<<<<
"Mam, jelasin ini siapa?!!" tanya Kimberly menunjukkan foto yang di temukannya.
Maria pun terkejut dan bertanya "Da-dari mana kamu dapat Foto itu?!!"
"Tentu saja mendapatkannya dari ruang kerja Mam. Saat aku sedang mencari sesuatu di sana. Mam, apa kau bisa menjelaskannya padaku? Siapa mereka, apakah bayi yang di foto ini adalah anak Mam? Apa aku punya seorang kakak selain Kak Archo?!!" Kimberly meminta penjelasan dari Maria.
Maria menggelengkan kepalanya. "Sayang, anggapan kamu terlalu berlebihan tentang foto ini. Sebenarnya itu foto Mam bersama adik angkat Mam," Maria menjelaskan ke Kimberly.
Akan tetapi ada kebohongan di dalamnya.
"Mam punya adik? Terus kenapa Mam nggak pernah cerita kalau ternyata Mam punya adik? Lalu dimana adik mam sekarang?!!" Kimberly semakin penasaran.
"Eum, sebenarnya mereka berdua ini anak panti asuhan. Dulu nenekmu suka sekali mengunjungi Panti asuhan dan Mam juga sering ikut Nenek kamu. Jadi ya Mam udah menganggap mereka seperti adik Mam sendiri. Apalagi bayi yang di gendong Mam itu, namun sayangnya bayi itu udah di adopsi orang lain," jelas Maria yang berbohong.
"Begitu ya Mam." lirih Kimberly.
Maria menganggukkan kepalanya. Lalu....
"Sebenarnya kamu membutuhkan berkas datamu untuk apa Kim?!!" tanya Maria
"Begini Mam, Kim dapat kabar dari produser, kalau Kim jadi bintang tamu untuk menghadiri acara besar dan juga Kim akan melakukan pemotretan di Kota ini Mam," jelas Kimberly. "Mam tau kan selama ini Kim gak pernah kemana-mana, Kim perlu data buat bikin paspor Mam." sambungnya
"Hmmm... ini Kota ini kan dekat dengan Kota yang Ray tempati sekarang sayang. Dan juga dekat dengan dimana Mam tinggal dulu. Hmmm, pokoknya kamu harus kesana Kim! Jangan sia-siakan kesempatan bagus ini, kalau kamu kesana, kamu bisa bertemu dengan Ray lagi." kata Maria menyemangati Kimberly.
"Yang bener Mam? Kalau tempat ini dekat dengan tempat Ay tinggal?" cecar Kimberly.
Maria mengangguk. "Iya sayang."
"Yes, pokoknya setelah selesai pemotretan, Kim akan minta Produser untuk izinkan Kim ke tempat Ay. Dan Kim akan kasih kejutan untuk Ay. Pasti dia bakalan senang dengan kedatanganku. Hmmm, jadi nggak sabar bertemu dengan Ay lagi," Kimberly nampak kegirangan.
"Kalau gitu Mam ke kamar ya. Mam akan cari semua data-data yang kamu perlukan, kamu istirahat lah dulu!"
"Oke mam."
Maria tersenyum lalu berjalan menuju ke kamarnya, setelah di dalam kamarnya....
"Kimberly maafin Mam! Karena mam belum bisa menjelaskan padamu siapa anak yang ada di foto ini dan belum saatnya kamu tau yang sebenarnya sebelum Mam menemukannya." lirih Maria.
Maria mendudukkan dirinya di atas ranjangnya sembari melihat foto tersebut.
"Zoya kamu pasti sudah besar ya? Kamu pasti sudah menikah dan memiliki anak. Tapi apa kamu bahagia hidup bersama Ayahmu dan Nana. Mam janji suatu saat Mam akan mencari dan menemukanmu."
Maria lalu mengingat masa lalu saat ia meninggalkan Zuy.
................
Beberapa Tahun sebelumnya ketika Zuy masih bayi...
