Menginap...

<<<<<

Davin dan Zuy tertawa bersama, lalu tiba-tiba lampu mati membuat mereka menghentikan tawanya dan kemudian ....

"Berani sekali ya kalian membicarakan ku saat aku sedang di kamar mandi." Ucap Ray sambil menyalakan senter ke wajahnya dengan maksud menakuti Davin dan Zuy.

Kyaaaaaaa.......

Saking kagetnya Zuy refleks memukul kepala Ray menggunakan sendok sayur yang di pegangnya.

Bletaaak...

"Aww..." pekik Ray.

Sesaat kemudian lampu pun menyala kembali.

"Hah.!! Tu-Tuan muda.!!" seru Zuy terkejut.

"Tuan Ray!!" sambung Davin.

Beberapa saat kemudian...

Pffft....

"Bwahahaha.."

Davin tertawa dengan kerasnya melihat jidat Ray sedikit memar dan bengkak karena di pukul Zuy.

"Kak Davin! Terus saja ketawa," pekik Ray sambil menatap tajam ke arah Davin.

"Maaf Tuan Ray! Habisnya kepala anda kuat sekali, Liat! Sendok sayur aja sampai patah begitu, hahaha..." papar Davin yang terus tertawa.

"Maaf Tuan! Zuy bener-bener refleks nggak sengaja," ucap Zuy. "Lagian salah tuan Muda juga sih make ngagetin segala kan jadi kena pukul sendok sayur."

Zuy mengolesi salep ke dahi Ray.

"Ya habisnya kalian berdua itu ngomongin aku di belakang ku, makanya Ray isengin kalian." pekik Ray. "iiissh aduuuh sakit kak!"

Zuy menghela nafasnya. "Tuan Muda salah paham, siapa yang ngomongin Tuan muda, kita lagi memuji Tuan muda kok, iya kan pak Davin?"

Zuy melihat ke arah Davin.

"Apa yang di katakan Zuy itu benar Tuan Ray. Zuy tadi bilang kalau tuan Ray yang sekarang berbeda dari Tuan Ray yang dulu yang sering nangis, cengeng, penakut, upz..." Davin pun keceplosan kemudian menutup mulutnya sendiri.

"Pak Daviiiin.." pekik Zuy memicingkan matanya pada Davin.

"Ahahaha, sepertinya aku harus ke kamar mandi, baru ingat kalau aku belum mandi, tuttuttuttu.."

Davin berjalan ke arah kamar sembari bersiul.

Zuy menepuk jidatnya sendiri. "Ck, bener-bener nih pak Davin."

Ray tersenyum smirk dengan kedua tangannya melipat di dadanya.

"Oh, jadi dulu aku secengeng itu ya kak Zuy?!!" tanya Ray menatap Zuy.

"Hahaha, nggak begitu kok Tuan, tuan pemberani tidak cengeng." lontar Zuy. "Nah luka Tuan udah di tutup, Zuy lanjut masak lagi ya, hmmm.. hmmm.."

Zuy mulai salah tinggal kemudian ia berbalik dan ketika hendak berjalan menuju dapur. Akan tetapi....

Ray menahan tangan Zuy dan berkata, "Kak, benarkah aku sekarang berubah? Tapi bukan hanya aku yang berubah lho perasaanku juga ikutan berubah."

Ray menatap lekat wajah Zuy sehingga Zuy membelalakkan matanya.

"Tu-Tuan Muda, tolong lepasin tangan anda! Nanti masakanku nggak matang-matang lho."

Zuy mendorong pelan Ray dan bergegas menuju ke dapur.

"Hmmm apa yang barusan aku katakan itu benar Kak," gumam Ray,

Ray kembali ke kamar sambil menunggu Zuy kelar masak.

Deeeg..

Saat sudah kembali ke dapur, tiba-tiba Zuy merasakan degupan jantungnya.

"Aduuh, Tuan Muda kenapa sih bikin aku salah tingkah aja, terus kenapa lagi jantungku jadi berdegup kencang seperti ini. Apa aku bakal kena serangan jantung, tidak mungkin ...," Zuy menepuk pipinya. "Sadarlah Zuy, kamu itu sehat kok, yuk lebih baik lanjut masak lagi, mereka pasti sudah lapar."

Zuy melanjutkan masaknya dan tak lama kemudian, Zuy akhirnya selesai memasak lalu menyiapkannya di meja makan.

"Waaah sepertinya enak nih," ucap Davin dengan matanya yang berbinar-binar.

"Nggak nyangka kamu bisa manfaatin bahan makanan yang di kulkas Kak," puji Ray.

"Iya tuan, ayo kita makan..!!" ajak Zuy,

Lalu mereka pun menyantap makanannya.

"Hmmm, tuh kan enak banget, waah kamu bener-bener hebat Zuy.." Davin memuji masakan Zuy.

"Anda terlalu memuji Pak Davin, masakan saya biasa aja kok." ucap Zuy

"Ini rasa yang dulu, masakan Zuy rasanya sama persis dengan masakan Mom Candika dan Bi Nana.." batin Ray, tak terasa Ray meneteskan Air mata.

