*****
"Sepertinya orang itu mengincar Laura, jangan biarkan Laura pergi sendirian" perintah Ikbal selaku ketua geng itu.
"Gak usah pada alay deh, gue gak papa."
"La, mungkin sekarang gak papa tapi kan kita gak tau apa yang akan terjadi kedepannya" jelas Ikbal mencoba membuat Laura faham.
"Gue mau belajar bela diri" ucap Laura antusias.
"Kita juga" Adel dan Seli kompak menganggukan kepalanya.
"Tapi ini beresiko La" Leon mencegah Laura yang ingin belajar bela diri yang menurutnya akan sangat beresiko.
"Oke kalo gitu, gue gak jadi masuk geng lo ini.
"Oke oke, gue mau ngajarin lo. Tapi janji meski nanti lo udah bisa bela diri, tetap harus berada di dekat kita" Leon terpaksa mengiyakan kemauan Laura yang mau bela diri itu kalau tidak bisa bisa Laura akan keluar dari geng yang baru saja mereka bangun.
Laura tersenyum kemenangan "Gitu dong kan enak."
"Gue ajarin lo tenang" ucap Ria mengacungkan jempol. Sebenarnya Ria sangat jago soal bela diri tentunya dengan Rio juga, jadi Leon tidak usah khawatir lagi dengan teman cewenya itu karena, dia sudah mengetahui kalo misalnya Ria sangatlah pandai bela diri.
"EH LO" tiba tiba Faris menunjuk satu perempuan yang tadi sempat ribut bersamanya. Ia yang di maksud Faris adalah Ria.
Ria menoleh dengan sinis "ape lo.
"Ikut gue" paksa Faris memegang pergelangan lengan Ria lalu menyeretnya pergi menjauh dari anak anak Raveliks.
"Kenapa tuh?" Radit terheran.
"Debat keknya" balas Adel.
"Tadi Ria sempat ribut dikit sama Faris.
"Ribut dulu baru cinta, iya nggak" Leon menaik turunkan alisnya sebari melirik Laura.
"Jodoh adek gue" celetuk Rio yang berhasil membuat Laura berhambur tawa renyah, mana mungkin seorang Faris akan mudah membuka hati kepada perempuan lain setelah masa laluny? Yang Laura tau Faris belum bisa melupakan masa lalu nya begitu saja terlebih lagi perempuan di masa lalunya telah menyebabkan trauma yang begitu dalam di diri Faris.
"Apaan sih lo, lepasin gue" Ria melepaskan tangan Faris yang mencekalnya kuat.
"Belagu"
"Apaan sih lo gak jelass, lo itu abangnya Laura apa bukan sih? Kok modelannya beda?" ejek Ria, ia merasa heran kenapa bisa Laura memiliki kakak modelan cowo kaya gini. Laura yang kelihatannya kalem dan ganas kalo ada masalah aja berdeda dengan kakaknya yang seperti ini.
"Gue abangnya Laura, cuma kepaksa kenapa lo?" tanya Faris dengan nada dan wajah songongnya.
"Kepaksa?" Ria bertanya balik seolah tidak paham dengan ucapan Faris.
"Kepaksa jujur sama lo, emang harus banget gue jujur sama lo?" hardik Faris berkacak pinggang.
"Setan" gerutu Ria.
"Lo cewe?" Faris terheran karena penampilan Ria yang tomboy seperti itu berbeda dengan teman teman Laura yang lainnya.
"Lo mau liat?"
"Liat?" ucap Faris dengan wajah bingungnya.
"Jenis kelamin gue?" Ria tertawa jahil melihat wajah Faris.
"Astaghfirullah, gue masih waras" Ucap Faris
kaget sebari mengsilangkan tangannya di antara dadany petanda seperti orang yang telah terhina.
"Lagian lo gila, gak liat apa kalo Ria secantik ini?" ucap Ria dengan bangganya sebari mengibaskan rambutnya yang di kuncir kuda ke arah Faris.
"Bau" celetuk Faris.
Ria melotot "Gue mandi sepuluh kali sehari anjir mana mungkin bau" Ria mengendus ngendus rambutnya yang di bilang bau oleh Faris tetapi sepertinya menurut Ria wangi wangi saja. Apa hidung Faris yang kurang penciuman atau bahkan hidung dirinya?
"Sepuluh hari sekali kale" serka Faris.
"Eh sekate kate lo, lo kali yang kaya gitu" ucap Ria tak terima.
"Woyy mau ikut foto kaga?" teriak Radit di tempat semula tadi bersama mereka berdua atau di tempat terbentuknya geng yang bernama Raveliks.
"Awas lo" ucap Ria dengan sinisnya lalu pergi meninggalkan Faris dan menghampiri Radit yang berteriak tadi.
"Aneh" guman Faris, ia segera menyusul Ria ketempat Radit berada. Mereka pun mengambil potret foto bersama selaku anggota geng Raveliks terlebih lagi sekarang adalah hari tunangan Leon dengan Laura.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments