Awal(?)

Elleina pun tidak tahu kenapa tiba-tiba saja ia menangis. ia merasa ingin tertawa namun bukan tawa yang keluar melainkan air mata. Elleina hanya bisa menutupi wajahnya dengan kedua lengannya yang sudah kemerahan akibat seharian lebih diikat oleh penculik. Rasanya menyedihkan dan juga lucu ketika mengira tidak akan ada yang datang untuk menyelamatkan dirinya. Elleina sudah memikirkan akan berakhir malam ini.

Namun, kedatangan Grexyn dan yang lainnya cukup membuat Elleina terkejut. Sedikit tidaknya ia merasa dipedulikan setelah segala hal yang terjadi.

“Te-terima kasih.” ucap Elleina disela isakkannya.

Ia tidak tahu apa yang harus diucapkan dan di ekspresikan setelah segalanya terjadi. Elleina hanya tidak sanggup menatap Grexyn yang duduk disampingnya. Menatap gelap malam memikirkan jalan untuk pulang.

Langit malam yang awalnya berbintang perlahan ditutupi awan hitam tebal dan menjadikan hutan semakin gelap. Rintik kecil yang turun perlahan semakin lebat.

“Kita harus mencari tempat berteduh.” ujar Grexyn sembari bangkit berdiri.

Elleina mengangguk sembari menghapus air matanya. Di sisi lain ia merasa bodoh karena menangis seperti ini dan berusaha berdiri.

Namun kakinya terlalu lelah bahkan untuk berdiri.

“Ma-maaf tunggu sebentar.” Elleina kembali mencoba mengangkat tubuhnya untuk berdiri.

Tanpa pikir panjang Grexyn langsung menawarkan punggungnya dalam diamnya dan untungnya Elleina mengerti dan menerima tawaran itu dengan langsung naik ke punggung Grexyn.

“Aku tahu kau lelah, tapi dalam keadaan hujan seperti ini kuharap kau jangan tertidur.”

Elleina mengerti, kemungkinan terburuk ia bisa dapat serangan dingin.

Jujur saja, Elleina jarang menyentuh Grexyn seperti ini. jarak dekat ini, Elleina bisa menghirup aroma tubuh Grexyn dan merasakan hangat tubuhnya. Walau sama-sama diguyur hujan ditengah hutan, Elleina bisa tahu jika Grexyn pasti kelelahan menapak jalanan hutan yang becek dan gelap.

“Maaf, jika saja kakiku mampu untuk berdiri dan berjalan.” sesal Elleina.

Grexyn hanya mengeluarkan suara kecil sembari terus berjalan menyusuri hutan dan berharap menemukan tempat untuk berteduh. Tidak peduli apapun itu, asal dapat digunakan untuk istirahat. Terlebih keadaan Elleina tidak akan mampu bertahan lama karena Grexyn dapat merasa jika wanita yang sedang di gendongnya semakin lemah.

“Elleina.”

Grexyn coba memastikan kesadaran Elleina.

“Aku baik-baik saja.” ucap Elleina dengan suara yang lemah.

Elleina mengatakan itu, namun Grexyn tahu jika wanita itu tidak sedang baik-baik saja.

Hingga langkah Grexyn membawa mereka pada sebuah pondok kayu kecil yang nampak gelap. Tanpa memikirkan apa-apa lagi, Grexyn langsung masuk kedalam pondok itu dan meletakkan Elleina kedalamnya. Untungnya Grexyn menemukan perapian di dalamnya dan dapat menghidupkan perapian itu untuk menghangatkan dirinya dan Elleina.

Grexyn tidak dapat menyalahkan siapapun karena sesungguhnya dirinya tidak pernah merawat orang sakit. Sementara Elleina sudah jelas terkena serangan dingin dan akan berakibat fatal jika wanita itu tidak sadarkan diri. Sekujur tubuh Elleina terasa sangat dingin dan denyut nadinya lemah. Suara Elleina semakin lemah dan terdengar seperti gumanan.

Dari semua sudut pondok yang di telusuri, Grexyn hanya mendapat kain bekas yang cukup lebar. Sedikit berdebu, yang penting kain ini kering. Begitu pikir Grexyn.

