Oke, jadi langsung pada intinya aja" ucap Leon.

Wajah mereka semua terlihat antusias untuk mendengar kan apa yang Leon bicarakan.

"Gue ngumpulin kalian semua di sini karena mulai saat ini dan detik ini juga kita akan membangun sebuat gang" jelas Leon.

"Gang? " Rio mengerutkan dahinya.

"Yap, gang yang beranggotakan sembilan orang" sambung Leon lagi.

"Gue setuju" Ucap Rio.

"Gue juga" ucap Radit dan Ria bersamaan.

"Boleh juga" ucap Adel yang juga ikut menyetujuu.

"Oke gue juga setuju" Selì menjawab setuju.

"Lu Bal?" tanya Leon.

Ikbal mengangguk -anggukan kepalanya "Boleh di coba" jawabnya.

"Oke semua sepakat, gimana sama Laura" tanya Leon lagi.

"Hmm, gimana yah?" balasan Laura membuat mereka terceket, mereka takut dengan jawaban Laura.

******

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!