<<<<<<
"Bi, maafin Zuy yang selalu bikin susah Bibi. Bi, Zuy sekarang sudah lulus dan Zuy sekarang akan mencari kerjaan, jadi Bi Nana gak perlu cape lagi ya! Zuy janji tidak akan menyusahkan Bi Nana lagi," tangis Zuy di depan Bi Nana
Mendengar perkataan Zuy, Pak Randy pun menghampiri Zuy
"Kamu tidak boleh ngomong gitu Zuy! Nana bekerja keras demi kamu, dia selalu semangat kalau udah cerita tentang kamu. Zuy kalau menurutku kamu harus melanjutkan pendidikanmu, Nana pernah bilang cita-citamu menjadi desainer kan? kamu jangan sampai kehilangan cita-cita yang kamu impikan itu, Zuy." saran Pak Randy
"Tapi pak, Zuy gak mau Bibi menanggung semua beban karena Zuy. Zuy juga ingin membantu Bi Nana dan juga kali ini Zuy tidak dapat Beasiswa, jadi Zuy harus berhenti dan Zuy akan mencari kerja. Mungkin Zuy bisa lanjutin Kuliah kalau uang Zuy terkumpul," jelas Zuy
Pak Randy memegang pundak Zuy dan berkata, "Hah baiklah, kamu harus omongin ini ke Nana, tapi nanti kalau Nana udah sembuh total ya!"
Zuy mengangguk cepat, "Iya pak, Zuy akan omongin ini ke Bi Nana, terimakasih Pak Randy." ucap Zuy.
Lalu tiba-tiba..
"Jangan ambil Zuy! Kak Maria, bukannya kau tidak menginginkan Zuy lagi, kau sudah meninggalkan Zuy dan kakak. Kak Mariaaaaaaa!!!" erang Bi Nana.
Zuy dan Pak Randy pun terkejut mendengar Bi Nana mengigau, Pak Randy bergegas pergi memanggil Dokter.
Lalu Zuy langsung menghampiri Bi Nana dan mencoba membangunkannya, "Bi, Bi Nana kenapa, Bi Nana bangun Bi!!"
Akhirnya Bi Nana perlahan membuka matanya. "Zuy, lho aku di mana?!!" tanya Bi Nana yang terkejut
"Bibi ada di Rumah sakit, tadi pingsan di kamar mandi, kata Dokter Bibi kena radang," jelas Zuy
"Maafin Bibi ya, sudah merepotkanmu Zuy," ucap Bi Nana
"Tidak Bi, Zuy yang harusnya minta maaf, udah bikin Bibi sakit," ujar Zuy sambil nangis
"Anak ini selalu minta maaf, kamu itu keponakan Bibi gak mungkin ngerepotin Bibi," ujar Bi Nana sambil memegang kepala Zuy..
Lalu Dokter datang untuk memeriksa Bi Nana, Zuy dan Pak Randy langsung keluar. Setelah selesai memeriksa Bi Nana, Dokter pun keluar.
"Bagaimana keadaan Bi Nana Dok?" tanya Zuy.
"Keadaannya belum terlalu membaik, mungkin butuh 1-2 hari," ujar Dokter, "Saya akan hubungi suster untuk mencarikan kamar buat Nyonya Nana," imbuhnya
"Terimakasih dokter," ucap Zuy
Dokter pun pergi, setelah beberapa saat kemudian, Bi Nana di pindahkan ke ruang rawat inap. Zuy selalu menemani Bi Nana, sedangkan Pak Randy sering mengunjungi Bi Nana.
•••
2 hari kemudian..
Setelah dua hari menginap di rumah sakit, Bi Nana akhirnya di perbolehkan pulang ke rumah, dan Pak Randy yang menjemputnya.
*Di Rumah Zuy.
Setelah beberapa saat kemudian, mereka sampai di rumah, lalu Pak Randy dan Zuy memapah Bi Nana.
"Hati-hati Bi!!" tutur Zuy sambil mendudukan Bi Nana di atas sofa.
"Makasiih ya Zuy," ucap Bi Nana
"Na, kamu istirahat yang cukup, kalau udah sembuh total, baru kamu boleh datang ke Resto!" tutur pak Randy
"Terimakasih Pak, Pak Randy baik sekali sama keluarga saya" ucap Bi Nana
"Ya sama2 Na, udah kewajibanku kan," balas pak Randy tersipu malu.
"Zuy ke belakang dulu ya, naroh pakaian kotor dan juga mau masak, Zuy mau bikin bubur buat Bibi.." kata Zuy
Lalu Zuy pergi ke belakang, Pak Randy pun menemani Bi Nana.
Pak Randy melirik ke arah Bi Nana dan melihat raut wajah Bi Nana yang terlihat sedih, "Na, kenapa sedih gitu?!!" tanya pak Randy
"Zuy makin hari makin bertambah dewasa, dan wajahnya persis seperti Ibunya, Ibunya orang yang paling aku benci, karena meninggalkan Zuy dan Kakak.." jelas Bi Nana
"Kamu pernah sering cerita ini ke saya, mungkin Zuy akan bertanya siapa Ibunya, dan siapa Maria yang kamu sebut waktu itu Na.." tutur pak Randy,
"Apa! aku pernah menyebut nama Maria, kapan pak?!!" tanya Bi Nana
"Waktu kamu di rumah sakit, kamu sempat mengigau nama Maria-Maria di depan Zuy, aku yakin dia pasti penasaran dengan siapa Maria itu dan apa hubungan kamu dengan Maria, Na lebih baik kamu jujur, kalau seandainya Zuy bertanya seperti itu," tutur Pak Randy
Bi Nana pun menangis, "Tapi Aku gak mau kalau sampai Zuy mencari Ibunya, ya walau dia yang melahirkan Zuy, tapi dia telah ninggalin Zuy, saat Zuy masih membutuhkan kasih sayang seorang Ibu, hanya karena dulu kakak seorang pekerja harian, sebenarnya akuu juga gak ingin kehilangan Zuy,"
"Ya, Aku mengerti sekarang, tapi kalau ada apa-apa jangan sungkan minta bantuan sama saya, ya Na!" tutur pak Randy
"Iya pak, Pak Randy baik sekali sama saya, saya berhutang banyak sama pak Randy," ucap Bi Nana
"Karena saya ...," kata pak Randy terputus karena Zuy datang.
"Bi Nana Mau makan sekarang? Udah Zuy di siapin makanannya. Pak Randy juga ayo makan bareng!!" ajak Zuy
"Ayo pak, kita makan bersama!!" sambung Bi Nana.
"Ya Baiklah," balas Pak Randy mengangguk.
Lalu Mereka makan bersama, setelah selesai pak Randy pun langsung bergegas ke Resto, karena ia dapat telpon dari pegawainya.
"Bi, apa mau istirahat? ayo ke kamar!!" lontar Zuy
"iya, makasiih ya Zuy," ucap Bi Nana
Zuy pun memapah Bi Nana ke kamarnya.
*Di kamar
Zuy lalu membaringkan Bi Nana di kasur dan menyelimuti Bi Nana dengan selimut.
"Zuy, katanya kamu Lulus ya dengan nilai tertinggi?!!" tanya Bi Nana sambil mengelus kepala Zuy
"Iya Bi, tapi kali ini Zuy gak dapet beasiswa sampai ke pendidikan selanjutnya, jadi Zuy ingin bekerja dengan kata lain Zuy ingin cari uang buat Zuy membiayai kebutuhan juga," kata Zuy, "Apa Zuy di bolehkan Bi?!!"
Bi Nana menghela nafasnya.
"Hah... Sebenarnya Bibi sangat marah kalau pendidikan kamu sampai terhenti, tapi karena keinginan kamu begini, Bibi gak maksain kamu, yaudah kamu sekarang keluar ya, Bibi mau istirahat," titah Bi Nana
"Iya Bi, Zuy keluar dulu, maaf ya Bi," ucap Zuy, ia pun bergegad keluar dari kamar Bi Nana.
*Di kamar Zuy
Setelah dari kamar Bi Nana, ia pun langsung masuk ke kamarnya, Zuy lalu menjatuhkan dirinya di atas kasur, lalu ia mengambil gelang di sakunya, setelah melihat gelang itu Zuy pun menangis.
Hiksss..
"Bi, maafin Zuy, Zuy juga ingin membantu Bi Nana, Tuan Muda, kapan ya kita bertemu lagi, Zuy takut kalau Zuy lupa sama Tuan muda, Zuy takut Tuan muda juga gak kenal Zuy lagi dan aku juga masih penasaran siapa Maria yang Bi Nana sebut itu, Zuy ingin bertanya tapi takut Bi Nana marah, Zuy harus gimana Tuan muda..." kata Zuy sambil memandang gelang dari Ray.
••••••••
*Keesokan harinya..
Di pagi hari, Bi Nana menyiapkan sarapan untuk Zuy, walau dengan keadaannya masih belum stabil, Lalu Zuy keluar dari kamarnya.
"Zuy, nyarap dulu!!" ajak Bi Nana
"Iya Bi, kenapa Bibi gak bangunin Zuy?" Zuy menghampiri Bi Nana
Bi Nana pun menatap wajah Zuy, ia pun langsung bertanya, "Kamu nangis ya, mata kamu bengkak gini, kamu kepikiran apa?"