"Maria, Maria!"
Teriak seorang Pria dengan menggendong Bayi yang ternyata Ayah Zuy dan Zuy yang di gendongnya.
"Lepaskan aku, Jordhan! Biarkan aku pergi menggapai Impianku dan jangan halangi aku!" pekik Maria membawa koper.
"Aku tidak akan mengizinkanmu pergi! Apalagi Zoya masih bayi dan dia masih butuh kamu, Maria. Pokoknya aku tidak akan mengizinkannya!" cicit ayahnya Zuy menarik tangan Maria.
"Untuk apa aku di sini?! Kau tidak memberiku kebebasan, kau selalu saja mengekangku, Jordhan. Aku mulai menyesal kenapa aku tidak mendengarkan perkataan orang tuaku dan malah hidup susah bersamamu." cetus Maria melepaskan pegangan Ayahnya Zuy.
"Tsk, apa salahku Maria! kamu istriku dan kamu juga punya Zoya. Aku hanya ingin kamu di rumah, mengurusku, rumah dan juga Zoya.." kata Ayahnya Zuy.
"Bahkan sekarang kau bangkrut dan kau di pecat dari pekerjaan mu itu, jadi apa yang kau punya sekarang, hah?! Aku nggak mau hidup kesusahan, maka dari itu aku akan pergi untuk menggapai semua Cita-cita ku ini.." pekik Maria.
Ayahnya Zuy tersinggung dengan perkataan Maria lalu ia melepaskan tangan Maria.
"Terserah kau saja kalau kau mau pergi, silahkan pergi..!!"
"Iya tanpa di suruh pun aku juga akan pergi, kalian hanya benalu bagi hidupku!" ucap Maria dengan lantang.
"Maria kamu..." bentak Ayahnya Zuy sambil mengayunkan tangan seakan ingin menampar Maria,
Lalu tiba-tiba Zuy Menangis dengan keras, sehingga membuat Ayahnya Zuy mengurungkan niatnya itu, kemudian Ayahnya Zuy memanggil Bi Nana dan Bi Nana langsung menghampirinya.
"Nana, cepat bawa Zoya pergi dari sini!" Ayahnya Zuy memberikan Zuy pada Bi Nana.
"Ta-tapi Kak.." hardik Bi Nana.
"Cepat bawa pergi Zoya!!!" pekik ayahnya Zuy ke Bi Nana.
Bi Nana pun membawa Zuy pergi.
"Silahkan saja kau bawa Zoya pergi dariku." cicit Maria.
"Ya, sekarang kau boleh pergi dan ingat jika kau sudah pergi jangan pernah berharap kembali dan bertemu dengan Zoya lagi." sergah Ayahnya Zuy.
Lalu Ayahnya Zuy pergi menyusul Bi Nana.
"Iya aku akan pergi, dan setelah pulang dengan hasil kesuksesanku, aku pastikan Zoya akan bersamaku, Zoya akan bersamaku.. Aaaaaaaaarrrrgh..." teriak Maria.
Flashback end
................
"Zoya, maafin Mam, Mam janji akan membawa mu dengan atau tanpa persetujuan Ayahmu.." tangis Maria.
*****
Perusahaan CV
Sementara itu..
Deeeg..
Tiba-tiba jantung Zuy berdegup kencang, dan tak terasa Zuy menitihkan air matanya.
"Zuy, Zuy!" panggil Airin
Zuy pun menoleh. "Iya ada apa Rin?!!"
"Zuy tadi ...," Airin mengernyit. "lho kamu kenapa Zuy, kok nangis?!"
Seketika Zuy menghapus air matanya.
"Ini! Aku nggak tau Rin, tiba-tiba muncul perasaan sedih sampai air mataku mengalir seperti ini."
"Emang kenapa Zuy, apa ada yang kamu pikirkan?!!" tanya Airin.
