Setelah mereka keluar, mereka di kejutkan oleh kehadiran kelima sahabatnya, Tidak ada Hari di sana karena memang Ikbal tidak memberi tahu Bima tentang apa yang terjadi ia langsung mengajak Bima pulang tanpa tanpa harus bersama Laura Ia tidak mau kalau Bima memperkeruh keadaan lagi.
"OMAYGAT Laura! Lo gak papa kan? Ada yang luka? Sakitny di mana? Bagian kaki, tangan, perut, atau kepa---" cerocosan Seli terhenti karena ada yang memotongnya.
"Woy, lo nanyain keadaan Laura kek emak emak tukang dagang sayur anjir, pertanyaannya banyak banget" potong Ali.
"Wajar lah kan gue panik" cicit Seli.
"Panik sih ya panik gak usah gitu juga" serka Ali.
"Laura lo gak papa kan? Tanya Ria adik dari Rio itu membuka suara.
"Gue gak papa kok Ri santai aja" Laura tersenyum hangat. Ria mengangguk kilat.
"Lo mau pulang bareng gue atau gimana?" tanya Aulia.
"Laura bareng gue aja, sekalian juga gue mau mampir dulu ke rumah dia, kalian pulang ke rumah masih -masing aja" ucap Laura.
"Oh jadi ceritanya kalian gak mau di ganggu nih, oke kalo kalian mau berdua aja" ucap Ali dengan kesal dan dengan nada meledek nya.
EKHEM
EKHEM
Ria, Seli dan Adel, kini kompak meledek Leon dan Laura tetapi tidak dengan Rio yang sedari tadi diam bersender pada tembok. Pipi Laura kini memerah bagai tomat.
"Bagus deh kalo kalian faham" ucap Laura. dengan santai.
Laura menjitak kepala Leon "Nggak kok, kalian bareng gue aja" Laura merasa tidak enak.
"Ngapain si emang bener gue maunya berdua aja sama lo" ucap Leon tak terima dengan perkataan Laura barusan.
"Paan sih gue nggak mau kita semua pulang bareng" kekeh Laura.
"Nggak, gue maunya kita pulang berdua aj---"
"Mau pulang kapan? " Rio yang sedari tadi diam kini membuka suara, ia merasa jengkel dengan mereka yang terus berdebat.
"Kita pulang berdua" Paksa Leon. Dengan berat hati mau tidak mau Laura harus menuruti kemauan Leon.
Mereka bertujuh akhirnya berjalan menuju gerbang dimana letak kendaraan mereka di simpan. Terlihat sepi karena memang semua siswa sudah ludes pulang kerumahnya masing -masing.
"Gue duluan ya" teriak Leon dari dalam mobil, lalu melajukan mobilnya, mereka berlima mengacungkan jempol petanda meng-iakan lalu melajukan kendaraannya masing- masing.
*****
Mobil mewah dengan nuansa berwarna putih itu berhenti di area rumah milik Laura. Terlihat Dua orang remaja keluar dari mobil tersebut lalu bergegas masuk kedalam rumah.
"Assalamu'alaikum, Bunda Laura pulang" kebiasaan gadis itu ketika pulang selalu berteriak.
"Waalaikumsalam, Laura pelanin dikit suara kamu kenceng banget itu" Ucap wanita paruh baya yang berstatus sebagai ibu Laura.
"Maaf bunda" ucap Laura cengengesan.
"Eh ada Leon juga" ucap Dewina yang baru menyadari da kehadiran Leon di sana.
"Hee, assalamu'alaikum tante" Leom menyalami tangan Dewina.
"Waalaikumsalam salam sayang," Jawab Dewina serasa mengusap kepala Leon.
"Berdiri mulu, ayok duduk" tawar dewina.
Mereka berdua akhirnya duduk di sofa ruang tengah milih rumah Laura.
"Bentar tante panggilin bibi dulu."
"Bi, bibi" panggil Dewina kepada pembantu nya itu.
"Ada apa nyonya" tanya Bi Jumi pembantu Laura itu.
"Ambilin mereka minum, saya mau ke kamar dulu" ucapnya lalu pergi.
"Bentar ya Non, Den saya ambilin minum dulu" Ucap Bi Jumi.
"Gak usah repot repot Bi" Leon merasa tidak enak.
"Gak repot ko Den" Bi Jumi tersenyum.
"Yaudah deh kalo gitu, saya minta jus mangga. Sama makanannya juga ya sekalian" ucap Leon santai. Dewina terkekeh ringan.
