<<<<
"Tuan Ray, aku pasti bisa mendapatkanmu," kata Erlin penuh semangat.
"Bagus sayang, itu baru putriku, dia harus kamu dapatkan," pak Wildan memberi dukungan pada Erlin
•••••••••
Sementara itu Ray bergegas menuju pulang ke rumahnya namun di tengah perjalanan Ray berhenti sejenak sebab ponselnya berdering.
Ray segera menjawabnya..
"Halo Sis,." sapaan Ray untuk adik tercinta.
"Halo Ray, sedang apa kau?!!" tanya Lesya
"Ray lagi di jalan Sis, tadi ada urusan pekerjaan," jawab Ray.
"Hah.. ini kan masih pagi buta Ray, emangnya kalau di sana pagi buta masih kerja ya?" tanya Lesya
"Di sini tuh malam hari Sis." ujar Ray
"Ooh begitu ya, aku baru tahu Ray," balas Lesya.
"Lalu kamu ngapain? tumben udah bangun, biasanya juga masih tidur, apa terjadi sesuatu atau apa kamu sedang mimpi buruk?!!" Tanya Ray dengan cemas.
"No, aku hanya lagi belajar, supaya nilai ujianku tinggi dan naik dengan peringkat tertinggi. Aku ingin sepertimu Ray selalu mendapatkan juara pertama di sekolah, Daddy janji kalau Nilaiku tinggi, aku boleh menjengukmu disana. Aku ingin bertemu denganmu Ray.." kata Lesya
"Kalau begitu semangat lah! Aku juga ingin bertemu denganmu, makanya sekarang kamu jangan menyerah ayo semangat sis!" ucap Ray memberi semangat untuk Lesya.
"Thanks Bro, oh iya Ray apa kamu sedang bertengkar dengan Kim?!!" Tanya Lesya
"Tidak-tidak, aku tidak sedang bertengkar dengan Kim" ujar Ray. "Memangnya kenapa?!"
"Kim Chat aku, Ray. dia bilang kamu nggak pedulikan dia lagi, apa itu benar?!!" sidik Lesya.
"My dear little sister, kakak sekarang benar-benar sibuk. Jangankan menghubungi Kimberly, aku juga jarang menghubungimu kan?" ujar Ray
"Syukurlah kamu tidak ada masalah dengan Kim, aku nggak mau kalau kamu ada masalah dengan Kim karena aku ingin kim menjadi kakak ku, Ray." kata Lesya. "Em, memangnya kamu benar-benar super sibuk ya Brother?" sambungnya.
"Iya Sis, aku beneran sibuk." kata Ray.
Lesya mendesah. "Kenapa kamu gak balik kesini lagi aja! kita kumpul bersama seperti dulu lagi. Dan kenapa kamu lebih memilih pergi nerusin perusahaan orang lain di banding punya Daddy?!!" cecarnya.
"Yang kamu maksud orang lain itu Mom kita, ini perusahaan Mom Candika" gumam Ray dalam hati seraya menghela nafasnya.
Lalu....
"Ray apa kau masih di sana?!!"
"Ah, iya Sis. Ya pokoknya kakak di sini ingin cari pengalaman baru saja. Udah ya! Kakak lagi di jalan ini dan lagi udah malam juga. Nanti kapan-kapan kakak hubungi kamu deh. Oh iya semangat belajarnya ya! Supaya nilaimu bisa ngalahin kakak." balas Ray.
"Oke Ray, kamu hati-hati ya! I Miss You bro.." ucap Lesya,
Lalu telpon pun di tutup.
"Sampai sekarang kamu masih belum tau kalau Mom kita itu Candika bukan Liora Sis.." lirih Ray.
Lalu ia pun menyalakan mobilnya kembali dan bergegas menuju pulang.
°°°°°°
*Sementara itu..
"Bagaimana? Apa yang Ray katakan? Apa dia benar-benar tidak memperdulikan Kim?!!" cecar Liora yang penasaran.
Lesya menggeleng. "No momy. Ray barusan bilang kalau dia hanya sibuk aja."
"Oh iya, Syukurlah kalau begitu. Pokoknya kamu harus desak Ray terus supaya ia mau sama Kimberly, karena Kim wanita yang sangat cocok untuknya bukan wanita lain." Liora mulai mempengaruhi Lesya.
"Oke Momy, lagian juga Lesya lebih ingin kalau Kimberly jadi kakak perempuan Lesya," balas Lesya.
