Rencana Pesta?

Elleina nampaknya membuat pelayan dan ksatrianya heran dengan tingkah wanita itu yang bolak-balik dari satu sudut ke sudut lain di ruang kerjanya. Memang nampak sedang memikirkan sesuatu, namun orang lain yang kebingungan dengan apa yang dipikirkan wanita itu.

“Nyonya, apa yang sedang anda pikirkan sampai menghabiskan waktu 30 menit bolak-balik seperti ini?” tanya Rose khawatir.

Elleina yang sedang menggumankan sesuatu tak jelas itu langsung menghentikan tingkahnya dan menatap ketiga pelayannya. Lalu tersenyum tipis.

“Saya memikirkan perkataan Tulipe pada saya tempo hari tentang ulang tahun Grexyn yang akan diadakan ketika festival musim dingin. Tahun ini, Tulipe meminta saya sendiri yang merancang perayaannya.” jawab Elleina.

Lalu kembali diam memikirkan rancangan yang pas untuk perayaan pria putih itu.

“Lalu, apa rencana kasarnya nyonya?” tanya Monica.

Elleina menatap ketiganya lalu tersenyum hambar.

“Saya pikir akan menaruh es dimana-mana sampai tempat perayaannya menjadi beku.” ucap Elleina sembari tertawa hambar.

Jawaban yang diberikan Elleina langsung membuat ketiga pelayan itu bungkam dan menatap Elleina aneh. Tidak pernah ada yang bisa menebak jalan pikiran Elleina kearah mana. padahal ketiganya mengharapkan jika Elleina akan tampak bingung dan berusaha yang terbaik agar pesta nanti menarik perhatian Grexyn. Namun, sepertinya mereka harus buang jauh-jauh pikiran itu.

“Eh, kenapa kalian berekspresi seperti itu? padahal saya serius.” ujar Elleina tak berdosa.

“Nyonya, apa anda membenci tuan?” tanya Monica heran.

“Hm?” Elleina menatap monica dengan tatapan polos.

“Saya tidak tahu hehehe.”

*

*

*

*

“Seperti itulah jawaban nyonya.” ujar Monica pada Leon ketika di tanya bagaimana Elleina akan merancang pesta ulang tahun untuk Grexyn.

Mendengarnya tentu membuat Leon tidak menyangka betapa frontalnya Elleina akan menyampaikan hal seperti itu. ia bahkan tidak mampu berkata-kata karena tingkah Elleina. Namun, kemudian tersenyum menanggapi kekhawatiran para pelayan Elleina.

“Nyonya adalah orang yang baik. Ia pasti merancang sesuatu yang baik, percaya saja padanya.” ujar Leon.

*

*

*

*

Nampaknya perkataan Leon terkait Elleina ada benar adanya. Wanita itu bahkan berkali-kali menaruh buku bacaan kesukaannya dan kembali menatap daun pohon yang sudah berguguran di taman. Niat hati ingin membaca buku karena pekerjaan sudah rampung. Namun ucapan Tulipe tentang tugas yang dipikir sangat penting itu sedikit membebani pikiran Elleina.

“Jika di rumah pasti ibuku yang membuat acara.” ujar Elleina sembari menutup wajahnya dengan buku.

Lalu kembali mengangkat buku dari wajahnya dan menatap langit musim gugur yang nampak cerah itu.

“Aku tidak pernah memikirkan hal semacam ini sebelumnya, jika mengingat sifatnya padaku aku ingin menaruh sebanyak-banyaknya es pada pestanya.” guman Elleina.

Sejujurnya ia tidak sendirian melainkan ada Edward yang berdiri didekatnya mendengar wanita itu menggumamkan perkataan aneh.

Tiba-tiba Elleina bangkit berdiri seperti mengingat sesuatu yang penting dan tentu sedikit mengejutkan Edward yang hampir ditabraknya.

“Edward! Ini tanggal berapa?!” tanya Elleina.

“18 kurasa.” jawab Edward nampak kebingungan.

“Kamu benar! Ayo kita menemui Tulipe!” ajak Elleina sembari mengambil langkah lebih dulu dengar berlari walau tindakannya sedikit membuat Edward kewalahan.

Ia mungkin berpikir Elleina adalah seorang yang tenang… karena itu kadang-kadang ketika bersama dengan Grexyn.

“Itu benar! besok adalah nuit ensemble. Ada apa nyonya?” tanya Tulipe yang sedang memeriksa hasil kerja pelayan lain di dapur.

Elleina hanya tersenyum.

“Saya sekedar bertanya, terima kasih Tulipe.” Ujar Elleina lalu pergi.

Tulipe mungkin sedikit heran karena tingkah Elleina yang tidak biasanya bertanya akan hal seperti itu. biasanya Elleina akan mengeluarkan ekspresi enggan ketika diberitahukan bahwa akan ada malam bersama dengan Grexyn. Namun, hari ini wanita itu bertanya terkait hal tersebut.

“Ada apa dengannya akhir-akhir ini?” ujar Tulipe heran.

*

*

*

*

Hari berlalu begitu cepat dengan beragam pekerjaan yang dilakukan Elleina. Selain bekerja seperti biasa, ia juga harus merancang acara ulang tahun Grexyn yang akan datang beberapa minggu lagi. Musim gugur semakin ke penghujung dan musim dingin akan datang.

Malam ini adalah malam di mana Grexyn akan tidur di kamarnya. Setelah sekian lama semenjak kejadian Elleina diculik, ia seperti biasa jarang berbicara dengan pria itu. oleh karena itu, Elleina ingin memanfaatkan kesempatan untuk mencari apa yang di inginkan pria itu pada ulang tahunnya.

Elleina sebenarnya tidak harus terlalu memikirkan hal itu karena ia bisa saja menanyakannya pada Leon. Bertanya tentang bagaiman perayaan sebelumnya diselenggarakannya. Akan tetapi Elleina memilih di jalan yang berbeda. Bukan karena ingin menarik perhatian Grexyn atau siapapun.

“Setidaknya ada pekerjaan baru dibanding harus terpaku dengan berlembar-lembar kertas di ruangan itu saja, baiklah aku akan melakukan hal yang menyenangkan dalam masalah ini.”

Begitulah, itu karena ia bosan dengan keadaan.

Elleina saat ini sudah dikamarnya dan mengenakan gaun tidurnya, duduk di sofa yang ada dan sibuk berkutat dengan buku serta pena untuk menulis garis besar rancangan acarannya. Leon memberitahu jika Grexyn akan sedikit lambat karena masih mengurus beberapa pekerjaan. Karena itu, sebelum manusia itu ke kamarnya, Elleina harus merancang perayaan itu sebaik mungkin.

*

*

*

*

Sementara itu seperti yang dikatakan Leon pada Elleina, nampaknya Grexyn masih harus menandatangani beberapa tumpukkan pekerjaan yang sedikit-sedikit mulai menipis. Sementara Leon menemaninya dengan membantu merapikan hasil kerjannya.

“Tuan, apa anda tidak menemui nyonya? Malam ini adalah jadwalnya.” ujar Leon sembari menaruh dokumen yang telah diselesaikan Grexyn.

Grexyn sebentar melihat jam sakunya lalu meletakkan kembali benda penghitung waktu itu ke dalam sakunya.

“Kurasa sudah terlalu larut, terlebih pekerjaan ini masih banyak.” ujar Grexyn dingin.

“Ehem!” Leon tiba-tiba berdehem dan terdengar serius.

“Saya akan menyelesaikannya untuk anda, jadi anda bisa pergi.” ujar Leon sembari menatap lurus pada Grexyn.

Menatapnya seperti permintaan untuk selesai bekerja dan harus dituruti.

“Ehm Leon?”

“Atau anda ingin menghabiskan malam bersama saya?” tanya Leon dengan senyum hangatnya.

Itu terdengar mengerikan bagi Grexyn.

*

*

*

*

Elleina sudah terlalu larut didalam kegiatan merancang acaranya. Bahkan banyak remasan kertas yang sudah ia lempar begitu saja dilantai tempat ia merebahkan diri pada sofa berwarna putih itu. dari tadi belum ada ide yang pas dihatinya untuk membuat perayaan ulang tahun Grexyn menarik. Sekali ia tulis, lalu ia coret, remas, lalu buang.

Katakanlah Elleina baik hati ketika melakukan ini.

“Sudah kuduga aku akan menaruh es dimana-mana.” ujar Elleina lelah dengan dirinya sendiri.

“ada apa dengan es?”

Jantung Elleina hampir saja terlepas dari tempat nya ketika mendengar suara bariton rendah yang datang dari pintu masuk. Grexyn sudah ada di sana dengan pakaian tidurnya dalam beberapa detik lalu dan masuk langsung melihat seorang wanita sedang merebahkan diri dengan tidak elitnya dan bersungut tentang menaruh es dimana-mana.