"Lho Tuan! Tuan kenapa menangis?!!" tanya Zuy panik.

"Ah, aku hanya kangen makanan seperti dan lagi siapa yang nangis sih? Aku nggak nangis, ini cuma kecipratan makanannya jadi mataku perih dan berair." kata Ray berbohong karena malu ketahuan kalau sebenarnya dia nangis

"Oh gitu, makanya hati-hati Tuan, ini tisunya!" Zuy memberikan tisu.

"Terimakasih Kak Zuy.."

Ray mengambil tisu dari tangan Zuy dan di usapnya air matanya itu.

"Heh.. dasar Tuan pandai berbohong," batin Davin.

Mereka pun melanjutkan makannya, setelah selesai Makan.

"Taruh sini aja piring kotornya tuan Muda, pak Davin! Biar Zuy yang beresin.." pinta Zuy

"Ini, aku bantu ya Zuy!" tawar Davin.

Zuy menggeleng. "Nggak usah Pak, terimakasih."

"Ummm.. aku juga mau bantu, boleh?!" lirih Ray

"Jangan Tuan Muda! biar Zuy aja.."

Zuy menolak tawaran Ray untuk membantunya. Ia pun membereskan semuanya, setelah selesai Zuy nampak siap-siap pulang, lalu....

"Kau mau kemana Zuy?!!" tanya Davin

"Mau pulang Pak."

"Kak Zuy ini udah malam, Kakak menginaplah disini ya!" pinta Ray.

"Maaf tuan tapi Zuy harus pulang dan lagi Zuy sudah biasa suka pulang Larut malam," jelas Zuy

"Emang kamu ngapain suka pulang malam?!!" tanya Davin penasaran

"Kan Zuy suka bantuin Paman di Resto," jawab Zuy.

"Oh jadi kamu sering bantu-bantu di Resto milik pamanmu ya?!!" sambung tanya Ray

Zuy mengangguk. "Iya Tuan, yaudah Zuy pulang dulu.."

Saat hendak melangkah ke arah pintu, Ray memegang tangan Zuy.

"Kak Zuy, menginap lah disini..!!" pinta Ray.

"Tapi ...,"

Davin dan Ray menatap Zuy dengan wajah memelas supaya Zuy mau menginap di rumahnya. Melihat tatapan itu Zuy menghela nafasnya dan akhirnya....

"Baiklah, malam ini aku menginap disini." lontar Zuy.

"

"Terimakasih Kak Zuy, silahkan kakak pilih kamar kakak.." tawar Ray.

"Zuy tidur di kamar yang dulu aja ya Tuan," balas Zuy.

"Baiklah kak."

"Yaudah kalau gitu Zuy ke kamar dulu ya pak Davin, tuan muda. Selamat malam," ucap Zuy,

Kemudian Zuy masuk ke kamarnya yang dulu.

"Tuan Ray, aku ingin istirahat dulu selamat malam Tuan Ray. Oh iya awas jangan masuk ke kamar Zuy, bahaya..!!" tutur Davin sambil berjalan menuju kamar.

"Nggak akan, aku juga akan pergi tidur." cetus Ray.

Ray naik ke atas menuju ke kamarnya.

Saat tengah Malam pukul 01.30Am, Zuy tiba-tiba terbangun dari tidurnya, kemudian ia melihat ke arah dinding.

"Hmmm, ternyata masih jam 01.30 Am, berapa kali aku terbangun mana air juga habis lagi," lirih Zuy.

Lalu Zuy beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju dapur, di dapur ia mengambil air minum, lalu tiba-tiba terdengar suara langkah kaki, ia pun tersentak dan membalikkan badannya.

"Siapa di sana?!!" seru Zuy.

Tanpa sengaja gelas yang di pegang Zuy tiba-tiba terjatuh, karena saking gemetarnya tangan Zuy, seseorang segera menghampiri Zuy dan ternyata tak lain adalah Ray

"Jangan mendekat...!!!" teriak Zuy sambil mengayunkan sendok sayur yang di pegangnya. lalu..

"Eeh tunggu Kak! Ini aku Ray," ungkap Ray menahan tangan Zuy yang ingin memukul.

"Tuan Muda!"

"Iya ini aku, kak, hampir aja kena lagi. masa Ray mau di getok dua kali sih pake sendok sayur.." gerutu Ray.

Zuy menghela nafasnya. Ya ampun Zuy pikir siapa. Maaf Tuan Muda, habisnya tuan Muda ngagetin."

"Terus ngapain Kak Zuy malam-malam di dapur?!!" tanya Ray

"Aku terbangun Tuan, lalu Air Minum di kamar habis jadi Zuy ke dapur," jawab Zuy, "lalu Tuan juga ngapain?!!"

"Ray terbiasa bangun malam, Ray suka lapar kalau jam segini." ungkap Ray

"Oh, lalu Tuan muda mau makan apa?!!" tanya Zuy sambil mencari makanan.

"Apa aja, biasanya Kak Davin suka keluar beliin, mungkin karna capek jadi Ray biarkan saja dia tertidur pulas." ujar Ray

Zuy membuka lemari dapur.

"Di sini cuma ada Ramyun cup Tuan, apa tuan mau?!!" tanya Zuy

"Oh yaudah nggak apa-apa, kak." jawab Ray

"bentar Zuy buatin ya..!!"

"Iya terimakasih kak Zuy.." ucap Ray..

Beberapa menit kemudian....

"Ini Tuan ramyunnya udah matang." Zuy menaruh Makanan untuk Ray.

"Terimakasih banyak Zuy, maaf ngerepotin!" ucap Ray

"Ngga kok, buruan di makan Tuan! mumpung masih hangat," tutur Zuy.

Ray mengangguk kemudian memakannya, setelah selesai....

"Akhirnya kenyang juga perutku, ini enak banget Zuy.." ucap Ray

"Iya Tuan, lalu apa Tuan mau langsung tidur?!!" tanya Zuy

"Nanti aja Zuy, aku kan baru selesai makan.." jawab Ray

"Yaudah kalau gitu Zuy yang ke kamar ya!" kata Zuy seraya bangkit dari duduknya.

Namun....

"Tunggu kak! Kita duduk sebentar dan ngobrol yuk!" ajak Ray memegang tangan Zuy.

Zuy tersenyum serta menganggukkan kepalanya.

"Baiklah Tuan Muda."

Lalu mereka pun duduk dan mengobrol sampai ketiduran Di sofa masing-masing.

"Hmmm, pukul berapa sekarang?!"

Zuy melihat ke arah jam dinding.

"Ya ampun ternyata udah 05.45 pagi sepertinya aku ketiduran di sofa. Tuan Muda juga di sini.Ah aku harus segera pulang." ucap Zuy,

Zuy pun melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi, setelah selesai melakukan aktivitasnya ia pun bersiap-siap pulang ke rumahnya.

Lalu nampak Davin berjalan menuju ke arah dapur, kemudian berpapasan dengan Zuy.

"Lho Zuy mau kemana?!! tanya Davin mengusap-usap matanya.

"Ini Zuy mau pulang dulu pak, mau siap-siap berangkat," jawab Zuy.

"Oh, kenapa nggak bareng kita aja?!" tawar Davin.

Zuy menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak, terimakasih pak. Lagian Zuy kan OB jadi ya harus berangkat lebih awal dari atasan, terus baju Zuy juga udah kotor banget dan Zuy nggak bawa baju gantinya."

"Oh Yaudah, kamu bilang dulu sama Tuan Ray," suruh Davin.

"Tuan masih tertidur di sofa Pak, semalam kami begadang." jelas Zuy.

Sontak membuat Davin membelalakkan matanya karena terkejut.

"Apa, jangan-jangan semalam kamu dan Tuan Ray ...?"

Davin pun mulai berfikir yang tidak-tidak tentang perkataan Zuy.

"Aduh Pak Davin ini jangan mikir macem-macem dong! Kita hanya mengobrol sampai ketiduran di sofa aja kok." ujar Zuy.

Davin menghela nafasnya.

"Ya, sayang sekali, aku kira kalian bakal main sosor-sosoran."

"Pak Davin!! Udah ah, Zuy pulang salam buat tuan Muda ya pak!" kata Zuy..

"Oke nanti aku sampaikan, kamu hati-hati ya!" ucap Davin,

Lalu Zuy pun dari rumah Rayyan.

"Aku pikir kalian melakukan itu, ah sayang sekali ya." gumam Davin.

°°°°°°

Beberapa Saat kemudian, Zuy lalu sampai di Rumah, ia pun langsung ganti baju dan langsung bergegas berangkat menuju ke tempat kerjanya.

******

Perusahaan CV

Zuy pun Akhirnya sampai di parkiran, setelah memarkirkan motornya, Zuy lalu masuk ke dalam, dan siap-siap melaksanakan tugasnya.

Beberapa jam kemudian, Ray pun datang ke kantor.

"Selamat Pagi semua semangat ya!" sapa Ray ke para karyawannya.

"Selamat pagi Pak Bos, siap pak Bos." Balas para karyawannya.

Ray langsung bergegas menuju lift, setelah sampai di lantai atas, ia pun berjalan menuju ke ruang kerjanya.

Ruangan Ceo

Sesampainya di ruangannya, ia pun melangkah masuk ke dalam. Dan sejak berangkat dari rumah sampai ke kantor Ray selalu menguap.

"Tuan Ray, sepertinya anda masih mengantuk?!!" Davin menyidik.

"Nggak cuma nguap doang!" jawab Ray

"Lagian sok-sokan pakai tidur di sofa segala, dari tadi juga di tanya malah nggak jawab." cetus Davin. "kalian semalam ngapain aja di luar?!!"

"Aku juga nggak terlalu ingat semalam, cuma ingat pas ngobrol aja." kata Ray memalingkan pandangan.

Davin manggut-manggut. "Oh begitu ya."

Lalu....

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk..!!" Suruh Ray.

"Selamat pagi Tuan.." sapa Friska

"Pagi juga bu Friska, ada perlu apa ya?!!" tanya Ray

"Saya mau menyerahkan berkas-berkas yang kemaren Tuan dan juga jadwal anda hari ini" ujar Friska memberikan berkas.

"Oh iya, terimakasih Bu Friska.." ucap Ray.

"Kalau gitu saya permisi.."

Ray membalas dengan anggukan kepalanya saja, sesaat Friska pun pergi..

"Ku pikir tadi Zuy." lirih Ray sedikit kecewa sembari menyandar.

Davin pun melirik Ray dengan penuh kecurigaan.

"Tuan Ray bener-bener ada rasa dengan Zuy," gumam Davin di dalam hati.

***

*Sementara itu di tempat lain...

"Erlin di sini!" seru seseorang melambaikan tangannya.

"Iya aku kesana.."

Erlin pun menghampiri orang itu.

"Dari mana aja Lin? Aku nungguin kamu dari tadi lho," gumamnya.

"Sorry An, tadi terjebak macet, gimana kabarmu Anne?!!" tanya Erlin, dan ternyata orang yang di temuinya adalah Anne.

"Seperti yang kamu lihat kabarku baik-baik aja. Oh ya denger-denger kamu mutusin Rui ya?!!" tanya balik Anne.

"Iya, habis dia nyebelin banget.." jawab Erlin.

Erlin mendesah sembari memutar bola matanya dengan malas.

"Bukan dia yang nyebelin kali, jangan-jangan kamu punya target baru lagi, iya kan?!" papar Anne.

Erlin tersenyum kemudian berkata, "Kamu selalu tau ya An, iya sebenarnya sekarang ini aku lagi dekat sama Ceo dari Perusahaan CV."

Mendengar kata Perusahaan CV, sontak membuat Anne tercengang.

"Apa! Perusahaan CV? Bukannya itu bekas tempat kerjaku dulu? Tunggu, yang kamu maksud deketin Ceo-nya itu berarti Pak Willy si bapak Tua itu Lin, kok mau sih?!"

"Huusht sembarangan kamu tuh! CEO di perusahaan CV tuh masih muda terus ganteng banget tau, Namanya juga bagus Rayyan dan dia itu keponakan dari Pak Willy." jelas Erlin.

Erlin membuka kunci ponselnya kemudian membuka galeri di ponselnya, Erlin pun langsung menunjukan foto yang ternyata adalah Ray.

"Nih An, ganteng kan?!"

"Iya ganteng sumpah Lin. Ah sayangnya aku udah nggak kerja lagi di sana, lalu bagaimana apa dia udah kamu taklukin?!!" cecar Anne.

Erlin menghela nafasnya.

"Bagaimana bisa di aku taklukkin, orangnya juga dingin kaya kulkas dua pintu dan kemaren sebenarnya aku sengaja datang membawa berkas dari Papi dengan maksud ingin menggodanya, eh masa aku di cuekin begitu aja kan kesal jadinya," gerutu Erlin.

Anne pun tertawa lepas.

"Hahaha, rupanya seorang Erlin gagal menaklukan si cowo ini."

"Entahlah dan yang paling lucu lagi kan aku ngajakin dia makan siang, ya biar bisa makan berdua seperti kencan. Dia nggak nolak, cuma aku di suruh nunggu di lobby. terus aku nungguin dia lama banget, sampai akhirnya dia datang. Dan lebih gilanya lagi, dia malah membawa pegawai OB yang bernama Zuy itu, terus pas di tempat makan juga dia malah lebih perhatian sama Zuy ketimbang aku." Jelas Erlin yang kesal.

Anne yang sedang minum pun langsung tersedak dan menyemburkannya ketika mendengar nama Zuy di sebut, lalu ....

"Kamu nggak apa-apa An?"

"Aku nggak apa-apa, oh ya kamu bilang apa barusan, Zuy? maksudmu Zoey Lestari?!!"

"Iya Zuy, tapi aku nggak tau kepanjangan nama dia, An? Em, emang kenapa dengan Zuy sampai kamu tersedak gini? Apa jangan-jangan dia teman akrab kamu ya An?!" bukannya menjawab Erlin malah balik bertanya.

"Boro-boro teman akrab, liat mukanya aja bikin enek. Sebenarnya dia itu musuh ku dan dia yang sudah membuatku di pecat serta di permalukan oleh Atasan dari Perusahaan CV" ujar Anne dengan nada keras.

"Hah, Apa?!!"

