Setelah memastikan Nara dan juga Kaisar sudah pergi meninggalkan ruangan, Rendra menghela nafas berkali-kali. Energinya serasa terkuras habis merasakan sedih dan bahagia menjadi satu.
Rendra memejamkan matanya kemudian berkata, "Tuhan kalau aku boleh meminta, jangan pernah sembuhkan aku, agar aku selalu bisa dekat dan melihat putraku, Kaisar." Ucapnya yang kemudian membuka mata lalu berbaring.
Rendra menatap langit-langit ruangan dalam diam, matanya enggan terpejam sampai akhirnya dia mengingat masa lalu saat masih bersama Anika.
"Ah tanganku!" Rendra mengerang kesakitan sambil memegangi tangan kirinya, dia terjatuh dari anak tangga yang ia pijak.
Anika yang saat itu sedang memasak langsung berlari ke arah sumber suara, "Sayang! Apa yang terjadi?!" Anika berteriak panik saat melihat Rendra yang sudah jatuh tersungkur.
"Anak tangga yang aku pijak ternyata sudah goyah dan akhirnya aku terjatuh dari atasnya." Jelas Rendra sambil merintih kesakitan.
Ternyata Rendra jatuh di kebun belakang rumah yang dekat dengan dapur, ia menjelaskan bahwa ia hendak memetik buah mangga yang berbuah jauh diatas, karena kesulitan memanjat akhirnya ia menggunakan tangga untuk membantunya mengambil buah mangga tersebut.
"Astaga, harusnya kamu minta pak Nanang saja untuk memetiknya, kenapa kamu bisa ceroboh begitu!" Anika tidak habis pikir Rendra senekat itu, padahal ia tahu sendiri kalau suaminya itu sama sekali tidak bisa memanjat pohon.
"Sudah marah-marahnya? Sekarang bisa bantu aku?" Ucap Rendra.
Anika menepuk jidatnya, "Maaf aku terlalu panik, kamu bisa berdiri kan? Ayo aku bantu, kita langsung pergi ke rumah sakit saja." Ucap Anika kemudian dia membantu Rendra berdiri dengan hati-hati dan memapahnya menuju mobil untuk segera pergi ke rumah sakit.
"Pak Nanang, tolong urus dapur." Teriak Anika kepada pak Nanang yang saat itu sedang menyirami tanaman di depan rumah.
"Eh bapak kenapa bu?" Tanya pak Nanang tak kalah panik saat melihat Rendra kesakitan.
"Jatuh dari tangga, ya sudah saya mau ke rumah sakit sekarang. Kamu tolong urus dapur sama jaga rumah ya." Jawab Anika.
"Baik bu, hati-hati."
Anika langsung mengemudi mobil dengan kecepatan tinggi agar segera sampai ke rumah sakit dan Rendra segera mendapatkan penanganan.
Sekitar satu jam perjalanan, sampailah keduanya di rumah sakit dan Rendra segera mendapatkan penanganan medis. Setelah mendapatkan penanganan, dokter menjelaskan bahwa tangan kiri Rendra mengalami patah tulang sehingga harus digips dalam beberapa waktu kedepan. Karena tidak ada luka lain, jadi Rendra tidak perlu dirawat dan diperbolehkan pulang saat itu juga.
"Terima kasih dok." Ucap Anika kepada dokter, kemudian dokter pun meninggalkan mereka berdua.
Anika kemudian menatap Rendra dengan tatapan tajam, Rendra yang melihat itu buru-buru mengalihkan pandangannya.
"Jangan menatapku begitu, kamu tahu? Kamu sangat menakutkan jika seperti itu." Rendra berkata tanpa melihat ke arah Anika.
"Lihatlah kecerobohanmu ini, kamu sampai patah tulang, nanti siapa yang akan mengurusmu?"
"Ya Tuhan, istriku ini sangat jahat sekali, bukannya mengasihani dia justru memarahiku." Ucap Rendra, dia memasang raut wajah sedih sambil menatap ke langit-langit ruangan seakan-akan berbicara kepada Tuhan, meskipun Anika tahu, Rendra hanya berpura-pura sedih.
"Buat apa mengasihani orang ceroboh seperti dirimu? Urus dirimu sendiri!"
"Lalu untuk apa kamu menjadi istriku kalau tidak mau mengurusku?"
"Aku punya banyak pekerjaan yang lebih penting." Selepas berkata demikian Anika keluar ruangan dan meninggalkan Rendra.
"Hei, apa apa maksudmu? Apa aku tidak penting bagimu?" Rendra ikut keluar ruangan menyusul Anika dari belakang.
"Tidak!" Jawab Anika singkat.
Meskipun dalam keadaan tangan kiri yang terpasang gips, hal itu tidak membuat Rendra menjadi lemah, dia berhasil menyusul Anika dan berjalan disampingnya, "Astaga kenapa kamu tega sekali, aku ini sedang sakit." Ucap Rendra.
Anika menghentikan langkahnya lalu menatap tangan kiri Rendra yang di gips, "Aku rasa yang sakit hanya tangan kirimu, anggota tubuhmu yang lain semuanya masih sehat dan berfungsi dengan baik." Ucapnya kemudian melanjutkan jalannya lagi.
"Ya ampun bukan itu maksudku, hei tunggu aku! Astaga bisa-bisanya aku menikah dengan wanita seperti dia." Rendra menggerutu disepanjang koridor rumah sakit.
Rendra tahu, meskipun Anika berkata demikian sebetulnya Anika adalah orang yang perhatian dan berhati lembut, Anika sama sekali tidak bisa melihat Rendra terluka sedikitpun. Rendra menyadari ini merupakan kesalahannya, sehingga Anika marah dan berbicara omong kosong untuk tidak mau mengurusnya, padahal Rendra jelas tahu, Anika pasti akan mengurusnya dengan baik saat di rumah nanti.
"Begitu membahagiakan sekali keluarga kecil kita dulu, Ika. Andai waktu bisa diputar, aku ingin kembali ke masa kita masih bersama dan aku tidak akan membiarkan keluarga kita hancur seperti sekarang ini." Rendra berkata setelah mengingat kejadian dulu diawal pernikahannya dengan Anika, dia sesekali tertawa saat mengingat kejadian lucu saat bersama Anika waktu muda dulu. Hanya itu yang Rendra punya sekarang, kenangan masa lalu yang tak akan pernah Rendra lupakan.
Hallo kakak-kakak semuanya! Terima kasih karena sudah setia membaca novel "Ruang dan Waktu" terima kasih juga atas dukungannya 🙏 Buat kalian yang masih bingung dengan ceritanya, kakak bisa baca novel sebelumnya yang berjudul "Keluarga Yang Tak Dirindukan" karena novel "Ruang dan Waktu" merupakan season kedua dari novel sebelumnya, terimakasih atas dukungannya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Xyylva Xyylva
Gak RELA thor ANIKA balikan sama RENDRA....
betapa KEJAM dan zolimnya RENDRA menyakiti perasaan istrinya ANIKA tanpa tahu kebenarannya...mengira istrinya selingkuh padahal RENDRA sendiri yang sudah menghianati pernikahannya...
GAK ADIL LAH THOR BERTAHUN TAHUN ANIKA DI KHIANATI BAHKAN DI ABAIKAN
2022-09-27
0
on 🎧 ve
Ternyata Bapak dan Ibunya Kaisar... pasangan yang saling mencintai...😘
#Semoga semuanya bisa kembali bersama
2022-09-26
1