Tiba-tiba jadi pacar

"Mohon maaf Kak, aku gak bisa.."

Alya beranjak dan akan pergi namun dia mendapat tatapan tajam dari semua orang, mungkin itu para fanbase F4 kawe itu, "Permisi, aku mau lewat.." namun orang-orang itu tak bergeming.

"Berani Lo pergi, Lo gak bakalan selamat hari ini!" satu siswi berperawakan tambun menghadangnya.

"Hey.. kalian gak bisa seenaknya dong!" itu bukan Alya yang bicara tapi Sani, terang saja Alya mana berani bicara keras seperti itu, apalagi posisinya sedang di kepung "Kenapa harus bawa bawa temen Gue!" katanya lagi.

"Heh, apa pun yang diucapkan Kak Faris, maka itu yang harus terjadi!"

"Enak aja, emangnya dia siapa? berani seenaknya!" Alya meneguk ludahnya kasar , kenapa jadi begini, dan Sani juga jadi terlibat bagaimana jika nanti Sani dikeluarkan dari sekolah gara-gara membelanya.

Alya menggeleng dan memegang tangan Sani "Udah San, jangan ngelawan bahaya" lirihnya lebih seperti bisikan dia takut akan di dengar orang-orang dan semakin bermasalah.

"Gak bisa gitu dong Al.."

"San, udah Aku gak papa." Alya menarik Sani untuk duduk dan semua orang kembali fokus ke lapangan lagi.

Entah apa yang mereka rebutkan sebenarnya, kekuasaan?

Alya sempat melihat Faris yang tersenyum sinis padanya, apa itu? Alya berfikir apa salahnya? padahal dia selalu menghindari mereka berempat, tapi kenapa mendadak dia terlibat.

Alya tak bisa berdoa agar Faris menang atau kalah, karena itu sama saja merugikannya, jika Faris kalah dia harus tetap berkencan dengan siswa yang menantang Faris itu, dan sepertinya baik Faris atau pun Anak laki-laki itu tetap sama-sama nakal.

Pertandingan dimulai dan semua kembali riuh meneriakkan nama Faris, juga nama ketiga temannya itu,Alya hanya bisa cemberut ditempatnya kenapa dia sial hari ini.

Pertandingan dimenangkan oleh Faris and the genk, tentu saja tak perlu diragukan lagi mereka yang menantang Faris akan langsung out dari selolah.

Faris menunjuk Alya dan menggerakkan jarinya, Alya hanya bisa menurut saja dan berjalan kearah Faris "Al, Lo gak papa kan, kalo perlu gue lapor deh ke Kepsek." Sani sempat menahan Alya,ia tahu sejak hari pertama sekolah Alya tak ingin berurusan dengan F4 kawe itu, namun Alya menggeleng, mana bisa bicara dengan Kepsek, sedangkan Kepsek saja yang akan mengeluarkan perintah atas perintah Faris. Apa Sani lupa? dan baru saja orang-orang yang menantang Faris akan di keluarkan.

Dengan malas bercampur takut Alya mendekat ia bahkan hanya menunduk tak ingin melihat tatapan para fanbase itu, entah apa yang ada di benak mereka.

Faris merasa langkah gadis ini lambat maka ia yang mendekat dan meraih tangan Alya, Faris merasa tangan Alya sangat dingin apa gadis ini sedang tersipu malu, dan gugup.. begitu?

Selama yang Faris tau,semua siswi di sekolah pasti berharap mereka bisa berkencan dengannya, pasti itu juga kan yang ada di pikiran Alya.

Faris tak tau jika Alya gugup bukan karena tersanjung atau tersipu, tapi hanya satu kata yang mampu menggambarkan hatinya saat ini 'Takut.'

Takut ia membuat masalah dan berujung dikeluarkan dari sekolah.

"Mulai hari ini, dia jadi pacar Gue!" sontak saja ucapan Faris membuat semua orang menganga tak percaya, termasuk Alya.

"Ap..apa! maksud Kakak apa?"

"Lo gak dengar tadi?"

"Tapi.. bukannya hanya kencan sekali ya?" tadi begitu kan, katanya Alya harus kencan dengan Faris, bukan jadi pacar.

Faris mengerut ada apa dengan anak ini kenapa dia malah protes bukannya senang? Faris tau hampir semua siswi di sekolah ini menginginkan menjadi pacarnya, tapi ada apa dengan gadis di depannya bukan nya senang malah seperti ketakutan.

Tiba-tiba seringaian muncul di kepalanya seiring dengan ide yang baru ia dapatkan.

Alya berjengit ketika tangan Faris melingkar di bahunya "Jadi mulai sekarang kita udah resmi pacaran dan kalian semua saksinya." Faris menunjuk semua orang yang ada di lapangan.