"Entahlah, aku juga gak tau Rin, tiba-tiba aja seperti, pokoknya sulit untuk di jelaskan." jelas Zuy.
"Oh, yaudah selesaikan pekerjaanmu, Zuy. Kalau tidak kamu akan terlambat pulang lho, hihihi...." lontar Airin.
"Memangnya pekerjaanmu udah selesai Rin?!!" tanya Zuy.
"Udah dong! ku selesaikan dengan cepat pekerjaanku itu. Emmm, tapi maaf ya Zuy sepertinya aku gak bisa menunggu sebab aku ada sepupu ku datang dan aku harus buru-buru, maaf ya Zuy!" ujar Airin.
"Santai aja sih, aku nggak apa-apa, buruan gih sana pulang, sodara mu pasti lama nunggunya." suruh Zuy.
"Oke, kamu hati-hati ya Zuy! Bye..."
"Iya kamu juga hati-hati Rin!" balas Zuy,
Kemudian Airin pun pergi meninggalkan Zuy.
Sesaat Zuy pun selesai mengerjakan tugasnya dan ia lalu bergegas menuju parkiran mengambil motor dan bergegas pulang.
Perjalanan....
Zuy tengah membawa motornya dengan santai menuju pulang ke arah rumahnya, lalu tiba-tiba...
Tiiin.. Tiiin... Tiiin
Suara klakson mobil membuat Zuy menepi dan ternyata mobil tersebut milik Ray, lalu Ray menurunkan kaca mobilnya.
"Kak Zuy...." seru Ray.
Zuy menoleh. "Tuan muda!"
Ia menghentikan laju kendaraannya kemudian turun dari motornya.
"Baru pulang Kak?" tanya Ray.
"Iya tuan." jawab Zuy.
Ray turun dari mobil mendekati Zuy.
"Zuy, ikut aku ke rumah lama yuk!" ajak Ray.
"Rumah lama?!!" Zuy memiringkan kepalanya.
"Maksudnya rumahku yang dulu.." kata Ray.
Zuy manggut-manggut. "Oh.... boleh Tuan, tapi tuan Muda duluan aja nanti Zuy menyusul!"
Lalu Ray berpaling ke arah Davin.
"Kak Davin pulang dulu ya, aku bareng sama Zuy. Oh ya sekalian pesan makanan!" lirih Ray mengedipkan satu matanya.
"Hmmm baiklah Tuan Ray, kalau begitu aku pulang duluan." balas Davin.
"Terimakasih.." ucap Ray
Davin pun pergi meninggalkan keduanya.
"Lho Pak Davin kok pergi ninggalin Tuan Muda?!!" tanya Zuy keheranan.
"Hmmm, tau tuh katanya ada urusan penting." cetus Ray.
"Lalu bagaimana dengan tuan?!!" sambung tanya Zuy.
Ray tersenyum dan berkata, "Ya terpaksa aku harus bonceng kamu Zuy. Sini kunci Motornya...!!"
"Tapi, Tapi tuan?" Zuy menghela nafasnya. "Baiklah ini kuncinya!"
Ia menyerahkan kunci motornya ke Ray, kemudian Ray menaiki motor milik Zuy.
"Kak Zuy, ayo naik!!" ajak Ray
Zuy mengangguk. "Ba-baik Tuan Muda."
Zuy mendaratkan pantatnya dan duduk di belakang Ray.
Mereka sudah seperti pasangan saja. (Author)
Deeeg
Tiba-tiba jantung Ray berdegup kencang, ia pun mulai nggak konsen mengendarai motornya.
"Duh kenapa aku deg-degan gini," gumam Ray di dalam hati.
"Kenapa Tuan, kok bawa motornya nggak stabil?!!" tanya Zuy.
Ray menggeleng. "Nggak apa-apa Kak, mungkin karena ini pertama kalinya naik motor berdua dengan wanita cantik."
Wajah Zuy memerah seketika.
