Her Twin

Elleina Rosmand atau sekarang telah menjadi Elleina Whitterdern merupakan seorang wanita muda yang bisa dikatakan telah membuang semua impiannya ketika ia masih muda dan bebas dulu. Impiannya seolah sudah ia bungkus dengan rapi dan melemparkan bungkusan itu ke sungai yang beraliran deras. Melihat bungkusan itu hanyut seiring dengan masalah-masalah yang ia alami.

Elleina masuk penjara pada hari pertama karena suaminya sendiri.

Hampir terbunuh dua kali.

Patah tulang dan tertusuk.

Elleina bersyukur masih bisa hidup dan makan dengan normal. Walau ia tahu kehidupan batinnya tidak bisa dikatakan normal.

Wanita dengan penampilan gloomy (sebenarnya terdapat sisi cerah pada hari-hari tertentu) itu memang memiliki seorang suami yang bisa dikatakan sempurna(di mata orang). Tapi, wanita mana yang bertahan ketika keberadaannya tidak pernah di anggap? Elleina tidak ambil pusing hal itu dan hidup menurut kemampuannya.

Bahkan Elleina tidak mempermasalahkan jika Grexyn belum bisa melupakan mantan kekasihnya. Itu bukan masalah untuk Elleina.

Jika Grexyn tidak peduli padanya, lantas apakah Elleina harus peduli? Wanita itu nampak tidak peduli, tapi sebenarnya ia melakukan kebalikan dari sikapnya itu.

Kadang secara mau tidak mau Elleina menghargai Grexyn.

*

*

*

“Apa kau mendengar yang kukatakan?” tanya Grexyn pada wanita di ujung meja makan besar itu.

Siapa lagi jika bukan Elleina, ia masih mengunyah suapan roti terakhir sarapannya hari ini sambil melamun dan menatap kosong meja makan.

“Ehem!.”

Teguran kecil Grexyn menginterupsi lamunannya dan membuatnya hampir tersedak jika tidak langsung meraih air putih. Jangan di tanya tentang raut wajah Grexyn, walau datar dan kaku Elleina tahu jika pria itu tidak senang.

“Maafkan saya, saya mendengar apa yang kamu katakan. Saya akan mengosongkan jadwal saya sore ini.” jelas Elleina.

Bukannya beranjak pergi seperti biasa, Grexyn masih menatap Elleina.

“Apa yang kau lamunkan?”

Bahkan seisi ruang makan mungkin tercengang dalam hati mereka karena tiba-tiba Grexyn menanyakan hal seperti itu.

Jika di rumah tangga orang lain mungkin mengkhawatirkan satu sama lain dan bertanya terkait hal itu adalah hal normal. Namun, seiring berjalannya waktu Elleina tinggal bersama Grexyn dan pria itu tiba-tiba bertanya, rasanya punggung Elleina gatal dan ingin digaruk.

Ini tidak normal. Elleina berpikir ada sesuatu terjadi pada Grexyn.

“Tidak, saya tidak melamun. Saya hanya menikmati makanan.”

Tidak mungkin bagi Elleina untuk memberitahukan apa yang ia lamunkan, terlebih bahan lamunannya adalah pria yang bertanya itu.

Elleina tidak ingin masuk penjara kediaman untuk kedua kalinya.

“Untuk gaun, aku telah meminta Leon mempersiapkannya.” ujar Grexyn lalu benar-benar beranjak dari meja makan dan bekerja seperti biasa.

Elleina menatap punggung Grexyn heran lalu menatap Leon yang masih tinggal diruang makan.

“Apa yang terjadi pada tuanmu?” tanya Elleina langsung pada intinya.

Mendengar pertanyaan Elleina hampir membuat Leon tersedak udara namun masih bisa ia kontrol ekspresi tenangnya seperti biasa. Ia pun maju mendekati Elleina lalu menyerahkan sebuah kotak.

“Ceritanya panjang. Saya merasa tuan sedang berusaha bersikap lembut pada anda setelah banyaknya kejadian yang selalu membuat anda menjadi korban.” jelas Leon sembari tersenyum lembut.

“Itu terdengar seperti dia kasihan pada saya.”

