<<<<<
"Di-dia kak Maria, ini tidak mungkin," Bi Nana terkejut.
Melihat tingkah Bi Nana yang terkejut, Zuy pun mulai penasaran, lalu ia bertanya pada Bi Nana, "Kenapa Bi? Apa Bi Nana kenal sama Mrs Maria yang desainer itu?"
BI Nana menggeleng. "Ti-tidak, Bibi tidak kenal dengan dia, Bibi hanya terkejut saja, hehehe.." jawabnya yang salah tingkah.
Mendengar jawaban Bi Nana itu, Zuy pun kembali bertanya, "Oh iya Bi, ngomong-ngomong Zuy masih penasaran, Maria yang Bibi sebut pas di rumah sakit itu siapa Bi?"
"Aah, Bukan siapa-siapa, memang siapa Maria? Euuum, kalau gitu Bibi ke kamar dulu. Oh iya, Zuy lebih baik tvnya di matiin aja ya..!!" titah Bi Nana sambil beranjak dari tempat duduknya.
Lalu bi Nana pergi ke kamarnya, Zuy pun semakin bingung dengan tingkah laku Bi Nana.
"Bi Nana kenapa seperti itu ya? Sepertinya ada yang di sembunyikan. Huuu.... Tapi untungnya dia gak marah, sempat agak takut juga," gumam Zuy.
Kamar Bi Nana
Setelah di kamar, Bi Nana pun langsung menangis, karena ia tidak sanggup untuk jujur pada Zuy, siapa Maria sebenarnya.
"Zuy.... maafin Bibi, Bibi gak bisa jujur. Bibi gak mau kalau nanti kamu pergi ikut Maria, dia tidak pantas jadi ibumu, dia yang sudah bikin Ayahmu meninggal," tangis Bi Nana, "Kakak Aku harus bagaimana?"
Sejak saat itu Zuy selalu bertanya siapa Maria, tapi Bi Nana selalu menghindari pertanyaan Zuy, namun pada akhirnya Zuy menyerah untuk bertanya ke Bi Nana.
***
^Beberapa Bulan kemudian....
`Malam hari...
Nampak mobil berhenti di halaman rumah Zuy, ternyata itu mobil Pak Randy yang berkunjung ke rumah Zuy dengan pakaiannya yang rapih, setelah turun dari mobil, Pak Randy pun mengetuk pintu rumah Zuy.
Tok Tok Tok...
"Iya sebentar!" Seru bi Nana, "siapa malam-malam datang?" sambung gumamnya.
Lalu Bi Nana membukakan pintunya dan ternyata yang datang Pak Randy.
"Malam Na...." Sapa Pak Randy
"Malam juga pak, ada apa kok malam-malam datang kesini?" tanya Bi Nana yang keheranan
"Ada yang mau aku omongin dengan kamu dan Zuy" jawab pak Randy
"Oh.... Kalau gitu ayo masuk!!" ajak Bi Nana
Pak Randy mengangguk. "Terimakasih," ucapnya.
"Silahkan duduk Pak! saya buatkan minum ya," kata Bi Nana
"Iya, sekalian panggilkan Zuy!" pinta pak Randy
Bi Nana pun pergi ke dapur, tak lama kemudian, Zuy keluar dan menghampiri Pak Randy.
"Ada apa Pak Randy?!!" tanya Zuy
"Zuy kamu mau gak kerja di Perusahaan, ya di sana ada lowongan tapi hanya khusus Cleaning service/OB," jelas pak Randy
"Boleh Pak, semoga aja itu cocok buat Zuy," balas Zuy dengan senangnya. "Terimakasih banyak Pak Randy."
Lalu Bi Nana pun datang, "Ada apa nih? Zuy sampai senang gitu?" tanya Bi Nana membawa minuman.
"Pak Randy nawarin Zuy kerja Bi," jawab Zuy
"Oh Syukurlah kalau gitu," ucap Bi Nana sambil meletakkan minuman di atas meja.
Setelah itu Bi Nana duduk di samping Zuy.
"Tapi selain itu, kedatangan saya kesini sebenarnya ingin melamarmu," ungkap Pak Randy,
Pak Randy pun mengeluarkan cincin di sakunya, sontak membuat Bi Nana dan Zuy terkejut.
"Apa..!! Pak Randy mau melamar Zuy?!!" cecar Bi Nana.
Pak Randy lalu menggelengkan kepalanya. "Bukan Zuy, tapi kamu Na. Kamuu kan tau selama ini aku kesepian, Aries juga gak pernah pulang. Jadi aku butuh pendamping hidup Na," ungkap pak Randy. "Jadi gimana Na?!!"
