Tidak Ada Penolakan

*****

"Iya gue beneran udah di jodohin, gue gak tau dan lupa lagi namanya orang nya.

"Ganteng gak" Tanya Adel kini ia juga mulai penasaran.

"Gak, Masih Gantengan Bima" ucap Laura. dengan bangganya.

"DASAR BUCIN LO" teriak Seli dan Adel bersamaan.

"Sirik aja lo pada"

"Eh ngomong ngomong Bima tau nggak soal lo di jodohin?" tanya Adel.

Bellac menghela nafas dalam lalu membuangnya kasar "Itu dia yang gue takutin, kalaucseandainya dia tahu, gue harus jelasinnya gimana?"

"Gue gak tau sih, gue juga gak bisa bantu masalah lo kali" Adel menundukan kepalanya lemah. Laura mengangguk mengerti.

"Laura..... " teriak seseorang,mampu membuat mereka menoleh serempak ke arah suara.

Adel memutar bola matanya malas "Ayang lo datang tuh."

"Nanti pulang sekolah kita jalan" ucap Bima yang baru saja sampai di depan mereka dengan kedua sahabatnya yang selalu membuntutinya kemanapun ia pergi.

"Eh, tapi pulang sekolah nanti kita bakal----"Seli menggeram kesal karena ucapannya terpotong.

"Laura pulang bareng gue gak ada penolakan" Rasanya ingin sekali Seli menjambak rambut Bima, kalau saja Bima bukan pacarnya Laura, mungkin saat ini ia akan menendang cowo itu ke kutub selatan. Perlu di ketahui Laura kalau sudah bersama Bima pasti lupa segalanya, termasuk kedua sahabatnya juga.

Bella yang mendengar itupun terkekeh pelan "Makanya kalian punya ayang dong biar ngerasain gimana rasanya di ajak jalan sama ayang" katanya dengan bangganya.

"Seli kan punya gue, iya kan sel" Goda Radit menaik turunkan kedua alisnya.

"Menurut lo gue emang punya lo,tapi gue sukanya sama Ikbal bukan sama lo" Seli menatap Ikbal dengan tatapan centil, Ikbal yang mendapati tatapan itu memutar matanya malas, ini yang dia gak suka kalo ikut bersama Bima menemui Laura pasti dia akan di ganggu Seli yang notabennya menyukai seorang Ikbal Natalino itu.

Mendengar jawaban Seli mereka pun tertawa berdeda dengan Radit yang terlihat kesal karena jawaban Seli tadi.

Ketiga pria yang kini tengah bersama Laura And The Gang itu memang sangatlah di sukai banyak kaum hawa. Bagaimana tidak, Bima Reynando yang memiliki paras tampan, dan selalu berpenampilan cool dimanapun saja membuat siapa saja akan terpana melihat ketampanan nya apalagi dengan jabatannya yang menjadi ketua osis itu. Ikbal Natalino juga selalu berpenampilan cool dan memiliki sifat agak cuek dengan sekitarnya. Radit Anggara cowo petakilan dan bobrok juga tidak kalah cool nya dari Bima dan Ikbal.

Perlu di ketahui Radit sangatlah menyukai Seli tetapi berbeda dengan Seli yang menyukai Ikbal dari dulu, bisa di bilang kalau cinta Radit bertepuk sebelah tangan. Berbalik dengan Ikbal yang di sukai Seli tetapi Ikbal malah menyukai Adel Yang notabennya sahabat dari Seli itu, meski begitu tetapi Seli tidak pernah merasa benci kepada Adel.

°°°°°°°°°°°

Terdengar suara motor yang berjalan perlahan di area rumah Laura itupun terhenti. Menampakan dua orang remaja berlawanan jenis.

"Gue masuk dulu" Laura turun dari motor Bima dan melepas helm nya.

"Selamat istirahat Queenza" teriak Bima yang melihat Laura mulai menjauh untuk masuk ke rumah nya, kini ia melajukan motornya.

"Dari mana lo" terlihat seorang pria bertubuh agak kekar berdiri di ambang pintu utama milik Rumah Laura.

Laura mendongakkan kepalanya yang sedari tadi menatap lantai rumahnya. Betapa terkejutnya dia setelah melihat seseorang yang selama ini ia rindukan "ABANGG" teriaknya histeris sambil berhambur kedalam pelukan lelaki itu.

"Sok drama, ngapain nangis" Fersi Arbino kakak kandung dari seorang Laura Quenza Nataleksa itu mengusap air bening yang membasahi pipi adiknya.

"Gue kangen lo an*ir, lo bilang drama enak aja lo, emang selama ini lo gak kangen gue?"

"Nggak! Ngapain adek bangsat kaya lo di kangenin" padahal dalam hatinya ia juga sangat sangat rindu kepada sang adiknya itu, tetapi Fersi mempunyai gengsi yang sangat tinggi.

"Sikap gengsian lo masih aja nempel.

"Gue gak gengsi kalo emang gue kangen sama lo ya gue ngomong lah, tapi kali ini gue beneran gak kangen sama lo" ucapnya bohong.

"Chh, gengsian tingkat dewa" umpatnya yang masih bisa di dengar oleh Fersi.

"Kalian ngapain di luar mulu, ayo masuk" Teriak seseorang dari dalam rumah,membuat mereka bergegas masuk ke dalam rumah.

°°°°°°°°°°

"Ada keperluan apa lo pulang tumben banget, mau putus kuliah lo? Setelah lulus SMA memang Fersi memilih untuk melanjutkan pendidikan nya di luar negri dan tinggal bersama kedua neneknya, itu adalah kemauan Fersi sendiri, tidak pernah sedikitpun Dewina dan Reza memaksanya.

"Mau liat lo nikah"

Mendendengar itupun wajah Laura yang awalnya senyum dan bahagia atas kehadiran sang kakak kini berubah menjadi muram. Lauracberdiri dari duduknya ia berlari menaiki anak tangga dan menuju kamarnya. Ia menutup pintu kamarnya kasar , Reza, Dewina, dan juga Fersi terbelalak kaget mendengar gebrakan pintu yang di banting kasar oleh Laura.

Isak tangis kini menghiasi seisi kamar Laura. Air bening yang keluar dari kelopak mata Laura membasahi pipi kedua milik Laura. Sungguh perjodohan ini membuatnya tertekan *Nikah??*apa yang di maksud Fersi.

Jangankan untuk menikah tunangan saja Laura tidak sudi, jelas jelas dia tidak mencintai Leon lalu bangaimana bisa ia menikah dengannya.

Semua tentang perjodohan yang awalnya ia lupakan sejenak kini teringat lagi, entah harus bagaimana ia sekarang. untuk saat ini Laura sangat sangatlah bingung.

Suara ketukan mengetuk pintu kamar Laura berkali kali, namun sepertinya gadis itu tidak kunjung membuka juga, bukan karena Laura tidak mendengarnya tetapi Laura malas kalau harus mengahapi ibunya.

"Queenza, buka pintunya Ayah mau ngomong" ucap seorang pria paruh baya yang berstatus sebagai ayah nya itu. Tanpa lama lama Laura pun membuka kan pintu kamarnya, bagaimana tidak, Laura sangat lah takut kepada ayahnya.

Kini Laura berhambur ke pelukan Reza, berharap ayahnya iba kepadanya dan membatalkan semua rencana perjodohan nya, namun sepertinya nihil Reza benar benar kekeh sama seperti ibunya.

"Yah, Laura nggak mau di jodohin. Ayah kan tau kalo Laura udah punya Bima" Laura melepas pelukannya

"Bima baik kok yah" sambungnya.

Reza tau betul, Bima tidak seperti yang Laura ucapkan, itu hanyalah topeng untuk menutupi kebusukannya di hadapan Laura.

"Leon juga gak kalah baik kok, dia sempurna. Cuma kamu belum tau dia lebih dalam aja makanya kaya gini" ucap Reza berusaha menenangkan Laura.

"Queenza, udah gak ada tapi tapi, Ayah yakin Leon adalah yang terbaik buat kamu. Kali ini ayah mohon nurut sama ayah yah" ucap Reza tanpa mau di bantah lagi.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!