Mendengar ucapan Elleina yang selalu merasa aneh pada Grexyn hanya membuat Leon memaklumi dan tersenyum. Elleina pun berterima kasih pada Leon yang sudah memberikan gaun yang dimaksud oleh Grexyn dan langsung pergi dari ruang makan.

Sepanjang koridor menuju ruang kerjanya, Elleina sedikit kepikiran tentang ucapan Leon menyangkut sikap aneh Grexyn akhir-akhir ini. Elleina bukanlah seorang yang mudah terbuai dengan sedikit perhatian. Jika ingin memberinya perhatian, setidaknya lakukanlah hal tersebut dengan senyuman dan hangat. Bukannya wajah dingin dan kaku ketika bertanya dan nampak khawatir.

Itu seperti terlihat terpaksa.

Atau karena Grexyn yang tidak dapat mengatur ekspresi?

Namun, di tengah perdebatan pikiran Elleina. Ia teringat pada ucapan ratu Grace tentang Grexyn.

“Satu hal yang kuberitahu, Grexyn bukanlah seorang yang jahat, sifatnya memang dingin dan nampak tak berperasaan. Namun, ia seorang pria yang mau mendengarkan. Jika ada masalah, bicarakan padanya walaupun kamu tahu jika responnya akan nampak tidak peduli.”

“Setidaknya ia masih punya yang namanya perasaan.” timpal Elleina diselingi kekehan jenakanya.

*

*

*

*

Masalah sikap Grexyn padanya akhir-akhir ini memang cukup membuat Elleina penasaran tentang benda apa yang terbentur di kepalanya sehingga membuat pria es itu menjadi banyak bertanya dan bertingkah aneh. Namun belum Elleina menemukan jawabannya, ia harus dihadapi dengan pesta ulang tahun putra mahkota pangeran Lothair.

Mengingat nama itu seolah membangkitkan traumanya pada hari dimana ia dilempar dengan tidak elitnya ke sungai yang berarus deras. Tentu saja Grexyn tidak mengetahui siapa dibalik tuan N bertopeng itu, karena Lothair hanya membuka topengnya pada Elleina seorang.

“Gosipnya, acara ulang tahun pangeran adalah ajang pencarian calon putri mahkota untuk pangeran, nyonya.” ujar Rose saat membantu Elleina untuk bersiap-siap berangkat karena Rose lihai dalam mendandani seseorang termasuk Elleina.

“Hee benarkah? lalu kenapa kami yang sudah bersuami ini diundang juga?” tanya Elleina heran.

Walau ia sama sekali tidak tertarik pada topic itu.

Elleina berpikir, mana ada di dunia ini korban penculikan menghadiri pesta yang di adakan oleh penculik itu sendiri. Tidak ada, kecuali Elleina pada abad ini.

“Karena tuan Whitterdern adalah sepupu pangeran dari ibunya ratu Grace yang membuat nyonya juga diundang. Keluarga Whitterdern merupakan tamu terhormat.” jelas Tulipe yang juga membantu Elleina mempersiapkan diri.

Elleina hampir selesai dengan tatanan rambut dan dandanan pada wajahnya. Cukup dengan bedak tipis pada wajah pucatnya dan lipstick merah nya sudah dapat sesuai dengan gaun putih yang Grexyn minta kenakan itu.

Jika dipikir-pikir, setelah hari pernikahannya baru kali ini Elleina kembali mengenakan gaun berwarna putih, dengan renda-renda yang menghiasi setiap sisi gaun dan pada bagian leher yang cukup rendah namun tetap berkelas. Biasanya Elleina akan menghadiri perayaan dengan gaun berwarna gelap andalannya yang terkesan gloomy namun tetap elegan. Akan tetapi berbeda untuk hari ini, kilau dari permata yang menghiasi seluruh gaun membuat mata Elleina sedikit sakit memandangnya. Namun mau tidak mau ia harus pakai…

“kira-kira kandidat keluarga mana yang masuk dalam kriteria putri mahkota?” tanya Elleina berbasa basi sembari menunggu para pelayannya selesai membantu Elleina memakai gaunnya.

“Tentu saja yang paling ideal adalah keluarga Gouldent, selain kerabat dekat sang raja keluarga Gouldent juga terpandang. Namun, semua keputusan akan kembali pada putra mahkota yang terkenal dengan kemurahan hatinya itu.” jelas Tulipe.

“Ahaa murah hati ya.” Elleina hampir mengeluarkan caci maki ketika mendengar putra mahkota yang gila itu dibilang murah hati.

Tapi, suatu topik menarik untuk Elleina dengar lebih lanjut.

“Keluarga Gouldent? Bukankah itu keluarga mediang nona Alice? apa mereka memiliki kandidat?” tanya Elleina dengan volume suara sedikit dipelankan mengingat topik yang ditanyakan sedikit sensitif.

“Ahh itu,”

Belum selesai Tulipe menjawab, tiba-tiba saja Leon masuk setelah di persilahkan oleh pelayan yang melayani Elleina.

“Nyonya, Tuan sudah menunggu anda dan bersiap berangkat.”

Kedatangan Leon bertepatan dengan selesainya persiapan Elleina. Seluruh pelayan yang ada seolah membulatkan mulutnya mendengar fakta yang dikatakan Leon.

Sempat terpikir oleh Elleina membawa belati untuk menghajar Lothair. Namun ia masih memiliki etika dan moral. Elleina masih berbaik hati dan mungkin menahan diri.

*

*

*

*

“Duke dan Duchess Whitterdern!” kedatangan Grexyn dan Elleina langsung diumumkan ketika memasuki ballroom tempat pesta ulang tahun pangeran Lothair diselenggarakan.

Sangat meriah menurut Elleina dan dipenuhi oleh wanita-wanita bangsawan maupun rakyat biasa yang diundang.

“Selamat datang Whitterdern.”

Raja Clovis dan Ratu Grace langsung menyapa Grexyn dan Elleina saat keduanya datang menghampiri.

“Selamat malam Yang Mulia.” ujar Grexyn dan Elleina menyapa.

Elleina masih belum melihat pemeran utama pesta ini. setidaknya ia pikir lebih baik berdiri seperti patung disamping Grexyn daripada melihat wajah putra mahkota.

“Elleina, bagaimana kabarmu? Setelah mendengar apa yang terjadi beberapa hari yang lalu.” tanya Ratu Grace nampak khawatir pada Elleina yang hanya diam mendengar Grexyn berbincang dengan Raja dan Ratu.

“Saya baik-baik saja setelah istirahat selama beberapa hari.” jawab Elleina sembari tersenyum.

Ratu Grace dapat mengerti dari jawaban Elleina. Terdengar seperti Elleina dirawat baik hingga sampai saat ini.

“Wah, Tuan dan Nyonya Whitterdern rupanya. Dari arah sana aku melihat obrolan kalian sepertinya mengasyikkan.”

Suara dari orang yang tidak ingin Elleina temui benar-benar datang dari arah yang tidak terduga. Haa… Elleina benar-benar ingin menarik sebuah pedang dan menghunus pada pria yang tampak tidak bersalah sama sekali ketika topengnya dilepas.

“Selamat malam pangeran.” Mau tidak mau Elleina mengikuti Grexyn menyapanya.

Masih dengan senyum dan sikap yang hangat seperti mentari pagi, Lothair membalas sapaan itu. namun ketika melihat wajah Elleina dibalik senyum sapaan membuat Lothair ingin tertawa.

Ia jelas merasa jika wanita yang bersama Grexyn itu ingin melakukan sesuatu padanya.

Karena Elleina satu-satunya yang mengetahui rahasianya.

“Nyonya Whitterdern, bagaimana keadaan anda setelah tragedi yang terjadi beberapa hari lalu?” hilangnya anda nampaknya membuat tuan Grexyn khawatir.”

Untungnya Elleina masih bisa mengatur napasnya agar tidak menggebu-gebu ingin memaki pria penuh karisma yang berkilauan didepannya. Jika tidak mengingat ada Grexyn serta Raja dan Ratu disekitarnya. Elleina ingin melempar Lothair ke sungai berarus deras saat ini juga.

“Seperti yang anda lihat, saya baik-baik saja karena ada yang datang menyelamatkan saya.” ujar Elleina dengan senyumnya.

“Nona Alecia Gouldent!”

Elleina langsung dibuat bingung ketika semua pandangan orang-orang yang ada di ballroom langsung tertuju pada nona muda yang baru saja masuk kedalam ruang pesta itu. ya, Elleina bisa mengecualikan Grexyn. Karena bukannya melihat, pria itu lebih nampak seperti kaku dan tertegun. Elleina bingung karena Grexyn tidak pernah nampak tertegun seperti ini.

“Kamu baik-baik saja?” tanya Elleina pelan.

Grexyn tersadar karena teguran pelan Elleina. Ia melirik wanita yang sedang menatapnya bingung itu lalu kembali meluruskan pandangannya tanpa menjawab pertanyaan Elleina.

Entah karena terbiasa Elleina hanya sedikit lama memandang untuk memastikan apa Grexyn baik-baik saja lalu ikut melihat wanita yang saat ini menjadi pusat perhatian.

Rambut emas bergelombang yang panjang, bola mata merah seperti permata, senyum tipis elegan dan penuh pesona. Wajar saja jika langsung menjadi pusat perhatian, pikir Elleina.

Ia begitu cantik dan nampak tidak asing,

Tunggu.

Elleina langsung sadar dengan apa yang ia lihat.

Marga itu, Gouldent. Jelas-jelas adalah marganya mediang Alice, mantan tunangan Grexyn. Apa karena itu Grexyn sempat tertegun tadi? Jika Elleina ingat-ingat, bukankah itu juga kandidat terkuat yang bisa menjadi calon pengantin putra mahkota?

Elleina merasa segalanya berputar-putar saat ini.

Alecia yang baru bergabung dalam pesta itu langsung menemukan target yang menarik untuk dihampiri. Jelas terlihat siapa pria tinggi bersurai putih panjang walau sedang membelakanginya saat ini. Alecia tidak tertarik tentang siapa peran utama dalam pesta ini karena telah memiliki target. Tanpa pikir panjang ia langsung menghampirinya.

“Selamat malam. Saya Alecia Gouldent dengan senang hati menyapa anda Raja dan ratu serta pangeran putra mahkota dan,” Alecia langsung melirik Grexyn sembari tersenyum.

“Tuan Whitterdern.”

'Ahh… aku dilewatkan' – Elleina.

Tapi, Elleina seolah seperti yang lain mengagumi betapa cantiknya seorang Alecia dari keluarga Gouldent itu. terlebih tahi lalat di dagu sebelah kanannya menambahkan kesan manis.

“Ehem!! Grexyn.” Seolah-olah ratu Grace menyadari sesuatu sembari menatap Grexyn penuh makna berharap agar pria itu menyadari apa yang dimaksudkan.

“Selamat malam, saya perkenalkan istri saya Elleina.” ujar Grexyn seadanya sembari memperlihatkan Elleina pada Alecia.

Ratu Grace langsung tersenyum puas ketika Grexyn menangkap kodenya.

“Selamat malam saya Elleina.” ujar Elleina sembari memperkenalkan diri.

Entah kenapa suasana perkenalan ini membuat Elleina ingin terjun ke jurang karena canggung sekali. Terlebih tatapan Alecia padanya membuat Elleina merasa tidak enak. Wanita itu hanya menatapnya dari bawah ke atas lalu sebaliknya.

“Saya tidak tahu jika tuan Whitterdern akan menikah secepat ini.” ujar Alecia sembari terkekeh pelan.

Entah kenapa bagi Elleina itu terdengar seperti sindiran sementara Grexyn nampak tidak mempedulikannya.

“Ia adalah kembaran mediang Alice yang baru kembali dari luar negeri untuk belajar.” Jelas pangeran Lothair sembari ingin mencairkan suasana.

Elleina pun akhirnya mengerti kenapa Alecia bisa sangat mirip dengan Alice.

“Aku menghabiskan bertahun-tahun setelah Alice meninggal untuk belajar sebagai penerus kepala keluarga Gouldent dan tak kusangka setelah aku kembali aku mendapati tuan Whitterdern yang katanya tidak akan menikah bisa memiliki istri yang bahkan tidak pernah aku lihat di daftar putri bangsawan.”

Ini bukannya menyindir, ini seperti serangan langsung dan telak bagi Grexyn. Ia memang pernah menyatakan hal tidak akan menikah sebelum pembunuh Alice ditemukan. Namun, karena ratu Grace membuatnya mengambil langkah sendiri. Ada alasan dibalik langkah mandiri yang ia ambil. Tentu saja ratu Grace akan memperkenalkan kandidat yang bisa menjadi istri Grexyn. Salah satu yang terkuat adalah Alecia itu sendiri.

Namun, Grexyn tidak ingin diatur seperti itu. hatinya masih ada Alice, tidak dapat digantikan. Maka dari itu, Grexyn memutuskan untuk mencari sendiri dan menemukan Elleina.

Bagi Elleina? Tentu ia merasa kesal lebih mengesalkan dari pada Lothair yang pura-pura tidak bersalah. Mengatakan hal serendah itu didepannya adalah sesuatu yang tidak bisa menjadi kesan pertama yang menyenangkan bagi Elleina.

“Seperti yang kalian lihat  Alecia sepupuku adalah seorang yang bermulut pedas.” ujar Lothair.

Iya, kedua saudara itu memang menyebalkan bagi Elleina.

“Ehem. Lothair, apa kamu tidak melihat ada yang menarik dimatamu pada pesta ini? padahal ayah telah mengundang semua gadis di kerajaan untukmu.” Untungnya Raja Clovis dapat mengalihkan topik.

“Saya masih mencari dan menemukan ada yang menarik, namun setelah saya lihat ia sudah memiliki pasangan.” Jawab Lothair penuh arti seolah perkataan itu mengarah pada Elleina namun tidak seorang pun sadar kecuali Elleina yang sudah merasa tidak enak.

Jemarinya seakan ingin menyentuh ujung baju Grexyn untuk meminta perlindungan, namun ia sulit untuk melakukannya mengingat ia tidak seakrab kelihatannya dengan Grexyn.

“Benarkah? Sayang sekali. Kalau begitu kau bisa berdansa dengan Alecia.” ujar Raja ketika music dansa telah dimulai.

“Hoho! kami undur diri sebentar.” ujar ratu Grace sembari menarik sang raja seolah memberi ruang untuk Grexyn dan Elleina.

“Grexyn, bisakah kita bicara sebentar?” tanya Alecia ketika raja dan ratu telah pergi.

Grexyn yang awalnya hanya diam menikmati music dan orang-orang yang sedang berdansa menatap Alecia yang berusaha mendekatinya.

“Baiklah.” Jawab Grexyn datar.

Elleina awalnya sedikit bingung karena Grexyn tiba-tiba saja mau diajak bicara oleh seorang wanita. Karena selama ia menemani Grexyn ke berbagai pesta, pria itu hanya akan mengobrol dengan para pria saja dan cuek pada setiap wanita yang menyapanya.

Mengingatnya, Elleina menjadi ingat jika ia juga sering tidak dihargai sebagai seorang istri.

“Apa kau tidak penasaran tentang apa yang dibicarakan mereka berdua?” Lothair ternyata sudah berdiri dekat dengan Elleina sembari menikmati pesta dansa.

Elleina tersenyum kecut didalam hatinya.

“Saya lebih penasaran dengan anda yang nampak tidak bersalah saat ini setelah apa yang anda lakukan pada saya.” jawab Elleina.

Tiba-tiba ada pelayan menawarkan anggur pada keduanya dan langsung diambil oleh Lothair dan memberikan satu gelas pada Elleina.

“Aku tahu kau tidak akan mudah mati seperti saat ini, kulihat kau cepat pulih Elleina.” Bahkan kesan formal diantara keduanya sudah hilang ditelan atmosfer.

Elleina menerima cawan anggur yang diberikan oleh Lothair sebagai pemanis obrolan mereka dan merasa kesal dengan pembicaraan yang sedang dilakukan ini.

“Apa benar anda tidak penasaran dengan apa yang Grexyn bicarakan dengan Alecia? Padahalkan Alecia adalah kembarannya Alice.” ujar Lothair berniat memancing Elleina.

“Itu urusan Grexyn.” ujar Elleina tak kalah cuek seperti Grexyn.

“Kalian berdua sama-sama dingin tak heran jika tidak ada kehangatan diantara kalian berdua.” ucapan Lothair memang dimaksudkan meledek dan Elleina tahu itu.

“Grexyn ya Grexyn, selagi aku menghargainya dan ia membiarkan aku melakukan apa yang ingin kulakukan, aku tidak akan mengusiknya.” ujar Elleina memandang kosong gelas yang belum ia sentuh cairannya itu.

Lothair melirik Elleina yang berdiri disampingnya itu.

“Padahal Alecia juga punya perasaan terhadap Grexyn. Kau yakin membiarkannya setelah kuberitahu hal penting itu?” Lothair tidak pernah menyerah untuk memancing Elleina.

Namun wanita itu malah tersenyum tipis seolah meledek.

“Sebaiknya anda pergi berdansa. Karena saya takut jika emosi saya tidak terkontrol lagi.” ujar Elleina sembari menatap tajam Lothair.

Bukannya mendapat jawaban, Lothair malah mendapat ancaman yang membuatnya terkekeh. Ia tahu jika wanita ini memang sedikit berbeda.

“Haaa seperti yang kukatakan tadi, wanita yang ingin kuajak dansa sudah menikah. Aku tidak merasa nyaman dengan itu… karena tidak ada wanita lain yang menarik.” jelas Lothair sembari menatap Elleina penuh arti.

“Ehh? Benarkah? Saya tidak tahu akan semiris itu.” ujar Elleina seolah tak percaya dengan ucapan Lothair.

Kini giliran Lothair yang ingin emosi.

“Jika anda merasa kasihan, lebih baik anda yang berdansa bersama saya.” ujar Lothair sembari mengulurkan tangannya pada Elleina.

To Be Continued

Terpopuler

Comments

Lenina

Lenina

bola mata merah?...serem dong yaa?seperti darah...

2023-06-16

1

Jeng Anna

Jeng Anna

Coba ada visualnya yah

2020-09-04

1

lihat semua
Episodes
1 Menikah dan Impian
2 BLACK AND WHITE
3 Entah Apa yang Dipikirannya
4 So I Choose Different Thing
5 Hurt Again and I Do Not Care
6 Hunt Camp
7 Flower Festival
8 Never Give Up (Rose in Ice)
9 I Just... I Do Not Know
10 Can I Stand Forever?
11 Test...
12 Bertahan Tanpa Alasan
13 Kidnapped By...
14 Awal(?)
15 Her Twin
16 The Reason
17 Rencana Pesta?
18 Tentang Pilihan dan Pengorbanan
19 Terjadi Begitu Saja
20 Colder Than Winter
21 Better Be A Friend Than A Wife
22 Date With My Friend
23 Kesan Pertama Kita
24 Another Love Story
25 Berakhirnya Sebuah Perasaan Lama
26 Setengah Hati
27 Penyelesaian
28 One Thing About 7 Years Ago
29 Masalah Yang Berbeda
30 Perjalanan Bisnis dan Pencarian
31 First Time Meet Her
32 Canggung, Lalu Lupakan
33 Masa Lalu Orang Lain
34 Pangeran Lain
35 Spesial : Karakter Utama
36 Malam Di Perkemahan
37 Secret Plan
38 Kepingan Misteri
39 Kunci Jawaban
40 The Truth
41 Mr. N
42 Empty Soul
43 Arti Dari Rasa Sakit
44 Jalan Baru
45 Holiday With You
46 Bukan Masalah Siapa Yang Salah, Tetapi...
47 Bukan Kencan
48 Senyuman Grexyn
49 Meja Terbalik
50 Permainan Dimulai
51 Permainan Dimulai 2
52 Hal Tidak Terduga
53 Saudara Perempuan
54 First Step
55 Memulai Kepercayaan Satu Sama Lain
56 Sumpah Setia
57 Our First Kiss
58 Lelah Dengan Diri Sendiri
59 Dia Bukan Barang
60 Perasaan Asing
61 Welcome New Problem
62 Menjadi Satu-satunya
63 Pembuktian
64 Selamat Tinggal
65 Jangan Merubah Masa Lalu
66 Kisah Pondok Ajaib dan Gadis Muda
67 Alasan Untuk Tinggal
68 Permainan Ilusi
69 Di Ambang
70 Arti Dari Kesetiaan Seorang Ksatria
71 Bukan Pesan Terakhir
72 Di Balik Identitas Baru
73 Perjalanan Wisata Ekstrim
74 Di Balik Dinding Es
75 Apakah Bisa Dikatakan Takdir?
76 Kembali Dengan Pribadi Yang Berbeda
77 Welcome Back
78 Terasa Seperti Hari Pertama
79 Wajah Yang Tak Pernah Diperlihatkan
80 Menapaki Jalan Baru
81 Batas Sabar
82 Tidak Ada Yang Tidak Melukai
83 Musim Dingin Itu Dingin
84 The Truth About Someone
85 Buat Itu Menjadi Masalah Bagimu
86 Terlalu Awal Untuk Musim Semi
87 Harapan Hidup
88 Ucapan Terima Kasih
89 Bonus Story
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Menikah dan Impian
2
BLACK AND WHITE
3
Entah Apa yang Dipikirannya
4
So I Choose Different Thing
5
Hurt Again and I Do Not Care
6
Hunt Camp
7
Flower Festival
8
Never Give Up (Rose in Ice)
9
I Just... I Do Not Know
10
Can I Stand Forever?
11
Test...
12
Bertahan Tanpa Alasan
13
Kidnapped By...
14
Awal(?)
15
Her Twin
16
The Reason
17
Rencana Pesta?
18
Tentang Pilihan dan Pengorbanan
19
Terjadi Begitu Saja
20
Colder Than Winter
21
Better Be A Friend Than A Wife
22
Date With My Friend
23
Kesan Pertama Kita
24
Another Love Story
25
Berakhirnya Sebuah Perasaan Lama
26
Setengah Hati
27
Penyelesaian
28
One Thing About 7 Years Ago
29
Masalah Yang Berbeda
30
Perjalanan Bisnis dan Pencarian
31
First Time Meet Her
32
Canggung, Lalu Lupakan
33
Masa Lalu Orang Lain
34
Pangeran Lain
35
Spesial : Karakter Utama
36
Malam Di Perkemahan
37
Secret Plan
38
Kepingan Misteri
39
Kunci Jawaban
40
The Truth
41
Mr. N
42
Empty Soul
43
Arti Dari Rasa Sakit
44
Jalan Baru
45
Holiday With You
46
Bukan Masalah Siapa Yang Salah, Tetapi...
47
Bukan Kencan
48
Senyuman Grexyn
49
Meja Terbalik
50
Permainan Dimulai
51
Permainan Dimulai 2
52
Hal Tidak Terduga
53
Saudara Perempuan
54
First Step
55
Memulai Kepercayaan Satu Sama Lain
56
Sumpah Setia
57
Our First Kiss
58
Lelah Dengan Diri Sendiri
59
Dia Bukan Barang
60
Perasaan Asing
61
Welcome New Problem
62
Menjadi Satu-satunya
63
Pembuktian
64
Selamat Tinggal
65
Jangan Merubah Masa Lalu
66
Kisah Pondok Ajaib dan Gadis Muda
67
Alasan Untuk Tinggal
68
Permainan Ilusi
69
Di Ambang
70
Arti Dari Kesetiaan Seorang Ksatria
71
Bukan Pesan Terakhir
72
Di Balik Identitas Baru
73
Perjalanan Wisata Ekstrim
74
Di Balik Dinding Es
75
Apakah Bisa Dikatakan Takdir?
76
Kembali Dengan Pribadi Yang Berbeda
77
Welcome Back
78
Terasa Seperti Hari Pertama
79
Wajah Yang Tak Pernah Diperlihatkan
80
Menapaki Jalan Baru
81
Batas Sabar
82
Tidak Ada Yang Tidak Melukai
83
Musim Dingin Itu Dingin
84
The Truth About Someone
85
Buat Itu Menjadi Masalah Bagimu
86
Terlalu Awal Untuk Musim Semi
87
Harapan Hidup
88
Ucapan Terima Kasih
89
Bonus Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!