<<<<
"Boro-boro teman akrab, liat mukanya aja bikin enek. Sebenarnya dia itu musuh ku dan dia yang sudah membuatku di pecat serta di permalukan oleh Atasan dari Perusahaan CV" ujar Anne dengan nada keras.
"Hah, apa?!!"
Erlin nampak tersentak dengan perkataan Anne.
"Kamu serius?"
"Iya serius lah dia memang orangnya, dulu dia sering sekali menggoda calon tunanganku, bukan hanya calon tunanganku saja tapi semua cowo di godanya. Dia seperti j*lang, dia juga yang sebenarnya mencuri uang Perusahaan bahkan hampir di penjara, tapi malah aku yang di tuduh memfitnah Zuy, Pak Willy juga yang awalnya percaya Zuy mencuri, malah dia mempermalukan ku. Seumur hidupku aku gak akan lupa kejadian itu." kata Anne.
Padahal ia hanya mengada-ngada saja.
"Apa! Nggak di sangka tampangnya polos, sopan, baik tapi ternyata iblis berkedok manusia."
Dengan polosnya Erlin mulai percaya perkataan Anne.
"Kamu tadi bilang Tuan Ray sangat perhatian sama Zuy kan!" Hmmm, jangan-jangan Zuy udah menggodanya lagi. Awas lho Lin, nanti seperti calon tunanganku. Dulu dia sangat tergila-gila dengan Zuy, setelah itu Zuy mencampakannya begitu saja. Untungnya aku selalu setia pada calon tunanganku itu..." ujar Anne.
"Kalau sampai itu terjadi, nggak akan ku biarkan! Liat saja kalau dia berani merebut Tuan Ray dariku, aku akan buat perhitungan dengannya.." pekik Erlin.
"Hmmm, kalau gitu aku akan membantumu." kata Anne
"Terimakasih Anne, kau memang sahabat terbaikku.." ucap Erlin memeluk Anne.
"Sama-sama, kamu juga sahabat terbaikku, Lin." balas Anne.
Anne tiba-tiba menyunggingkan senyum smirk nya.
"Heeh, Dasar Erlin Bodoh! Percaya saja kau sama omonganku, tapi baguslah aku punya tameng untuk melindungiku." gumam Anne di dalam hati.
***
Perusahaan Cv
Jam Istirahat pun tiba, Zuy dan Airin pun bergegas ke kantin. Sesampainya di kantin, Zuy dan Airin pun langsung memesan makanan.
Setelah selesai memesan makanan, Zuy dan Airin mencari tempat duduk.
"Nah di sini aja Zuy!" kata Airin
"Oke...."
Airin dan Zuy mendudukkan dirinya di kursi tersebut seraya meletakkan makanan yang mereka bawa di atas meja. Namun nampaknya Zuy mengantuk berat sehingga sering kali menguap.
"Sepertinya kamu hari ini sangat kelelahan ya makanya udah berapa kali menguap. Apa jangan-jangan kamu kurang tidur ya Zuy?!!" tanya Airin
"Ya semalam aku nggak bisa tidur, Rin." jawab Zuy.
"Memangnya kenapa Zuy?!!" Airin kembali bertanya
"Euuummm itu ...," lirih Zuy.
Lalu....
"Bolehkah kami ikut duduk disini wahai nona-nona cantik?!"
Davin yang tiba-tiba muncul bersama Ray.
"Pak Davin ngagetin aja!" pekik Zuy.
"Boleh kok, pak Davin tuan bos duduk si sini aja..!!" kata Airin.
Lalu mereka pun duduk bersama Zuy dan Airin, tak berapa lama, makanan yang mereka pesan pun tiba.
"Terimakasih.." ucap Zuy
"Selamat Makan.."
Lalu tiba-tiba pandangan Airin tertuju pada jidat Ray dan bertanya, "Hmmm Tuan Bos, itu jidatnya kenapa, kok agak bengkak dan sedikit membiru?!!"
mendengar pertanyaan Airin, Zuy dan Davin pun tersentak sampai terbatuk-batuk.
Uhuk.. uhuk...
"Zuy, Pak Davin kalian kenapa?!!" tanya Airin.
"Aku tidak apa-apa, Rin. Cuma tersedak saja," balas Zuy.
Sedangkan Davin memalingkan wajahnya sambil menahan tawa, lalu....
"Hmmm, memangnya masih terlihat bengkak dan membiru ya Rin?!!" tanya Ray.
Airin mengangguk. "Iya tuan bos."
"Oh jadi begitu ya, pantas saja banyak yang memperhatikan ku." ujar Ray sambil melirikkan matanya ke arah Zuy.
Zuy menundukkan pandangannya sembari menyantap makanannya, kemudian Airin mendekati Zuy.
"Zuy, kamu di lirik tuan bos tuh! Hmm, apa jangan-jangan dia minta kamu obatin lukanya," bisik Airin
"Kamu ada-ada aja Rin," papar Zuy.
Airin mengalihkan pandangannya kembali ke Ray.
"Memangnya siapa yang membuat tuan bos terluka seperti itu?!!" Airin semakin penasaran.
Lalu....
Pffft...
"Kamu tenang saja Rin, pelakunya sudah di patahkan kok. Tuan Ray kan sangat kuat jadi apapun yang menyentuhnya pasti akan hancur, walau Tuan Ray sedikit luka, hahaha...." sela Davin.
Tawa Davin pun menggema membuat semua orang yang di kantin melihat ke arah Davin.
"Kak Davin..." pekik Ray menatap tajam Davin.
Davin menghentikan tawanya kemudian menundukkan kepalanya.
"Maaf tuan!"
Lalu....
"Waah benarkah itu?! Berarti tuan Bos memang sangat hebat." puji Airin.
Airin melihat ke arah Zuy yang tengah menahan tertawa sembari menutup mulutnya.
"Zuy kau kenapa?"
"Aku nggak apa-apa kok, oh iya aku mau pesan makanan lagi ya, sepertinya aku sangat lapar."
Zuy bangkit dari duduknya dan pergi menghindar karena pelakunya memang Zuy dan sendok sayurnya.
"Eeh ko pergi? tunggu aku lah Zuy!" Airin menyusul Zuy.
Lalu....
"Bagus ya kak, tertawa di atas penderitaan orang!" Ray menatap Davin.
"Maaf tuan, habisnya peristiwa semalam itu benar-benar sangat Lucu, Hahaha..." Davin tak henti-hentinya tertawa.
Membuat Ray mendengus kesal.
"Kak Davin!"
"Ah, iya maaf tuan Ray yang tampan." ucap Davin menangkup kedua tangannya.
Sesaat Zuy dan Airin pun kembali.
"Lho Pak Davin kenapa?!!" tanya Zuy.
"Ya mungkin dia sakit perut karena kebanyakan tertawa." jawab Ray melihat ke arah Zuy
"Oh begitu ya."
Zuy pun memalingkan pandangannya kearah lainnya.
Setelah selesai makan mereka pun kembali ke pekerjaan mereka masing-masing.
Pantry
"Zuy, sebenarnya tadi kamu kenapa? tumben-tumbenan makanmu nambah gitu?!!" tanya Airin menyidik.
"Ah itu biar aku nggak ngantuk Rin..." jawab Zuy.
"Oh gitu, tapi kamu tumben dari tadi pas di kantin nunduk mulu, biasanya kalau ada tuan Bos juga suka ngobrol terus semangat. Hmmm, jangan-jangan ada sesuatu ya?!!"
Airin menatap wajah sahabatnya itu.
"Kamu memang bisa menebak Rin, ya sebenarnya tadi malam itu aku main ke rumah tuan muda terus pas aku lagi masak, Tuan muda isengin Aku, jadi aku nggak sengaja memukulnya pake sendok sayur sampai patah tuh sendoknya." ungkap Zuy.
Airin tercengang mendengarnya.
"Apa?!! Jadi yang di katakan pak Davin itu maksudnya pelakunya kamu dan si sendok sayur? Pantesan Pak Davin tertawa gitu, Hahaha.."
Airin pun menyemburkan tawanya dengan keras.
"Sssht...." Zuy meletakkan telunjuk jarinya ke hidung.
"Ups, sorry Zuy. Tapi aku agak kasihan lho Zuy, tapi di sisi lain juga aku ingin tertawa." lontar Airin.
"Hmmm, padahal semalam aku obati tapi ternyata malah masih bengkak gitu, aku jadi nggak enak sama Tuan muda.." Ucap Zuy.
Lalu Rere datang....
"Zuy, kamu di panggil tuan Ray, beliau suruh ke Ruangannya!" titah Rere.
Zuy mengangguk patuh. "Baik Bu Rere.."
"Nah lho Zuy, jangan-jangan tuan Bos mau ngasih hukuman ke kamu, hehehe.." Airin menggoda Zuy.
Zuy menepuk pundak Airin.
"Airin jangan nakutin dong! Yaudah aku kesana dulu ya."
"Oke, semangat ya Zuy." ucap Airin.
"Sipp...."
Zuy pun melenggang pergi menuju ke arah ruang Ceo, lalu Brian menghampiri Airin.
"Ada apa Rin? Barusan kamu tertawa sampai segitunya, memang apa yang terjadi?!!" tanya Brian penasaran.
"Aaah Brian jelek, kebiasaan suka ingin tau aja urusan orang! Udah ah, aku mau balik kerja dulu.." cetus Airin.
"Rin tunggu!" Brian memegang lengan Airin.
"Ada apa lagi Brian jelek?!!" tanya Airin.
"Begini, nanti pulang kerja apa kamu mau ...," lirih Brian.
"Apaan sih, ngomong jelas dong!" pekik Airin
"Gini nanti pulang kerja, kita ...,"
Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Salsa tiba-tiba muncul menghampiri keduanya.
"Brian, Airin kalian ngapain sampai pegangan tangan gitu?!!" tanya Salsa.
Airin dan Brian pun menoleh secara bersamaan ke arah Salsa.
"Ah maaf Salsa kami nggak ngapa-ngapain kok, jangan salah paham ya!" balas Airin sembari melepaskan pegangan Brian.
Salsa manggut-manggut.
"Oh gitu, Kak Brian tolongin Salsa dong!" pinta Salsa.
"Tapi Salsa aku.." kata Brian
"Ayo Kak Brian, aku maksa lho!" Salsa menarik Brian.
"Rin, Maaf ya aku bantu Salsa dulu, nanti pulang kita ngobrol lagi!" ucap Brian.
Salsa dan Brian pun pergi.
"Apa sih! Nggak jelas banget dasar Brian jelek plus playboy lagi." Gumam Airin.
Ia pun kembali melakukan aktivitasnya.
Ruangan Ceo.
Zuy pun sudah sampai di Ruangan CEO, kemudian ia mengetuk pintunya.
"Masuk..!!" seru Ray dari dalam,
Zuy membuka pintunya dan melangkah masuk.
"Ada apa Tuan muda memanggil saya?!!" tanya Zuy menunduk.
Ray beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Zuy.
"Menurut kakak, aku manggil Kak Zuy kesini untuk apa?!"
Tiba-tiba Zuy membungkukkan badannya.
"Tuan! Zuy bener2 minta maaf atas kejadian semalam. Sebab gara-gara Zuy, tuan malah jadi pusat perhatian semua karyawan." ucap Zuy.
Ray terkekeh geli melihat Zuy, kemudian ia memegang kedua bahu Zuy.
"Kak Zuy angkat Badanmu! Sebenarnya aku nggak apa-apa kok, aku menyuruhmu kesini karna aku ingin meminta bantuan pada kakak," ujar Ray.
Zuy mengangkat tubuhnya.
"Bantuan apa? Terus apa yang harus saya lakukan tuan?!!" tanya Zuy.
"tolong kamu obati jidatku ini ya Kak Zuy!" kata Ray.
"Oh itu...," Zuy manggut-manggut. "Euuum, tapi bukannya ada Pak Davin, beliau juga bisa ngobatin kan?"
"Kak Davin nggak bisa ngobatin luka ku, cuma kamu yang bisa mengobatinya. Jadi tolong ya!" suruh Ray.
"Baiklah Tuan.." ucap Zuy,
Zuy lalu mengobati luka di jidat Ray. Sedangkan Davin yang berada di ruangan tersebut pun memicingkan matanya ke arah Ray.
"Dasar tuan Ray modus." batin Davin.
Tak lama kemudian, Zuy pun selesai mengobati luka di jidat Ray.
"Nah sudah selesai tuan" kata Zuy.
"Terimakasih kak." ucap Ray.
Zuy mengangguk. "Ya sama-sama, yaudah kalau Zuy kembali ke Pantry ya Tuan, permisi."
Ia melangkah keluar dari ruangan tersebut.
Tak terasa hari pun berlalu, semuanya telah bersiap-siap pulang. Setelah di parkiran Zuy serta lainnya mengambil motornya masing-masing.
"Zuy Aku duluan ya." pamit Airin.
"Oke, hati-hati Rin!"
Zuy melambaikan tangannya ke Airin, kemudian Airin melajukan motornya pergi meninggalkan Zuy.
"Hari ini aku mau ke Resto aah.." lirih Zuy
Ia pun bergegas pergi menuju ke Resto.
*********
Resto
Setelah beberapa saat kemudian, Akhirnya Zuy sampai di Resto.
"Selamat datang di Resto kami." sambut Ben. "Lho kak Zuy apa kabar?!!" imbuhnya.
"Hai Ben, kabarku sangat Baik. Aku masuk ya," balas Zuy.
Ben mengangguk. "Iya kak."
Zuy bergegas masuk ke dalam Resto.
"Kakaaaak..." seru Nara sambil Lari.
"Eeh, Nara kok ada di sini? Sama siapa?!!" cecar Zuy menggendong Nara
"Sama Mami kak, tuh Mami!" jawab Nara menunjuk ke arah Maminya.
"Lho Zuy kamu kesini?!!" tanya Bi Nana.
"Iya Bi, Zuy mau bantu di Resto. Habis Zuy bosen di rumah." jawab Zuy.
"Yaudah sini duduk dulu! Kamu pasti capek Bibi buatin minum ya." kata Bi Nana
"Terimakasih Bi Nana."
Lalu Bi Nana pun ke dapur.
"Kak, Nara kangen sama kakak." ucap Nara
"Kakak juga kangen sama Nara."
Zuy memeluk Nara, kemudian pak Randy menghampiri mereka.
"Nara, kamu jangan gendong terus, kasian Kakaknya pasti kecapean. ayo turun..!" suruh Pak Randy.
"Nggak apa-apa kok Paman, oh ya Paman apa kabar?!!" tanya Zuy.
"Kabar paman baik, Maaf ya kemarin Paman nggak bisa jenguk kamu waktu kamu sakit, soalnya Paman lagi di luar kota.." ujar Pak Randy.
"Iya nggak apa-apa Paman," ucap Zuy,
Lalu..
"Permisi..."
"Selamat datang, lho Tuan Muda, Pak Davin!"
Zuy terkejut dengan kedatangan Ray dan Davin.
"Hai kak Zuy, ternyata benar kamu ya. Tadi kita nggak sengaja lewat sini, terus liat motor Kakak jadi ya sekalian kesini mampir, lagi pula kami juga lapar," ujar Ray.
"Lagi-lagi tuan Ray berbohong, padahal dia yang menyuruh ku mengikuti Zuy." gumam Davin di dalam hati.
"Lho Tuan Muda!"
Bi Nana yang kala itu sedang membawa minuman pun tersentak melihat Ray datang.
"Hai bi apa kabar?!!" tanya Ray.
"Baik Tuan Muda.." jawab Bi Nana
"Kalian saling kenal?!!" tanya Pak Randy.
"Oh ini sayang, dia anak majikanku dulu. waktu itu kan aku pernah cerita ke kamu." ujar Bi Nana.
"Oh jadi ini ya tuan muda , ternyata udah besar ya. Perkenalkan saya Randy suami Nana," kata Pak Randy mengulurkan tangan.
"Oh saya Rayyan Om dan ini Asisten saya Davin. Salam kenal juga." Ray menjabat tangangan Pak Randy.
"Yaudah mari duduk dulu! Biar saya siapkan makanan untuk kalian. "Kata pak Randy.
"Biar aku saja paman!" tawar Zuy.
Pak Randy menggelengkan kepalanya.
"Nggak usah biar paman aja ya!"
"Yaudah kalau begitu." lirih Zuy.
"Terimakasih banyak Om." Ucap Ray,
Lalu mereka duduk dan mengobrol satu sama lain..
***
Beberapa hari kemudian..
Perusahaan CV
Tap..Tap..Tap...
Suara Langkah kaki menuju Ke Resepsionis, semua para pegawai pun menatapnya.
"Permisi, Apa Ay eeh maksudku tuan Rayyan G Michael ada?!!" tanya seseorang wanita.
"Ada nona, tapi apa anda sudah membuat janji dengan Tuan?!!" tanya balik Citra.
"Saya nggak perlu bikin janji, Ray pasti tau kok." balas seseorang itu sembari melepas kacamatanya.
Citra pun terkejut dan Berkata, "A-anda Kimberly Fuca? model luar Negri yang terkenal itu." tanya Citra.
Dan ternyata wanita itu tak lain adalah Kimberly, lalu Kimberly tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.
"Maafkan saya nona, kalau begitu mari saya antar ke Ruangan Tuan!"
"Thank You.." Ucapnya Kimberly
Lalu Citra mengantar Kimberly ke Ruangan Ray, setelah sampai...
"Ini Ruangan Tuan Ray Nona, Sa-saya Permisi dulu Nona.." kata Citra dengan gugupnya.
"Thanks ya sudah mengantar saya kesini..." ucap Kimberly,
"Sama-sama ms Kimberly."
Citra pun melangkahkan kakinya pergi..
"Ay aku akan kasih kejutan untukmu.." kata Kimberly,
Kemudian Kimberly mengetuk Pintu.
"Masuk..!!" Suruh Ray.
Kimberly melangkah masuk ke Ruangan Ray, lalu...
"Halo Ay? apa kamu terkejut?" ucap Kimberly.
Ray menolehkan kepalanya ke arah Kimberly seketika ia tersentak kaget.
"Hah..!! Kimberly apa yang kau lakukan disini? kenapa nggak hubungi aku dulu?!!"
Kimberly menghampiri Ray dan memeluk Ray.
"Akhirnya aku bertemu denganmu lagi Ay, I'm verry happy. "kata Kimberly.
Sementara itu di tempat yang sama Zuy sedang membawa minuman, kemudian...
"Zuy tunggu!" seru seseorang.
Zuy menoleh. "Pak Davin!"
"Hmmm, itu pasti untuk Tuan ya?!!" tanya Davin.
"Iya pak, sekalian buat pak Davin juga." jawab Zuy
"Waah, mau ku bawain ya?!!" tawar Davin
Zuy menggeleng. "Jangan pak biar Zuy aja ya!"
"Baiklah."
Mereka pun berjalan menuju ke Ruangan Ray, sesampainya....
"Biar aku yang membukakan pintunya, kamu pasti susah."
Davin sambil membukakan pintunya.
"Terimakasih banyak Pak.." ucap Zuy
"Sama-sama." balas Davin.
Lalu Davin melihat Ray dan betapa terkejutnya ia melihat Ray memeluk wanita.
"Tuan Ray, Kimberly!!"
Zuy mengernyit. "Hmmm, ada apa Pak Davin?!!"
Karena penasaran dengan ekspresi wajah Davin, Zuy pun menoleh ke arah Ray dan tiba-tiba..
Praaaang...
**Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Umi Ningsih Mujung
🥰🥰
2021-11-04
1
Lia
Seru nij
2021-01-16
1
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Mampir lagi kak, semangat 😊
2020-12-05
0