Emosi Kaisar

"Kalau begitu, saya pergi dulu masih banyak barang yang harus saya antar." Pamit Rendra kepada Anika.

"Silahkan." Jawab Anika singkat.

Dipintu gerbang, Rendra berpapasan dengan Kaisar yang merupakan anak semata wayangnya, pemuda itu seketika memberhentikan motornya saat melihat pria paruh baya yang sudah lima tahun ini tidak pernah terdengar namanya.

"Papa!" Kaisar berkata dari balik helm yang dikenakannya, dia membelalakkan matanya karena sangat terkejut.

Sedangkan Rendra, dia belum tahu bahwa pemuda yang berpapasan dengannya adalah Kaisar, mengingat wajah Kaisar yang masih tertutup oleh helm yang berkaca hitam tersebut. Rendra melihat Kaisar sejenak kemudian melihat ke arah Anika yang masih berdiri di teras rumah secara bergantian.

"Mungkinkah... Dia suami baru Anika?" Gumamnya dalam hati. Rendra tak punya keberanian untuk bertanya hal selancang itu kepada Anika, mengingat ini adalah kali pertama mereka bertemu setelah berpisah sekian tahun, dia hanya menyapa Kaisar dengan tersenyum ramah dan menganggukkan kepalanya kemudian pergi dengan motor bututnya.

Kaisar masih diam memandangi Rendra yang sudah pergi, hingga ia hilang dari pandangan, barulah pemuda itu memasukkan motornya ke garasi rumah. Pemuda itu lekas melepaskan helm dan hanya diletakkan distang motor begitu saja, lalu pemuda itu segera menghampiri Anika yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Tadi Kai nggak salah lihat kan, Ma?" Kaisar langsung melontarkan pertanyaan tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.

Senyuman yang sedari tadi menghiasi bibir Anika seketika memudar, wanita paruh baya itu menjawab dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak, "Iya, dia Papamu."

"****!!! Mau apa lagi laki-laki itu datang kemari? Tau dari mana kalau kita ada disini Ma?!" Kaisar tak berhenti mengumpat, emosi yang sudah dikuburnya dalam-dalam kini mengobarkan baranya kembali.

"Kai... Kamu nggak boleh seperti itu, Mama sering bilang apa sama kamu? Kamu boleh benci tapi dia tetap orang tua kamu." Anika menasehati Kaisar dengan wajah dan nada suara yang tegas.

"Tolong Ma, jawab! Dia ngapain Mama tadi?" Kali ini nada suara Kaisar bergetar, pemuda itu terlihat begitu mengkhawatirkan Anika, bagaimana tidak, ketakutan kehilangan satu-satunya orang yang paling berharga begitu memenuhi dadanya.

Kaisar memeriksa tubuh Anika, dari atas sampai bawah, dia begitu takut Rendra telah berlaku buruk pada wanita paruh baya tersebut.

"Kai, Mama nggak kenapa-kenapa nak, tadi Papamu mengantarkan paket pesanan Mama. Dia sekarang bekerja sebagai kurir paket." Anika berusaha menjelaskan disela-sela kecemasan Kaisar.

Dan benar saja, penjelasan Anika membuat pemuda tampan itu menghentikan gerakannya saat memeriksa tangan Anika.

"Kurir paket?" Tanyanya pelan.

"Iya, dia sempat bilang kalau dia baru pindah ke kota ini setelah sebelumnya bekerja di kota asalnya dulu, di kota nenek kamu. Tapi karena ada satu dan lain hal, akhirnya dia pindah ke kota ini dan mungkin suatu kebetulan bahwa kita akan bertemu lagi."

Kaisar tertawa pelan, tawa yang terdengar menakutkan, "Baru pindah? Suatu kebetulan? Mama percaya gitu aja sama dia? Come on Ma! Kita tahu laki-laki seperti apa dia, dia pandai memberikan alasan bahkan yang masuk akal seperti yang Mana katakan barusan."

"Nak, enggak seperti itu kok, ini buktinya paket yang diantar benar punya Mama."

