<<<<<
Davin dan Zuy tertawa bersama, lalu tiba-tiba lampu mati membuat mereka menghentikan tawanya dan kemudian ....
"Berani sekali ya kalian membicarakan ku saat aku sedang di kamar mandi." Ucap Ray sambil menyalakan senter ke wajahnya dengan maksud menakuti Davin dan Zuy.
Kyaaaaaaa.......
Saking kagetnya Zuy refleks memukul kepala Ray menggunakan sendok sayur yang di pegangnya.
Bletaaak...
"Aww..." pekik Ray.
Sesaat kemudian lampu pun menyala kembali.
"Hah.!! Tu-Tuan muda.!!" seru Zuy terkejut.
"Tuan Ray!!" sambung Davin.
Beberapa saat kemudian...
Pffft....
"Bwahahaha.."
Davin tertawa dengan kerasnya melihat jidat Ray sedikit memar dan bengkak karena di pukul Zuy.
"Kak Davin! Terus saja ketawa," pekik Ray sambil menatap tajam ke arah Davin.
"Maaf Tuan Ray! Habisnya kepala anda kuat sekali, Liat! Sendok sayur aja sampai patah begitu, hahaha..." papar Davin yang terus tertawa.
"Maaf Tuan! Zuy bener-bener refleks nggak sengaja," ucap Zuy. "Lagian salah tuan Muda juga sih make ngagetin segala kan jadi kena pukul sendok sayur."
Zuy mengolesi salep ke dahi Ray.
"Ya habisnya kalian berdua itu ngomongin aku di belakang ku, makanya Ray isengin kalian." pekik Ray. "iiissh aduuuh sakit kak!"
Zuy menghela nafasnya. "Tuan Muda salah paham, siapa yang ngomongin Tuan muda, kita lagi memuji Tuan muda kok, iya kan pak Davin?"
Zuy melihat ke arah Davin.
"Apa yang di katakan Zuy itu benar Tuan Ray. Zuy tadi bilang kalau tuan Ray yang sekarang berbeda dari Tuan Ray yang dulu yang sering nangis, cengeng, penakut, upz..." Davin pun keceplosan kemudian menutup mulutnya sendiri.
"Pak Daviiiin.." pekik Zuy memicingkan matanya pada Davin.
"Ahahaha, sepertinya aku harus ke kamar mandi, baru ingat kalau aku belum mandi, tuttuttuttu.."
Davin berjalan ke arah kamar sembari bersiul.
Zuy menepuk jidatnya sendiri. "Ck, bener-bener nih pak Davin."
Ray tersenyum smirk dengan kedua tangannya melipat di dadanya.
"Oh, jadi dulu aku secengeng itu ya kak Zuy?!!" tanya Ray menatap Zuy.
"Hahaha, nggak begitu kok Tuan, tuan pemberani tidak cengeng." lontar Zuy. "Nah luka Tuan udah di tutup, Zuy lanjut masak lagi ya, hmmm.. hmmm.."
Zuy mulai salah tinggal kemudian ia berbalik dan ketika hendak berjalan menuju dapur. Akan tetapi....
Ray menahan tangan Zuy dan berkata, "Kak, benarkah aku sekarang berubah? Tapi bukan hanya aku yang berubah lho perasaanku juga ikutan berubah."
Ray menatap lekat wajah Zuy sehingga Zuy membelalakkan matanya.
"Tu-Tuan Muda, tolong lepasin tangan anda! Nanti masakanku nggak matang-matang lho."
Zuy mendorong pelan Ray dan bergegas menuju ke dapur.
"Hmmm apa yang barusan aku katakan itu benar Kak," gumam Ray,
Ray kembali ke kamar sambil menunggu Zuy kelar masak.
Deeeg..
Saat sudah kembali ke dapur, tiba-tiba Zuy merasakan degupan jantungnya.
"Aduuh, Tuan Muda kenapa sih bikin aku salah tingkah aja, terus kenapa lagi jantungku jadi berdegup kencang seperti ini. Apa aku bakal kena serangan jantung, tidak mungkin ...," Zuy menepuk pipinya. "Sadarlah Zuy, kamu itu sehat kok, yuk lebih baik lanjut masak lagi, mereka pasti sudah lapar."
Zuy melanjutkan masaknya dan tak lama kemudian, Zuy akhirnya selesai memasak lalu menyiapkannya di meja makan.
"Waaah sepertinya enak nih," ucap Davin dengan matanya yang berbinar-binar.
"Nggak nyangka kamu bisa manfaatin bahan makanan yang di kulkas Kak," puji Ray.
"Iya tuan, ayo kita makan..!!" ajak Zuy,
Lalu mereka pun menyantap makanannya.
"Hmmm, tuh kan enak banget, waah kamu bener-bener hebat Zuy.." Davin memuji masakan Zuy.
"Anda terlalu memuji Pak Davin, masakan saya biasa aja kok." ucap Zuy
"Ini rasa yang dulu, masakan Zuy rasanya sama persis dengan masakan Mom Candika dan Bi Nana.." batin Ray, tak terasa Ray meneteskan Air mata.
"Lho Tuan! Tuan kenapa menangis?!!" tanya Zuy panik.
"Ah, aku hanya kangen makanan seperti dan lagi siapa yang nangis sih? Aku nggak nangis, ini cuma kecipratan makanannya jadi mataku perih dan berair." kata Ray berbohong karena malu ketahuan kalau sebenarnya dia nangis
"Oh gitu, makanya hati-hati Tuan, ini tisunya!" Zuy memberikan tisu.
"Terimakasih Kak Zuy.."
Ray mengambil tisu dari tangan Zuy dan di usapnya air matanya itu.
"Heh.. dasar Tuan pandai berbohong," batin Davin.
Mereka pun melanjutkan makannya, setelah selesai Makan.
"Taruh sini aja piring kotornya tuan Muda, pak Davin! Biar Zuy yang beresin.." pinta Zuy
"Ini, aku bantu ya Zuy!" tawar Davin.
Zuy menggeleng. "Nggak usah Pak, terimakasih."
"Ummm.. aku juga mau bantu, boleh?!" lirih Ray
"Jangan Tuan Muda! biar Zuy aja.."
Zuy menolak tawaran Ray untuk membantunya. Ia pun membereskan semuanya, setelah selesai Zuy nampak siap-siap pulang, lalu....
"Kau mau kemana Zuy?!!" tanya Davin
"Mau pulang Pak."
"Kak Zuy ini udah malam, Kakak menginaplah disini ya!" pinta Ray.
"Maaf tuan tapi Zuy harus pulang dan lagi Zuy sudah biasa suka pulang Larut malam," jelas Zuy
"Emang kamu ngapain suka pulang malam?!!" tanya Davin penasaran
"Kan Zuy suka bantuin Paman di Resto," jawab Zuy.
"Oh jadi kamu sering bantu-bantu di Resto milik pamanmu ya?!!" sambung tanya Ray
Zuy mengangguk. "Iya Tuan, yaudah Zuy pulang dulu.."
Saat hendak melangkah ke arah pintu, Ray memegang tangan Zuy.
"Kak Zuy, menginap lah disini..!!" pinta Ray.
"Tapi ...,"
Davin dan Ray menatap Zuy dengan wajah memelas supaya Zuy mau menginap di rumahnya. Melihat tatapan itu Zuy menghela nafasnya dan akhirnya....
"Baiklah, malam ini aku menginap disini." lontar Zuy.
"
"Terimakasih Kak Zuy, silahkan kakak pilih kamar kakak.." tawar Ray.
"Zuy tidur di kamar yang dulu aja ya Tuan," balas Zuy.
"Baiklah kak."
"Yaudah kalau gitu Zuy ke kamar dulu ya pak Davin, tuan muda. Selamat malam," ucap Zuy,
Kemudian Zuy masuk ke kamarnya yang dulu.
"Tuan Ray, aku ingin istirahat dulu selamat malam Tuan Ray. Oh iya awas jangan masuk ke kamar Zuy, bahaya..!!" tutur Davin sambil berjalan menuju kamar.
"Nggak akan, aku juga akan pergi tidur." cetus Ray.
Ray naik ke atas menuju ke kamarnya.
Saat tengah Malam pukul 01.30Am, Zuy tiba-tiba terbangun dari tidurnya, kemudian ia melihat ke arah dinding.
"Hmmm, ternyata masih jam 01.30 Am, berapa kali aku terbangun mana air juga habis lagi," lirih Zuy.
Lalu Zuy beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju dapur, di dapur ia mengambil air minum, lalu tiba-tiba terdengar suara langkah kaki, ia pun tersentak dan membalikkan badannya.
"Siapa di sana?!!" seru Zuy.
Tanpa sengaja gelas yang di pegang Zuy tiba-tiba terjatuh, karena saking gemetarnya tangan Zuy, seseorang segera menghampiri Zuy dan ternyata tak lain adalah Ray
"Jangan mendekat...!!!" teriak Zuy sambil mengayunkan sendok sayur yang di pegangnya. lalu..
"Eeh tunggu Kak! Ini aku Ray," ungkap Ray menahan tangan Zuy yang ingin memukul.
"Tuan Muda!"
"Iya ini aku, kak, hampir aja kena lagi. masa Ray mau di getok dua kali sih pake sendok sayur.." gerutu Ray.
Zuy menghela nafasnya. Ya ampun Zuy pikir siapa. Maaf Tuan Muda, habisnya tuan Muda ngagetin."
"Terus ngapain Kak Zuy malam-malam di dapur?!!" tanya Ray
"Aku terbangun Tuan, lalu Air Minum di kamar habis jadi Zuy ke dapur," jawab Zuy, "lalu Tuan juga ngapain?!!"
"Ray terbiasa bangun malam, Ray suka lapar kalau jam segini." ungkap Ray
"Oh, lalu Tuan muda mau makan apa?!!" tanya Zuy sambil mencari makanan.
"Apa aja, biasanya Kak Davin suka keluar beliin, mungkin karna capek jadi Ray biarkan saja dia tertidur pulas." ujar Ray
Zuy membuka lemari dapur.
"Di sini cuma ada Ramyun cup Tuan, apa tuan mau?!!" tanya Zuy
"Oh yaudah nggak apa-apa, kak." jawab Ray
"bentar Zuy buatin ya..!!"
"Iya terimakasih kak Zuy.." ucap Ray..
Beberapa menit kemudian....
"Ini Tuan ramyunnya udah matang." Zuy menaruh Makanan untuk Ray.
"Terimakasih banyak Zuy, maaf ngerepotin!" ucap Ray
"Ngga kok, buruan di makan Tuan! mumpung masih hangat," tutur Zuy.
Ray mengangguk kemudian memakannya, setelah selesai....
"Akhirnya kenyang juga perutku, ini enak banget Zuy.." ucap Ray
"Iya Tuan, lalu apa Tuan mau langsung tidur?!!" tanya Zuy
"Nanti aja Zuy, aku kan baru selesai makan.." jawab Ray
"Yaudah kalau gitu Zuy yang ke kamar ya!" kata Zuy seraya bangkit dari duduknya.
Namun....
"Tunggu kak! Kita duduk sebentar dan ngobrol yuk!" ajak Ray memegang tangan Zuy.
Zuy tersenyum serta menganggukkan kepalanya.
"Baiklah Tuan Muda."
Lalu mereka pun duduk dan mengobrol sampai ketiduran Di sofa masing-masing.
"Hmmm, pukul berapa sekarang?!"
Zuy melihat ke arah jam dinding.
"Ya ampun ternyata udah 05.45 pagi sepertinya aku ketiduran di sofa. Tuan Muda juga di sini.Ah aku harus segera pulang." ucap Zuy,
Zuy pun melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi, setelah selesai melakukan aktivitasnya ia pun bersiap-siap pulang ke rumahnya.
Lalu nampak Davin berjalan menuju ke arah dapur, kemudian berpapasan dengan Zuy.
"Lho Zuy mau kemana?!! tanya Davin mengusap-usap matanya.
"Ini Zuy mau pulang dulu pak, mau siap-siap berangkat," jawab Zuy.
"Oh, kenapa nggak bareng kita aja?!" tawar Davin.
Zuy menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tidak, terimakasih pak. Lagian Zuy kan OB jadi ya harus berangkat lebih awal dari atasan, terus baju Zuy juga udah kotor banget dan Zuy nggak bawa baju gantinya."
"Oh Yaudah, kamu bilang dulu sama Tuan Ray," suruh Davin.
"Tuan masih tertidur di sofa Pak, semalam kami begadang." jelas Zuy.
Sontak membuat Davin membelalakkan matanya karena terkejut.
"Apa, jangan-jangan semalam kamu dan Tuan Ray ...?"
Davin pun mulai berfikir yang tidak-tidak tentang perkataan Zuy.
"Aduh Pak Davin ini jangan mikir macem-macem dong! Kita hanya mengobrol sampai ketiduran di sofa aja kok." ujar Zuy.
Davin menghela nafasnya.
"Ya, sayang sekali, aku kira kalian bakal main sosor-sosoran."
"Pak Davin!! Udah ah, Zuy pulang salam buat tuan Muda ya pak!" kata Zuy..
"Oke nanti aku sampaikan, kamu hati-hati ya!" ucap Davin,
Lalu Zuy pun dari rumah Rayyan.
"Aku pikir kalian melakukan itu, ah sayang sekali ya." gumam Davin.
°°°°°°
Beberapa Saat kemudian, Zuy lalu sampai di Rumah, ia pun langsung ganti baju dan langsung bergegas berangkat menuju ke tempat kerjanya.
******
Perusahaan CV
Zuy pun Akhirnya sampai di parkiran, setelah memarkirkan motornya, Zuy lalu masuk ke dalam, dan siap-siap melaksanakan tugasnya.
Beberapa jam kemudian, Ray pun datang ke kantor.
"Selamat Pagi semua semangat ya!" sapa Ray ke para karyawannya.
"Selamat pagi Pak Bos, siap pak Bos." Balas para karyawannya.
Ray langsung bergegas menuju lift, setelah sampai di lantai atas, ia pun berjalan menuju ke ruang kerjanya.
Ruangan Ceo
Sesampainya di ruangannya, ia pun melangkah masuk ke dalam. Dan sejak berangkat dari rumah sampai ke kantor Ray selalu menguap.
"Tuan Ray, sepertinya anda masih mengantuk?!!" Davin menyidik.
"Nggak cuma nguap doang!" jawab Ray
"Lagian sok-sokan pakai tidur di sofa segala, dari tadi juga di tanya malah nggak jawab." cetus Davin. "kalian semalam ngapain aja di luar?!!"
"Aku juga nggak terlalu ingat semalam, cuma ingat pas ngobrol aja." kata Ray memalingkan pandangan.
Davin manggut-manggut. "Oh begitu ya."
Lalu....
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk..!!" Suruh Ray.
"Selamat pagi Tuan.." sapa Friska
"Pagi juga bu Friska, ada perlu apa ya?!!" tanya Ray
"Saya mau menyerahkan berkas-berkas yang kemaren Tuan dan juga jadwal anda hari ini" ujar Friska memberikan berkas.
"Oh iya, terimakasih Bu Friska.." ucap Ray.
"Kalau gitu saya permisi.."
Ray membalas dengan anggukan kepalanya saja, sesaat Friska pun pergi..
"Ku pikir tadi Zuy." lirih Ray sedikit kecewa sembari menyandar.
Davin pun melirik Ray dengan penuh kecurigaan.
"Tuan Ray bener-bener ada rasa dengan Zuy," gumam Davin di dalam hati.
***
*Sementara itu di tempat lain...
"Erlin di sini!" seru seseorang melambaikan tangannya.
"Iya aku kesana.."
Erlin pun menghampiri orang itu.
"Dari mana aja Lin? Aku nungguin kamu dari tadi lho," gumamnya.
"Sorry An, tadi terjebak macet, gimana kabarmu Anne?!!" tanya Erlin, dan ternyata orang yang di temuinya adalah Anne.
"Seperti yang kamu lihat kabarku baik-baik aja. Oh ya denger-denger kamu mutusin Rui ya?!!" tanya balik Anne.
"Iya, habis dia nyebelin banget.." jawab Erlin.
Erlin mendesah sembari memutar bola matanya dengan malas.
"Bukan dia yang nyebelin kali, jangan-jangan kamu punya target baru lagi, iya kan?!" papar Anne.
Erlin tersenyum kemudian berkata, "Kamu selalu tau ya An, iya sebenarnya sekarang ini aku lagi dekat sama Ceo dari Perusahaan CV."
Mendengar kata Perusahaan CV, sontak membuat Anne tercengang.
"Apa! Perusahaan CV? Bukannya itu bekas tempat kerjaku dulu? Tunggu, yang kamu maksud deketin Ceo-nya itu berarti Pak Willy si bapak Tua itu Lin, kok mau sih?!"
"Huusht sembarangan kamu tuh! CEO di perusahaan CV tuh masih muda terus ganteng banget tau, Namanya juga bagus Rayyan dan dia itu keponakan dari Pak Willy." jelas Erlin.
Erlin membuka kunci ponselnya kemudian membuka galeri di ponselnya, Erlin pun langsung menunjukan foto yang ternyata adalah Ray.
"Nih An, ganteng kan?!"
"Iya ganteng sumpah Lin. Ah sayangnya aku udah nggak kerja lagi di sana, lalu bagaimana apa dia udah kamu taklukin?!!" cecar Anne.
Erlin menghela nafasnya.
"Bagaimana bisa di aku taklukkin, orangnya juga dingin kaya kulkas dua pintu dan kemaren sebenarnya aku sengaja datang membawa berkas dari Papi dengan maksud ingin menggodanya, eh masa aku di cuekin begitu aja kan kesal jadinya," gerutu Erlin.
Anne pun tertawa lepas.
"Hahaha, rupanya seorang Erlin gagal menaklukan si cowo ini."
"Entahlah dan yang paling lucu lagi kan aku ngajakin dia makan siang, ya biar bisa makan berdua seperti kencan. Dia nggak nolak, cuma aku di suruh nunggu di lobby. terus aku nungguin dia lama banget, sampai akhirnya dia datang. Dan lebih gilanya lagi, dia malah membawa pegawai OB yang bernama Zuy itu, terus pas di tempat makan juga dia malah lebih perhatian sama Zuy ketimbang aku." Jelas Erlin yang kesal.
Anne yang sedang minum pun langsung tersedak dan menyemburkannya ketika mendengar nama Zuy di sebut, lalu ....
"Kamu nggak apa-apa An?"
"Aku nggak apa-apa, oh ya kamu bilang apa barusan, Zuy? maksudmu Zoey Lestari?!!"
"Iya Zuy, tapi aku nggak tau kepanjangan nama dia, An? Em, emang kenapa dengan Zuy sampai kamu tersedak gini? Apa jangan-jangan dia teman akrab kamu ya An?!" bukannya menjawab Erlin malah balik bertanya.
"Boro-boro teman akrab, liat mukanya aja bikin enek. Sebenarnya dia itu musuh ku dan dia yang sudah membuatku di pecat serta di permalukan oleh Atasan dari Perusahaan CV" ujar Anne dengan nada keras.
"Hah, Apa?!!"
**Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Umi Ningsih Mujung
❤️❤️❤️
2021-11-04
1
❤️YennyAzzahra🍒
Hadirr thorr. mari slng mendukung
2021-04-18
0
Alberta Visionis Zega
o Minh b ccbbv bgqqwq s endqen q bqbedbasba
bsa
baqashhqhqh
wh
da w
w2t
c
2021-04-11
1