Makan Di Luar

*****

"Woy buka pintunya bego calon suami lo datang tuh" Teriak Faris di depan pintu kamar Laura.

"Suruh pulang aja Bang gue gak mau ketemu dia" teriak Laura dari dalam kamar. Ia malas kalau harus bertemu Leon.

"Laura Queenza Nataleksa, adek gue yang paling cantik, imut, baik, lucu, keluar lo" Teriakan Faris kali ini ia buat sekencang mungkin, dan mungkin akan terdengar oleh orang di bawah.

"Ia Gue keluar, maksa banget sih lo" ucap Laura dengan wajah judes.

Setelah Lauracmembuka pintunya, Faris menatap Laura dari atas sampai bawah.

"Ganti pakaian lo" pinta Faris. Ia tidak suka dengan cara berpakaian Laura saat ini yang mengenakan celana jeans pendek jauh di atas lutut dengan atasan hanya memakai tentop saja. Menurut Faris itu sangatlah tidak sopan.

Dengan malas Laura menuruti apa kata kakaknya. Ia pun segera mencari baju yang akan ia kenakan, akhirnya ia mengenakan baju berlengan panjang dengan Rok selutut serta baju yang ia masukan, dengan gaya rambut ia gulung asal ke atas,.membuatnya terlihat sangat cantik untuk malam hari ini.

"Nah ini baru adek gue, cantik" puji Faris, jarang sekali seorang Faris memuji orang wkwk.

"Kemana aja lo, baru sadar kalo adeknya cantik."

"Udah ayo ke bawah, Leon nungguin noh" Goda Faris.

Laura memutar bola matanya malas lalu menuruni anak tangga satu persatu dan di ikuti Faris di belakangnya.

Sesampainua di bawah, Laura menjadi pusat perhatian semua orang termasuk Leon, ia sampai tak berkedip melihat Laura, gadis itu sangat lah cantik.

"Emang matanya gak perih kalo Kamu gak ngedip" bisik Angga menyenggol lengan Leon hingga membuat Leon kembali mengedip.

"Cantik" ucapnya. Membuat Laura tersipu malu.

"Mata lo rabun?" tanya Faris.

"Mungkin" jawab Leon Tanpa dosa, membuat Laura yang awalnya salting kini mendengus kesal.

"Ehh, Kalo muji itu yang tulus dari hati, muji ko ada ujung nya" ucap Laura judes.

"Kamu emang cantik" Leon tersenyum lembut.

"Terbang gak tuh" goda Faris.

"Bbl Bbl, BIASA BANGET LHO" Leon tertawa pelan.

"Udah kok pada ribut, tante dewina udah masak banyak tuh, kita makan bareng yu" Dewina melerai perdebatan antar calon pasutri itu. Wkwk.

"Ee tante boleh nggak kalo Leon sama Laura gak ikut makan bareng kalian, Laura sama Leon makan di luar aja" pinta Leon meminta ijin.

Laura melototkan matanya " sih enggak enggak, gue makan di sini aja.

"Queenza. Apaan, untuk malam ini aja?, lagian gak setiap hari juga kan? " kata Reza.

Laura menghela nafas lalu membuangnya "huft, iya iya gue mau" ucapnya pasrah.

"Yaudah kalo gitu om, tante, bang, kita berdua pamit dulu yah. Mah pah" pamit Leon melenggang pergi bersama Leon.

"Hati -Hati" peringat

Bella masuk kedalam mobil dengan pintu mobil yang di bukakan oleh Leon. Leon menutupnya lalu masuk ke dalam mobil dan melajukannya.

°°°°°°°°°°°°°

"Mau makan apa?" tanya Leon. Kini mereka sudah berada di lestoran terpopuler di sana.

"Nasi goreng aja"

"Minumnya" Tanya Leon lagi.

"Jus alpukat"

Leon memanggil pelayan lestoran di sana, lalu memesan dua buah nasi goreng dan dua jus alpukat.

"Kok sama?" Tanya Laura.

"Pengen aja hehe" Leon nyengir lebar menampakkan gigi rapinya.

"Selera lo tinggi juga" ucap Laura sebari melihat area sekitar.

"Sebenernya gue lebih suka makan di pinggir jalan dari pada di lestoran kaya gini"

"Kenapa?" Tanya Laura.

"Gak Kenapa napa, cuma ya gue lebih suka makan di pinggir jalan atau di warteg gitu" Jawab Leon.

"Trus kenapa sekarang lo bawa gue ke sini?"

"Gak mungkin kan, gue ngajak lo makan di sana nanti gue di kira gak punya duit"

"Hidih gue gak bilang gitu anjir" ucapnya tak terima "Lagian gue juga suka makan- makanan di pinggiran jalan gitu, menurut gue enak dan simple, lagian lo bawa gue ke lestoran percuma juga gue pesennya cuma nasi goreng" tambahnya.

Leon di buat kagum oleh Laura, bagaimana tidak kebanyakan cewe di luaran sana akan malu jika di ajak makan di pedagang pinggiran jalan. Tapi, tidak dengan Laura meskipun ia terlahir dari keluarga kaya, tetapi ia terlihat sangat sederhana.

"Emang lo gak malu?"

"Udah ah gue lapar, pengen makan" ucapnya setelah mendapati pelayan menyimpan makanan di hadapan mereka.

Mereka berduapun makan dengan telaten, tidak ada perdebatan di antara mereka hari ini, karena memang Laura tidak ada niatan untuk debat bersama Leon. Ia tidak ingin munafik bahwa ia juga sebenarnya lapar.

Setelah selesai makan Leon memutuskan untuk membawa Laura ke taman. Meskipun Laura menolaknya akan tetapi Leon terus memaksa Laura, hingga akhirnya Laura terpaksa menuruti kemauan Leon.

°°°°°°°°°

"Ngapain kesini sih, udahlah ayo pulang gue pengen tidur" Rengek Laura.

"Jarang- jarang kan gue bisa berduaan sama lo, nanti ajalah pulangnya" Jawabnya santai.

"Elo sih seneng gue yang muak liat muka lo terus" ucap Laura sambil bersedekap dada.

"Gue nggak, wajah lo udah jadi candu di diri gue" Leon menatap dalam mata Laura menandakan ia benar benar tulus dengan ucapannya. Tidak bisa di pungkuri untuk saat ini Laura di buat terbang oleh Leon.

"Belajar gombal dari mana lo"

"Punya guru pribadi khusus gombal" Leon terkekeh pelan lalu mengalihkn pandang annya.

"Laura, lo dingin gak? Kalo dingin pake jaket gue aja" tawar Leon menawarkan jaketnya, namun tak kunjung ada jawaban dari si gadis. Hal itu membuat Leon yang tadinya memandang lurus ke depan kini beralih melihat Laura yang sedari tadi menatap seseorang dengan teliti.

Leon yang menyadari itu langsung berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan menuju tempat yang Laura tatap tadi.

Laura merasa ada sesosok pria yang ia kenali sedang mengantri di antara banyaknya pembeli eskrim. Yah, seseorang yang Laura tatap tadi adalah seorang pedang eskrim, sebenarnya Laura bisa saja membelinya sendiri akan tetapi Laura lupa membawa uang, ingin meminta Leon membelikannya namun Laura takut Leon meledeknya.

Laura menoleh ke sampingnya dan benar saja pria itu tidak ada di sampingnya. Sekian lama Leon mengantri akhirnya ia datang ke tempat duduk di mana ada Laura di situ.

"Nih buat lo" Leon menyodorkan 1 buah eskrim ke arah Laura.

"Gue gak minta lo buat beliin eskrim jadinya lo aja yang makan" ucap Laura membuang pandangannya ke arah lain.

"Gak usah so gak mau deh lo.

"Yaudah kalau lo maksa" Laura merampas eskrim di tangan Leon dengan kasar.

"Gila, siapa juga yang maksa. Kalo emang mau bilang aja gak usah gengsian" ucap Leon agak pelan.

"Ngomong apa lo barusan" murka Laura.

"Gak ada, yaudah buruan makan esnya" suruh Leon.

Laura pun membuka bungkus eskrim yng membungkus seluruh eskrim nya lalu ia segera memakannya dengan lahap.

Leon memperhatikan Laura yang sedang asik memakan eskrim, di dalam hatinya ia tak henti hentinya bilang kalo Laura cantik. Apalagi sekarang ia tengah fokus memakan eskrim membuat Leon semakin gemas.

"Gue mau pulang, cape" Laura mengelap bibirnya yang sedikit terkena eskrim.

"Yaudah lagian udah malem juga" jam sudah menunjukkan pukul 22.03.

Mereka berdiri dari duduknya lalu berjalan pergi menuju mobil Leon yang akan ia pakai untuk pulang.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!