(Not) Beloved Wife
Aku bukanlah wanita yang pintar, cantik, dan kaya. Aku hanya seorang wanita yang beruntung bisa menyelesaikan sekolah tinggiku dengan nilai yang cukup bagus. Keluarga ku bahkan tidak terkenal. Kami 3 bersaudari dan ibuku tengah mengandung calon adik kami dan aku yakini adalah seorang perempuan jua. Hanya saja, kenapa harus aku? Tidak bisakah dari keluarga lain? jujur saja, aku masih ingin menikmati masa mudaku dan melakukan hal-hal yang belum pernah aku rasakan. Aku bahkan ingin pergi ke luar negeri, melihat dunia luar dan mengetahui apa-apa saja didalamnya yang ku yakini akan luar biasa. Aku punya mimpi menjadi penulis perjalanan, yang mana aku akan menuangkan dunia yang aku lihat dalam sebuah buku. Aku menginginkan itu.
Jika tidak semua ini terjadi.
“Tuan Whitterdern ingin menikahi putri dari keluarga kita.”
Seketika denting alat makan langsung senyap dan memusatkan perhatian pada kepala keluarga. Ayahku tiba-tiba berbicara seperti itu saat kami sedang makan malam.
“Besok beliau akan berkunjung kemari dan membicarakannya pada ayah.”
“Tapi siapa yang akan ayah sandingkan dengan tuan Whitterdern?? Kenapa beliau memilih putri dari keluarga kita?? Bukankah banyak putri dari bangsawan terkenal yang lebih baik?” tanyaku penasaran.
“Ehem!! Terutama kau Elle, ayah ingin berbicara dengan mu sehabis makan malam ini.”
Seketika perasaanku menjadi sangat tidak nyaman.
Setelah makan malam aku menuruti permintaan ayah, aku masuk kedalam ruang kerjanya. Sedikit aku kaget karena ibu ku pun ada didalam. Suasana yang kurasa pun cukup serius.
Apa ini ada hubungannya dengan pembicaraan di meja makan tadi?
“Baiklah Elle, ayah akan bicara secara langsung saja. Ayah menjodohkanmu dengan tuan Whitterdern.”
Ucapan ayah benar-benar membuatku tercengang. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa aku yang jadi sasaran. Aku baru saja menyelesaikan studi ku di luar kota belum lama ini dan belum bekerja dan melakukan apa-apa.
“Ayah tahu ini mendadak, hanya saja tuan Whitterdern ingin menikahi salah satu putri ayah dan kau Elle yang sesuai untuk beliau.”
Aku masih diam mencerna yang baru saja ayah katakan padaku. Ini terlalu tiba-tiba dan sulit membuatku untuk berpikir.
“Ayah aku belum siap untuk menikah secara tiba-tiba dan aku belum mengenal orang itu. aku tidak bisa, kenapa tidak kak Eurene atau Laine??” protesku.
Terlebih kakak ku Eurene belum menikah dan usianya lebih matang dari pada aku, itu kurasa lebih cocok dengan perjodohan ini.
“Elle, apa kau tidak tahu jika Eurene sudah bertunangan??” tanya ibuku.
Ah, Ternyata sudah setengah jalan dengan kekasihnya itu.
“Lalu Laine??”
“Dia bahkan lebih muda darimu, bagaimana bisa ibu membiarkannya.”
“Lantas ibu malah membiarkan aku yang dikorbankan???” tanyaku tidak terima, aku mulai meninggikan suara.
“Elle! Tenanglah. Kau sudah banyak belajar, kenapa kau tidak bisa mengontrol suaramu. Bersyukurlah tuan Whitterdern memilih keluarga kita. Beliau adalah orang kerajaan, kau harus tahu itu. Jika kau menikah dengan beliau, keluarga kita akan aman dan kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan itu.”