"Apa sih tuan ini." lirih Zuy.
Ray terkekeh geli, lalu tiba-tiba....
"Tuan muda awas ada kucing!!" teriak Zuy.
Ciiiiit..
Seketika Ray menghentikan laju motornya secara mendadak, sehingga wajah Zuy menubruk punggung Ray.
"Awww..." rintih Zuy.
Ray menoleh ke arah Zuy. "Kakak nggak apa-apa?"
"Nggak apa-apa Tuan," Zuy mengedarkan pandangannya. "kucing itu mana, apa baik-baik saja?!!"
"Kucingnya udah pergi tuh." Ray menunjuk ke arah kucing tersebut.
"Syukurlah, ayo kita jalan lagi..!!"
Lalu mereka bergegas menuju rumah Ray.
********
Rumah Ray
Setelah beberapa saat mereka akhirnya sampai di Rumah, Ray lalu memarkirkan motornya Zuy.
"Ayo masuk kak!!" ajak Ray.
"Iya Tuan." balas Zuy sembari mengangguk.
Mereka pun masuk ke dalam rumah, lalu....
"Eh, Tuan Ray dan Zuy selamat datang." sambut Davin.
Sehingga Zuy terkejut melihat Davin sudah di rumah.
"Lho pak Davin!!"
"Kak Davin, kenapa kau pulang duluan?!!" tanya Ray yang pura-pura.
"Eeh Tuan tapi bukannya tadi ...," lontar Davin.
Akan tetapi Ray mengedipkan matanya memberikan isyarat pada Davin.
"Ah iya, maaf ya tuan! Tadi aku buru-buru karena biasa panggilan alam." jawab Davin berbohong.
Zuy terkekeh. "Hihihi, pantesan tadi Pak Davin buru-buru sampai Tuan Muda di tinggal."
"Hahaha iya Zuy, maaf jadi ngerepotin kamu karena harus mengantar tuan Ray pulang." kata Davin sambil menggaruk kepala.
Ray mendekat ke arah Davin.
"Kak Davin apa udah pesan makanan?!!" bisik Ray.
"Aku lupa Tuan Ray," Davin menepuk jidatnya. "Bentar aku pesan dulu."
"Pesan? Memangnya pesan apa Pak?" tanya Zuy.
"Pesan makanan Kak untuk kita makan." jawab Ray.
Zuy menggeleng. "Nggak usah pesan Pak!"
"Kenapa memangnya Zuy?" tanya Davin.
"Emmm, lebih baik Zuy aja yang masakin makanannya ya! Di kulkas ada bahan makanan tidak?!!"
"Ada Zuy." jawab Davin
"Yaudah aku pinjam dapurnya dulu ya!"
Ray dan Davin menganggukkan kepalanya secara bersamaan, kemudian Zuy berjalan ke arah dapur.
Saat di dapur, Zuy membuka kulkas dan mengambil bahan makanan, ia mulai menyiapkan bahan-bahan dan memasaknya, Ray dan Davin pun memperhatikan Zuy dari kejauhan.
"Tuan, dia pandai masak juga ya. Kenapa anda tidak menyuruh dia menjadi pelayan rumah ini." cicit Davin
"Husss jangan asal bicara! Mana mungkin aku membiarkan dia jadi pelayan di rumah ini. Udahlah aku mau mandi dulu."
Ray lalu berjalan ke tangga menuju kamarnya.
"Dasar tuan Ray. Hmmm, mending aku bantuin Zuy aja deh sekalian pendekatan." Ucap Davin.
Lalu ia pun menghampiri Zuy.
"Zuy...."
Zuy menoleh. "Iya pak Davin."
"Butuh bantuan nggak?" Davin menawarkan bantuan.
"Boleh, tolong cuciin sayurannya pak!!" Zuy menunjuk ke arah tempat berisi sayuran.
"Oke Zuy...."