*

*

*

*

Sementara itu, Simon dan Leon masih menyusuri pinggiran sungai yang sudah hampir meluap akibat hujan yang cukup deras untuk mencari Grexyn dan Elleina. Setelah Elleina dilempar dan Grexyn terjun ke sungai, Simon dan Leon harus sedikit direpotkan melawan Lothair dan anak buahnya walaupun akhirnya Lothair yang melarikan diri membawa lukisan. Simon dan Leon tidak peduli akan hal itu, mereka berdua lebih mengkhawatirkan keadaan Grexyn dan Elleina.

“air sungai semakin meluap tuan! Hal ini akan sulit mencari jejak mereka!” seru Leon di tengah hujan.

“saya tidak bisa membiarkan Elleina dalam bahaya Leon, begitu pula Grexyn!”

Leon tahu jika Simon tidak akan berhenti mencari Grexyn dan Elleina. Begitu pula Leon, dalam benaknya ia sangat mengkhawatirkan kedua tuannya, baik Grexyn maupun Elleina.

*

*

*

Elleina duduk sendirian di hamparan ladang bunga yang sangat luas dan tanpa memikirkan apapun, ia sendirian disini. Hamparan bunga itu jelas terlihat seperti mawar putih yang lembut dan harum.

Apakah ini akhir dari segalanya?

Elleina telah menanyakan itu berulang kali ketika ia mengingat bahwa dirinya dilempar kesungai dan Grexyn menyelamatkannya.

Namun, ia sendirian disini. Elleina tidak melihat Grexyn dimanapun.

Namun, ada cahaya diujung sana yang seolah ingin menghampiri Elleina.

*

*

*

*

Cahaya yang masuk dari jendela langsung mengusik Elleina untuk terbangun dari mimpinya. Ia ingat segala kejadian gila menimpanya, hingga terakhir yang ia ingat adalah Grexyn datang menolong nya dan menggendongnya.

Elleina belum sepenuhnya sadar, namun sedikit terusik dengan surai panjang berwarna putih yang menutupi wajahnya dan di detik kemudian ia baru sadar jika ia sedang berada dipelukan Grexyn dan hanya mengenakan dalaman.

Hampir saja Elleina teriak karena panik, namun masih mampu ia tahan karena takut mengganggu pria yang sedang terlelap tepat didepan wajahnya saat ini. Grexyn masih terlelap sembari memeluk Elleina dibawah selimut yang sama dan jangan ditanya lagi.

Pria itu juga bertelanjang dada.

Elleina hampir saja meloncat dari tempat itu karena sadar dengan apa yang terjadi. Tidak sepenuhnya ia ingat kejadian tadi malam dan bagaimana bisa sampai berakhir seperti ini.

Namun, ketika melihat wajah lelah Grexyn. Seolah memberitahu Elleina bahwa pria ini banyak berkorban untuk menyelamatkannya.

Nampaknya cahaya matahari juga mengusik tidur pria bersurai putih panjang itu hingga membuka matanya dan lansung melihat bola mata Elleina yang masih belum menyangka jika akan tidur seperti ini.

“Se-selamat pagi.”

Entahlah, Elleina tidak merasa jika harus menyapa di keadaan seperti ini namun ia tidak mungkin hanya diam saja melihat Grexyn membuka mata tepat dihadapannya.

Bukannya menjawab, Grexyn langsung menempelkan dahinya pada dahi Elleina. Tingkah Grexyn yang tiba-tiba seperti ini tentu membingungkan Elleina tentang apa arti dari kelakuan pria ini.

“Demammu sudah turun. Kalau begitu, kita bisa melanjutkan perjalanan untuk pulang kerumah.” ujar Grexyn sembari bangkit dari posisi baringnya.

Elleina mengangguk setuju dan langsung mengenakan pakaiannya yang masih lembab itu.

Pencarian Leon dan Simon semalaman membuahkan hasil ketika mengikuti jejak kaki yang membawa mereka kearah pondok kecil dan menemukan Grexyn yang sedang menggendong Elleina dibelakangnya.

