<<<<<
Lalu kemudian...
"Bi, apa benar wajahku itu mirip dengan desainer terkenal itu?!!" cecar Zuy dengan pelan.
"Apa Zuy? Bibi gak dengar suaramu terlalu pelan," kata Bi Nana.
Zuy menengadah menatap wajah bibinya.
"Bi, apa benar Wajahku mirip dengan desainer Mrs. Maria Lestari Fuca?!!" tanya Zuy dengan nada sedikit keras.
"Apa!!" Bi Nana terkejut dengan pertanyaan Zuy. Tiba-tiba...
Braaaak...
Kotak P3k yang di pegang Bi Nana terjatuh dan berantakan.
Nara pun terkejut dan bertanya, "Mami kenapa?!!"
Bi Nana menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya.
"Nara sayang, kamu ke kamar ya! Soalnya mami mau ngomong dulu sama kakak. Kan Nara anak baik, mainnya di kamar ya..!!" suruh Bi Nana.
"Tapi Mi Nara ..., baik Mi Nara ke kamar. Kakak Nara ke kamar ya.." ucap Nara.
Zuy hanya mengangguk saja, lalu Nara bergegas ke kamar.
Kemudian Bi Nana mendudukkan dirinya di atas sofa di samping Zuy.
"Zuy lihat Bi Nana! Apa yang terjadi sebenarnya, apa ada orang yang berkata seperti itu lagi, terus siapa orangnya?!!"
Zuy memeluk Bi Nana sambil menangis.
"Zuy, kalau kamu seperti ini bibi malah bingung, ayo bicara sama bibi!" pinta Bi Nana.
Hiks...
"Bi, sebenarnya di mana Mamah?!!" tanya Zuy.
Bi Nana menghela nafasnya. "Sudah ku duga pasti kamu akan menanyakan keberadaan Mamah mu lagi."
Di elusnya kepala Zuy dengan lembut.
"Zuy hanya ingin tahu bi, selama ini Zuy nggak pernah tau siapa Mamah, wajah mamah, tempat tinggal Mamah sekarang dan bahkan kenapa sampai sekarang mamah tidak pernah mencari Zuy? Sebentar lagi umur Zuy udah memasuki 29 tahun, tapi sama sekali Zuy belum pernah mengetahuinya." ucap Zuy tersedu-sedu.
"Zuy, bukankah waktu itu bibi sudah pernah cerita ke kamu, kalau kamu di tinggal oleh Mamahmu ketika usiamu masih 2 bulan," ujar Bi Nana.
Zuy melepas pelukannya dan menatap bi Nana.
"Iya Zuy tau, tapi apa Bi Nana pernah tau wajah Mamah seperti apa? Atau jangan-jangan selama ini Bibi berbohong pada Zuy?" cecar Zuy.
"Zuy, dengarkan Bibi! Bibi benar-benar nggak tau siapa dia, wajahnya atau apalah, Bibi cuma tau kalau Papahmu punya anak kamu. Waktu itu Papahmu pulang ke rumah dalam keadaan sekarat. Papahmu hanya menyampaikan pesan yaitu supaya Bibi bisa merawat mu, Zuy. Waktu itu kamu di titipkan di Panti oleh Papahmu dan ketika Papahmu meninggal. Lalu Bi Nana pergi ke Panti untuk mengambilmu, namun karna usia Bibi jadi Bi Nana hanya bisa menjengukmu saja, dan ketika usia Bi Nana sudah delapan belas tahun, Bi Nana baru bisa membawamu pergi dari Panti itu dan usiamu saat itu lima tahun.." lontar Bi Nana.
Padahal ia berbohong pada Zuy tentang Maria.
Isak tangis Zuy terdengar kembali.
"Kenapa Mamah tega ninggalin Zuy dan Papah? Apa Mamah berfikir kalau Zuy anak yang merepotkan?"
Bi Nana pun mengusap air mata Zuy dan berkata "Zuy, kamu bukan anak yang merepotkan, kamu anak yang di banggakan papahmu, ingat meskipun kamu di buang mamahmu, masih banyak yang menyayangimu termasuk bibi."
"Iya Bi, terimakasih banyak sudah menjaga dan merawat Zuy." ucap Zuy.
"Iya sama-sama, sudah jangan menangis!" pinta bi Nana.
Zuy mengusap air matanya.
"Terus siapa yang mengatakan kalau wajahmu mirip dengan desainer itu?!! tanya Bi Nana yang masih penasaran.
"Tadi di kerjaan, ada seorang wanita datang dan ternyata dia Kimberly Fuca anak dari Mrs Maria. Dia bilang wajah Zuy sangat mirip dengan mamahnya, dia juga nanya apa wajah Zuy ini beneran asli atau operasi plastik supaya mirip Mrs Maria," ungkap Zuy.
Sontak bi Nana tersentak mendengarnya.
"Apa! Kimberly anak Maria..!!"
Zuy mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Iya bi, biasanya juga Zuy nggak pernah sesakit ini saat orang membully dan menghina Zuy. Tapi kenapa ketika dia yang bicara seperti itu, Zuy merasa sakit hati dan rasanya ingin menangis," ujar Zuy.
"Oh begitu ya Zuy, ya mungkin kamu lelah makanya gampang tersinggung." lirih bi Nana.
Bi Nana memalingkan wajahnya ke arah lainnya.
"Hmmm ternyata anak Kak Maria ada di sini dan mereka saling bertemu. Bagaimana ini apa yang harus aku lakukan jika Zuy mengetahui siapa Kimberly sebenarnya?" batin Bi Nana.
"Bi maafin Zuy, atas sikap Zuy ke Bibi tadi!" ucap Zuy.
Bi Nana tersenyum dan berkata, "Iya nggak apa-apa Zuy, wajar kalau tadi sikap kamu begitu. Yaudah kamu istirahat di kamar Nara ya! Bi Nana akan masak sesuatu untuk kamu."
"Iya bi."
Zuy bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah tangga menuju ke kamarnya Nara.
"Zuy apa yang akan kamu lakukan jika suatu saat nanti kamu tau siapa Mamahmu yang sebenarnya, apakah kamu akan meninggalkan Bibi?" cemas Bi Nana.
Lalu tiba-tiba telpon Zuy berbunyi, Bi Nana pun menjawab telpon Zuy dan ternyata dari Ray.
"Zuy apa kamu baik-baik saja?!!" tanya Ray.
"Ini Bibinya Zuy, Zuy lagi Istirahat ponselnya tertinggal," jawab Bi Nana.
"Oh Bi Nana, ini Ray Bi." jelas Ray
"Iya bibi tau, lalu ada apa menelpon Zuy?!!" tanya Bi Nana
"Ray ingin tahu keadaan Zuy, tadi dia pulang buru-buru bi, Ray khawatir makanya Ray nelpon Zuy." jawab Ray.
"Sebenarnya apa yang terjadi Tuan Muda, kenapa kaki Zuy bisa terluka seperti itu?!!"
"Begini bi, tadi dia kena pecahan gelas, Ray udah obati lukanya, tapi karna Zuy lari jadi lukanya terbuka dan darahnya pun berceceran kemana-mana," jelas Ray
"Oh jadi begitu." lirih Bi Nana
"Iya Bi, Ray minta maaf!" ucap Ray.
"Minta maaf untuk apa?!!" tanya Bi Nana keheranan.
"Ray nggak bisa menjaga perasaan Zuy, tadi Zuy begitu karena ... ...,"
"Bibi sudah mendengarnya Tuan Muda, anda tidak perlu merasa bersalah begitu dan ini bukan salah anda juga," lontar Bi Nana.
"Tapi Bi Nana, Ray ...,"
"Udah tenang aja! Jika ingin minta maaf maka berbicaralah dengan Zuy nanti dan kapan-kapan kita ketemu ya, ada banyak hal yang ingin Bibi bicarakan!" balas Bi Nana
"Baiklah Bi, kalau gitu Ray tutup telponnya ya dan salam buat Zuy!" kata Ray
"Iya Tuan."
Telpon pun di tutup....
Lalu Bi Nana melangkahkan kakinya menuju ke dapur untuk menyiapkan makanan buat Zuy.
°°°°°
Perusahaan CV
Selesai menelpon Ray pun bergegas menuju Ruangannya.
"Tuan Ray bagaimana keadaan Zuy?!!" tanya Davin.
"Dia sedang istirahat, kata Bi Nana dia baik-baik aja." jawab Ray
"Syukurlah kalau begitu."
Lalu Ray memalingkan wajahnya ke arah Kimberly.
"Ay, ada apa?!! " tanya Kimberly.
"Apa kamu benar-benar ingin minta maaf pada Zuy?!!" bukannya menjawab Ray malah bertanya.
Kimberly menganggukkan kepalanya.
"O-Of Course, I really want to apologize to Zuy (Tentu saja, aku benar-benar ingin minta maaf pada Zuy)"
"Baiklah, nanti kita akan membeli sesuatu untuknya lalu pergi kerumahnya.!" titah Ray.
"Baiklah Ay."
Kimberly lalu memeluk Ray dengan erat membuat Ray sedikit risih.
"Jangan asal main peluk! Ini bukan di Amerika dan satu lagi kau harus memakai sesuatu supaya keberadaan mu di sini tidak menimbulkan munculnya para wartawan," suruh Ray seraya melepaskan pelukan Kimberly.
"Iya, Kim nurut sama Ay," ucap Kimberly. "Hmmm, ini hanya untuk Ay, aku akan meminta maaf pada Zuy.." sambung batinnya
"Soalnya aku nggak suka banyak wartawan disini!" cicit Ray.
Lagi-lagi Kimberly menganggukkan kepalanya.
Lalu Ray kembali bekerja sedangkan Kimberly pergi ke Restoran.
*****
^Di perusahaan Pak Wildan
Erlin berkunjung perusahaan milik Papinya, Ia pun langsung ke Ruangan Pak Wildan.
"Papiiii...." seru Erlin.
"Eeh anak Papi yang cantik, ada apa?!!" tanya Pak Wildan
"Aku bawa makan siang buat papi." jawab Erlin menyerahkan makanan buat Pak Wildan.
"Waah terimakasih banyak anak Papi yang cantik." ucap Pak Wildan.
"Sama-sama Pi.."
Erlin tiba-tiba terdiam, raut wajahnya pun berubah, Pak Wildan yang melihat putrinya seperti itu langsung menegur Erlin.
"Ada apa Lin?!!" tanya Pak Wildan
"Pi, kapan Papi undang Tuan Ray untuk makan malam lagi bersama kita?!!" tanya Erlin.
"Kenapa bertanya seperti itu Lin? Hmm, jangan-jangan kamu sedang kangen sama tuan Ray ya?" Pak Wildan menggoda Erlin
Sehingga membuat Erlin tersipu malu.
"Aah Papi tau aja sih kalau Erlin kangen dia, Erlin pengin ketemu dia, tapi juga harus ada alasannya. Kan papi tau Tuan Ray sangat dingin sama Erlin." ungkap Erlin.
Pak Wildan tersenyum seraya meletakkan tangannya di atas kepala putrinya.
"Bukannya beberapa hari lagi ulang tahunmu ya? Bagaimana kalau kita undang Ray untuk hadir di pesta Ulang tahunmu, Lin." papar Pak Wildan.
"Oh ya pi, ide yang bagus tuh. Makasih Papi ku sayang." Ucap Erlin memeluk Pak Wildan.
"Sama-sama, anak Papi gak kerasa udah besar, Ayo kita makan bersama..!!" ajak Pak Wildan
"Iya Pi.." balas Erlin.
*****
Rumah Bi Nana
Setelah beberapa jam tertidur, Zuy pun akhirnya terbangun.
"Udah jam berapa ini?" Zuy melihat ke arah jam dinding. "hmmm, ternyata sudah jam 03.45 pm, Nara masih tertidur ya. Aku harus buru-buru bangun.."
Zuy pun beranjak dari tempat tidur, kemudian melangkah keluar dari kamar.
Lalu....
"Zuy udah bangun?!!" tanya Bi Nana
"Euum iya Bi.." balas Zuy sedikit canggung.
"Hmmm, sini makan dulu..!!" ajak Bi Nana.
Zuy mengangguk. "Iya bi Nana.."
Zuy sambil menarik kursi dan mendudukinya.
"Wajahmu sedikit pucat Zuy, kamu harus banyakin makan sayur ya! Nih Bibi masakin sayur dan kroket kesukaanmu."
Bi Nana mengambilkan makanan untuk Zuy.
"Terimakasih Banyak Bi.." ucap Zuy.
Zuy pun memakannya, setelah selesai....
"Gimana perasaanmu apa sudah membaik?!!" tanya Bi Nana
"Iya sedikit Bi, Bi maafin Zuy ya, selalu saja ...,"
"Ssst.. jangan ngomong itu lagi, Bibi nggak suka dengernya," cetus Bi Nana.
"Iya Bi," lirih Zuy.
"Apa kamu akan menginap di sini Zuy?!!" tanya Bi Nana.
Zuy menggeleng."Nggak bi, sepertinya Zuy pulang aja."
"Tapi kakimu belum sembuh Zuy," lirih Bi Nana.
"Udah nggak apa-apa Bi, Zuy baik-baik saja kok, kalau gitu Zuy pulang dulu ya Bi.." pamit Zuy.
"Oke Baiklah, hati-hati ya..!!" ucap Bi Nana.
"Salam buat om dan kak Aries.." kata Zuy.
Sebelum pergi, Zuy mencium tangan bibinya, lalu ia pun pergi, selang dua menit Aries pun datang.
"Ada apa Tan, tumben di luar?!!" tanya Aries.
"Tidak ada apa-apa Ries, tante habis nganter Zuy aja." jawab Bi Nana.
Mendengar nama Zuy pun raut wajah Aries terlihat sangat sumringah.
"Zuy!! dimana dia Tan?!!" tanya Aries.
"Dia baru aja pulang." jawab Bi Nana
"Ooh.." lirih Aries.
"Ries, tolong kamu ikutin dia dari belakang ya! Soalnya tante khawatir sebab kakinya terluka dan juga pikiran Zuy lagi kacau, Tante takut terjadi sesuatu pada Zuy." pinta Bi Nana
Aries tersentak. "Apa yang terjadi Tan, kenapa kakinya terluka?"
"Dia jatuh di motor."
"Ya ampun, yaudah kalau gitu Aries susul Zuy dulu."
"Iya hati-hati, kamu ikutin aja di belakangnya!"suruh Bi Nana,
"Iya bi."
kemudian Aries pun pergi mengejar Zuy.
*********
Di tempat lain, Ray dan Kimberly pun siap bergegas menuju Rumah Zuy.
"Apa kamu udah siap untuk minta maaf pada Zuy?!!" tanya Ray memastikan.
"Iya Ay, aku sudah siap.." balas Kimberly.
"Baiklah, jangan mengecewakan ku!"
Mereka pun pergi menuju Rumah Zuy.
***********
Tak berapa lama kemudian, akhirnya Zuy sampai di Rumah, ia memarkirkan motornya dan berjalan menuju ke arah pintu. Akan tetapi ketika hendak membuka pintu, tiba-tiba seseorang datang menarik tangannya serta memeluknya membuat Zuy terkejut dan ternyata ia adalah Aries.
"Zuy apa kamu baik-baik aja?!!" tanya Aries memeluk Zuy.
"Kak apa yang kau lakukan di sini? kenapa kau tiba-tiba memelukku?!! cecar Zuy.
"Tadi Tante bilang padaku kalau kamu sedang terluka dan perasaanmu sedang buruk Zuy, makanya aku kesini." jelas Aries.
"Aku sudah nggak apa-apa, terimakasih sudah mengkhawatirkan ku, tapi jangan seperti ini kak!" pinta Zuy.
Ia pun mencoba melepaskan pelukan Aries, lalu seseorang datang menghampiri keduanya.
"Zuy...!!!"
**Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Iriani
kg bosen baca cerita nya
2022-04-17
1
Reichann~
yahhh dikira si ray
2021-04-09
1
Reichann~
yeeeyy gantian cemburu dan terkejut ahhahaa
2021-04-09
1