Pemuda itu memalingkan wajahnya kesal kemudian berkata, "Jangankan jadi kurir paket, jadi petugas PLN juga dia bisa Ma, di zaman sekarang kita bisa menjadi apa saja untuk mencapai tujuan kita. Kalo itu semua cuma akal-akalan dia aja gimana? Kalo ternyata selama ini dia mengintai kita lalu dia berpura-pura menjadi kurir paket dan mengganggu kehidupan kita lagi gimana Ma?! Mama nggak mau kan hal itu terjadi kepada kita?!"

"Nak..." Anika berusaha menjelaskan kembali tapi Kaisar sama sekali tak mau mendengarkan.

"Udah Ma, cukup. Kaisar nggak mau dengar apa-apa lagi, apalagi yang berkaitan dengan laki-laki yang sudah menghancurkan kehidupan Mama." Kaisar menghela nafas berat sebelum melanjutkan perkataannya, "Dulu mungkin Kaisar masih anak SMA yang selalu nurut apa kata Mama, tapi sekarang Kai udah dewasa, Kai udah bisa bedain mana yang salah dan benar, dan kali ini tolong, beri kesempatan Kai untuk ngelindungin Mama, tolong jangan mudah percaya sama orang yang udah jahatin kita."

Anika mendudukkan kepalanya dalam dengan lirih ia berkata, "Maaf..."

Melihat Anika seperti itu Kaisar memajukkan badannya untuk memeluk wanita paruh baya itu, sesaat ada perasaan sesal menyelimuti hatinya karena sebelumnya ia berbicara kasar dan pemuda yang memeluk Anika itu berkata dengan suara pelan, "Maaf Ma, Kai nggak mau kehilangan Mama, Kai takut kejadian dulu terulang lagi, Kai nggak akan membiarkan Mama sedih walau seujung kuku sekalipun."

Anika menenggelamkan wajahnya ke dada Kaisar, ia menggelengkan kepalanya kemudian berkata, "Enggak nak, Mama nggak marah. Mama cuma merasa bersalah aja sama kamu." Anika berkata dengan sesenggukan karena menangis.

"Tolong ya Ma, mulai sekarang kalau ada apa-apa, segera hubungi Kaisar." Ucap pemuda itu sambil mengelus rambut Anika dengan lembut.

"Iya nak."

Pemuda tampan itu pun melepaskan pelukannya kemudian mengajak Anika untuk masuk ke dalam rumah.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ ࿐ᷧ

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ ࿐ᷧ

Kaisar benarrr benar mempunyaii watakk yang kerasss

2022-10-09

0

👑John⏤͟͟͞Rafael💝drg🔯HS🔥࿐

👑John⏤͟͟͞Rafael💝drg🔯HS🔥࿐

masih blm ketemu alurnya ya 😁

2022-09-12

0

on 🎧 ve

on 🎧 ve

Wajar Kaisar marah pada Papanya... mungkin sakit bingits yg dirasakannya sehingga ia esmosi ketika melihat Papanya muncul kembali setelah beberapa taon kemudian....

#Kejadian apa kira2 yg membuat esmosi Kaisar meluap...penasaran bingits 🤗

Gimana kabar Ella setelah di antar Kai ke sekolahnya...koq aku kepo dengan 2 pribadi ini 😂💃🏃‍♀️