Setelah pengumuman yang mengejutkan dan membuat semua orang tercengang itu, semua orang membubarkan diri dan kembali ke kelas masing-masing.

"Faris kamu bercanda kan?" Salsa datang setelah mendengar kabar menghebohkan satu sekolah, bahwa Faris baru saja punya pacar, tepatnya dia sendiri yang mengakui Alya anak kelas 10 sebagai pacarnya.

Faris mengangkat alisnya "Apa?"

"Kamu pacaran sama cewek itu, yang kamu jadiin bahan taruhan." Salsa tak tau awalnya, dia sendiri tadi tak ikut menonton kerena sedang di panggil guru BK, tapi dia mendengar awalnya Faris menjadikan cewek itu sebagai bahan taruhan, lalu akhirnya mengakui sebagai pacarnya. "Yang bener aja Ris?"

"Kenapa emang?"

Salsa menggeleng sambil mendengus, apa Faris masih belum peka juga dengan perasaannya, selama ini dia ingin selalu dekat dengan Faris dan berharap suatu hari Faris bisa jadi miliknya, dan menyadari perasaannya, tapi Faris selalu acuh padanya, dan sekarang Faris mengklaim bahwa dia punya pacar, yang benar saja.

"Gue yang pacaran kenapa Lo yang repot."

...

Alya masih terpekur di tempatnya, dia menelungkupkan wajahnya di meja, Sakira dan Sani menatap iba pada Alya.

Siapa yang menolak punya pacar kayak Faris, Sakira sangat ingin, jika itu dirinya pasti dia akan dengan senang hati menerimanya, apalagi dia salah satu anggota fanbase F4 kawe itu.

Tapi Alya tidak, dengan kenyataan pemaksaan seperti ini Alya merasa tertekan, tapi mau menolak juga takut.

"Padahal Aku selalu menghindari mereka, nyesel deh ikutan nonton tau begini Aku tadi langsung ke kelas aja," rutuknya wajahnya masih tengkurap di meja.

Sani dan Sakira saling menatap lalu tiba-tiba mereka tertawa "Ish kok kalian malah ketawa sih.."Alya mendongakkan wajahnya.

"Ini pertama kali liat Lo galau, sumpah lucu banget."

"Lagian Lo aneh Al, Gue aja mau banget jadi pacar Kak Faris, kenapa Lo gak mau?"

"Tapi kalau posisinya kayak Alya, Gue juga gak mau Ra, gila aja.. ganteng sih tapi kalo dominan, dan tukang maksa begitu, gak mau Gue." Alya mengangguk mengiyakan ucapan Sani.

Alya hanya ingin belajar dengan tenang di sekolah, dan lulus dengan nilai baik apalagi nilai sempurna yang dia dapat dia bisa masuk ke Universitas impiannya.

Dan pacaran, tak ada dalam agendanya.

Alya tiba-tiba bangun dari duduk dan mengejutkan Sani dan Sakira sontak saja Sani yang kaget mengumpat "Sialan Lo kaget Gue." Sani mengelus dadanya.

"Aku rasa dia cuma bercanda kan? yah bener pasti begitu.." Alya tertawa "Hahaha.. lebay ya Aku, bisa-bisanya nganggep serius, dan lagi mana mau dia sama Aku." Alya menghela tasnya dan berniat untuk pulang.

Sebenarnya ini sudah jam pulang, tapi karena Alya mendapat tatapan dari seluruh kelas gara gara kehebohan tadi, Alya menunggu mereka keluar lebih dulu, sedangkan Sani dan Sakira hanya menemani Alya saja.

Alya berjalan terlebih dulu, namun ia menoleh kebelakang saat tak menemukan Sani dan Sakira yang masih duduk "Loh kalian gak mau pulang?"

"Ayo.."

"Emm itu Al." Sani menggaruk poninya.

"Apa sih? kamu mau naik Bis lagi gak, kalo mau ayo bareng lagi."

"Itu Al." Sakira menunjuk belakang Alya.

"Apa sih?" Alya menoleh kebelakang dan melihat Faris di depan pintu "Eh..?" Alya mundur satu langkah.

"Kenapa Lo? ayo pulang!" Hah maksudnya apa Alya harus pulang bareng dia gitu?

"Oh, silahkan duluan Kak, aku sama temen Ku."

Faris mengerut "Siapa bilang Lo pulang bareng temen Lo, mulai hari ini Lo pacar Gue jadi Lo pulang sama Gue!"

"Eh.. tapi aku ada janji Kak." Alya meringis dia berbohong, dia tidak mau sumpah, tidak mau berurusan dengan Faris, baru saja dia mengumpulkan kepercayaan dirinya bahwa apa yang dikatakan Faris itu hanya bualan tapi sekarang dia sudah ada di hadapan Alya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***