Kecewa

Setelah menunggu kurang lebih hampir satu jam, akhirnya orang yang ditunggu Nadella Putri datang menghampirinya dengan wajah kaku seperti biasa, Nadella Putri yang menyadari kedatangannya pun langsung bangun dari duduknya.

"Ada apa?" Seperti biasa tanpa basa basi orang itu langsung bertanya ke intinya.

"Aku butuh bantuan dari Papa..." Suaranya lirih bergetar menahan ketakutan.

Orang yang ditunggu merupakan ayah kandung dari Nadella Putri, sayangnya hubungan keduanya tidak bisa dibilang dekat, bahkan keduanya seperti orang asing yang tidak ada hubungan darah apapun dan orang itu adalah Satya Arkana Adiputra.

Satya mengangkat kedua alisnya sebagai tanda dia belum mengerti bantuan apa yang dibutuhkan Nadella Putri, melihat itu Nadella Putri yang paham akan ekspresi tersebut segera mengambil ponsel dari saku baju seragamnya ia membuka ponsel itu dan menunjukkan sebuah foto ke arah Satya, foto dimana dirinya dan Adel sedang berada di dalam mobil. Foto tersebut diambil dari kejauhan sehingga tidak terlihat kejadian sebenarnya, dari foto itu terlihat Satya dan Adel seperti sedang bercumbu, meskipun kenyataannya tidak demikian. Dan fakta sebenarnya adalah Satya sedang memasangkan sabuk pengaman ke Adel yang pada waktu itu tengah tidak sadarkan diri.

Satya yang melihat itu langsung membelalakkan matanya karena terkejut, "Siapa yang mengirim foto itu? Katakan kepada saya! Biar saya beri dia pelajaran!" Satya naik pitam.

Nadella Putri menghela nafas pelan, dia menggelengkan kepalanya kemudian menjelaskan, "Bukan itu masalahnya Pa, masalahnya adalah karena foto ini Adel dituduh bekerja menjadi wanita bayaran, foto ini sudah tersebar ke seluruh murid dan guru di sekolah Adel, dan Adel terancam akan dikeluarkan Pa."

Mendengar itu Satya berdecak pelan, "Kita bicara di ruangan saya saja, disini banyak yang melihat kita." Satya berkata sembari memperhatikan sekitar mereka yang banyak karyawan berlalu lalang dan memperhatikan keduanya dari kejauhan. Nadella Putri mengangguk pelan kemudian mengikuti Satya dari belakang yang sudah berjalan mendahuluinya keduanya menuju ke ruang kerja Satya.

Tak banyak yang mengetahui jika Satya yang merupakan seorang pemimpin dari perusahaan tersebut sudah memiliki satu orang putri cantik yang kini sudah remaja, hanya segelintir orang yang mengetahui kenyataan itu dan mereka pun sudah ditekankan oleh Satya untuk tidak memberitahu ke siapapun mengenai fakta tersebut. Tak ada yang berani bertanya mengenai alasan Satya melakukan hal itu, mereka hanya perlu menurut dan yang terpenting dibenak mereka adalah mereka tidak kehilangan pekerjaan di perusahaan Satya.

Keduanya sampai di ruang kerja Satya, pria paruh baya itu langsung membanting tubuhnya ke sofa ruang kerjanya, dia mengendurkan dasi dan terlihat memijat kepalanya yang terasa pusing mendengar masalah yang dihadapi putri semata wayangnya tersebut, di ruangan itu hanya ada mereka berdua.

Adel hanya berdiri memperhatikan Satya, dia tak berani ikut duduk karena takut dia akan mendapat sesuatu yang tidak diharapkan. Satya yang melihat Adel hanya diam berdiri langsung memerintahkannya untuk duduk, "Duduk!" Ucapnya tegas yang kemudian langsung dipatuhi oleh Adel, mereka saling duduk berhadapan.

Satya menghela nafas berat sebelum akhirnya bertanya kepada Adel, "Lalu bantuan apa yang kamu butuhkan dari saya?"

"E-e itu Pa, untuk membuktikan Adel tidak bersalah pihak sekolah meminta Papa untuk datang ke sekolah dan menjelaskan kebenaran dari foto itu." Adel menjelaskan dengan terbata-bata.

"Ya kamu tinggal jelaskan saja apa susahnya sih?!" Suara Satya mulai meninggi yang membuat Adel terkejut.

"Udah Pa, Adel udah jelasin kalo pria yang ada difoto itu adalah keluarga Adel, dan kejadiannya tidak seperti yang mereka pikirkan."

Satya menatap tajam ke arah Adel kemudian berkata, "Apa kamu bilang ke mereka kalo pria itu adalah aku, Papamu?" Tanyanya dengan nada dingin.

