Perjodohan

*****

Semilir angin di taman menyelimuti kemesraan dua insan yang kini tengah mengadu asmara.Taman yang ramai akan pengunjung itu tidak menghalangi mereka untuk berbagi kemesraan kepada dunia.

"Bima, menurut lo kalo kita nikah nanti kira kira bakalan kaya gimana yah?"

"Gak gimana gimana, mungkin kaya pasutri pasutri pada umumnya"

"Gue pengennya kaya gitu tuh, "ucap Laura sebari menujuk satu keluarga yang sederhana tetapi terlihat harmonis. "Saling melengkapi satu sama lain meskipun hidup berkecukupan. tambahnya!

"itu pasti" Bima tersenyum sebari mengelus lembut puncak kepala Laura

Gadis dengan nametag Laura Queenza Nataleksa atau kerap di panggil Laura itupun membalasnya dengan senyuman lagi. Meskipun terlahir dari keluarga kaya raya dan sudah di banjiri kekayaan yang melimpah dari kecil, tetapi Laura benar- benar sangat menginginkan keluarga yang sederhana nantinya.

Bima yang sedari tadi menahan gelipun tiba- tiba mendorong kening Laura pelan dengan jari telunjuk nya "Apaan sih La, sekolah dulu yang bener, udah ngomongin nikah aja" ucap Bims diiringi kekehan ringan di akhir kalimatnya.

"Emang kenapa?? KALO NGEBAYANGIN BISA KALEE" teriak Laura tepat di telinga pria itu.

Pria ber nama Bima Reynando itupun mengusap telinganya yang terasa panas akibat teriakan maut yang di berikan Laura kepadanya. Bima Reynando itu juga tidak kalah kayanya dengan Laura. Soal kekayaan tentunya tidak bisa di ragukan lagi. Kedua orang tua mereka mempunyai cabang perusahaan di mana mana.

********

"Assalamu'alaikum" ucap Laura setelah membuka pintu rumahnya. Ia menatap bingung ke arah ruang tamu yang sudah terdapat beberapa orang."aneh, tumben tumbenan ada tamu" ucapnya dalam hati.

Dewian Nataleksa yang berstatus sebagai ibu Laura itupun menoleh ke asal suara yang di bunyikan sang anak. Ia kemudian tersenyum mendapati sang anak yang berdiri di ambang pintu "Laura sini sayang" panggil dewina.

*****

*****

Dengan segera Laura menghampiri ibunya yang memanggilnya tadi, sesampainya di sana ia tak lupa menyalimi ibunya dan juga para tamu. Kecuali satu orang yang sedari tadi Laura tatap tajam entah kenapa sepertinya ada yang tidak beres di sini.

"Ini dia yang kita tunggu tunggu akhirnya datang juga" ucap Dewina kepada ketiga tamunya "kenalin ini anak saya namanya Laura Queenza Nataleksa atau biasa di panggil Laura."

"Nama yang cantik persis seperti orangnya. Oh iya kenalin nama tante, Linda.

dan ini om Angga" ucap wanita paruh baya yang tersenyum hangat ke arah Laura. Laura membalas dengan menyungging senyuman tipis "ini anak Kami Leon Arganta." tambahnya.

"Gak nyangka yah ternyata calon mantu seganteng ini."

Apa?calon mantu? Mendengar itu Laura terkejut bukan main, bisa bisa nya ibunya mengucap kan itu. Benar -benar tidak habis pikir, ada apa dengan ini semua. Apa mungkin ia akan di jodohkan? Rasanya ingin sekali dia menghilang dari sini. Siapapun tolong Laura, bawa Laura pergi.

Reza Arbino yang berstatus sebagai ayah Laura itu kini membuka suara "Queenza, ayo sayang perkenalkan dirimu" Panggilan Queenza adalah panggilan sayang Reza untuk Laura dari kecil, Luara memang senang di panggil dengan sebutan itu, tetapi hanya ayahnya lah yang memanggilnya dengan sebutan itu. Laura yang sedari tadi melamun, tidak mendengar apa yang di ucapkan ayahnya. Entah kenapa saat mendengar kalimat yang terlontar dari ibunya tadi membuatnya diam seribu bahasa "Queenza" panggil Reza lagi.

"Ee iiya yah, ada apa?? Ucapnya terbata -bata saat tersadar dari lamunannya.

"Ayo kenalan sama Leon"

Sangat malas sekali bagi Laura harus berkenalan sama pria itu. Walau begitu ia tetap menuruti apa kata Reza, kalau tidak,cmungkin setelah ini ia akan habis di marahi. Dengan berat hati Laura mengulurkan tangannya kehadapan pria yang bernama Leon Arganta itu.

Laura memutar bola matanya malas "kenalin gue Queenza, LAURA QUEENZA NATALEKSA" ucap Laura tanpa melihat ke arah Leon.

*****

Leon terkekeh pelan "gue LEON ARGANTA" Leon menirukan gaya bicara Laura.

Kini semua orang yang menyaksikan itu serempak tertawa pelan sekaligus menggeleng gelengkan kepalanya. Ada ada saja kelakuan anak mereka.

Laura tersenyum miring "bisa ngelawak juga lo"

"Sorry gue bukan komika" entahlah dengan sikap Laura yang seperti ini justru membuat Leon semakin penasaran dan tertarik untuk menjadikan Laura pendamping hidupnya "Kalau lo Queenza berarti gue nya ya kan?" tanya Leon.

Laura memutar bola matanya malas "pede banget lo" Leon terkekeh pelan.

"Jadi gini Queen, biar kamu gak bingung. Jadi ayah sama om Angga sudah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Leon. Karena menurut kami kalian berdua sangatlah cocok, dan juga ayah akan lebih tenang jika kamu sama Leon." Jelas Reza.

Sontak Laura terkejut, tentu Laura tidak terima dengan perkataan ayahnya barusan "Yah, tapi kan Laura punya Bima, Laura sama Bima juga cocok, dan Bima juga baik. Ayolah yah, Masa ayah tega"

"Laura, Bima itu tidak seperti yang kamu lihat" kini Dewina membuka suara.

"Kenapa sih kalian itu selalu memandang Bima buruk padahal kenyataannya enggak" isak Laura.

"Kami maklumi, mungkin Laura belum bisa menerima perjodohan ini. Mungkin suatu saat bisa, kami akan menunggu sampai Laura siap" ucap Angga yang bisa merasakan perasaan Laura saat ini.

"Iya om, tante, bener kata Papa, Leon akan tunggu Laura sampai kapanpun Itu" ucapnya di sertai senyuman yang lebar.

°°°°°°°°°°°

Dengan langkah lunglai Laura menaiki anak tangga yang di atasnya tepat kamar miliknya. Laura membuka pintu kamarnya lesu.

Laurac mengusap wajahnya kasar, sembari menatap indahnya langit yang di hiasai kelap kelip cahaya bintang. Kini iya tengah duduk di balkon kamar miliknya. Sungguh kejadian tadi sore membuatnya frustasi. Tak henti hentinya ia melamun, dengan dinginnya angin seakan menyempurnamakan lamunan nya saat ini

*****

Dering di ponsel kini membuyarkan lamunannya, dia kemudian mengambil ponsel genggam yang berada di meja kecil di hadapannya. Setelah melihatnya kini Laura mengetahui siapa pelaku yang membuat ponselnya bergetar. Terpampang jelas nama Bima di sana, membuat si empunya bergegas menggeser tanda telepon berwarna hijau ke atas,petanda ia menerima panggilannya.

// "Hai Laura?"

Laura hanya membalasnya dengan senyuman hambar, ia benar benar tidak ada mood untuk saat ini.

// "Kenapa cantik, ko mukanya sedih gitu ada ap---?" ucapnya di sebrang sana.

"Gue cuma ngantuk, pengen tidur" serobot Laura. Tidak mungkin kalau ia harus memberi tahu Bima yang sebenarnya, Bima pasti marah besar, yang ia tahu Bima sangatlah takut kehilangannya.

// "Yaudah lo tidur gih. "

Tanpa mempedulikan ucapan Bima, Laura langsung mematikan ponselnya dan masuk ke dalam kamar kemudian ia membanting tubuhnya kasar ke atas kasur.

°°°°°°°°°°°°

APAAA? LO SERIUS"

"An*ir Seli, lo bisa pelanin dikit suara lo nggak? Sakit nih telinga gue" ucap Adel memegang telinganya yang terasa panas akibat ulah temannya.

"Lo beneran di jodohin Laura? sama siapa? Kok lo baru ngomong? Ganteng gak? Kaya nggak? " cerocos Seli tanpa mengindahkah omongan Adel.

Laura kini benar -benar bingung harus menjawab pertanyaan Seli yang mana dulu. Memang logat gadis itu ketika penasaran maka pertanyaan yang di lontarkan akan sangatlah banyak.

Laura benar -benar gak habis pikir sama dirinya sendiri, karena ia bisa bertahan dengan sikap kedua sahabatnya. Seli si gadis cantik yang memiliki suara melengking, keras seperti toa, centil dan juga memiliki sikap tidak tau malu, berbeda dengan Adel, gadis bernama Adel Arabela itu mempunyai sikap yang kalem dan enak di jadikan tempat curhat menurut Laura. Meskipun begitu Laura benar -benar bersyukur telah di pertemukan dengan mereka berdua.

Kenapa gk bs pnjng ya di btasi ap gmn?

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!