2022-09-09

1

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Baru
2 Bertemu Lagi
3 Purnama
4 Nadella Putri
5 Kecewa
6 Kesialan di Pagi Hari
7 Perdebatan
8 Pertemuan di Sekolah
9 Kurir Paket
10 Emosi Kaisar
11 Salah Paham
12 Anniversary
13 Anniversary Part 2
14 Anniversary Part 3
15 Pertengkaran
16 Menabrak
17 Nasihat Sang Gadis
18 Pertemuan
19 Ungkapan Isi Hati
20 Mengingat Masa Lalu
21 Rooftop
22 Rooftop Part 2
23 Teman Cerita
24 Flashback
25 Ketahuan
26 Terus Terang
27 Kata Maaf
28 Penyelamat
29 Kebohongan
30 Kebenaran Yang Terbongkar
31 Obat Luka
32 Tamparan Hati
33 Titik Terang
34 Putus
35 Curhat
36 Hari Senin
37 Keluar dari Rumah Sakit
38 Preman Pensiun
39 Sore yang Cerah
40 Bersepeda
41 Bersepeda Part 2
42 Bertemu Kembali
43 Usaha Nara
44 Trauma Anika
45 Semakin Dekat
46 Kemajuan Rani
47 Berusaha Mencari Tahu
48 Bolos Sekolah
49 Pertemuan di Rumah Sakit
50 Selamanya Akan Tetap Seperti Itu
51 Kecelakaan Tak Terduga
52 Cemas
53 Pemakaman
54 Ungkapan Isi Hati
55 Ungkapan Isi Hati Part 2
56 Tidur di Pangkuan
57 Kenangan Masa Lalu
58 Hari yang Indah
59 Perdebatan
60 Lima Tahun Lalu
61 Lima Tahun Lalu Part 2
62 Lima Tahun Lalu Part 3
63 Lima Tahun Lalu Part 4
64 Lima Tahun Lalu Part 5 (End)
65 Malam yang Tenang
66 Ketidakadilan
67 Pergi Jalan-jalan
68 Bioskop
69 Belanja
70 Salah Paham
71 Tidak Tenang
72 Kembali Berteman
73 Menemui Adel
74 Menemui Adel Part 2
75 Peringatan Satya
76 Menjenguk Rendra
77 Nasihat Rendra
78 Keresahan Hati Adel
79 Kembalinya Ingatan Rani
80 Genggaman Tangan
81 Makan Malam
82 Kenyataan Pahit
83 Video Call
84 Perlahan Terkuak
85 Akhirnya Bertemu
86 Kecemasan
87 Meminta Restu
88 Meminta Restu Part 2
89 Perasaan Adel
90 Perasaan Adel Part 2
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Kehidupan Baru
2
Bertemu Lagi
3
Purnama
4
Nadella Putri
5
Kecewa
6
Kesialan di Pagi Hari
7
Perdebatan
8
Pertemuan di Sekolah
9
Kurir Paket
10
Emosi Kaisar
11
Salah Paham
12
Anniversary
13
Anniversary Part 2
14
Anniversary Part 3
15
Pertengkaran
16
Menabrak
17
Nasihat Sang Gadis
18
Pertemuan
19
Ungkapan Isi Hati
20
Mengingat Masa Lalu
21
Rooftop
22
Rooftop Part 2
23
Teman Cerita
24
Flashback
25
Ketahuan
26
Terus Terang
27
Kata Maaf
28
Penyelamat
29
Kebohongan
30
Kebenaran Yang Terbongkar
31
Obat Luka
32
Tamparan Hati
33
Titik Terang
34
Putus
35
Curhat
36
Hari Senin
37
Keluar dari Rumah Sakit
38
Preman Pensiun
39
Sore yang Cerah
40
Bersepeda
41
Bersepeda Part 2
42
Bertemu Kembali
43
Usaha Nara
44
Trauma Anika
45
Semakin Dekat
46
Kemajuan Rani
47
Berusaha Mencari Tahu
48
Bolos Sekolah
49
Pertemuan di Rumah Sakit
50
Selamanya Akan Tetap Seperti Itu
51
Kecelakaan Tak Terduga
52
Cemas
53
Pemakaman
54
Ungkapan Isi Hati
55
Ungkapan Isi Hati Part 2
56
Tidur di Pangkuan
57
Kenangan Masa Lalu
58
Hari yang Indah
59
Perdebatan
60
Lima Tahun Lalu
61
Lima Tahun Lalu Part 2
62
Lima Tahun Lalu Part 3
63
Lima Tahun Lalu Part 4
64
Lima Tahun Lalu Part 5 (End)
65
Malam yang Tenang
66
Ketidakadilan
67
Pergi Jalan-jalan
68
Bioskop
69
Belanja
70
Salah Paham
71
Tidak Tenang
72
Kembali Berteman
73
Menemui Adel
74
Menemui Adel Part 2
75
Peringatan Satya
76
Menjenguk Rendra
77
Nasihat Rendra
78
Keresahan Hati Adel
79
Kembalinya Ingatan Rani
80
Genggaman Tangan
81
Makan Malam
82
Kenyataan Pahit
83
Video Call
84
Perlahan Terkuak
85
Akhirnya Bertemu
86
Kecemasan
87
Meminta Restu
88
Meminta Restu Part 2
89
Perasaan Adel
90
Perasaan Adel Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!