Davin mengambil tempat sayuran itu ke wastafel dan mencucinya.
Lalu....
"Eummm, tadi pak Davin pulang duluan karena di suruh sama tuan Muda kan?!!" tanya Zuy menyidik.
"Eeh, bu-bukan kok tadi bener-bener panggilan alam." jawab Davin dengan gugup.
"Oh, tapi kenapa anda gugup gitu? Yaudah jujur aja pak nggak apa-apa kok!" Zuy memaksa Davin.
"Makhluk cewek memang peka ya, iya kamu benar Zuy, tadi tuan Ray yang menyuruh saya pergi duluan, alasannya ingin pergi besama kamu, Zuy." Davin menjelaskan yang sebenarnya.
Zuy mendengus. "Sudah ku duga, dasar Tuan Muda ini ada-ada saja. Oh ya, ngomong-ngomong kenapa dia panggil Pak Davin itu kakak?!!"
"Ya karena aku memang lebih tua darinya, makanya di panggil Kakak, hehehe.." jawab Davin sambil memberikan sayuran yang baru ia cuci.
Zuy manggut-manggut.
"Oh begitu, tapi kenapa pak Davin suka takut ya kalau Tuan Muda menatap pak Davin kaya tadi?!!"
Zuy memasukan sayur ke dalam panci.
"Hmnm, kamu nggak tau sih Zuy, tuan Ray kalau udah melotot matanya itu lebih seram dari Zombie, waktu masih di Amerika juga dia di kenal sebagai Cold man karena sikapnya yang dingin. Semuanya nggak ada yang berani melawan dia, tapi walau bagaimanapun tuan sangat baik dan pekerja keras banyak sekali wanita yang tergila-gila padanya namun karena tatapan dan sikapnya itu, semuanya jadi lari ketakutan seperti melihat hantu." ungkap Davin.
Membuat Zuy menyemburkan tawanya.
"Hahaha, tuan muda yang sekarang berbeda dari yang dulu ya, dulu dia cengeng banget, sering nangis, penakut tapi sekarang malah jadi kebalikan sifatnya."
"Hah!! Serius kamu? Tapi aku nggak percaya kalau ternyata tuan Muda yang dulu sifatnya seperti itu. Hmmm, kamu bohong ya Zuy? Mana mungkin orang sedingin dia dulunya anak yang cengeng." cicit Davin yang tidak percaya dengan Zuy.
"Ya memang begitu kenyataannya pak Davin, tapi Zuy senang dia berubah tidak seperti dulu lagi. Mengingatnya pun bikin Zuy jadi ingin tertawa apalagi saat Tuan Muda lagi nangis sangat lucu mukanya." jelas Zuy
"Benarkah itu? kamu bukannya rekam tuan Ray waktu itu. Kan sekarang aku malah jadi penasaran sama muka polos Tuan Ray yang dulu, aku gak bisa bayangin pas dia nangis, ha..ha..ha..."
Davin dan Zuy tertawa bersama, lalu tiba-tiba lampu mati membuat mereka menghentikan tawanya dan kemudian ....
"Berani sekali ya kalian membicarakan ku saat aku sedang di kamar mandi." Ucap Ray sambil menyalakan senter ke wajahnya dengan maksud menakuti Davin dan Zuy.
Kyaaaaaaa.......
*Bersambung.....
Ps: Zoya nama Aslinya Zuy yaitu Zoya Lestari Nama yang di berikan Oleh Maria, Berhubungan Zuy pernah di taruh di Panti oleh Bi Nana dan atas Permintaan terakhir Ayahnya Zuy, Bi Nana mengganti Nama Zoya menjadi Zoey Lestari dan di panggil dengan Sebutan Zuy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Umi Ningsih Mujung
😍😍
2021-11-04
1
Little Peony
Semangat selalu Thor 🌸🌸🌸
2021-03-17
0
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Mampir lagi kak, semangat 😊
2020-11-28
0