"Euuum.... Gimana ya," Bi Nana nampak ragu.
Lalu kemudian....
"Ta-tapi apa Pak Randy yakin bahwa bapak sudah Benar-benar memilih saya?" tanya Bi Nana dengan serius.
Pak Randy menganggukkan kepalanya. "Saya yakin sekali. Saya benar-benar ingin menjadikanmu sebagai istriku, Ibu dari anakku nanti, Na." kata Pak Randy bersungguh-sungguh.
"Lalu bagaimana Na, apa kamu mau menerima ku?" sambung tanya pak Randy dengan penuh harap.
Zuy pun hanya melihat saja, ia juga berharap agar Bi Nana mau menerima Pak Randy.
Sesaat Bi Nana menghela nafasnya dan menganggukkan kepalanya.
"Iya saya terima lamaran Pak Randy," jawab Bi Nana membuat Pak Randy terpaku mendengarnya.
"Benarkah? Makasih Na, yes akhirnya aku punya pendamping," Pak Randy pun langsung kegirangan.
Kemudian Pak Randy menyematkan cincinnya di jari manis Bi Nana, Zuy yang melihatnya pun menangis karena bahagia, begitu juga Bi Nana.
"Zuy..." lirih Bi Nana
Zuy langsung memeluk Bi Nana. "Wah.... Selamat ya Bi Nana, akhirnya ada yang mau menerima Bi Nana. Zuy sangat bahagia, terimakasih banyak pak Randy." ucap Zuy.
"Sama-sama Zuy, saya janji akan jagain bibi kamu dan mulai sekarang jangan panggil saya Pak lagi tapi panggil saja Paman atau Om ya! Sebentar lagi kan saya akan jadi Paman kamu, Zuy." kata pak Randy.
"Iya Pak eh maksudnya Om.." ucap Zuy.
••••••••••••••
*Satu tahun kemudian..
Setahun setelah melamar Bi Nana. Akhirnya Bi Nana dan Pak Randy pun menikah, pestanya sangat mewah dan banyak tamu yang hadir. Setelah selesai mengadakan resepsi, Bi Nana pun langsung di ajak pindah ke rumah Pak Randy.
"Zuy apa kamu yakin ingin tinggal disini gak mau ikut dengan kita?" tanya pak Randy
"Zuy yakin Paman, lagian kan ini rumah pemberian, gak boleh di sia-siain apalagi sampai kosong, lagian Paman dan Bibi bisa mampir kesini, atau Zuy yang kesana, Paman Zuy titip Bibi ya, tolong jagain bibi untuk Zuy, Bi Nana juga harus bahagia ya!" pinta Zuy ke Pak Randy
Setelah selesai berkemas, ini saatnya Bi Nana harus ninggalin Zuy, Bi Nana pun langsung memeluk erat Zuy, seakan-akan Bi Nana tidak mau ninggalin Zuy sendirian.
"Zuy, apa kamu benar-benar yakin bisa mandiri?" tanya Bi Nana
"Zuy yakin banget Bi, Zuy kan sudah bukan anak kecil lagi, lagian sekarang waktunya Bi Nana bahagia, kan sekarang Bi Nana sudah punya Paman," ujar Zuy, "Pokoknya Bi Nana percaya sama Zuy ya," sambungnya.
"Kamu hati-hati di sini, jangan sampai telat makan, sesekali telpon Bibi, pokoknya kalau ada apa-apa jangan sungkan minta bantuan Bibi, Bibi pergi dulu ya!" kata Bi Nana
"Iya hati-hati, bersenang-senang lah," ucap Zuy,
Pak Randy dan Bi Nana pun pergi, Zuy pun masuk ke dalam rumah.
"Akhirnya Bi Nana punya seseorang yang bisa membuat Bibi bahagia, Zuy sangat senang, benar-benar sangat senang. Bibi sangat baik pada Zuy dan sebaliknya Zuy selalu bikin bibi susah, pokoknya sekarang Bibi harus hidup bahagia bersama pak Randy!" tangis Zuy.
°°°°°°°°°°°°°
**Beberapa tahun kemudian...
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Di pagi yang cerah, Bi Nana pun mengunjungi Zuy bersama anak kecil yang ternyata anaknya Bi Nana dan Pak Randy, lalu Bi Nana pun mengetuk pintu.
Tok Tok Tok
Lalu Zuy pun membukakan pintunya, tiba-tiba si anak itu langsung memeluk Zuy.