Sesampai di rumah, Elleina langsung di periksa oleh dokter dan disuruh untuk istirahat dalam waktu yang telah di tentukan oleh Grexyn sendiri.

“Perkenalkan, saya Edward yang akan menjadi ksatria anda kedepannya.” ujar seorang pria yang memiliki surai hitam yang selaras dengan warna matanya, memperkenalkan dirinya pada Elleina.

Kali ini ksatria yang ditunjuk nampak lebih berpengalaman dari yang sebelumnya. Elleina mengiyakan saja perkenalan itu agar berlalu dengan cepat.

Tanpa menunggu sehari pun, Grexyn langsung menunjuk ksatria pribadi untuk Elleina. Hal yang tidak pernah dilakukan Grexyn sebelumnya seperti ini membuat Elleina sedikit tergelitik hati nya. Karena Elleina terbiasa melihat pria itu sibuk dengan dirinya sendiri.

Bagaimana keadaan Grexyn setelah kejadian malam itu? keadaannya tidak separah trauma yang Elleina alami pria itu sudah bisa bekerja esok paginya. Karena perintah Grexyn yang menyuruh Elleina untuk tetap di kamar membuat Elleina kebosanan.

Setelah kejadian penculikan itu, Elleina merasa dijaga ketat dan selalu diawasi dibanding sebelumnya.

Juga, Simon sama sekali tidak berpamitan pada Elleina ketika ia pergi. Elleina merasa sedikit sedih dan bersalah karena telah menolak ajakan Simon. Namun, pilihan pertamanya tidak akan ia ingkari bahkan jika hal yang buruk terjadi.

Elleina gila? Wanita itu sudah memastikan berulang kali bahwa ia benar-benar gila.

“Saya bosan.” ujar Elleina pada Monica dan Rose yang sedang melayaninya makan siang di kamar.

Sudah 3 hari Elleina masih dikurung di dalam kamar seperti orang sakit padahal dirinya sudah merasa baik-baik saja dan dapat bekerja.

“Ta-tapi tuan belum ada memerintahkan untuk membiarkan anda bekerja nyonya.” ujar Rose.

Elleina menatap kedua pelayannya lalu ksatria yang baru beberapa hari bersama nya itu.

“Itu berarti saya boleh pergi keluar kamar.” ucap Elleina polos.

“Karena jika Grexyn mengatakan untuk tidak bekerja, bukan berarti saya tidak boleh keluar kamar.” lanjut Elleina sembari bangkit berdiri dari duduknya.

“Ta-tapi nyonya.”

Elleina tersenyum riang.

“Ini adalah kediaman Whitterdern. Saya yakin akan baik-baik saja disini bersama kalian.” ucap Elleina senang sembari keluar dari kamar.

Rose dan Monica sudah seperti orang kesusahan ketika mengikuti langkah Elleina yang sedang berkeliling taman.

“Udara semakin dingin di awal musim gugur ya.” guman Elleina sembari melihat pepohonan yang ada sudah mulai menguning dedaunannya.

Namun, mawar merah kesukaannya yang ada ditaman masih bisa bertahan dan mekar dengan indah.

“Haaa aku hidup untuk ini.” ujar Elleina senang sembari memandang deretan mawar merah yang ia minati dari awal masuknya ia ke rumah Whitterdern.

Elleina pun memetik beberapa tangkai bunga mawar untuk mengganti mawar yang ada di kamarnya yang sudah layu karena tidak diganti. Seperti biasa Elleina tidak meminta bantuan dari satupun pelayannya.

“Apa kalian tidak membantunya?” tanya Edward bingung.

Monica dan Rose menatap Edward bersamaan kemudian tersenyum.

“Ahh itu, jika kami turun tangan wajah nyonya tidak akan sesenang seperti saat ini.” ujar Rose.

“Itu benar, ia akan berulang kali mengucapkan rasa tidak enak karena kami melakukan pekerjaan untuknya dan juga, nyonya sudah lama tidak sesenang ini. Melihat nyonya senang, kami juga merasa sangat senang.” jelas Monica.