Apa mungkin wanita itu kepanasan ditengah musim gugur yang seharusnya dingin?

Melihat siapa yang masuk kedalam kamarnya tanpa menimbulkan bunyi apapun, Elleina langsung melompat karena kaget.

“Tunggu di situ jangan bergerak!” baiklah, ini kali pertama Elleina memerintahkan Grexyn.

Wanita itu langsung membereskan kekacauan yang ia buat sementara Grexyn menuruti permintaan wanita itu untuk tetap diam ditempat dan melihat Elleina dengan kalutnya mengatur segalanya agar tidak berantakan.

Dan jangan sampai Grexyn melihat rancangan pesta gilanya.

“Fyuh! kamu bisa tidur jika ingin.” ujar Elleina sembari mempersilahkan Grexyn untuk ke ranjangnya, sementara Elleina masih duduk di sofa.

“Baiklah.” ujar Grexyn lalu pergi ke kasur dan merebahkan tubuh lelahnya disana tanpa mempedulikan Elleina.

“Apa kau belum tidur?” tanya Grexyn.

Elleina sedikit tersentak lalu duduk di sofa tanpa menatap Grexyn.

“Saya masih belum lelah. Beristirahatlah karena sepertinya kamu lelah.”

Grexyn sudah berbaring dan memejamkan matanya di atas ranjang Elleina, sementara sang empunya kamar masih berdiri menatap lantai dengan pikiran yang terus mengontrol agar dirinya tenang dan tidak merasa canggung. Elleina ingin menertawai dirinya sendiri karena gugup yang tidak pernah habisnya di keadaan sunyi bersama dengan Grexyn saat ini.

Intinya Elleina tidak ingin naik ke kasur terlebih dahulu, setidaknya pria itu harus sudah terlelap lebih dulu.

Beberapa menit telah berlalu dalam kesunyian malam. Tidak ada satu pun yang bersuara setelah Grexyn berbaring. Sementara Elleina memutuskan untuk berkutat dengan benang wol dan jarum rajutnya. Hanya mengandalkan sebatang lilin yang ia taruh diatas meja sebagai penerangnya untuk melihat pekerjaannya dan sunyi malam yang menemaninya. Matanya lelah, tapi pikirannya sama sekali belum netral. Seseorang yang notabene adalah suaminya nyatanya terasa sangat asing.

“Ohh!! Ayolah Elleina! Apa kamu benar-benar tidak memiliki perasaan apa-apa pada Grexyn setelah sekian lama dan banyaknya kejadian antara kalian?”

Perasaan? Elleina kembali memikirkan ucapan Dane tempo hari ketika ia berkunjung ke rumah Beille.

Pikirannya mengalir begitu saja seiring dengan benang-benang yang ia rajut itu. ketika pikirannya pergi kearah tentang perasaannya pada Grexyn, tangan Elleina tiba-tiba terhenti.

“Oh!” ternyata ujung jarum mengenai salah satu telunjuknya.

Berdarah memang, namun Elleina lebih memikirkan orang yang bisa saja terganggu tidurnya karena suaranya. Ia melihat tidak ada pergerakan dari pria yang tengah terlelap itu.

Dirasa cukup dan takut akan terjadi hal yang lebih fatal, Elleina menyudahi kegiatannya dan mengemas semua ‘mainan’ nya untuk bersiap naik ke atas ranjang dengan perasaan masa bodoh. Karena ia merasa itu juga tempat tidurnya.

Perlahan Elleina masuk kedalam satu selimut yang sama sambil memperhatikan punggung Grexyn yang menghadapnya. Takut jika pria itu terganggu karena pergerakannya. Nyatanya pria itu terlalu lelah menurut Elleina untuk merasa pergerakan disekitarnya.

Sadar tidak sadar, Elleina sedikit menyimpulkan tentang perasaannya terhadap Grexyn…

Ia tidak membencinya.

Juga tidak memiliki rasa khusus seperti ingin memilikinya.

Namun, ketika memikirkan hal itu, pikirannya tiba-tiba saja kosong.

Elleina juga memikirkan kenapa ia dulu sempat mengorbankan keselamatannya untuk mengobati Grexyn dari racun sementara dirinya juga sakit.

Grexyn juga begitu, ketika menyelamatkan dirinya ketika di lempar ke sungai.

Sementara di kehidupan sehari-hari tidak saling mempedulikan satu sama lain. Elleina jadi bingung akan kearah mana pernikahan ini.

“Tidak bisakah kita berteman baik saja?” bisik Elleina pada dirinya sendiri.

Tangannya memainkan ujung surai panjang Grexyn dihadapannya.

Karena tidak tahu bagaimana cara mendeskripsikan perasaannya, Elleina pikir akan lebih baik jika ia dan Grexyn dapat menjadi teman yang baik. Mungkin satu sama lain tidak bisa ada cinta romansa diantarannya, namun setidaknya jika begitu Elleina berharap dapat hidup tenang dengan berteman baik seperti hal dirinya dengan Beille maupun Dane.

*

*

*

*

*

“Leon, saya pikir hanya dirimu yang bisa membantu saya.” ujar Elleina dengan wajah frustasinya.

wajah Elleina seperti jeli yg meleleh(?)

Berhari-hari Elleina terus memikirkan rancangan ulang tahun Grexyn. Namun ia sama sekali belum pernah mendapat gambaran. Maka dari itu seminggu sebelum perayaan Elleina harus menarik Leon ke ruang kerjanya dan membahas hal tersebut serinci mungkin.

“Apa yang bisa saya bantu nyonya?” tanya Leon penuh kesabaran.

“Saya bingung bagaimana acara ini diselenggarakan terlebih bertepatan dengan festival musim dingin semua bangsawan pasti sibuk dan tidak ada yang menjadi tamu undangan.” ujar Elleina kebingungan.

“Perayaan dirayakan biasa saja nyonya, tidak perlu khawatir dengan tamu undangan karena tuan sebenarnya tidak terlalu menyukai perayaan ulang tahunnya.”

“Lalu kenapa harus dirayakan jika ia tidak suka?” lama-lama Elleina bingung juga dengan pola pikir Grexyn dan Leon.

“Itu karena bertepatan dengan festival musim dingin nyonya, kami biasanya akan mengadakan makan besar dengan para pelayan dan pekerja keluarga Whitterdern yang menghadirinya. Lalu tuan tidak menghadiri dan akan sibuk di ruangannya.” jawab Leon.

Elleina sedikit menangkap kunci jawaban.

“Tidak pernahkah ia menganggap kalau itu hari ulang tahunnya?” tanya Elleina.

"Beliau hanya mempersilahkan kami mengadakannya tanpa membicarakannya lebih lanjut.”

Elleina terdiam memikirkan sesuatu yang ia kira akan lebih rumit nantinya.

“Apa tahun ini Grexyn tidak akan hadir juga?” tanya Elleina.

“Saya belum dapat memastikan nyonya.” jawab Leon penuh penyesalan.

Elleina menghela napas nya pelan kemudian menatap sekretaris Grexyn itu lurus.

“Leon saya ingin bertanya padamu,” ujar Elleina serius.

“Silahkan nyonya.”

“Maaf sebelumnya, tapi saya akan mengeluarkan diri saya yang sebenarnya untuk beberapa hari kedepan.” ucap Elleina sembari diiringi oleh kekehan hambarnya namun penuh makna dalam lamunannya hingga membuat Leon sedikit merinding melihat sifat nyonyanya yang tidak pernah semisterius ini.

Apa Elleina memiliki kepribadian lain?

*

*

*

*

Setelah pergi mendiskusikan perihal perayaan ulang tahun Grexyn bersama dengan Elleina, Leon langsung pergi ke ruang kerja Grexyn. Sambil membawa kopi dan cemilan untuk Grexyn.

Setiba diruangan, Leon melihat Grexyn berdiri membelakanginya dan menatap kearah luar melalui jendela di belakang meja kerjanya sembari memainkan ujung surai panjangnya.

“Tuan, saya membawa kopi untuk anda.” ujar Leon sembari meletakkan kopi diatas meja kerja Grexyn.

“Terima kasih Leon.” ujar Grexyn tanpa berbalik.

Leon nampaknya sedikit memperhatikan Grexyn bertingkah tidak biasanya hari ini karena pria itu terus memainkan ujung rambutnya.

“Apa anda ingin memotong rambut tuan?” tanya Leon iseng.

Grexyn sadar tingkahnya begitu diperhatikan oleh Leon lalu kembali duduk di kursi kerjanya.

“Entahlah, mungkin akan merepotkan jika terus dibiarkan panjang dengan banyaknya pekerjaan.” ujar Grexyn mengingat surainya sudah hampir menyentuh pinggang.

Bahkan tidak sebanding dengan surai sebahu milik Elleina.

Sementara itu Elleina terus memikirkan perkataan Leon terkat Grexyn yang tidak menghadiri perayaan ulang tahun nya sendiri. Untuk apa Tulipe meminta nya merancang acara ini?

Rasanya percuma membuatnya jika pemeran utama nya tidak hadir.

Elleina hanya memperhatikan setangkai bunga mawar merah di vas yang ia letakkan di meja kerjanya sebagai penyemangat.

“Lalu apa ia tidak pernah menginginkan sesuatu di hari ulang tahunnya?” tanya Elleina pada bunga mawar yang mekar sempurna itu.

Mawar itu hanya diam menyimak Elleina yang berbicara padanya tanpa menjawab. Sebagai saksi bisu karena terhadap tingkah aneh Elleina.

“Aahh! aku tidak bisa begini terus! setidaknya aku harus bergerak dan bertanya.” ujar Elleina.

Ia masih belum bisa menyerah akan hal itu. ditambah persoalan baru tentang Grexyn tidak membuatnya menyerah begitu saja. Setidaknya ia harus tahu kenapa Grexyn tidak merayakannya bersama yang lain dan sibuk mengurung diri. Jadi apa arti perayaan itu tanpa dirinya?

Dengan langkah penuh percaya dirinya, Elleina keluar dari ruang kerjanya. Semua rancangan pertanyaan seolah sudah tersusun rapi. Masalah kesiapan mentalnya ia sudah bisa mengontrol jantungnya untuk tidak terlalu panic dan tetap tenang. Langkah kakinya terus membawanya menyusuri koridor, matanya bergantian melihat kiri dan kanan kemudian ke depan untuk mencari objek.

Sejenak Elleina langsung menjadi perhatian setiap pelayan yang melewatinya dengan tatapan bingung karena ekspresi nyonya mereka tidak setenang yang biasanya. Bahkan Monica dan Rose ia lewati.

Dan sapaan Tulipe hanya ia balas dengan telapak tangan melambai. Hingga langkahnya berhenti pada sebuah pintu besar berwarna putih dan langsung mengetuknya tanpa ragu.

Tanpa menunggu lama muncul Leon dari dalamnya dan menatap Elleina bingung karena tidak biasanya.

“Saya ingin bicara dengan Grexyn berdua saja.” ucap Elleina dengan senyumnya yang terasa begitu ringan dan nada suara yang tenang namun antusias.

To Be Continued

Terpopuler

Comments

🌹Milea 🖤

🌹Milea 🖤

ada visual nya ga, thor.?? klo buat cowok nya g, papalah rmbut pndek yg pnting bsa liat jg udah puas hehehe 😁😅😂