Adel yang mendengar itu langsung menyilang kedua tangannya berulang kali sebagai tanda bahwa dia tidak melakukan itu, "Nggak Pa, Adel sama sekali nggak bilang ke mereka kalo itu adalah Papa."

Satya terlihat bernafas lega dan memejamkan matanya sesaat sebelum akhirnya berkata, "Bagus! Dan kalo saya tidak bisa ke sekolahmu, artinya kamu akan dikeluarkan?"

"Iya Pa, jadi Adel mohon supaya Papa mau ke sekolah Adel dan menjelaskan semuanya. dan agar nama baik Adel bisa baik seperti sebelumnya, Adel masih mau sekolah disana Pa, Adel mohon banget sama Papa. Papa nggak perlu bilang kalo Papa adalah orang tua Adel Papa cukup bilang kalo Papa adalah keluarga Adel." Adel memohon dengan sangat, karena memang tak ada yang tau identitas asli orang tua Adel di sekolah, mereka mengira Adel tinggal terpisah dengan orang tuanya karena selama ini gadis cantik itu tak pernah menunjukkan siapa orang tuanya, tentu saja itu adalah pesan dari Satya bukan keinginan dari Adel sendiri.

Satya yang mendengar itu terdiam cukup lama dia terlihat tengah memikirkan sesuatu, "Kalo begitu..." Satya menghentikan ucapannya, dia melihat Adel yang terlihat tengah tersenyum penuh harap bahwa Satya mau membantunya sebelum akhirnya dia melanjutkan perkataannya, "Kalau begitu kamu keluar dan pindah sekolah saja, biar saya yang urus semuanya."

Seperti tersambar petir di siang hari, Adel yang sebelumnya berharap penuh kini harus menelan kenyataan Satya sama sekali tidak membantunya.

"T-tapi Pa, Adel..."

"Apa kamu pikir saya mau membantu kamu dan membiarkan orang lain tau saya masih ada hubungan darah sama kamu? Tidak mungkin! Lebih mudah bagiku untuk memindahkan kamu ke sekolah lain daripada harus mengakuimu sebagai keluargaku!" Satya berkata tanpa memikirkan perasaan gadis itu.

Adel yang mendengar perkataan Satya ingin menangis sejadi-jadinya, bagaimana mungkin ada ayah setega itu setelah mendengar putrinya dituduh atas hal yang tidak ia lakukan. Namun apa daya, Adel hanya bisa meremas baju seragamnya sendiri untuk menahan perasaan kecewanya yang amat besar, ia bertahan sekuat mungkin agar tidak menangis.

"Pergilah, aku akan mengurus kepindahanmu nanti." Satya mengibaskan tangannya menyuruh Adel meninggalkan ruang kerja pria paruh baya itu.

Tanpa berkata apapun lagi Adel langsung pergi meninggalkan ruangan Satya, dia pergi dengan perasaan sedih yang amat dalam dia menutup mulut dan mengigit punggung tangannya sendiri hal itu ia lakukan agar tangisnya tidak pecah dan didengar oleh orang lain. Bukan masalah pindah sekolah yang membuat gadis itu kecewa, melainkan ketidakpedulian Satya akan dirinya dan sebenci itukan Satya kepada Adel sampai pria paruh baya itu tidak mau orang lain mengetahui bahwa mereka masih ada hubungan darah.

Terpopuler

Comments

😍⏤͟͟͞R Yorie Moet OFF💓😎

😍⏤͟͟͞R Yorie Moet OFF💓😎

Kenapa Satya segitu bencinya sama Adel hingga tidak mau orang tau kalau Adel adalah anak Satya..

Msh misteri semangat baca nya lg🤗😍

2022-09-28

0

𝐀𝐥𝐝𝐞𝐧 𝐋𝐞𝐨𝐧_

𝐀𝐥𝐝𝐞𝐧 𝐋𝐞𝐨𝐧_

satya? tunangan adelia? 🤔

2022-09-26

1

srietya

srietya

Satya, Adel dan Rani... kenapa Satya bisa sebenci itu sama Adel???
Rani jatuh sakit mungkin karma y, udah berhasil nipu Rendra dan bikin keluarga Rendra hancur..