Edward mungkin belum mengerti kenapa bisa demikian. Seperti yang dikatakan oleh Monica dan Rose tentang Elleina, nampaknya memang nyonya rumah satu itu sangat menikmati kegiatan memetik bunga mawar.

“Ouch! Tanganku berdarah.”

Nampaknya Elleina tidak sengaja menekankan jarinya pada duri tangkai mawar yang tajam itu sehingga membuat telunjuknya mengeluarkan darah.

Baru saja Monica, Rose, dan Edward ingin menghampiri wanita yang sedang mengaduh itu, namun ketiganya langsung menunda langkah ketika didahului oleh suara dan langkah yang familiar di kediaman.

“Tanganmu kenapa?”

Tiba-tiba saja dari arah yang berbeda Grexyn datang dan langsung menangkap tangan Elleina yang berdarah itu. memperhatikan luka kecil itu dengan seksama lalu menatap tajam pada Elleina.

Leon yang ikut di belakang Grexyn hanya memaklumi dan tersenyum penuh arti. Sementara ketiga pengikut Elleina seolah memilih bungkam.

Elleina? Wanita itu bahkan berkedip tak percaya pada orang  yang ada dihadapannya saat ini. apakah salju akan turun lebih awal dari biasanya karena melihat Grexyn tiba-tiba saja datang dan meraih tangannya.

“Maaf, tangan saya hanya tertusuk duri mawar.” Elleina bahkan merasa baikan semenit setelah tertusuk.

“Kenapa kau membiarkan pengikutmu hanya melihatmu sementara kau sendiri yang memetiknya?” pertanyaan Grexyn cukup tajam untuk menyinggung ketiga orang di belakang Elleina yang sudah ketakutan itu.

Elleina langsung melepas jemarinya dari tautan tangan Grexyn dan mencoba mengalihkan pandangan Grexyn dari para pelayannya.

“Mereka tidak bersalah jika ada hukuman saya saja yang melakukannya, lain kali saya akan berhati-hati agar tidak merepotkanmu.” Elleina menunduk meminta pengampunan pada Grexyn agar tidak menghukum Monica, Rose dan Edward.

“Jangan berbuat ceroboh. Saat ini mau tidak mau kau akan berada di situasi yang tidak terduga dan berbahaya.”

Elleina mengiyakan ucapan Grexyn walau masih tidak mengerti kenapa Grexyn banyak berbicara seperti ini seolah pria itu mengkhawatirkan Elleina. Jangan di tanya raut wajah Elleina yang seolah bertanya pada Leon ada apa dengan pria itu? namun Leon hanya tersenyum lembut seolah mengatakan segala hal baik-baik saja.

“Kurasa ini karena terlalu lama berdiam dikamar.” ucap Elleina pada Rose, Monica serta Edward.

Hanya Edward yang tidak mengerti maksud dari ucapan Elleina. Menurut Edward bukankah hal wajar jika Grexyn mengkhawatirkan Elleina dan memarahi mereka bertiga karena tidak membantu Elleina dan hanya diam melihat. Namun berbeda dengan Rose maupun Monica yang nampak senang itu.

“Nyonya bukankah ini awal yang bagus? melihat tuan mengkhawatirkan nyonya seperti tadi adalah hal yang langka dan indah.”

“Sudah lama kami tidak melihat tuan mencemaskan orang lain selain dirinya, apakah nyonya telah masuk perhatiannya?”

Elleina menatap kedua pelayannya itu datar dan tidak bergairah.

“Punggungku terasa gatal ketika mendengar kalian mengucapkan hal itu.” ujar Elleina datar lalu kembali melanjutkan kegiatannya memetik mawar.

Melihat kegiatan yang Elleina lakukan lagi membuat Rose dan Monica langsung campur tangan. Bagaimanapun, ancaman Grexyn adalah yang terburuk yang pernah ada dan jangan sampai itu terjadi pada mereka.

Menanggapi kedua pelayannya membuat Elleina tersenyum dan merasa geli.

*

*

*

Hari berikutnya Elleina sudah beraktifitas seperti biasa di ruangannya. Mengerjakan pekerjaan rumah sebagai nyonya rumah yang tidak pernah ada habisnya.