2020-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 Menikah dan Impian
2 BLACK AND WHITE
3 Entah Apa yang Dipikirannya
4 So I Choose Different Thing
5 Hurt Again and I Do Not Care
6 Hunt Camp
7 Flower Festival
8 Never Give Up (Rose in Ice)
9 I Just... I Do Not Know
10 Can I Stand Forever?
11 Test...
12 Bertahan Tanpa Alasan
13 Kidnapped By...
14 Awal(?)
15 Her Twin
16 The Reason
17 Rencana Pesta?
18 Tentang Pilihan dan Pengorbanan
19 Terjadi Begitu Saja
20 Colder Than Winter
21 Better Be A Friend Than A Wife
22 Date With My Friend
23 Kesan Pertama Kita
24 Another Love Story
25 Berakhirnya Sebuah Perasaan Lama
26 Setengah Hati
27 Penyelesaian
28 One Thing About 7 Years Ago
29 Masalah Yang Berbeda
30 Perjalanan Bisnis dan Pencarian
31 First Time Meet Her
32 Canggung, Lalu Lupakan
33 Masa Lalu Orang Lain
34 Pangeran Lain
35 Spesial : Karakter Utama
36 Malam Di Perkemahan
37 Secret Plan
38 Kepingan Misteri
39 Kunci Jawaban
40 The Truth
41 Mr. N
42 Empty Soul
43 Arti Dari Rasa Sakit
44 Jalan Baru
45 Holiday With You
46 Bukan Masalah Siapa Yang Salah, Tetapi...
47 Bukan Kencan
48 Senyuman Grexyn
49 Meja Terbalik
50 Permainan Dimulai
51 Permainan Dimulai 2
52 Hal Tidak Terduga
53 Saudara Perempuan
54 First Step
55 Memulai Kepercayaan Satu Sama Lain
56 Sumpah Setia
57 Our First Kiss
58 Lelah Dengan Diri Sendiri
59 Dia Bukan Barang
60 Perasaan Asing
61 Welcome New Problem
62 Menjadi Satu-satunya
63 Pembuktian
64 Selamat Tinggal
65 Jangan Merubah Masa Lalu
66 Kisah Pondok Ajaib dan Gadis Muda
67 Alasan Untuk Tinggal
68 Permainan Ilusi
69 Di Ambang
70 Arti Dari Kesetiaan Seorang Ksatria
71 Bukan Pesan Terakhir
72 Di Balik Identitas Baru
73 Perjalanan Wisata Ekstrim
74 Di Balik Dinding Es
75 Apakah Bisa Dikatakan Takdir?
76 Kembali Dengan Pribadi Yang Berbeda
77 Welcome Back
78 Terasa Seperti Hari Pertama
79 Wajah Yang Tak Pernah Diperlihatkan
80 Menapaki Jalan Baru
81 Batas Sabar
82 Tidak Ada Yang Tidak Melukai
83 Musim Dingin Itu Dingin
84 The Truth About Someone
85 Buat Itu Menjadi Masalah Bagimu
86 Terlalu Awal Untuk Musim Semi
87 Harapan Hidup
88 Ucapan Terima Kasih
89 Bonus Story
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Menikah dan Impian
2
BLACK AND WHITE
3
Entah Apa yang Dipikirannya
4
So I Choose Different Thing
5
Hurt Again and I Do Not Care
6
Hunt Camp
7
Flower Festival
8
Never Give Up (Rose in Ice)
9
I Just... I Do Not Know
10
Can I Stand Forever?
11
Test...
12
Bertahan Tanpa Alasan
13
Kidnapped By...
14
Awal(?)
15
Her Twin
16
The Reason
17
Rencana Pesta?
18
Tentang Pilihan dan Pengorbanan
19
Terjadi Begitu Saja
20
Colder Than Winter
21
Better Be A Friend Than A Wife
22
Date With My Friend
23
Kesan Pertama Kita
24
Another Love Story
25
Berakhirnya Sebuah Perasaan Lama
26
Setengah Hati
27
Penyelesaian
28
One Thing About 7 Years Ago
29
Masalah Yang Berbeda
30
Perjalanan Bisnis dan Pencarian
31
First Time Meet Her
32
Canggung, Lalu Lupakan
33
Masa Lalu Orang Lain
34
Pangeran Lain
35
Spesial : Karakter Utama
36
Malam Di Perkemahan
37
Secret Plan
38
Kepingan Misteri
39
Kunci Jawaban
40
The Truth
41
Mr. N
42
Empty Soul
43
Arti Dari Rasa Sakit
44
Jalan Baru
45
Holiday With You
46
Bukan Masalah Siapa Yang Salah, Tetapi...
47
Bukan Kencan
48
Senyuman Grexyn
49
Meja Terbalik
50
Permainan Dimulai
51
Permainan Dimulai 2
52
Hal Tidak Terduga
53
Saudara Perempuan
54
First Step
55
Memulai Kepercayaan Satu Sama Lain
56
Sumpah Setia
57
Our First Kiss
58
Lelah Dengan Diri Sendiri
59
Dia Bukan Barang
60
Perasaan Asing
61
Welcome New Problem
62
Menjadi Satu-satunya
63
Pembuktian
64
Selamat Tinggal
65
Jangan Merubah Masa Lalu
66
Kisah Pondok Ajaib dan Gadis Muda
67
Alasan Untuk Tinggal
68
Permainan Ilusi
69
Di Ambang
70
Arti Dari Kesetiaan Seorang Ksatria
71
Bukan Pesan Terakhir
72
Di Balik Identitas Baru
73
Perjalanan Wisata Ekstrim
74
Di Balik Dinding Es
75
Apakah Bisa Dikatakan Takdir?
76
Kembali Dengan Pribadi Yang Berbeda
77
Welcome Back
78
Terasa Seperti Hari Pertama
79
Wajah Yang Tak Pernah Diperlihatkan
80
Menapaki Jalan Baru
81
Batas Sabar
82
Tidak Ada Yang Tidak Melukai
83
Musim Dingin Itu Dingin
84
The Truth About Someone
85
Buat Itu Menjadi Masalah Bagimu
86
Terlalu Awal Untuk Musim Semi
87
Harapan Hidup
88
Ucapan Terima Kasih
89
Bonus Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!