<<<<<<
******
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya seseorang.
Seketika Zuy tersentak dan menolehkan kepalanya ke belakang.
"Hah..!"
Lalu orang itu menghampiri Zuy. "Kenapa kamu terkejut begitu?!"
"Bu-bu Friska! Ya ampun aku kira siapa. Huft hampir copot jantungku," Zuy mengelus dadanya.
Dan ternyata orang itu adalah Friska.
Friska pun terkekeh. "Hihihi.... Maaf-maaf kalau aku mengagetkanmu. Lalu pertanyaanku sedang apa kamu di sini?"
"Tadi Bu Rere menyuruh Zuy bawa barang-barang ini ke ruangan Ceo." jawab Zuy menunjuk ke arah barang tersebut.
"Oh.... Yaudah kamu simpan aja di situ! Setelah itu, kamu balik ke Pantry ya!" suruh Friska.
Zuy mengangguk. "Baik Bu Friska."
Ia pun meletakkan barang tersebut di tempat yang di tunjuk oleh Friska. Setelah itu, Zuy terdiam seraya matanya mengarah ke meja kerja CEO.
"Ada apa Zuy? Kenapa diam, Bukannya balik ke Pantry sana!" cecar Friska.
Zuy mengerjapkan matanya dan beralih ke Friska.
"Tunggu sebentar ya Bu! Soalnya saya ingin bicara dulu sama Pak Willy, masalah kemaren yang saya nggak masuk kerja."
"Pak Willy?" Friska menaikkan satu alisnya.
Zuy mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Zuy, Pak Willy kan sekarang ada di rumahnya. Kalau kamu mau minta maaf, minta maaflah sama Ceo baru kita," jelas Friska sambil mengambil berkas di meja.
Zuy tercengang. "Lhoo! Zuy baru tau Bu kalau ada CEO baru, terus orangnya di mana bu Friska?"
"Oh iya kamu baru tau ya, kemaren juga Ceo tanya-tanya soal kamu. Lebih baik besok aja kamu temui dia! Sebab hari ini tuan lagi ada meeting di luar kota, baru sekitar sepuluh menit yang lalu dia berangkat, mungkin sekarang sudah di jalan." jelas Friska.
"Oh, jadi penasaran aku. Yaudah kalau gitu Zuy balik ke Pantry dulu ya Bu." pamit Zuy. "Eh, tapi apa Bu Friska perlu bantuan Zuy?!!"
"Eeuumm kebetulan, nih bawa berkas ini ke meja kerjaku ya.!!" Friska menyerahkan berkas yang di tangannya pada Zuy.
"Oke Bu, kalau gitu saya permisi."
Zuy pun membawa berkas itu. Sesampainya di ruang kerja Friska, ia meletakkannya di atas meja kerja Friska, setelah itu Zuy kembali ke Pantry.
•••
Pantry
Airin terlihat sedang duduk santai, lalu Brian datang menghampirinya.
"Rin, Airiiin! Tsk, hoi bolot ...," seru Brian dengan keras ke telinga Airin
Airin tersentak kaget. "Duuuh, apaan sih Brian jelek?! ya ampun kupingku langsung jadi budeg ini mah, dasar Brian jelek," gerutu Airin mengusap telinganya, ia lalu memukul pundak Brian.
"Iya maaf! Aduh bocah ini nggak bisa di ajak becanda ya. Lagian dari tadi di panggil nggak denger sih," papar Brian menahan pukulan Airin.
Kemudian Zuy datang dan mendekat ke arah keduanya.
"Hadeeuh, kebiasaan dua orang ini, entar lama-lama aku nikahin lho," celetuknya seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Nggak mau!" ucap Airin dan Brian bersamaan.
"Lho Zuy udah balik? Bagimana udah ketemu sama atasan, ganteng kan Zuy?" cecar Airin
"Iiih ini anak ya! Lihat orang ganteng dikit langsung hijau tuh mata," ejek Brian ke Airin
"Sayangnya nggak ketemu Rin, kenapa kamu nggak bilang aku sih kalau atasannya bukan Pak Willy lagi, hampir aja aku malu sama Bu Friska," ujar Zuy mengambil air minum.
"Hmmm, perasaan tadi aku lihat Tuan Rayyan buru-buru keluar, mungkin dia sedang ada urusan di luar," jelas Brian.
Uhuk.. uhuk..
Sontak Zuy pun tersedak akibat terkejut mendengar nama Rayyan.
"Siapa namanya tadi?" tanyanya.
"Zuy, kamu tidak apa-apa? hati-hati minumnya!" tutur Airin, "Iya namanya Tuan Rayyan, Zuy. Dia pindahan dari luar Negeri plus masih muda dan ganteng lagi," sambungnya sambil menepuk-nepuk punggung Zuy
"Apa, Rayyan!"
"Kenapa Zuy kok kamu kaget gitu?!!" tanya Airin.
"Ah maaf Rin! Tapi sepertinya aku pernah dengar nama Rayyan itu, makanya aku kaget," ujar Zuy, "Rayyan, namanya seperti nama Tuan Muda," sambung batinnya.
Kemudian Salsa datang menghampiri mereka.
"Udah jangan pada ngobrol, nanti bu Rere kesini baru tau rasa kalian! Oh ya, kak Brian tolong bantuin salsa ya!!" ajak salsa menarik tangan Brian.
"Nah itu baru cocok, udah bawa aja pria jelek itu biar nggak gangguin aku lagi! Bye orang jelek." Airin melambaikan tangannya.
Zuy lalu melirik Airin dan berkata "Awas Nanti kamu cemburu, sepertinya si Salsa benar-benar suka Brian lho Rin.."
"Zuy, kamu godain mulu ih.Oh iya aku bantuin kamu buat nyiapin kopi dan minuman ya! Tapi nanti kamu bantuin aku juga ya Zuy.." lontar Airin.
"Lhaaa kok gitu, nanti bu Rere marah gimana?"
"Nggak bakalan marah, udah ku sumpal mulutnya itu." cetus Airin membuat Zuy tertawa.
"Kamu ini Rin, hmmm tapi boleh juga kamu bantuin aku. Toh sepertinya kamu lagi kesal juga gara-gara Brian berduaan dengan salsa," ledek Zuy ke Airin.
"Zuy mah ngeledekin mulu dah..." Airin mulai ngambek.
"Hahaha, iya maaf-maaf! Yaudah kita buruan kerja sebelum Bu Rere datang." cicit Zuy.
"Oke Zuy, terimakasih banyak" Airin pun menarik tangan Zuy, "Cih, Brian jelek, playboy, bikin kesal aja." gumam Airin di dalam hati
********
Sementara itu, dalam perjalanan Ray terus menatap Davin dan bertanya, "Kak Davin coba jelaskan, kenapa tadi terlambat?"
"Aduuh, Tuan Ray yang ganteng masih saja di bahas, aku tadi nggak sengaja menabrak cewek, terus sepertinya dia keberatan membawa kardus besar, sebagai laki-laki sejati aku harus bantuin dong," jelas Davin (Pria yang menabrak Zuy)
"Kamu kesini kan di suruh Daddy buat bantuin aku, karena kamu orang yang paling di percaya sama Daddy, tapi baiklah kali ini aku maklumin kak Davin," kata Ray.
"Aduuh Tuan Ray, anda masih saja ya orangnya dingin dan tegas tapi Tuan, wanita itu sangat cantik, senyumannya bikin orang melayang, aah jadi ingin melihatnya lagi," Davin membayangkan Zuy.
Lalu Ray menatap ke arah Davin dengan amarah.
Melihat tatapan Ray yang tajam, Davin pun langsung menunduk, "Maaf Tuan," ucap Davin.
"Kak Davin!" panggil Ray
Davin menoleh, "Ada apa Tuan Ray?"
"Pas kemaren kak Davin kesini, apa ada sesuatu di rumah Daddy?" tanya Ray.
Davin pun tersenyum, "Hmmm, oh iya kemaren sebelum saya berangkat, Mrs kimberly dan orangtuanya datang ke rumah, mereka dan orangtuamu ngobrolin soal acara tunangan kalian, Nyonya Liora sangat kegirangan, itu saja yang saya tau Tuan."
Ray memalingkan pandangannya ke kaca mobil "Oh jadi pertunangan ini tetap berlanjut, hah ...,"
Davin memegang bahu Davin.
"Aku mengerti yang Tuan Ray rasakan, tapi coba aja Tuan memiliki pacar, pasti Mrs Kimberly tidak akan mengejar Tuan lagi," Davin memberi saran ke Ray.
"Pacar ya?! Soal itu, aku akan pikirkan nanti setelah orang yang ku cari ketemu," ujar Ray memandang gelang milik Zuy.
"Oh, Iya itu juga terserah Tuan, aku cuma ngasih saran aja. Nanti aku carikan gadis cantik untuk Tuan," tutur Davin
"Aku nggak akan percaya kalau kamu yang carikan, jangan-jangan nanti malah menyusahkan ku," celetuk Ray
"Dasar Pria dingin ini," gumam Davin yang sedikit kecewa.
"Apa kamu bilang?" tanya Ray menatap seram Davin
"Bukan apa-apa, lidahku kepleset Tuan." ujar Davin ketakutan melihat tatapan Ray
Setelah beberapa jam mereka sampai ke tempat tujuan..
***
*Sore hari..
Para pegawai di perusahan Cv pun akhirnya udah pada pulang, tinggal OB yang masih menjalankan tugasnya
"Zuy, setelah ini selesai kamu mau kemana?" tanya Airin
"Mungkin pulang dulu, baru lanjut nyari ponselku yang hilang, tapi kalau nggak ketemu ya terpaksa beli." ujar Zuy
"Zuy, aku ikut ke rumahmu ya?!" pinta Airin.
"Iya boleh, tapi kita selesaikan ini dulu ya." ujar Zuy
"Kakak Brian, pulang bareng yuk!!" ajak Salsa memegang tangan Brian
"Boleh aja, tapi nanti ya tunggu saya selesaiin ini dulu," kata Brian
Airin yang melihat pemandangan itu, ia pun menggertakan giginya, seperti sedang marah.
"Eheeem, Kamu kenapa Rin? cemburu ya.." lontar Zuy yang mulai menggoda Airin
Airin pun terkejut, "Si-siapa yang cemburu, kamu mah Zuy jahilin aku terus, hahahaha..." .
"Oh gitu, tapi kalau di pikir-pikir mereka cocok, sama-sama nggak punya pasangan, Brian juga perhatian sekali.." papar Zuy
"Mana mungkin mereka cocok," seru Airin
"Kamu kenapa Rin?!!" tanya Zuy terkejut.
Airin menggelengkan kepalanya.
"Eeeh, gak apa-apa Zuy, ayo kita beresin semuanya.."
Ia menarik tangan Zuy.
"Terlihat jelas bahwa kamu sedang cemburu Rin, dasar anak muda.." gumam Zuy dalam hati
Setelah selesai semua, Zuy dan Airin pun ke parkiran mengambil motornya,
"Jadi kamu ke rumahku Rin?" tanya Zuy
"Eeh, maaf Zuy! Kayaknya nggak jadi deh, lain kali saja ya, aku duluan bye Zuy.." jawab.
Lalu Airin pergi, Zuy pun kebingungan dengan tingkah Airin,
"Haah, benar-benar ya.!" Zuy menghela nafas
"Zuy belum pulang?!!" tanya Brian menghampiri Zuy
"Eeh Brian belum ini, sebentar lagi." jawab Zuy.
"Hai Kak Zuy," Salsa tiba-tiba muncul menghampiri mereka
Zuy menoleh, "Eeh Salsa, mau pulang bareng?!!" tanya Zuy
"Iya Kak, tapi kak Brian mau boncengin aku.." jawab Salsa.
Zuy manggut-manggut. "Oh gitu."
"Pantesan Airin mendadak marah.." Lirih Zuy suara kecil
"Kamu bilang apa Zuy?!!" tanya Brian.
"Eeh Nggak bilang apa-apa Bi, yaudah aku pulang dulu ya.." ujar Zuy
"Iya hati-hati kakak!" ucap salsa melambaikan tangan
Lalu Zuy pun pergi..
"Kak Brian, ayo!!" ajak salsa
"Iya Ayo, kamu naiknya hati-hati ya!" suruh Brian
Mereka juga pergi...
****
**Di Resto
Beberapa saat kemudian, Zuy pun singgah ke Resto milik pak Randy.
"Selamat datang di Resto, Lhaa Zuy apa kabar," sapa penjaga depan Resto
"Kabar baik Ben, aku masuk dulu ya.." kata Zuy
"Iya silahkan Zuy..!!"
Lalu Zuy pun masuk ke dalam Resto
"Lho Zuy, ada apa kamu kesini?!!" tanya pak Randy
"Paman, tadi Zuy beli ini buat Nara, tolong kasihin ya Paman, maaf Zuy gak bisa main ke Rumah.." ujar Zuy
"Oh, terimakasih Zuy.." ucap pak Randy
"Yaudah Paman Zuy pulang dulu ya," kata Zuy
"Zuy gak makan dulu?" tawar pak Randy
"Gak Paman, terimakasih.." balas Zuy.
"Paman bungkusin Ya, Rezna tolong bungkusin makanan buat Zuy..!" suruh pak Randy
"Siap bos, saya kerjakan.." ucap Rezna
"Kamu tunggu ya Zuy, lagi di siapin makanannya.." ujar pak Randy
"Tapi paman, aah maaf jadi merepotkan paman.." ucap Zuy
Pak Randy tersenyum, "Sudah gak apa-apa, kaya sama siapa aja," papar pak Randy, "Kalau gitu, Paman masuk ya," imbuhnya.
Lalu pak Randy masuk ke ruangannya, lalu tiba-tiba seseorang menghampiri Zuy..
"Lhoo Zuy, sedang apa?"
"Eeh kak Aries, tadi Zuy mampir ngasih sesuatu untuk Nara, tapi Paman malah nyuruh Zuy duduk.." ungkap Zuy
"Oh, aku temenin ya..!" tawar Aries menarik kursi dan duduk,
"Iya kak Aries, kak Aries kenapa kesini?!!" tanya Zuy
"Hmmm.. aku lagi bantuin Om, jadi aku kesini.." jawab Aries
"Ooh gitu ya kak" lirih Zuy
Aries pun mengangguk, "Kamu baru pulang kerja ya?" tanya Aries
"Iya kak, langsung mampir kesini," balas Zuy
"kamu rajin sekali ya Zuy, aku salut banget," papar Aries
"Ya demi cita-cita yang belum terwujud kak," ungkap Zuy
Lalu Pak Randy pun keluar dan menghampiri mereka..
"Lho Aries ngapain di sini?!!" tanya Pak Randy.
"Nemenin Zuy Om, dia tadi sendiri," jawab Aries
"Oh gitu, Zuy maaf lama, tadi Om suruh koki masak kroket buat kamu," ujar pak Randy
"Krokeeet... waaah makasiih Paman.." mata Zuy langsung berbinar mendengar kata kroket
"Pecinta kroket ini, nanti kapan-kapan Aries bikinin kroket yang lezat kaya kemaren ya.." kata Aries
"Beneran kak, asyiiik..." ucap Zuy kegirangan
"Dasar anak ini, hmmm..." gumam pak Randy
Tak berapa lama kemudian..
"Kak Zuy ini makanannya udah siap.." kata Rezna
"Makasiih banyak, Paman kalau gitu Zuy pulang dulu ya, besok-besok kalau Paman minta bantuan Zuy, telpon aja ya paman..!" tutur Zuy
"Yaudah kamu pulang, kamu pasti cape, hati2.." ucap Pak Randy, "Iya paman pasti telpon kamu Zuy."
"Kak Aries, Paman, Zuy pamit, dah.." ucap Zuy,
Lalu Zuy pun pergi..
"Cita2 apa yang belum dia capai om?!!" tanya Aries
"Kalau itu tanya tantemu, hanya dia yang tau, karena tantemu itu yang merawat Zuy dari kecil, ayo kerja..!!" suruh pak Randy
*****
**Di Rumah Zuy
Tak berapa lama kemudian Zuy pun sampai di rumah, dan di sambut oleh si manis anak kucing yang ia ambil di jalan..
Meong.. Meong..
"Ooh sayang kamu kok di luar, lewatnya dari mana, sini masuk makan..!" kata Zuy menggendong si manis
Lalu Zuy pun masuk, dan memberi makan si manis, ia pun segera bebersih, dan makan, setelah selesai semua, ia pun langsung tidur, lalu tiba2 ia bermimpi...
#Dalam mimpi Zuy
"Zuy jahat, udah ngilangin gelang pemberian Ray" ucap anak kecil ternyata Ray (di dalam mimpi Zuy Ray masih jadi anak kecil)
"Tuan muda maafin Zuy, Zuy gak ada niat ngilangin gelang itu, Tuan muda Zuy janji akan segera menemukan gelang yang Tuan Muda kasih ke Zuy, Tuan muda jangan marah.." kata Zuy sambil menangis..
"Ray gak mau bertemu lagi, Ray benci sama Zuy" ungkap Ray dan Ray pun pergi...
"Tuan Mudaaaaa.." teriak Zuy,
#Dalam sadar
Lalu Zuy pun terbangun dari tidur "Ya ampun untung cuma mimpi, tapi terasa nyata sampai air mataku mengalir," lirih Zuy memegang keningnya
Malam semakin panjang...
*Di Rumah Pak Willy
Ray pun sampai di Rumah pak Willy, setelah meeting dari luar kota..
"Tuan Ray, aku balik ke rumah lamamu ya" kata Davin
"Oh yaudah, Ini koncinya," ujar Ray memberikan konci rumahnya..
Lalu Davin pun pergi, Ray langsung masuk ke dalam rumah..
"Tuan muda selamat datang.." sapa pelayan
"Iya, terimakasih, apa Om sudah tidur?" tanya Ray
"Bapak udah tidur Tuan, anda mau makan atau mau istirahat?" tanya pelayan
"Saya langsung ke kamar, terimakasih," kata Ray menuju ke kamarnya
"Baik Tuan.."
*Di kamar...
Ray pun langsung mengecek hpnya, dan ada pesan dari Friska..
📲"Tuan, tadi Berkas di meja sudah saya ambil, nanti saya cek kembali dan saya kasih lagi ke Tuan, oh iya Tuan, Zuy tadi udah masuk kerja, terus dia ke ruangan Tuan, tapi Tuan sudah pergi, hanya itu saja yang ingin sampaikan ke Tuan, maaf kalau saya hanya ngirim pesan.." isi pesan Friska.
"Zuy ya, besok akan jadi hari bahagia buat ku," ucap Ray
*****
Keesokan harinya
**Di Perusahaan CV
"Hah, untung kita berangkat pagi, kalau terlambat Bu Rere bakal marah, kita bakal di hukum lagi, " ujar Zuy
"Hahaha iya Zuy, ayo kita masuk!!" ajak Airin
"Kebiasaan dua wanita ini, ngerumpi mulu setiap pagi," celetuk Brian yang baru datang.
"Brian jeleek, ikut campur aja, ayo Zuy kita masuk!!" Airin menarik tangan Zuy
"Bye Brian..." kata Zuy,
Lalu Mereka pergi..
"Airin kenapa ya?!!" gumam Brian
"Kak Brian, kamu sudah sampai, ayo masuk bareng..!" ajak Salsa
"Baiklah, ayo..!" kata Brian.
**Di dalam Kantor
Zuy dan Airin pun mulai melaksanakan tugasnya masing-masing, Bu Rere pun menghampiri mereka..
"Nah gini dong, kalian rajin jangan kaya kemaren terlambat, dan biasanya kamu yg paling Rajin Zuy, tapi kemaren kamu mengecewakan," ungkap Bu Rere
"Iya Bu maafin saya..." ucap Zuy
"Yaudah, Kembali bekerja..!!" titah Rere
Tak berapa lama kemudian, Ray pun datang dan langsung menuju ke Ruangannya.
"Hari ini aku gak akan lepasin kesempatan untuk bertemu denganmu Zuy.." ujar Ray, lalu ia menghubungi Friska.
"Ada apa Tuan?!!" tanya Friska yang berada di ruangannya.
"Apa Zuy sudah datang? tolong suruh ke ruangan saya..!!" pinta Ray
"Baik Tuan Ray," Friska pun menutup telponnya.
Lalu Friska menghubungi Rere untuk menyuruh Zuy menghadap Ke Ray.
Ruangan Ceo
Tak berapa lama kemudian, Zuy pun masuk ke dalam..
"Ada apa Pak?!!" tanya Zuy
"Kamu tau kesalahanmu apa, 2 hari kamu lalai tugas, di hari pertama saya disini kamu gak masuk, kemaren kamu terlambat, ini cara kerjamu.." Bentak Ray (Posisi Ray membelakangi zuy)
"Maafin saya pak, kemaren saya terlambat dan kemarennya saya gak masuk, tapi saya punya alasan," jelas Zuy membela diri.
"Ini surat untuk mu.." papar Ray menaroh surat di meja
"Saya di pecat pak?!!" tanya Zuy terkejut
"Udah ambil dan buka..!!" suruh Ray
Lalu Zuy mengambil dan membuka isi yang di amplop itu, betapa kagetnya Zuy, ternyata isinya gelang dan fotonya,
"Ini, ini.. Bapak dapat ini dari mana?!! saya lagi cari barang ini, Pak terimakasih banyak sud ...," ucap Zuy yang terbata-bata, namun ...
"Tentu karena aku menemukan itu di rumah lamaku," Ray memutar kursinya. "Lama tidak berjumpa kak Zuy..,"
"Hah!! tidak mungkin anda!"
**Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Reichann~
aaaaa
2021-04-08
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like..
like..
jejak ya😘
2021-01-24
0
Lia
Ah bahagianya aq padahal cuma baca makasih thor
2021-01-16
5