Elleina merasa lebih baik pada fisik maupun emosinya. Ia merasa lebih baik setelah menjalani perawatan cukup ketat.

Tiba-tiba pintu ruang kerjanya di ketuk dan membuat Elleina mempersilahkan sembari masih sibuk memeriksa setumpuk kertas di mejanya.

Rupanya Monica masuk membaca cemilan untuknya.

“Nyonya, saya mengantar surat dari istana.” ujar Monica sembari menyerahkan sebuah amplop bersegel kerajaan.

“Terima kasih Monica.”

Elleina tersenyum pada Monica sebelum pelayannya itu meninggalkan ruangan. Rasa penasaran Elleina cukup besar dengan apa yang ada didalam amplop. Ia pun meletakkan pena dan kertas lalu meraih amplop itu dan membukanya.

*

*

*

*

Sementara itu, berada sangat jauh dari kediaman Whitterdern. Tepatnya di sebuah kediaman mewah bangsawan bernama Gouldent, seorang wanita bersurai emas panjang bergelombang dengan tahi lalat tepat di bawah dagu kanannya sedang tersenyum kecil ketika bola mata merah safirnya membaca selembar kertas dari amplop bersegel kerajaan Soleier.

“aku akan menemui mu Grexyn.”

*

*

*

Elleina selesai dengan pekerjaannya. Menyusun anggaran, mendiskusikannya pada Leon, menyerahkan laporan pada Leon untuk Grexyn, survey langsung kebutuhan kediaman, berhubungan dengan nyonya-nyonya bangsawan lainnya. Namun hal yang paling membuatnya lelah adalah surat dari kerajaan yang berperihal ulang tahun putra mahkota.

To Be Continued

Terpopuler

Comments

🌹Milea 🖤

🌹Milea 🖤

aduh hbis dtag pebinor datag jg lah si pelakor 😪

2020-08-03

1

lihat semua
Episodes
1 Menikah dan Impian
2 BLACK AND WHITE
3 Entah Apa yang Dipikirannya
4 So I Choose Different Thing
5 Hurt Again and I Do Not Care
6 Hunt Camp
7 Flower Festival
8 Never Give Up (Rose in Ice)
9 I Just... I Do Not Know
10 Can I Stand Forever?
11 Test...
12 Bertahan Tanpa Alasan
13 Kidnapped By...
14 Awal(?)
15 Her Twin
16 The Reason
17 Rencana Pesta?
18 Tentang Pilihan dan Pengorbanan
19 Terjadi Begitu Saja
20 Colder Than Winter
21 Better Be A Friend Than A Wife
22 Date With My Friend
23 Kesan Pertama Kita
24 Another Love Story
25 Berakhirnya Sebuah Perasaan Lama
26 Setengah Hati
27 Penyelesaian
28 One Thing About 7 Years Ago
29 Masalah Yang Berbeda
30 Perjalanan Bisnis dan Pencarian
31 First Time Meet Her
32 Canggung, Lalu Lupakan
33 Masa Lalu Orang Lain
34 Pangeran Lain
35 Spesial : Karakter Utama
36 Malam Di Perkemahan
37 Secret Plan
38 Kepingan Misteri
39 Kunci Jawaban
40 The Truth
41 Mr. N
42 Empty Soul
43 Arti Dari Rasa Sakit
44 Jalan Baru
45 Holiday With You
46 Bukan Masalah Siapa Yang Salah, Tetapi...
47 Bukan Kencan
48 Senyuman Grexyn
49 Meja Terbalik
50 Permainan Dimulai
51 Permainan Dimulai 2
52 Hal Tidak Terduga
53 Saudara Perempuan
54 First Step
55 Memulai Kepercayaan Satu Sama Lain
56 Sumpah Setia
57 Our First Kiss
58 Lelah Dengan Diri Sendiri
59 Dia Bukan Barang
60 Perasaan Asing
61 Welcome New Problem
62 Menjadi Satu-satunya
63 Pembuktian
64 Selamat Tinggal
65 Jangan Merubah Masa Lalu
66 Kisah Pondok Ajaib dan Gadis Muda
67 Alasan Untuk Tinggal
68 Permainan Ilusi
69 Di Ambang
70 Arti Dari Kesetiaan Seorang Ksatria
71 Bukan Pesan Terakhir
72 Di Balik Identitas Baru
73 Perjalanan Wisata Ekstrim
74 Di Balik Dinding Es
75 Apakah Bisa Dikatakan Takdir?
76 Kembali Dengan Pribadi Yang Berbeda
77 Welcome Back
78 Terasa Seperti Hari Pertama
79 Wajah Yang Tak Pernah Diperlihatkan
80 Menapaki Jalan Baru
81 Batas Sabar
82 Tidak Ada Yang Tidak Melukai
83 Musim Dingin Itu Dingin
84 The Truth About Someone
85 Buat Itu Menjadi Masalah Bagimu
86 Terlalu Awal Untuk Musim Semi
87 Harapan Hidup
88 Ucapan Terima Kasih
89 Bonus Story
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Menikah dan Impian
2
BLACK AND WHITE
3
Entah Apa yang Dipikirannya
4
So I Choose Different Thing
5
Hurt Again and I Do Not Care
6
Hunt Camp
7
Flower Festival
8
Never Give Up (Rose in Ice)
9
I Just... I Do Not Know
10
Can I Stand Forever?
11
Test...
12
Bertahan Tanpa Alasan
13
Kidnapped By...
14
Awal(?)
15
Her Twin
16
The Reason
17
Rencana Pesta?
18
Tentang Pilihan dan Pengorbanan
19
Terjadi Begitu Saja
20
Colder Than Winter
21
Better Be A Friend Than A Wife
22
Date With My Friend
23
Kesan Pertama Kita
24
Another Love Story
25
Berakhirnya Sebuah Perasaan Lama
26
Setengah Hati
27
Penyelesaian
28
One Thing About 7 Years Ago
29
Masalah Yang Berbeda
30
Perjalanan Bisnis dan Pencarian
31
First Time Meet Her
32
Canggung, Lalu Lupakan
33
Masa Lalu Orang Lain
34
Pangeran Lain
35
Spesial : Karakter Utama
36
Malam Di Perkemahan
37
Secret Plan
38
Kepingan Misteri
39
Kunci Jawaban
40
The Truth
41
Mr. N
42
Empty Soul
43
Arti Dari Rasa Sakit
44
Jalan Baru
45
Holiday With You
46
Bukan Masalah Siapa Yang Salah, Tetapi...
47
Bukan Kencan
48
Senyuman Grexyn
49
Meja Terbalik
50
Permainan Dimulai
51
Permainan Dimulai 2
52
Hal Tidak Terduga
53
Saudara Perempuan
54
First Step
55
Memulai Kepercayaan Satu Sama Lain
56
Sumpah Setia
57
Our First Kiss
58
Lelah Dengan Diri Sendiri
59
Dia Bukan Barang
60
Perasaan Asing
61
Welcome New Problem
62
Menjadi Satu-satunya
63
Pembuktian
64
Selamat Tinggal
65
Jangan Merubah Masa Lalu
66
Kisah Pondok Ajaib dan Gadis Muda
67
Alasan Untuk Tinggal
68
Permainan Ilusi
69
Di Ambang
70
Arti Dari Kesetiaan Seorang Ksatria
71
Bukan Pesan Terakhir
72
Di Balik Identitas Baru
73
Perjalanan Wisata Ekstrim
74
Di Balik Dinding Es
75
Apakah Bisa Dikatakan Takdir?
76
Kembali Dengan Pribadi Yang Berbeda
77
Welcome Back
78
Terasa Seperti Hari Pertama
79
Wajah Yang Tak Pernah Diperlihatkan
80
Menapaki Jalan Baru
81
Batas Sabar
82
Tidak Ada Yang Tidak Melukai
83
Musim Dingin Itu Dingin
84
The Truth About Someone
85
Buat Itu Menjadi Masalah Bagimu
86
Terlalu Awal Untuk Musim Semi
87
Harapan Hidup
88
Ucapan Terima Kasih
89
Bonus Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!