2022-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Baru
2 Bertemu Lagi
3 Purnama
4 Nadella Putri
5 Kecewa
6 Kesialan di Pagi Hari
7 Perdebatan
8 Pertemuan di Sekolah
9 Kurir Paket
10 Emosi Kaisar
11 Salah Paham
12 Anniversary
13 Anniversary Part 2
14 Anniversary Part 3
15 Pertengkaran
16 Menabrak
17 Nasihat Sang Gadis
18 Pertemuan
19 Ungkapan Isi Hati
20 Mengingat Masa Lalu
21 Rooftop
22 Rooftop Part 2
23 Teman Cerita
24 Flashback
25 Ketahuan
26 Terus Terang
27 Kata Maaf
28 Penyelamat
29 Kebohongan
30 Kebenaran Yang Terbongkar
31 Obat Luka
32 Tamparan Hati
33 Titik Terang
34 Putus
35 Curhat
36 Hari Senin
37 Keluar dari Rumah Sakit
38 Preman Pensiun
39 Sore yang Cerah
40 Bersepeda
41 Bersepeda Part 2
42 Bertemu Kembali
43 Usaha Nara
44 Trauma Anika
45 Semakin Dekat
46 Kemajuan Rani
47 Berusaha Mencari Tahu
48 Bolos Sekolah
49 Pertemuan di Rumah Sakit
50 Selamanya Akan Tetap Seperti Itu
51 Kecelakaan Tak Terduga
52 Cemas
53 Pemakaman
54 Ungkapan Isi Hati
55 Ungkapan Isi Hati Part 2
56 Tidur di Pangkuan
57 Kenangan Masa Lalu
58 Hari yang Indah
59 Perdebatan
60 Lima Tahun Lalu
61 Lima Tahun Lalu Part 2
62 Lima Tahun Lalu Part 3
63 Lima Tahun Lalu Part 4
64 Lima Tahun Lalu Part 5 (End)
65 Malam yang Tenang
66 Ketidakadilan
67 Pergi Jalan-jalan
68 Bioskop
69 Belanja
70 Salah Paham
71 Tidak Tenang
72 Kembali Berteman
73 Menemui Adel
74 Menemui Adel Part 2
75 Peringatan Satya
76 Menjenguk Rendra
77 Nasihat Rendra
78 Keresahan Hati Adel
79 Kembalinya Ingatan Rani
80 Genggaman Tangan
81 Makan Malam
82 Kenyataan Pahit
83 Video Call
84 Perlahan Terkuak
85 Akhirnya Bertemu
86 Kecemasan
87 Meminta Restu
88 Meminta Restu Part 2
89 Perasaan Adel
90 Perasaan Adel Part 2
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Kehidupan Baru
2
Bertemu Lagi
3
Purnama
4
Nadella Putri
5
Kecewa
6
Kesialan di Pagi Hari
7
Perdebatan
8
Pertemuan di Sekolah
9
Kurir Paket
10
Emosi Kaisar
11
Salah Paham
12
Anniversary
13
Anniversary Part 2
14
Anniversary Part 3
15
Pertengkaran
16
Menabrak
17
Nasihat Sang Gadis
18
Pertemuan
19
Ungkapan Isi Hati
20
Mengingat Masa Lalu
21
Rooftop
22
Rooftop Part 2
23
Teman Cerita
24
Flashback
25
Ketahuan
26
Terus Terang
27
Kata Maaf
28
Penyelamat
29
Kebohongan
30
Kebenaran Yang Terbongkar
31
Obat Luka
32
Tamparan Hati
33
Titik Terang
34
Putus
35
Curhat
36
Hari Senin
37
Keluar dari Rumah Sakit
38
Preman Pensiun
39
Sore yang Cerah
40
Bersepeda
41
Bersepeda Part 2
42
Bertemu Kembali
43
Usaha Nara
44
Trauma Anika
45
Semakin Dekat
46
Kemajuan Rani
47
Berusaha Mencari Tahu
48
Bolos Sekolah
49
Pertemuan di Rumah Sakit
50
Selamanya Akan Tetap Seperti Itu
51
Kecelakaan Tak Terduga
52
Cemas
53
Pemakaman
54
Ungkapan Isi Hati
55
Ungkapan Isi Hati Part 2
56
Tidur di Pangkuan
57
Kenangan Masa Lalu
58
Hari yang Indah
59
Perdebatan
60
Lima Tahun Lalu
61
Lima Tahun Lalu Part 2
62
Lima Tahun Lalu Part 3
63
Lima Tahun Lalu Part 4
64
Lima Tahun Lalu Part 5 (End)
65
Malam yang Tenang
66
Ketidakadilan
67
Pergi Jalan-jalan
68
Bioskop
69
Belanja
70
Salah Paham
71
Tidak Tenang
72
Kembali Berteman
73
Menemui Adel
74
Menemui Adel Part 2
75
Peringatan Satya
76
Menjenguk Rendra
77
Nasihat Rendra
78
Keresahan Hati Adel
79
Kembalinya Ingatan Rani
80
Genggaman Tangan
81
Makan Malam
82
Kenyataan Pahit
83
Video Call
84
Perlahan Terkuak
85
Akhirnya Bertemu
86
Kecemasan
87
Meminta Restu
88
Meminta Restu Part 2
89
Perasaan Adel
90
Perasaan Adel Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!