"Anak Momy memang pintar! Momy makin sayang sama Lesya." ucap Liora memeluk Lesya
"Lesya juga sayang momy.." Lesya membalas pelukan Liora
"Yuk nanti kita pergi jalan-jalan! Ada yang mau Momy tunjukin, kamu pasti sangat suka." ajak Liora.
"Waaah apa itu Momy? Lesya penasaran." ucap Lesya.
"Iya nanti juga tau, yaudah kamu lanjut belajarnya atau tidur lagi juga nggak apa-apa," kata Liora.
"Aku mau lanjut belajar aja Momy..."
"Yaudah kalau gitu Momy keluar ya!"
Lesya mengangguk. "Iya."
Liora berjalan keluar dari kamar Lesya.
****
Rumah Ray
Ray akhirnya sampai di rumahnya, lalu ia memarkirkan mobilnya dan setelah itu ia pun langsung masuk ke rumah.
"Tuan Ray baru pulang?!!" tanya Davin.
"Iya kak Davin." jawab Ray sambil mengambil minuman.
"Gimana makan malamnya, apa Pak Wildan membicarakan proyek denganmu?!!" cecar Davin.
"Huh, boro-boro proyek. Ternyata itu undangan makan malam bersama keluarga dan dia hanya mengenalkan putrinya padaku. Kalau tau dari awal begini mending tadi nggak usah datang sekalian." gerutu Ray. "Tapi tadi untungnya Kak Davin nelpon, jadi aku bisa punya alasan untuk pergi dari situ," lanjutnya.
Davin tertawa mendengarnya.
"Hahaha, pantas saja hampir aku menyangka kalau Tuan itu tuli, aku ngomong apa tapi jawabnya apa," celetuk Davin, "Tapi cantik nggak putrinya pak Wildan?!!"
"Iya yang namanya wanita pasti cantik, tapi menurutku dia biasa aja. Kalau Kak Davin mau ambil aja!" cetus Ray.
"Boleh, tapi kalau dia mau sama aku, hahaha.." tawa Davin membuat Ray memutar bola matanya dengan malas.
Lalu....
"Oh iya, bagaimana keadaan Zuy?!" tanya Ray.
"Aku belum tahu, Tuan. Orang aku nggak ketemu sama Zuy, hanya bertemu dengan Tantenya aja. Kan sesuai dengan perintah Tuan Ray, kalau udah ngasih bingkisan langsung pulang," jelas Davin.
"Hmmm yaudah nggak apa-apa, kalau gitu aku mau bebersih dulu terus mau tidur," lontar Ray sambil berjalan menuju kamar.
"Iya Tuan, good night," ucap Davin. "Huft, sebenarnya tipe wanita yang cantik itu seperti apa sih di mata tuan Ray, Kimberly yang cantiknya bak bidadari aja di bilang biasa aja, dasar Tuan," gumam Davin.
•••••
Keesokan harinya...
Rumah Zuy
Tok Tok Tok
"Iya sebentar!" seru Zuy berjalan menuju pintu,
Lalu Zuy membuka pintunya....
Ceklek....
"Selamat pagi nak Zuy, bagaimana keadaanmu sekarang, Ibu dengar kamu sakit?!!" tanya Bu ima
"Eeh Bu ima, mari masuk Bu.." ajak Zuy
Bu Ima pun masuk. "Terimakasih Nak Zuy."
"Mari duduk Bu! Oh iy, Ibu mau minum apa?!!" tawar Zuy.
"Gak perlu repot-repot nak! kamu kan lagi sakit. Oh ya ini Bubur buat kamu, ibu sengaja bikin soalnya ibu dengar kamu lagi sakit." Bu Ima menyerahkan makanan ke Zuy. "Maaf ya Ibu baru sempet datang."
Zuy mengambil bubur dari tangan Bu Ima.
"Terimakasih banyak bu, maaf jadi ngerepotin, iya Bu mungkin gara-gara kehujanan, jadi langsung drop gini, tapi sekarang udah mendingan Bu. bi Nana juga nyuruh Zuy istirahat dulu." jelas Zuy.
"Iya bener apa kata bibimu Nak, kalau belum sembuh total ya jangan kerja istirahat dulu aja! Liat wajahmu juga masih pucat pasi gitu." tutur Bu ima.
Zuy mengangguk. "Iya Bu, mungkin sehari lagi Zuy istirahat."
"Kalau gitu ibu pamit ya nak, jangan lupa di makan terus minum obatnya..!" suruh Bu ima
"iya Bu, terimakasih banyak.." ucap Zuy.
Bu Ima pun melangkah keluar dari rumah Zuy.
Lalu Zuy langsung menelpon Airin.