Laura melotot tak percaya "GIK ISIH RIPIT RIPIT BI, SIMI MIKININNYI JIGI YI SIKILIIN" Laura menye menye menirukan Gun bicara barusan.
"Stress?" tanyanya santai.
"Lo tuh yang stress" ucap Laura tak terima.
Leon tak habis pikir, perasaan tadi di UKS. mereka akur akur saja, ngomong dengan nada santai dan lembut tetapi sekarang? Laura kembali lagi ke Laura yang awal dia kenal. Judes, jutek, galak, dan ngeselin.
"Nih minumnya" Bi Jumi menyodorkan dua gelas jus mangga dan dua toples makanan yang Leon pinta tadi.
"Makasih Bi" ucap Leon. Lalu meminum jus tersebut.
"Kalo gitu Bibi kebelakang dulu ya" Pinta Bi Jumi.
"Laura lo mau nggak? Tawar Leon memberikan satu kue yang di baluti coklat. Leon menyadari bahwa Laura diam saja dari tadi, entah apa yang sekarang gadis itu pikirkan. Leon berpikir sejenak, apa kejadian tadi siang di sekolah saat ia dan Bima bertengkar apa bukan? Ahh sudah lah.
Leon kini tertawa licik ia berniat ingin mengerjai Laura. Ia mengambil satu kue yang di baluri coklat tadi kemudian ia menggoreskan kue itu di pipi Laura. Laura tersadar oleh ulah Leon, tentu saja ia marah karena pipinya habis terkena coklat. Leon tertawa kemenangan.
"Apa- apaan sih lo hah" Laura memukul Leon dengn bantal sofa yang ada di sampingnya.
Leon terkekeh "Habisnya lo diem aja gue perhatiin, lagi mikirin Bima ya?" Leon menebak apa yang dalam pikiran Laura.
"Jangan sebut nama itu gue jijik" ucap Laura sebari mengelap coklat yang ada di pipinya tadi.
Leon mengangguk- anggukan kepalanya, lalu kembali mengambil gelas yang berisi jus mangga itu. Leon tersengum jahil berniat untuk membalas perbuatan Leon tadi, ia mengambil ancang ancang untuk mengejutkan Leon.
1...............2...............3...........DORR
BYURRR!
Laura terdiam merasakan dinginnya air yang mengenai wajahnya. Ia tumpahan jus itu mengenai wajah Laura, Leon sudah mengetahui niat jahat Laura dari awal bahwa dia akan membalas perbuatannya tadi dan akhirnya Leon sengaja membelokkan gelasnya agar mengenai wajah Laura.
"LEON" Jeritan Laura menggema di seisi ruangan tamu.
"Dua - kosong Queenza" ucap Leon pelan tepat di depan wajah Rara.
"Gak bisa lo curang. Sini nggak lo, sini" Laura mengejar Leon yang terua berlalu di dalam rumahnya menghindari amukan darinya.
"Lo kalah, wlee" Leon berhenti sejenak ia menjulurkan lidahnya mengejek Laura lalu melanjutkan lari nya lagi.
"LO CURANG, CURANG, CURANGG, GUE GAK TERIMA ITU. BERHENTI LO" Teriak Laura.
Teriakan Laura tentunya membuat Dewina penasaran apa yang terjadi di ruang tengah itu. Ia keluar dari kamarnya dah bergegas menghampiri anak dan calon mantunya.
"Ini ada apa, ko kalian main lari -larian kaya anak kecil" tanya Dewina yang mulai heran akan kelakuan dua bocil itu.
Laura dan Leon kompak menunjuk salah satu dari mereka, menandakan siapa yang salah duluan.
"Dia Bunda, Leon jailin Laura pake coklat dia ngebaluri pipi Laura pake coklat, terus dia juga numpahin baju Laura pake jus" Adu nya kepada sang Bunda.
"Enggak tante, Laura bohong. Jadi gini, Laura pun mengikuti yang mau jailin Leon, dia ngagetin Leon lagi minum supaya minumnya jatoh, tapi yang kena bukan muka Leon malah muka Laura. Jadinya Leon gak salah ya tante ya?" Ucap Leon dengan wajah sok polosnya itu.
"Bunda seneng deh" Leon. dan Laura mengerutkan dahinya kompak, kenapa dewina tiba' tiba bilang begitu?
"Seneng kenapa Bunda?" Tanya Laura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments