*****
Bel tanda masuk sekolah SMA Harapan Bangsa kini sudah berbunyi, membuat siswa maupun siswi berbondong-bondong untuk masuk kedalam kelasnya masing masing. Begitupun dengan Laura.
Laura dan Seli memang Berada dalam kelas yang sama dengan jurusan Ipa. Berbeda dengan Bima, Radit, Ikbal dan Adel mereka memilih jurusan Ips dan menyebabkam mereka semua tidak bisa bersama dalam satu kelas.
"OMAYGATT LUARA" Teriak Seli membuat seisi kelasnya menutup telinga mereka masing masing dengan kedua tangannya.
"Woy Seli bisa pelanin suara lo nggak" celetuk salah satu siswa yang merasa terganggu dengan teriakan Seli barusan. Sedangkan si pelaku hanya cengengesan saja.
"Kenapa lo?" tanya Laura.
"Gue lupa ada PR, boleh nyontek punya lo nggak" Ucap Seli cengengesan.
"Lupa atau sengaja nggak ngerjain" Laura menyerahkan buku PR matematika kepada Seli.
"Dua duanya hehe"
Seli mulai menulis semua isi jawaban soal PR nya sama persis dengan jawaban yang ada di buku PR Lauara. Tak lama setelah itu Guru pun datang dan memulai mata pelajaran pertama pada hari ini.
Bel istirahat sudah berbunyi, membuat kelas Ipa yang awal nya rame kini hanya menyisakan Laura seorang, untuk saat ini Laura memilih untuk diam di kelasnya sendiri, sebelumnya Seli dan Adel sudah mengajaknya pergi ke kantin tapi Laura menolaknya.
Biasanya Laura and the gang dan Bima and the gang akan kumpul bersama di kantin untuk mengisi perutnya tetpi berbeda dengan hari ini sepertinya Laura sedang tidak ingin.
Tanpa Laura sadari kini di samping tempat duduk nya yang kosong sudah terdapat seseorang yang mendudukinya "Ngapain lo di sini, kenapa nggak sama yang lain?" Tanya Laura.
"Gue penasaran, kenapa lo dua hari ini keliatan banyak pikiran bahkan kaya sering ngelamun. Ada apa?" Tanya Ikbal balik yang peka dengan keadaan Laura.
Laura membuang nafasnya kasar "Lo nggak perlu tau, ini privasi gue."
"Lo nggak perlu sungkan buat cerita sama gue, gue udah anggap lo sebagai adik gue sendiri.
Laura memang pacarnya Bima tetapi Ikbal menyayangi Laura sebagai adik kandungnya, tidak ada sedikitpun rasa cinta atau suka Ikbal kepada Laura.
Bisa di bilang Rasa sayang Ikbal Ke Laura sangatlah besar di banding rasa sayang Bima ke Laura. Jika Bima menyakiti Laura maka Ikbal lah yang akan maju terlebih dahulu, ia tidak akan terima Kalau ada yang menyakiti Laura termasuk itu sahabatnya sendiri.
"Gue bingung Bal, kalo misalnya gue cerita sama lo, nanti lo bakalan cerita juga sama Bima" Cicit Laura.
"Itu privasi lo, gue gak mungkin ceritain ini ke siapa siapa"
"Sebenernya lo puny masalah apa? Apa ada sangkut pautnya sama Bima?" tambah Ikbal.
"Gue di jodohinnya" akhirnya Laura mengeluarkan isi hatinya.
"Terus sangkut pautnya sama Bima?" Tanyanya enteng.
"Gue cinta sama dia dan gue gak mau kehilangan dia.
Ikbal terdiam dia seakan merasa bersalah kepada Rara "Lo nggak tau aja Ra sifat Bima yang sebenarnya, mungkin setelah lo tau lo bakalan benci sama dia" Gumamnya pelan namun sedikit terdengar oleh Laura.
"Gue? Gue bakalan benci sama siapa? Tanya Laura bingung.
Ikbal gelagapan, ia pikir Laura tidak mendengarnya. "Nggak ada, mungkin lo salah denger" Sebenarnya Ikbal bisa saja memberi tahu tentang Bima yang sebenarnya kepada Laura, namun ia tidak mau persahabatannya dengan Bima pecah. "Yaudah Lanjut ceritanya"
"Untuk saat ini gue bener- bener bingung Bal, di satu sisi gue cinta sama Bima dan pengen hidup bareng sama dia tapi di sisi lain gue juga gak mau ngecewain orang tua gue."