Tuut....
"Halo Rin..."
"Iya Zuy ada apa?!!" tanya Airin.
"Hari ini aku nggak masuk dulu ya. Tolong bilang ke Bu Rere! Tadinya mau masuk, cuma kepala ku masih sakit." kata Zuy. "Maaf ngerepotin kamu lagi!"
"Oke nanti aku sampaikan ke Bu Rere, kebetulan aku udah di parkiran kantor nih," balas Airin.
"Terimakasih Rin." ucap Zuy.
"Oh iya, Zuy nanti pulang aku ke rumahmu ya."
"Serius Rin?"
"Iya tentu serius dong."
"Baiklah aku tunggu kedatangan mu! Udah dulu ya, aku mau nyarap dulu. Bye Rin!"
"Iya cepat sembuh ya Zuy!"
Zuy pun memutuskan telponnya.
"Lebih baik makan bubur dari Bu ima, lalu istirahat lagi."
Zuy lalu mengambil sendok di dapur, setelah itu ia pun memakan bubur dari Bu Ima.
*****
Perusahaan CV
Setelah selesai berbicara dengan Zuy, Airin langsung meletakkan kembali hpnya di saku celananya, nampak dari raut wajahnya yang sedih seraya menghela nafas panjangnya.
"Hari ini nggak ada Zuy sepi lagi deh Pantry." gumam Airin.
"Rin, ngapain kamu? Bukannya buru-buru masuk ke dalam, terus Zuy mana?!!" cecar Brian
"Aah, si Brian jelek lagi. Aku baru aja di telpon Zuy dan hari ini Zuy gak masuk karena masih sakit," ujar Airin.
"Zuy sakit apa?!!" tanya Brian.
"Kurang tau, katanya gara-gara kehujanan, kemaren itu kan wajahnya pucat. Udahlah aku mau masuk ngasih tau Bu Rere," Airin bergegas menuju ke dalam.
"Eeh Airin tungguin dong!" Brian pun mengejar Airin.
"Jangan dekat-dekat! Nanti pacarmu marah lagi, menjauh 5 meter dariku!" pekik Airin.
Sesampainya, Airin langsung melaksanakan tugasnya sebagai OG, lalu sesaat kemudian, Bu Rere pun datang.
"Bu Rere...!" seru Airin mendekati Rere
Rere menoleh. "Ada apa Rin?!!" tanyanya.
"Hari ini Zuy izin nggak masuk Bu karena masih sakit," kata Airin.
"Oh oke, nanti saya kasih tau ke Bu Friska, kamu boleh kembali!" suruh Rere.
"Terimakasih banyak Bu, saya permisi dulu." Airin pun pergi meninggalkan Rere.
"Zuy, ada apa dengannya akhir-akhir ini?" lirih Rere. "Ya udahlah aku mau bikin laporan dulu ke Bu Friska." sambungnya.
Tak lama kemudian, Ray dan Davin datang.
"Pagi semua, semangat kerja ya..!!" Ray menyapa dan memberikan semangat pada staf Karyawannya
"Pagi pak, pasti semangat pak.." sahut mereka
"Bagus..." ucap Ray,
Lalu ia pun bergegas menuju ke lift..
"Aah Pagi-Pagi liat bos ganteng rasanya bikin mata jadi cerah.." ujar Nina (Salah satu karyawan)
"Dasar cewe, kerja tuh yang bener bukan ngeliatin yang ganteng-ganteng!" pekik pegawai cowo
"Ciih, sirik bilang bos." celetuk Nina.
Ruangan Ceo
Setibanya di ruang miliknya, Ray langsung mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya, lalu ia mengambil berkas yang berada di atas mejanya seraya mengeceknya.
"Banyak sekali berkas yang harus di tanda tangani.." keluh Ray menghela nafasnya.
"Jangan mengeluh dong! Anda harus semangat Tuan." ucap Davin.
"Iya Ini juga semangat. Lho ini surat?" Ray mengambil surat tersebut dan membacanya. "Oh ternyata Zuy gak masuk lagi."
"Ya mungkin dia lagi pemulihan Tuan, jadi hari ini libur dan besok baru masuk.." balas Davin.
"Begitu ya," lirih Ray.
"Kenapa Tuan?!!"
"Nggak kenapa-napa, oh iya pulang kerja nanti kita ke Rumah Zuy ya!" ajak Ray.
Davin menganggukkan kepalanya.
"Baiklah Tuan..." patuh Davin. "Hmmm... Tuan kalau sama Zuy aja pasti beda, apa mungkin ada rasa yang spesial di hati tuan untuk Zuy?!" sambung kata hatinya.
Ray melirik ke Davin.
"Ada apa?!!"
"Tidak ada apa-apa Tuan..."
*****
Rumah Zuy
Kembali ke rumah Zuy.
Nampak mobil Bi Nana yang baru datang dan terparkir di halaman rumah Zuy. Sesaat setelahnya, Bi Nana dan Nara turun dari mobilnya dan bergegas ke rumah Zuy. Sesampainya....
"kakak Zuy, Nara datang lagi nih." seru Nara sambil melangkah masuk ke dalam.
"Nara, jangan Lari-lari!" tutur Bi Nana.
"Kakak mana mi?!!" Nara mencari Zuy.
Bi Nana mengedarkan pandangannya.
"Mami juga nggak tau, apa jangan-jangan Zuy masuk kerja ya? Ck, anak ini ya bukannya istirahat malah berangkat."
Lalu Zuy berjalan masuk menghampiri bi Nana.
"Ada apa Bi? Zuy gak kerja kok, Zuy lagi di samping."
"Kakak Zuy!" Nara berlari dan memeluk Zuy
"Nara, jangan Lari-lari nanti jatuh! Sini kakak gendong ya." Zuy menggendong Nara
"Iya kak, maaf.." ucap Nara.
Zuy tersenyum sembari mengelus rambut Nara.
"Zuy gimana udah mendingan?!!" tanya Bi Nana.
"Udah Bi, tinggal pusing sama flu aja." jawab Zuy
"Syukurlah kalau kamu udah mendingan."
Zuy memeluk bibinya. "Iya makasih Bi udah perhatian sama Zuy.."
"Apa sih! Itu udah kewajiban Bibi, Sebelum kamu menikah kamu masih tanggung jawab Bibi, Zuy." ujar Bi Nana
"Iya, Zuy justru senang karna ada Bi Nana yang di samping Zuy. Bi maaf kalau Zuy ngerepotin Bi Nana lagi, Zuy selalu bikin Bi Nana panik," ucap Zuy menundukkan kepala.
"Udah nggak apa-apa Zuy," Bi Nana memegang kepala Zuy.
"Kakak Zuy, Nara juga ingin melindungi kakak." sambung Nara
"Iya sayang, terimakasih juga buat Nara," Zuy memeluk Nara.
"Sesak, kakak ini pelukannya kencang," rintih Nara
"eeeh maaf sayang!" ucap Zuy melepas pelukannya.
Sehingga membuat bi Nana tertawa.
"Kalian ini! Oh ya Zuy jaga Nara bentar ya, Bi Nana mau masakin makanan buat kita makan siang ini. Pamanmu membawakan banyak bahan makanan dan dia nggak bisa datang jenguk kamu."
"Iya gak apa-apa Bi, yaudah Zuy main sama Nara ya."
"Oke, Tolong ya!!" pinta Bi Nana
Zuy mengajak Nara main sedangkan Bi Nana pergi ke dapur.
***
Perusahan CV
Sore itu setelah selesai dari kerjaannya, Airin siap-siap pergi mengunjungi Zuy, lalu...
"Rin, Pulang bareng yuk!" ajak Brian
"Sorry Bri, aku mau ke Rumah Zuy." kata Airin
"Kalau gitu ayo bareng sama aku! Aku juga mau jenguk Zuy."
Lalu Brian memegang tangan Airin membuat pipi Airin memerah.
"Iya, tapi lepasin dulu tanganku Bri! Nanti pacarmu si Salsa marah lagi, aku nggak mau ribut." pekik Airin.
Brian mengernyit. "Hah pacar? Salsa?!! maksudmu apa?!!"
"Bukan apa-apa, ayo buruan keburu malam," gerutu Airin
Lalu Mereka pun pergi.
•••••
Setelah beberapa saat, mereka pun sampai di Rumah Zuy.
Tok.. Tok.. Tok...
Lalu Nara yang membuka kan pintunya
"Eeh Anak ganteng, kakak Zuy ada?!!" tanya Airin
"Eeh kakak clewet datang, Kakak ada di dalam lagi sama mami," kata Nara, "Ayo masuk dulu..!"
"Ka-kakak crewet?!!" Airin terkejut mendengar ucapan Nara
"Pffft.." Brian terkekeh.
Airin langsung melirik tajam ke Brian, Brian pun memalingkan pandangannya, lalu Mereka pun masuk ke rumah Zuy.
"Siapa yang datang Nara?!!" tanya Bi Nana
"Om sama Kakak clewet mencari kakak.." jawab Nara
"Sore Bi Nana.." sapa Airin
"Eeh Airin, ayo sini duduk terus, ini siapa?!!" Tanya Bi Nana
"Saya Brian Tante.." Brian memperkenalkan diri
"Airin, Brian.." sapa Zuy
"Zuy... ya ampun, maaf kemaren gak bisa jenguk kamu, Pantry sepi kalau gak ada kamu Zuy," Airin memeluk Zuy.
"Duuh anak ini, eh ngomong-ngomong kalian barengan kesini, udah baikan ya?!!" tanya Zuy
"Siapa yang mau baikan, huuu.." celetuk Airin
"Udah kalian duduk dulu, biar Tante buatkan minum," suruh Bi Nana.
Airin dan Brian mengangguk bersama.
"Terimakasih Tante."
"Zuy, dari tadi Airin ngelamun terus, kerja pun nggak semangat." ungkap Brian
"Bukannya di hibur sama kamu Bri, biar dia nggak ngelamun terus, hihihi.." ledek Zuy.
"Zuy mulai deh.." gumam Airin.
Zuy terkekeh. "Sorry ya Rin."
Bi Nana keluar dari dapur dan memberikan minuman untuk Airin dan Brian.
"Silahkan di minum!"
"Terimakasih Tante" ucap Brian
Lalu tiba-tiba ada yang datang lagi.
"Biar Bi Nana aja yang sambut.." ujar Bi Nana,
Bi Nana berjalan ke arah pintu.
"Permisi apa Zuy ada?!!" tanya Davin
"Oh anda yang kemaren nganter bingkisan ya? Zuy ada, ayo silahkan masuk!!" ajak Bi Nana.
"Lama tidak bertemu Bi Nana..." kata Ray sambil mencium tangan Bi Nana.
Bi Nana terkejut karena tiba-tiba ada seseorang yang mengenalinya.
"Kamu Siapa, kenapa kenal saya?!!" tanya Bi Nana yang belum tau kalau itu Ray.
"Oh iya kenalin ini atasan Zuy, Tuan Ray." Davin memperkenalkan Ray pada bi Nana.
"Ray? Oh ya senang bertemu dengan anda, ayo masuk...!!" ajak Bi Nana,
Ray dan Davin mengangguk lalu berjalan masuk.
"Oy Zuy apa kabar?!!" sapa Davin
"Eeh pak Davin, terimakasih sudah datang," ucap Zuy.
"Sama aku? Apa kamu lupa Kak Zuy.." celetuk Ray.
Zuy menoleh ke arah Ray, "Tuan Muda juga datang."
"Eeh Tuan Bos, selamat sore.." ucap Brian dan Airin..
"Hmmm, kalian di sini juga?!!" tanya Ray
"Iya Tuan bos," balas Airin.
"Silahkan duduk Tuan-Tuan!" kata Bi Nana
"Terimakasih Bi Nana, Bibi nggak berubah sama sekali ya." ucap Ray.
Bi Nana tersenyum kemudian mendekat ke arah Zuy.
"Zuy, kenapa atasan kamu ini bisa kenal Bi Nana? Apa kamu sering cerita soal Bibi?!!" tanya Bi Nana kebingungan.
"Bi Nana, Ini Tuan ...,"
Zuy Belum selesai menjelaskan malah langsung di potong oleh Ray.
"Maaf Bi, saya belum ngenalin diri ya. Kalau begitu perkenalkan nama saya Rayyan G Michael." Ray memperkenalkan diri.
"Sepertinya nama ini nggak asing dari telinga, tapi dimana ya.." Bi Nana mencoba mengingatnya.
"Bi Nana, Ini Tuan Muda kita yang dulu. Tuan muda Ray anak Mr. Michael dan Mrs Candika." jelas Zuy
"Apa!!" Bi Nana tersentak sampai matanya membelalak sempurna.
Praaaang
Suara nampan yang di pegangnya pun jatuh kemudian Bi Nana mendekati Ray.
"Ka-kamu Tuan muda Ray, beneran ini Tuan muda Ray?!!" cecar Bi Nana sambil memegang Ray.
"Iya ini Ray, Bi. Anak kecil yang bibi asuh dulu," jawab Ray.
sontak Bi Nana memeluk Ray dan semuanya pada terkejut...
*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Efri Sy
baru ingat tadi ada kata bicor alus......
2021-10-01
1
Reichann~
aaaaa
2021-04-09
0
Lia Eka Pratama
Bi Nana akhirnya bertemu dng tuan Muda
2021-04-06
1