Tapi Zuy hanya terdiam dan menundukan kepalanya
"Hmmm, yaudah sekarang kita nyarap dulu..!" ajak Bi Nana, ketika mereka hendak makan, tiba-tiba Pak Randy datang.
Tok Tok Tok
"Iya sebentar," seru Bi Nana
"Biar Zuy aja yang bukain pintunya Bi, Bibi juga masih lemas kan, bibi duduk aja.." kata Zuy
Lalu Zuy berjalan menuju pintu, sesampainya Zuy pun membukakan pintunya
"Pagi Zuy," sapa Pak Randy
"Oh Pak Randy, pagi Pak" sahut Zuy, "silahkan masuk!!!"
"Makasiih Zuy.." ucap pak Randy sambil masuk ke rumah.
"Siapa Zuy yang datang?!!" tanya Bi Nana
"Pak Randy Bi," jawab Zuy
"Pagi Na, ini aku bawain makanan," ujar pak Randy
"Pagi pak, terimakasiih banyak pak," ucap Bi Nana, "mau nyarap ayo sekalian.."
"Terimakasih, kebetulan saya belum nyarap, hehehe.." ujar Pak Randy
Lalu mereka pun makan bersama, setelah selesai makan, Bi Nana pun meminta Zuy membereskan bekasnya.
"Zuy Tolong beresin ini! maaf ya," titah Bi Nana
"Iya Bi Nana." ucap Zuy
"Ayo pak duduk di depan sambil Nonton tv!" ajak Bi Nana
"Ya boleh deh, mumpung Resto belum di buka, hehehe." kata pak Randy
Lalu mereka pun ke Ruang depan, setelah di ruang depan, Bi Nana dan Pak Randy pun duduk bersampingan.
"Makasiih lho pak pagi-pagi sudah mampir," ucap Bi Nana
Pak Randy pun tersenyum, "Iya, sekalian mau tau keadaan kamu Na."
"Makasiih Pak, oh ya Zuy katanya Mau cari kerjaan, padahal aku kepengin dia lanjutin pendidikannya.." ujar Bi Nana
"Lebih baik kamu kasih kebebasan dulu pada Zuy, dia mau apa, yang penting dia tidak melakukan kesalahan, Aku bisa bantu carikan kerja buat dia, kamu gak usah khawatir.." tutur pak Randy
"Iya bapak benar," lirih Bi Nana
Lalu telpon Pak Randy berbunyi, pak Randy pun mengangkatnya, setelah selesai menjawab telpon, Pak Randy pun langsung berpamitan kepada Bi Nana.
"Na, aku harus balik ke Resto, jaga dirimu baik-baik, jangan terlalu cape, kamu kalau mau masuk kerja nanti hubungi saya," tutur Pak Randy, "salam buat Zuy ya, dah.."
Pak Randy pun pergi..
"Iya hati-hati pak," kata Bi Nana
Kemudian Zuy menghampiri Bi Nana, dan bertanya, "Lho pak Randy mana Bi?" tanya Zuy
"Udah pergi, ayo sini temenin Bibi nonton tv" pinta Bi Nana
"Iya Bi.." kata Zuy
Mereka pun nonton tv, dan ketika sedang asik nonton tv, tiba-tiba di acara tv itu..
"Ya, Sekali lagi desainer terkenal kita lagi-lagi mendapatkan penghargaan atas apa yang telah di capainya," suara d televisi.
"Ini acara ulangan kemaren malam yang di Luar negri itu kan?" tanya Bi Nana
"Iya Bi, Zuy ingin sekali seperti dengan dia, tapi ya.." Zuy menundukan kepalanya,
"Kamu pasti bisa Zuy, semangat.." tutur Bi Nana
"Ayo kita sambut Desainer kita Maria Lestari Fuca.." suara di televisi.
Mendengar nama Maria di sebut, Bi Nana pun langsung melihat ke arah televisi, betapa terkejutnya ternyata dia adalah Maria yang di kenal Bi Nana, yaitu Ibu dari Zuy.
"Lihat Bi, dia sangat cantik walau usianya sudah kepala 4 tapi kecantikannya gak berubah," papar Zuy
"Di-dia Kak Maria! ini tidak mungkin..."
**Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Riyah Azalia
lanjut
2022-01-23
0
Suharnik
Ibu zuy ternyata desaineer terkenal, pantas saja cita2 zuy jdi desainer terkenal, semangat zuy👍👍💪💪
2020-12-31
4
FauLia
lanjut 👍
2020-09-14
3