"Pilihan terbaik ada di lo, gue ikut apa mau lo. Jangan sampai salah pilih Laura" Peringat Ikbal.
"Maksud lo?"
"Pilih Dia yang di pilihkan orang tua lo" Ucapnya lalu pergi. Laura tidak paham apa yang di bicarakan Ikbal, kenapa dia malah menyuruhnya untuk menerima perjodohan ini, bukannya mendukung dia untuk bersama Bima.
°°°°°°°°°°°°°°
"Good Sore Fafal" teriak Laura kepada Faris, ia baru saja pulang dari sekolah.
"Faris Pala lo" ucapnya tak terima.
Laura terkekeh "Bunda mana?" tanya Laura.
"Lagi masak" ucap Faris dengan pandangan fokus ke ponselnya masak.
"tumben masak. Biasanya bunda masaknya nanti udah isya" Laura terheran.
"Bakalan ada calon mertua lo kesini" kini Faris menunda ponselny.
"Sama anak nya nggak?" tanya Laura lagi.
"Kenapa? Berharap banget dia ikut kesini?" Goda Faris kepada sang adik.
Laura yang menyadari pertanyaannya itu kini menjadi salah tingkah namun ia berusaha agar membiasakan ekpresinya "Gue cuma nanya, kalo dia gak ikut bagus deh"
" Lo pikir yang mau ketemu lo itu mertua lo doang, ya pasti Leon juga ikut"
"Sial" umpat Laura.
"Sono mandi lu bau anjir" Laura pun menjalankan perintah Faris lalu pergi ke kamarnya untuk mandi.
Kini Laura tengah Duduk di Kasur empuknya setelah selesai mandi tadi. Lauea menyisir rambutnya yang basah akibat terkena air saat ia mandi tadi.
Tak lama Ponsel Laura pun berbunyi, ia melihat siapa pelakunya, ternyata chat dari grup yang beranggotakan dirinya Seli dan Adel.
The Princess♔{Seli} : Laura, hari ini gue sama Adel mau jalan ke mall nih lo mau ikut gak?
The Princess♔(Queenza) : Maaf ya Seli, kayanya gue gak bisa ikut, Lo aja sama Adel berdua.
The Princess♔(Adel) : Tumben kenapa Laura? Biasanya lo paling heboh kalau kita ajak ke mall.
The Princess♔(Queenza) : Kata nyokap gue tu orang mau kesini, jadi kepaksa deh gue harus diem di rumah. Ngebetein banget gak sih??
The princess♔(Seli) : Yaelah jangan gitu, gitu gitu nanti dia bakalan jadi suami lo.
The Princess♔(Queenza) : Gila lo.
The Princess ♔(Adel) : Happy ya Laura jangan cemberut kasian calon imam lo, kalo gitu gue sama Seli berangkat dulu,dahh Queen nya Adel.
Via chat mereka akhirnya berakhir. Sebenarnya Laura ingin sekali ikut dengan mereka, namun pasti ia akan kena marah oleh kedua orang tuanya dan juga Faris. jadi, dari pada kena marah mendingan nurut ae yakan.
*****
"Woy buka pintunya bego calon suami lo datang tuh" Teriak Faris di depan pintu kamar Laura.
"Suruh pulang aja Bang gue gak mau ketemu dia" teriak Laura dari dalam kamar. Ia malas kalau harus bertemu Bima.
"Tiyara Queenza Nataleksa, adek gue yang paling cantik, imut, baik, lucu, keluar lo" Teriakan Faris kali ini ia buat sekencang mungkin, dan mungkin akan terdengar oleh orang di bawah.
"Ia Gue keluar, maksa banget sih lo" ucap Laura dengan wajah judes.
Setelah Laura membuka pintunya, Faris menatap Laura dari atas sampai bawah.
"Ganti pakaian lo" pinta Faris. Ia tidak suka dengan cara berpakaian Laura saat ini yang mengenakan celana jeans pendek jauh di atas lutut dengan atasan hanya memakai tentop saja. Menurut Faris itu sangatlah tidak sopan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments