Junaidi

"Kakak cinta sama Aku?"

Faris menoyor kepala Alya, "Mimpi.."

Alya mencebik, samping mengusap keningnya, lumayan juga di toyor Faris "Habisnya ngapain Aku harus cemburu.. kita kan memang gak saling cinta"

Faris terdiam sesaat, lalu bicara "Pokoknya kita harus tetap saling cemburu, biar nanti terbiasa"

Alya mengerut "Terbiasa?" Apanya yang terbiasa.

"Ya.. yya terbiasa kalau di depan orang lain, kita kan pacaran"

Alya semakin tambah bingung, dia memang masih di bawah umur kalo bicara soal cinta, tapi kan dia tau apa itu logika dan logikanya "Kalau orang pacaran itu harus ada cinta kan ya? terus Kak Faris gak cinta aku, Aku juga enggak, kita ngapain pacaran"

Faris "..."

"Ah, kita lagi pura pura pacaran kan, pantesan di depan orang kakak bilangnya 'Beib,aku, kamu' giliran gak ada orang 'Gue,Lo' ya, kan?"Alya mengangguk kan sekarang lagi musim tuh, kayak di drama- drama Korea pura-pura pacaran sampai pura-pura nikah juga ada, kalau seperti itu Alya kan gak perlu terbebani, Alya tersenyum lega.

Namun tak lama senyum Alya kembali surut saat Faris berkata..

"Mana ada, begituan.. kita pacaran beneran.."

"Eh?"

Tanpa menunggu Alya bicara lagi Faris kembali melajukan mobilnya mengantar Alya pulang.

Sebenarnya tak salah Alya bilang begitu, memang benar Faris melakukannya hanya di depan teman temannya, benar juga tak ada cinta diantara mereka, tapi dia melakukannya agar terbiasa, saat tidak ada teman temannya dia bisa beralasan dia keceplosan, setelah menjalani pacaran dengan memaksa Alya rupanya cukup menyenangkan, apalagi dia lumayan terhibur saat melihat Alya kesal tapi tak berdaya untuk melawannya.

Faris berdehem "Jadi mulai sekarang panggilan 'Gue, Lo' bakalan ilang dan mulai sekarang Gu.. eh Aku manggil kamu 'Beib' ada atau gak ada orang.. biar terbiasa"

"Apa?" Alya melongo tak percaya, "Ah.. Faris sialan" lagi- lagi dia hanya bisa mengumpat dalam hati, kok malah jadi lebih parah sih, bukannya bisa melepaskan diri dari Faris dia malah semakin terjebak.

.

.

.

Alya membuka pagar dan terburu- buru masuk rumah saat melihat orang tuanya sudah dirumah.

Setelah mengucap salam Alya segera menghampiri Ibu, lalu mencium tangan keduanya.

"Lama ke toko bukunya Al?" Alya hanya tersenyum dia bohong mau ke toko buku, ampuni Alya karena sudah berbohong Ibu, Ayah.

Gak mungkin kan dia bilang mau kencan bisa abis Alya sama Ayah, dan Ibu yang mewanti-wanti gak boleh pacaran, masih kecil!

"Iya, maaf Bu, kok tumben kios udah tutup?" Alya kira dia bisa pulang sebelum Ibu, dan Ayah pulang, tapi kios sudah tutup lebih awal.

"Iya, Ayah mau istirahat katanya sebelum sif malam, Ayah masuk angin,jadi kios tutup lebih awal.."

"Tapi Ayah gak papa kan?"

"Gak papa, tadi ibu udah kerokin sekarang lagi tidur"

Alya mengangguk "Ya udah, aku ke kamar dulu Bu, mau ganti baju"

"Eh, iya ini baju siapa perasaan Ibu gak pernah liat?" Alya menegang di tempatnya lalu berbalik menatap Ibunya.

"Tadi baju Alya ketumpahan minuman Bu, jadi pinjem punya temen" Ibu memicingkan matanya lalu mengangguk.

Alya segera melesat pergi masuk ke kamarnya sebelum ketahuan dia berbohong, dia paling tak bisa berbohong apalagi didepan Ibu, Ibu akan tau kalau Alya sedang berbohong.

Alya menggerutu semua gara-gara Faris dia jadi harus berbohong, dan jika manusia sudah berbohong dia akan terus berbohong untuk menyembunyikan kebohongannya yang lain.

Diluar kamar Ibu menggeleng sambil tersenyum "Alya, Alya.. kamu itu anak Ibu" tanpa bicara lagi Ibu bersiap ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

.

.

Alya sudah siap untuk membuka laptopnya dan merealisasikan acara nontonnya, dia sudah mengenakan piyama tangan panjangnya, dan memeluk guling lalu duduk nyaman.

Namun saat layar menyala terdengar ketukan pintu dari Ibunya, Alya bergegas bangun di rumah tidak ada siapa pun selain dirinya dan Ibu, Ayahnya sudah berangkat bekerja.

"Al, ada Junaidi di depan"

Alya mengerut "Ngapain malem malem, si Juned kesini?"

"Katanya mau minta anterin dia buat beli martabak buat Umi ke depan"

Alya mendesah dalam hati 'Acara nonton batal lagi..' desahnya, lalu berjalan kearah ruang tamu rumahnya.

Begitu melihat Junaidi yang sudah rapi dan siap pergi, Alya tau dia tak bisa menolak, apalagi untuk Umi.. Alya sudah menganggap Umi Junaidi seperti Ibunya sendiri.

"Mau kemana?" tanyanya tanpa basa basi.

"Anterin beli martabak.. katanya kalau Gue yang beli, suka salah, jadi Umi nyuruh minta anter sama Lo"

"Masa beli martabak aja salah.."

"Ya, siapa suruh banyak banget menunya.

Kacang coklat, coklat keju, keju susu, blueberry, strawberry, pisang susu.. pisang coklat,.." Junaidi bahkan sampai menyebutkan semua rasa martabak manis. "Kan jadi pusing"

Alya mendengus "Alasan, bilang aja kamu mau ngerepotin aku, bentar.." Alya masuk kembali ke kamarnya dan memakai switer rajut nya agar menghadang rasa dingin yang akan menerpa tubuhnya, Alya melihat jam di dinding kamarnya baru jam 07:30 malam.

Alya mengerutu "Dasar Juned kenapa gak di catet aja pake kertas kalo takut salah lagian jaman udah canggih kenapa gak telpon aja" mana mungkin Umi bilang begitu..

Tiba di depan rumah Alya melihat Juned sudah naik motor siap pergi, Junaidi melihat kearah Alya lalu mengeryit "Pake piyama Al?"

Alya melihat kearah bajunya "Kenapa emang, Aku udah siap tidur, ribet kalau ganti baju lagi"

"Ini masih jam tujuh kali Al..masa udah mau tidur"

"Lah, kenapa emang.. jadi pergi gak nih? kalo gak Aku mau tidur" lagian kan gak pergi jauh, cuma kedepan dikit, sebenarnya jalan kaki juga cuma 10 menit, tapi karena Alya ingin cepat cepat selesai jadi naik motor bisa lebih cepat

"Ck.. ah.. iya, ayo, tadi aja pergi sama cowok itu pake baju bagus.." gerutunya.

"Ngomong apa sih Jun?"

"Gak.." Junaidi mulai menyalakan motor matiknya, setelah Alya naik di belakangnya.

Tiba di tempat penjual martabak Alya jadi bingung mau pesan rasa apa, di kembali ke Junaidi yang masih duduk di atas motor, sepertinya di tak berniat turun "Jun, martabaknya rasa apa?"

"Eh,.. " Junaidi gelagapan "Lupa Al"

"Juneeeeeddd.. Mana hape kamu" Alya tidak membawa ponsel, karena niatnya akan pergi sebentar, jadi dia butuh hape Juned buat nelpon Umi. "Pantesan suka salah, baru nyampe gerobak martabak aja udah lupa pesen rasa apa" Junaidi tersenyum saat melihat Alya menggerutu, Umi sebenarnya tak terlalu ingin martabak, namun Junaidi ingin menjadikan ini alasan agar bisa jalan dengan Alya, bila perlu dia ajak Alya muter muter dulu sebelum pulang.

Alya membuka ponsel Junaidi karena tidak memakai kunci, Alya bisa langsung menghubungi Umi.

"Iya Umi, mau rasa apa" Junaidi mendengar Alya bicara dengan uminya.

Keluarga mereka sudah akrab sejak mereka kecil dan Junaidi dan Alya besar bersama, sekolah bersama dari TK, SD,sampai SMP, tapi pas mau masuk SMA, Abah Junaidi inginnya Junaidi masuk Sekolah Otomotip bukan swasta seperti Alya, kerena mereka punya bisnis bengkel, jadi biar nanti bisa meneruskan usaha mereka.

Dan akhirnya mereka terpisah sekolah.

Mereka selalu bertengkar karena Junaidi selalu menjahili Alya, dia tak sungkan pada Alya, meski Alya sudah marah Junaidi cuek saja,karena Alya akan baik lagi besoknya, meski memang jutek padanya tapi Alya juga baik, seperti kemarin Alya tetap mengobati lututnya meski sambil menggerutu dan meneriakinya.

Dan beberapa hari lalu Junaidi melihat ada Faris di kios, juga beberapa kali dia melihat mobil Faris mengantar Alya, Junaidi menyadari sesuatu.

Dia tak suka ada yang dekat dengan Alya selain dirinya.

.

.

.

Santai, kita sweet-sweet an aja dulu.. di masa-masa SMA, sambil nunggu Alya cukup umur🤭

Like..

Komen..

Vote..

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

ih Juned bilang aja mau ngajak kencan😂

2024-04-04

0

Hari Santiana

Hari Santiana

jgn ada wik2 sebelum menikah ya thor🤗

2023-07-11

3

Elly Watty

Elly Watty

suka deh cerita berlatar masa putih Abu-Abu...... q kyak dibawa kembali k masa SMA