Aku terlalu sibuk dengan sastra dan obat-obatan herbal semasa belajar, hingga aku tidak begitu mengenal tokoh dalam negeri. Bahkan tuan Grexyn Whitterden yang dijodohkan denganku. Beliau adalah bangsawan kerajaan di negeri tempat ku tinggal ini. kekayaan, keamanan, relasi politik, mungkin hampir semuanya beliau miliki.
Namun, kenapa satu istri pun harus dari keluarga pedagang sederhana seperti ku?
Dengan keadaannya yang serba memiliki seperti itu, seharusnya wanita tercantik dalam negeri mungkin mudah untuk ia dapatkan.
Bahkan aku tidak tahu rupanya seperti apa.
Bagaimana jika ia sudah lebih tua dariku, atau seorang yang mesum dan menakutkan, mungkin seorang yang kejam hingga sulit mendapatkan wanita atau malah kebalikannya, banyak wanita disekelilingnya dan menikahi putri dari keluarga kami hanya untuk menutupi sifat buruknya itu karena keluarga kami tidak punya pengaruh besar pada reputasinya dan banyak bayangan kemungkinan dipikiranku. Tentu saja bukanlah hal positif yang dapat kupikirkan.
Aku sampai memikirkan orang sekejam ini karena frustasiku.
*
*
*
Puas aku bertanya semalaman, hingga saat waktu penentuan. Aku terdiam dalam kamarku memandang pantulan wajahku yang lesu. Aku menolak semua orang untuk masuk kedalam kamarku, bahkan ibuku yang sudah bersikeras meminta pelayan rumah mendandani ku untuk bertemu tuan Whitterdern. Aku seakan menutup telinga dari ketukan pintu yang tidak kunjung berhenti itu. aku menikmati ketukan itu bagaikan musik.
Aku tidak peduli.
Ini merupakan pemberontakanku yang pertama kalinya setelah 22 tahun aku bernapas di dunia ini. aku selalu menuruti permintaan orang tuaku, bahkan untuk belajar di luar kota pun aku turuti. Aku sudah sering tinggal jauh dari rumahku, mereka mengatakan apa yang aku lakukan adalah untuk kebaikan ku dan keluarga aku pun menuruti.
Hanya saja, kali ini aku tidak setuju.
Aku bahkan belum sempat merasakan kertetarikan pada pemuda. Bagaimana bisa aku menikah dengan orang yang aku tidak kenal.
“Elle, ibu tahu kau masih di dalam. Ibu tahu kau pasti masih dengan kekesalanmu. Hanya saja, tolong bukakan pintu untuk ibu. Kau bisa berbicara dengan ibu. Elleina, apa kau mendengar ibu?”
Aku mengalah lagi. Aku tidak bisa mendengar suara ibu yang meminta seperti itu. aku tidak bisa membiarkan beliau stress di keadaannya yang sedang mengandung.
Pintu pun aku buka dengan menampakkan wajah lusuhku, kantung mataku membengkak akibat kurang tidur, surai hitam lurusku yang sebahu itu masih berantakan dan kuikat asal-asalan. Menandakan aku tidak ingin mengikuti pertemuan hari ini.
“Ibu tahu ini pilihan yang sulit untuk kau terima Elle, pikirkan lagi tentang kakakmu, adikmu dan ayah ibumu. mungkin kau merasa asing dengan tuan Whitterdern, namun beliau lah yang memilih keluarga kita. Beliau adalah seorang yang terkenal. Jika kau hidup bersama dengan nya, hidupmu tidak akan sulit lagi. Impianmu juga akan menjadi nyata jika kau menikah dengannya.”
“Aku tidak mengenalnya, aku tidak bisa melakukannya.”
“Ini terkesan mendadak, namun beliau sudah banyak membantu keluarga kita. Bahkan untuk menyelesaikan pendidikanmu.” ucap ibuku perlahan.
Tunggu dulu, ini di luar dugaanku. Tuan Whitterdern secara tidak langsung berhubungan dengan sekolahku? Aku tahu dia seorang yang kaya.
“Ayahmu berdagang untuk beliau, tuan Whitterdern banyak membeli dagangan kita tentu itulah yang membuatmu dapat menyelesaikan sekolahmu.”
Aku kembali merenung walaupun isi kepalaku benar-benar berantakan. Semua tidak teratur. Semakin kupikirkan semakin abstrak gambaran yang akan datang kedepannya.
Aku pun melakukannya.
Aku bertemu sekilas dengan nya, bahkan baru satu dari anak tangga yang aku turuni dan ia melihatku secara sekilas dan memutuskan untuk langsung pergi sedetik setelah mata kami bertemu.
Apa aku boleh berkata kasar sekarang?
Si Whitterdern itu menatap ku seolah dia tidak tertarik dengan perjodohan ini dan langsung pergi begitu saja. Tatapan nya sangat dingin dan sedikit kurasa tapi tatapan itu kejam sekali.
Grexyn Whitterdern, merupakan keponakan dari raja kerajaan Emerald tempat dimana aku tinggal saat ini. kedua orang tuanya meninggal, yaitu Pangeran Attern Whitterdern dan Putri Hilda Whitterdern karena bencana kebakaran di istana belasan tahun silam. Hal itu membuat Grexyn otomatis mewarisi semua kekayaan keluarga mereka dan menjadi bangsawan yang disegani.
Rambut panjang putih keperakan dan warna safir biru pada kedua matanya menandakan darah biru kerajaan.
Ia memiliki segalanya namun satu hal kekurangannya yang dapat menghancurkan segalanya di mataku.
Tuan Whitterdern sama sekali tidak ada keramahan dalam dirinya. Ia merupakan pembisnis yang dingin, ahli pedang yang kejam, dan watak nya benar-benar tidak ramah.
Aku menutup koran-koran bekas yang aku kumpulkan untuk mengetahui asal-usul tuan Whitterdern dan buku-buku yang menulis tentang keluarga kerajaan.
*
*
*
Aku menggenggam gugup buket bunga lili putih ditanganku. Sekelilingku sedari pagi buta sudah sibuk mempersiapkan acara pernikahanku dan tuan Whitterdern hari ini. aku sudah didandani selayak mungkin sebagai seorang pengantin wanita yang menunggu mempelai pria datang menjemputku dan membawa ku ke pelaminan.
“Rambut nona benar-benar hitam seperti mata nona. Namun berkilau dan dalam.” ujar perias pengantin padaku saat ia sedang menyisir rambut ku.
Aku tersenyum kikuk menanggapinya. Belum lama terpasang, tiara di kepala ku membuat ku pegal dan ingin ku lepas saja.
“Kereta kudanya sudah datang, ayo bergegas!”
Akhirnya datang juga.
Sebagai seorang mempelai wanita dengan gaun putih besar ini aku tidak leluasa untuk bergerak, aku hanya menunduk dan berdebar. Jika bisa kabur, aku ingin sekali kabur dan hidup dengan caraku. namun, wajah ayah dan ibuku terus terngiang dikepala ku saat aku memikirkan pilihan buruk itu.
Kereta kuda putih yang membawaku tiba di gereja tempat kami memberkati pernikahan kami. Kuintip tuan Whitterdern berdiri di depan pintu masuk menunggu aku turun dari kereta. Wajahnya sama saja dengan hampir satu bulan yang lalu pertama kali kami bertemu.
Dingin dan tidak ramah.
Tidak bisakah ia memasang topeng ramah untuk hari ini saja?? Aku begitu penasaran dengan otot wajahnya yang tidak dapat berubah itu.
*
*
*
*
To Be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Meliana Siregar
Sprtinya asiik nih ceritanya
2020-11-28
1
Ayunina Sharlyn
nyimak
2020-08-23
1
aira Humaira
izin promi novel
-BIARKAN AKU BAHAGIA
-MY LOVE IS JUST FOR YOU DEAR
bya andini Thika
makasih😍😍
2020-08-23
1