**Bersambung........

Terpopuler

Comments

Umi Ningsih Mujung

Umi Ningsih Mujung

❤️❤️❤️

2021-11-04

1

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

Hadirr thorr. mari slng mendukung

2021-04-18

0

Alberta Visionis Zega

Alberta Visionis Zega

o Minh b ccbbv bgqqwq s endqen q bqbedbasba
bsa
baqashhqhqh
wh
da w
w2t
c

2021-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 Zuy dan Ray
2 Perpisahan...
3 Bi Nana dan kehidupan Baru
4 Rahasia tersimpan
5 Bukan Siapa-Siapa
6 Kembali Untuk Bertemu
7 Tentang perasaan
8 Sesuatu Yang Tak Ternilai
9 Cuma Mimpi
10 Kembali Bertemu
11 Rasa Yang tumbuh di hati
12 Hujan Di Malam hari
13 Rasa Yang Berbeda
14 Yang ingin di Lindungi
15 Gagal kencan
16 Kebohongan Maria
17 Menginap...
18 Dendam Terdahulu
19 Tersinggung karena Ucapan....
20 Perasaan Sedih..
21 Permintaan Maaf
22 Hanya Dia seorang
23 Kedatangan tak terduga
24 Rasa Penasaran
25 Mengikutinya...
26 kamu adalah Wanita ku..
27 Awal Pertemuan Ibu dan Anak
28 Kegundahan hati
29 First Kiss
30 Canggung...
31 Calon Menantu?
32 Sama Seperti Dulu...
33 Ungkapan Yang Tertunda
34 Menjenguk Ray
35 Keinginan orang tua Erlin
36 Perhatian Ray
37 Mencari Perhatian
38 Perasaan Aries Terhadapnya...
39 Rencana Anne
40 Seorang Yang Berharga Milik Tuan Ray
41 Pulang Ke Rumah
42 Hadiah Tanda Ucapan Terimakasih
43 Ingin Melihat Wajahnya...
44 Persaingan...
45 Janji Zuy Pada Papahnya
46 Impian Yang Sebenarnya
47 Perasaan Antara Dua Sejoli
48 Double Date...
49 Rumah Hantu..
50 Janjiku Untuk Melindunginya...
51 Tetangga Julid
52 Karena Dia Sangat Menyayangimu..
53 Salah Paham...
54 Pesan Papah
55 Gadis Kecilnya Bi Nana..
56 My Beloved Nanny
57 Amarah Yang Memuncak...
58 Seperti Orang Yang Jahat..
59 Jawaban Dari Pertanyaan..
60 Menggantung Perasaan...
61 Kasih Sayang Zuy terhadap Bibinya...
62 Jangan Salah Paham..!!
63 Selalu Menjadi Pahlawan Untukku...
64 Manis Sayang?!!
65 Yang Ketiganya Adalah....
66 Kekhawatiran Bi Nana...
67 Boutique Fashion
68 Sahabat Terbaik...
69 Mengakui Putrimu sebagai Anakku..
70 Tidak Mengharapkan...
71 Calon Istri...
72 Fitting Dress
73 Hari Ulang Tahun Erlinda.
74 Alergi Udang..
75 Ungkapan...
76 Membuatku Sangat Cemburu..
77 Keisengan Ray...
78 Mengawasinya...
79 Kerabat Dan Ikatan Darah..
80 Senior dan Awal Persahabatan..
81 Squshy...
82 Berkunjung..
83 Kesungguhan...
84 Saling Percaya....
85 Wanita Satu-satunya di hati Tuan Ray...
86 Kejutan Untuknya..
87 Bikin Orang Baper Melihatnya...
88 Ulah Davin...
89 Ngidam Adonan Moci.
90 Pengumuman dari Davin dan Author..
91 Kalung Dan Cincin..
92 Dua Ular Betina...
93 Gara-gara Roti Sobek..
94 Hadiah Dari Yiou..
95 Ulang Tahun Perusahaan CV ( Candika Vallery)
96 Si Pembuat Ulah...
97 Bekas Lipstik Menempel..!!
98 Maaf Sayangku...
99 Snack Yang Terjatuh...
100 Terlambat...
101 Minuman Pelancar...
102 Young Master Is Cruel..
103 Pantai..
104 Susu Asin...
105 Takut..
106 Sudah Menjadi Milikku..
107 Masih Merahasiakannya..
108 Selama Belum Terlambat..
109 Penyesalan Bunda..
110 Salah Menilai..
111 My Beloved Darling..
112 Membuatku Tegang..
113 Jalan-Jalan...
114 Mengganti Panggilan...
115 Anything For You...
116 Happy Birthday Z&R
117 Akan Mengakuinya..
118 Mata Empat Dan Wajah Licin...
119 Selalu Menggoda...
120 Syarat Dari Bi Nana...
121 Misteri Ranjang Bergoyang..
122 Bermain Ski...
123 Anak Ayam..?!!
124 Mengincar Zuy...
125 Rencana Yang Gagal...
126 Begadang...
127 Menghadiri Acara....
128 Aurora..!!
129 Si Pengganggu...
130 Trauma Davin...
131 Wanita Penyelamat...
132 Jangan Pergi Bi..!!
133 Rencana...
134 Pesan Penyemangat...
135 Tamparan Seorang Ibu...
136 Sangat Mirip....
137 Belanja Bersama....
138 Undangan Makan Bersama...
139 Kecemasan Ray...
140 Serigala Buas...
141 Barang-Barang Kenangan...
142 Amarahnya Si Tuan Dingin...
143 Mulai Membencinya...
144 Hasil Tes...
145 Ketakutan Zuy....
146 Dia Adalah Putrimu....
147 Rujak Mangga....
148 Dompet....
149 Sangat Menyesal....
150 Keduanya Adalah Putriku...
151 Sudah Sangat Keterlaluan...
152 Hak Asuh....
153 Melepaskannya....
154 Susu Hamil....
155 Akulah Ibu Yang Sebenarnya....
156 Keras Kepala....
157 Kunjungan Daddy Michael....
158 Jangan membenciku!
159 Macan Gembul....
160 Merindukanmu....
161 Makan Cuka...
162 Kamu Yang Istriku....
163 Urungkan Niatmu itu!
164 Belajar....
165 Obsesi Erlin....
166 Wanita Aneh....
167 Pengawal Terbaik....
168 Racun Ular Betina....
169 Kisah Piluh Henri....
170 Pepes Jamur Bakar....
171 Masih Bersembunyi....
172 Membuatku Menangis....
173 Turun Tangan....
174 Sangat Merindukan Ray....
175 Benar-benar Tersiksa....
176 Badut Di Dandanin....
177 Sudah Berubah....
178 Cerita Wawan....
179 Penerus....
180 Wanita Gila....
181 Cilok Dan Panda Gemuk....
182 Mirip Sama Papah....
183 Tikus yang tertangkap....
184 Lamaran Aries Pada Yiou....
185 Kenyataan yang Menyakitkan....
186 Permintaan Bunda....
187 Aku Harus Bagaimana?
188 Penyakit Bunda....
189 Perasaan Yang Hancur....
190 Maafkan Bibi!
191 Wajah Si Model Terkenal....
192 Vampir Tampan....
193 Jagung Bakar....
194 Perkataan Terakhir....
195 Tolong Temui Bunda!
196 Merasa Kasihan....
197 Bumbu Rahasia....
198 Sedihnya Tuan Dingin....
199 Berlaku Adil....
200 Bunda Sadar....
201 Kelakuan Kimberly....
202 Tidak Pernah Menyayangi Ku....
203 Emosinya Sang Kakak....
204 Paket Misterius....
205 Marga Vallery....
206 Kepanikan....
207 Baby Z&R (ZEANRA & RAYNER)
208 Perkataan Mom Candika....
209 Kecurigaan Liora....
210 Tidak Akan Pernah Menerimanya....
211 Sebenarnya....
212 (Curhat Author)
213 Kena Ompol....
214 Tentang....
215 Syukuran Kelahiran Si Kembar....
216 Tidak Pernah Pilih Kasih....
217 Kejadian....
218 Cicilan Telinga....
219 Sandiwara....
220 Wanita Simpanan....
221 Pengkhianat....
222 Tragedi....
223 Perintah Bos....
224 Berbohong....
225 Noel Gallagher....
226 Mengigau....
227 Teh Chamomile....
228 Merahasiakannya Dari Zuy....
229 Ingin Tahu....
230 Firasat Calon Ayah....
231 Si Tua....
232 Seorang Teman?
233 Kelelahan....
234 Informasi Dua Orang....
235 Kerja Sama....
236 Jurig....
237 Bukan Mimpi....
238 Janji Paman....
239 Penculik Tanpa Nama....
240 Bicara....
241 Maafkan Kebodohan Ku!
242 Tidak Akan Memaksa....
243 Meminta Bantuan....
244 Singa Betina....
245 Cucu Daddy....
246 Sudah Bosan....
247 Penyakit Tua....
248 Anak Haram....
249 Melindungi Diri....
250 Sudah Membuat Khawatir....
251 Cerita Palsu....
252 Temani Aku Ya!
253 Adegan Menarik....
254 Wanita Asing....
255 Siapa Kalian Sebenarnya?
256 Sangat Sederhana....
257 Diskon 50 persen....
258 Terpukul....
259 Cemasnya Zuy....
260 Demi Dia....
261 Noda Merah....
262 Demi Keselamatan Kakak....
263 ABS Oppa....
264 Fraktur....
265 Body Gendut....
266 Pernah Bertemu....
267 Adik Dari Kenalan....
268 Cukup Dalam....
269 Para Serangga....
270 Cepat Peluk Mamah!
271 Terlahir Dari Rahimnya....
272 Bayi Cantik....
273 Mewarisi Sifat....
274 Tamu Maria....
275 Tertarik Untuk Melakukannya....
276 Keluarga Tuan....
277 Melunasi Cicilan....
278 Aib Untuk Keluarga....
279 Bau Bawang....
280 Pura-Pura....
281 Bi Nana Mengamuk....
282 Duka Keluarga Wirawan....
283 Aku Bahagia, Rin!
284 Pengumuman Comeback CUP....
285 Sudah Tidak Ada Artinya....
286 Bebas....
287 Wanita Masa Lalu....
288 Bukan Keluarga....
289 Merasa Puas....
290 Terbawa Suasana....
291 Ikatan Jomblo Abadi....
292 Pengakuan Ray....
293 Anak Maria....
294 Menceraikanmu....
295 Bagian Hidupku....
296 Jalan tiga bulan!!!
297 Nasib Anak-Anak....
Episodes

Updated 297 Episodes

1
Zuy dan Ray
2
Perpisahan...
3
Bi Nana dan kehidupan Baru
4
Rahasia tersimpan
5
Bukan Siapa-Siapa
6
Kembali Untuk Bertemu
7
Tentang perasaan
8
Sesuatu Yang Tak Ternilai
9
Cuma Mimpi
10
Kembali Bertemu
11
Rasa Yang tumbuh di hati
12
Hujan Di Malam hari
13
Rasa Yang Berbeda
14
Yang ingin di Lindungi
15
Gagal kencan
16
Kebohongan Maria
17
Menginap...
18
Dendam Terdahulu
19
Tersinggung karena Ucapan....
20
Perasaan Sedih..
21
Permintaan Maaf
22
Hanya Dia seorang
23
Kedatangan tak terduga
24
Rasa Penasaran
25
Mengikutinya...
26
kamu adalah Wanita ku..
27
Awal Pertemuan Ibu dan Anak
28
Kegundahan hati
29
First Kiss
30
Canggung...
31
Calon Menantu?
32
Sama Seperti Dulu...
33
Ungkapan Yang Tertunda
34
Menjenguk Ray
35
Keinginan orang tua Erlin
36
Perhatian Ray
37
Mencari Perhatian
38
Perasaan Aries Terhadapnya...
39
Rencana Anne
40
Seorang Yang Berharga Milik Tuan Ray
41
Pulang Ke Rumah
42
Hadiah Tanda Ucapan Terimakasih
43
Ingin Melihat Wajahnya...
44
Persaingan...
45
Janji Zuy Pada Papahnya
46
Impian Yang Sebenarnya
47
Perasaan Antara Dua Sejoli
48
Double Date...
49
Rumah Hantu..
50
Janjiku Untuk Melindunginya...
51
Tetangga Julid
52
Karena Dia Sangat Menyayangimu..
53
Salah Paham...
54
Pesan Papah
55
Gadis Kecilnya Bi Nana..
56
My Beloved Nanny
57
Amarah Yang Memuncak...
58
Seperti Orang Yang Jahat..
59
Jawaban Dari Pertanyaan..
60
Menggantung Perasaan...
61
Kasih Sayang Zuy terhadap Bibinya...
62
Jangan Salah Paham..!!
63
Selalu Menjadi Pahlawan Untukku...
64
Manis Sayang?!!
65
Yang Ketiganya Adalah....
66
Kekhawatiran Bi Nana...
67
Boutique Fashion
68
Sahabat Terbaik...
69
Mengakui Putrimu sebagai Anakku..
70
Tidak Mengharapkan...
71
Calon Istri...
72
Fitting Dress
73
Hari Ulang Tahun Erlinda.
74
Alergi Udang..
75
Ungkapan...
76
Membuatku Sangat Cemburu..
77
Keisengan Ray...
78
Mengawasinya...
79
Kerabat Dan Ikatan Darah..
80
Senior dan Awal Persahabatan..
81
Squshy...
82
Berkunjung..
83
Kesungguhan...
84
Saling Percaya....
85
Wanita Satu-satunya di hati Tuan Ray...
86
Kejutan Untuknya..
87
Bikin Orang Baper Melihatnya...
88
Ulah Davin...
89
Ngidam Adonan Moci.
90
Pengumuman dari Davin dan Author..
91
Kalung Dan Cincin..
92
Dua Ular Betina...
93
Gara-gara Roti Sobek..
94
Hadiah Dari Yiou..
95
Ulang Tahun Perusahaan CV ( Candika Vallery)
96
Si Pembuat Ulah...
97
Bekas Lipstik Menempel..!!
98
Maaf Sayangku...
99
Snack Yang Terjatuh...
100
Terlambat...
101
Minuman Pelancar...
102
Young Master Is Cruel..
103
Pantai..
104
Susu Asin...
105
Takut..
106
Sudah Menjadi Milikku..
107
Masih Merahasiakannya..
108
Selama Belum Terlambat..
109
Penyesalan Bunda..
110
Salah Menilai..
111
My Beloved Darling..
112
Membuatku Tegang..
113
Jalan-Jalan...
114
Mengganti Panggilan...
115
Anything For You...
116
Happy Birthday Z&R
117
Akan Mengakuinya..
118
Mata Empat Dan Wajah Licin...
119
Selalu Menggoda...
120
Syarat Dari Bi Nana...
121
Misteri Ranjang Bergoyang..
122
Bermain Ski...
123
Anak Ayam..?!!
124
Mengincar Zuy...
125
Rencana Yang Gagal...
126
Begadang...
127
Menghadiri Acara....
128
Aurora..!!
129
Si Pengganggu...
130
Trauma Davin...
131
Wanita Penyelamat...
132
Jangan Pergi Bi..!!
133
Rencana...
134
Pesan Penyemangat...
135
Tamparan Seorang Ibu...
136
Sangat Mirip....
137
Belanja Bersama....
138
Undangan Makan Bersama...
139
Kecemasan Ray...
140
Serigala Buas...
141
Barang-Barang Kenangan...
142
Amarahnya Si Tuan Dingin...
143
Mulai Membencinya...
144
Hasil Tes...
145
Ketakutan Zuy....
146
Dia Adalah Putrimu....
147
Rujak Mangga....
148
Dompet....
149
Sangat Menyesal....
150
Keduanya Adalah Putriku...
151
Sudah Sangat Keterlaluan...
152
Hak Asuh....
153
Melepaskannya....
154
Susu Hamil....
155
Akulah Ibu Yang Sebenarnya....
156
Keras Kepala....
157
Kunjungan Daddy Michael....
158
Jangan membenciku!
159
Macan Gembul....
160
Merindukanmu....
161
Makan Cuka...
162
Kamu Yang Istriku....
163
Urungkan Niatmu itu!
164
Belajar....
165
Obsesi Erlin....
166
Wanita Aneh....
167
Pengawal Terbaik....
168
Racun Ular Betina....
169
Kisah Piluh Henri....
170
Pepes Jamur Bakar....
171
Masih Bersembunyi....
172
Membuatku Menangis....
173
Turun Tangan....
174
Sangat Merindukan Ray....
175
Benar-benar Tersiksa....
176
Badut Di Dandanin....
177
Sudah Berubah....
178
Cerita Wawan....
179
Penerus....
180
Wanita Gila....
181
Cilok Dan Panda Gemuk....
182
Mirip Sama Papah....
183
Tikus yang tertangkap....
184
Lamaran Aries Pada Yiou....
185
Kenyataan yang Menyakitkan....
186
Permintaan Bunda....
187
Aku Harus Bagaimana?
188
Penyakit Bunda....
189
Perasaan Yang Hancur....
190
Maafkan Bibi!
191
Wajah Si Model Terkenal....
192
Vampir Tampan....
193
Jagung Bakar....
194
Perkataan Terakhir....
195
Tolong Temui Bunda!
196
Merasa Kasihan....
197
Bumbu Rahasia....
198
Sedihnya Tuan Dingin....
199
Berlaku Adil....
200
Bunda Sadar....
201
Kelakuan Kimberly....
202
Tidak Pernah Menyayangi Ku....
203
Emosinya Sang Kakak....
204
Paket Misterius....
205
Marga Vallery....
206
Kepanikan....
207
Baby Z&R (ZEANRA & RAYNER)
208
Perkataan Mom Candika....
209
Kecurigaan Liora....
210
Tidak Akan Pernah Menerimanya....
211
Sebenarnya....
212
(Curhat Author)
213
Kena Ompol....
214
Tentang....
215
Syukuran Kelahiran Si Kembar....
216
Tidak Pernah Pilih Kasih....
217
Kejadian....
218
Cicilan Telinga....
219
Sandiwara....
220
Wanita Simpanan....
221
Pengkhianat....
222
Tragedi....
223
Perintah Bos....
224
Berbohong....
225
Noel Gallagher....
226
Mengigau....
227
Teh Chamomile....
228
Merahasiakannya Dari Zuy....
229
Ingin Tahu....
230
Firasat Calon Ayah....
231
Si Tua....
232
Seorang Teman?
233
Kelelahan....
234
Informasi Dua Orang....
235
Kerja Sama....
236
Jurig....
237
Bukan Mimpi....
238
Janji Paman....
239
Penculik Tanpa Nama....
240
Bicara....
241
Maafkan Kebodohan Ku!
242
Tidak Akan Memaksa....
243
Meminta Bantuan....
244
Singa Betina....
245
Cucu Daddy....
246
Sudah Bosan....
247
Penyakit Tua....
248
Anak Haram....
249
Melindungi Diri....
250
Sudah Membuat Khawatir....
251
Cerita Palsu....
252
Temani Aku Ya!
253
Adegan Menarik....
254
Wanita Asing....
255
Siapa Kalian Sebenarnya?
256
Sangat Sederhana....
257
Diskon 50 persen....
258
Terpukul....
259
Cemasnya Zuy....
260
Demi Dia....
261
Noda Merah....
262
Demi Keselamatan Kakak....
263
ABS Oppa....
264
Fraktur....
265
Body Gendut....
266
Pernah Bertemu....
267
Adik Dari Kenalan....
268
Cukup Dalam....
269
Para Serangga....
270
Cepat Peluk Mamah!
271
Terlahir Dari Rahimnya....
272
Bayi Cantik....
273
Mewarisi Sifat....
274
Tamu Maria....
275
Tertarik Untuk Melakukannya....
276
Keluarga Tuan....
277
Melunasi Cicilan....
278
Aib Untuk Keluarga....
279
Bau Bawang....
280
Pura-Pura....
281
Bi Nana Mengamuk....
282
Duka Keluarga Wirawan....
283
Aku Bahagia, Rin!
284
Pengumuman Comeback CUP....
285
Sudah Tidak Ada Artinya....
286
Bebas....
287
Wanita Masa Lalu....
288
Bukan Keluarga....
289
Merasa Puas....
290
Terbawa Suasana....
291
Ikatan Jomblo Abadi....
292
Pengakuan Ray....
293
Anak Maria....
294
Menceraikanmu....
295
Bagian Hidupku....
296
Jalan tiga bulan!!!
297
Nasib Anak-Anak....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!