2023-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 Fanbase
2 F4 Kawe
3 Bahan Taruhan
4 Tiba-tiba jadi pacar
5 Mengantar pulang
6 Alya Kau Terjebak
7 Nasehat Ibu dan Drama
8 Ancaman
9 Tidak percaya
10 Di Kios
11 Cemburu kah?
12 Kencan?
13 Kencan vs Ka*cung
14 Junaidi
15 Membuatnya Cemburu
16 Tak sadarkan diri
17 Liburan
18 Batal Liburan
19 Satu Sama
20 Hadiah
21 Make A Wish
22 Sweet Seventeen dan Cinta Monyet
23 Hanya Main- Main
24 Dilema Alya
25 Hampir Saja
26 Tak Percaya
27 Nyaris..
28 Menangis Bersama Hujan
29 Langit dan Bumi
30 Menghindari
31 Tidak Mau
32 Ke Perayaan
33 Malam Terakhir
34 Mengalah
35 Apa Kamu Masih Menunggu..?
36 Resto& Cafe
37 Parasit
38 Pasangan Serasi
39 Tertimbun Kebencian
40 6 Tahun Lalu
41 Direktur..?
42 Pertemuan
43 Gak Kenal..!
44 Tak Bisa Mengelak
45 Kembalikan Masa Laluku
46 Jangan Melewati Batas!
47 Melanggar Batasan
48 Memaksa Lagi
49 Ayu..?
50 Hanya Mimpi..?
51 Masayu Kalisha
52 Cemburu Membuang Akal Sehat
53 Serangan Faris
54 Indahnya Jadi Selingkuhan
55 Apa Itu Selingkuhan?
56 Memaafkan
57 Faris Bodoh?
58 Rasa Yang Sama
59 Lepaskan Semuanya!
60 Cerita Alya
61 Dikeluarkan
62 Pulang
63 Memancing
64 Rencana Salsa
65 Jebakan Salsa
66 Apa Yang Terjadi?
67 Bukan Update
68 Keseriusan Faris
69 Berakhir Menyakitkan
70 Penyesalan
71 Sengaja Masuk Jebakan
72 Menjebak Diri Sendiri
73 Hanya Fikirkan Aku
74 Rencana Faris
75 Pertukaran Faris
76 Cinta Setelah Perceraian
77 Keputusan Ayah
78 Lamaran Junaidi
79 Demi Restu
80 Menjelang Hari H
81 Hari H
82 Tamat
83 Loving You 2: Wanita Pengganti
84 Istriku Tak Gendut Lagi
85 Promo
86 Muhasabah Cinta: Di Akhir Usia
87 Dear My Ex Husband
88 Promo
89 Kisah Belum Usai
90 Boleh Mampir
91 My Sweet Daddy
92 Broken Marriage
93 Mampir Yuk!
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Fanbase
2
F4 Kawe
3
Bahan Taruhan
4
Tiba-tiba jadi pacar
5
Mengantar pulang
6
Alya Kau Terjebak
7
Nasehat Ibu dan Drama
8
Ancaman
9
Tidak percaya
10
Di Kios
11
Cemburu kah?
12
Kencan?
13
Kencan vs Ka*cung
14
Junaidi
15
Membuatnya Cemburu
16
Tak sadarkan diri
17
Liburan
18
Batal Liburan
19
Satu Sama
20
Hadiah
21
Make A Wish
22
Sweet Seventeen dan Cinta Monyet
23
Hanya Main- Main
24
Dilema Alya
25
Hampir Saja
26
Tak Percaya
27
Nyaris..
28
Menangis Bersama Hujan
29
Langit dan Bumi
30
Menghindari
31
Tidak Mau
32
Ke Perayaan
33
Malam Terakhir
34
Mengalah
35
Apa Kamu Masih Menunggu..?
36
Resto& Cafe
37
Parasit
38
Pasangan Serasi
39
Tertimbun Kebencian
40
6 Tahun Lalu
41
Direktur..?
42
Pertemuan
43
Gak Kenal..!
44
Tak Bisa Mengelak
45
Kembalikan Masa Laluku
46
Jangan Melewati Batas!
47
Melanggar Batasan
48
Memaksa Lagi
49
Ayu..?
50
Hanya Mimpi..?
51
Masayu Kalisha
52
Cemburu Membuang Akal Sehat
53
Serangan Faris
54
Indahnya Jadi Selingkuhan
55
Apa Itu Selingkuhan?
56
Memaafkan
57
Faris Bodoh?
58
Rasa Yang Sama
59
Lepaskan Semuanya!
60
Cerita Alya
61
Dikeluarkan
62
Pulang
63
Memancing
64
Rencana Salsa
65
Jebakan Salsa
66
Apa Yang Terjadi?
67
Bukan Update
68
Keseriusan Faris
69
Berakhir Menyakitkan
70
Penyesalan
71
Sengaja Masuk Jebakan
72
Menjebak Diri Sendiri
73
Hanya Fikirkan Aku
74
Rencana Faris
75
Pertukaran Faris
76
Cinta Setelah Perceraian
77
Keputusan Ayah
78
Lamaran Junaidi
79
Demi Restu
80
Menjelang Hari H
81
Hari H
82
Tamat
83
Loving You 2: Wanita Pengganti
84
Istriku Tak Gendut Lagi
85
Promo
86
Muhasabah Cinta: Di Akhir Usia
87
Dear My Ex Husband
88
Promo
89
Kisah Belum Usai
90
Boleh Mampir
91
My Sweet Daddy
92
Broken Marriage
93
Mampir Yuk!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!