"Kakak Zuy, Kakak Zuy, Nara kangen sama Kakak Zuy," kata Nara (Nama anaknya Bi Nana)
"Ya ampun Nara, baru kemaren Kak Zuy main kerumah Nara, masa udah kangen lagi," ujar Zuy
"Tapi Nara kangen," ucap Nara
"Tau nih Zuy, Padahal Mamihnya ada tapi selalu kamu yang di kangenin," celetuk Bi Nana
"Hahaha, ayo masuk!" ajak Zuy
Mereka pun masuk ke dalam rumah,
"Nih makanan Buatmu," kata Bi Nana sambil memberikan makanan,
"Makasih Bi, oh iy Paman Randy kemana?!!" tanya Zuy
"Dia lagi di bandara jemput Aries.." jawab Bi Nana
"Aries, oh keponakan Paman Randy ya, yang Bibi ceritain itu, anak dari kakaknya Paman yang di luar Negri itu kan Bi," kata Zuy
"Iya, dia katanya mau tinggal di sini, Syukurlah jadi dia bisa bantuin Pamanmu, oh iya kamu kapan ngenalin calonmu ke Bibi?" tanya Bi Nana
Mendengar pertanyaan dari Bi Nana, Zuy pun tersenyum dan berkata, "Ya ampun Bibi, berapa kali Bibi nanya gitu, nanti kalau ada pasti Zuy bawa ke Bibi,"
Bi Nana pun langsung memegang kepala Zuy, lalu Nara menghampiri Zuy.
"Kakak gendong!!" pinta Nara
"Nara kakaknya lagi nyiapin makanan, gendong mami aja ya Nara.." Kata Bi Nana
"Gak mau, Nara suka sama Kak Zuy, Nara penginnya di gendong kakak.." celoteh Nara sambil memeluk Zuy
"Ini anak mirip sekali sama Tuan muda Ray, suka apet sama kamu Zuy, hahaha.." celetuk Bi Nana.
"Tuan Muda ya, Zuy agak sedikit lupa, tapi ..." lirih Zuy
"Upz, maafin Bibi Zuy, kamu jadi teringat dia," ucap Bi Nana
Zuy menggelengkan kepalanya, "Gak apa-apa bi, ayo Nara sini kakak gendong.." Zuy pun menggendong Nara
"Yaudah tolong jaga Nara ya! Biar Bibi yang nyiapin makanannya," kata Bi Nana.
"Iya Bi, ayo Nara kita main di luar!" ajak Zuy
"Iya kak,"
Mereka pun lalu keluar untuk bermain, setelah lama bermain, Nara pun tertidur..
"Nara tertidur ya Zuy? taroh di kamar aja, terus habis itu kamu makan ya Zuy.." kata Bi Nana di balas anggukan oleh Zuy.
Lalu Zuy ke kamar lalu meletakkan Nara yang tertidur di atas ranjangnya, sesaat kemudian, Zuy keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke meja makan.
"Zuy sini! makanan udah siap nih." ajak Bi Nana, "Maaf ya selalu ngerepotin kamu gara-gara Nara."
"Iya gak apa-apa Bi, lagian Zuy juga senang," balas Zuy
"Oh iya, hari ini kamu di rumah ya, jangan ke Resto dulu!" pinta Bi Nana
"Lho kenapa Bi?!!" tanya Zuy
"Ya karena Resto lagi tutup, makanya Bibi kesini."
Zuy manggut-manggut. "Oh, baiklah Bi."
"Yaudah ayo kita makan!" ajak Bi Nana
Mereka pun makan, sesaat setelah selesai makan.
"Biar Zuy yang beresin Bi." Zuy mengambil piring bekas ia dan bi Nana makan.
"Yaudah Bibi ke kamar nemenin Nara.." kata Bi Nana lalu Bi Nana pergi ke kamar.
Beberapa saat kemudian...
"Zuy, Bibi dan Nara pulang ya, sepertinya pamanmu udah ada di Rumah," pamit Bi Nana
"Iya Bi, mau Zuy antar?" tanya Zuy
"Tidak usah, Bibi bawa mobil kok, Ayo Nara kita pulang, papahmu udah nunggu, pamit sama kakak dulu," Kata Bi Nana
"Iya mi. Kakak, Nara pulang ya tapi kakak janji tar maen ke rumah ya!" kata Nara
"Iya Nara sayang, Kakak nanti maen ke rumah," ujar Zuy, lalu mereka pun pergi...
Trrrrrrt... Trrrrrrt...
Telpon Zuy berbunyi, lalu Zuy menjawabnya
"Iya ada apa Airin?!!" tanya Zuy
"Zuy, kita jadi Nonton kan?" tanya Airin, "aku udah siap2 nih."
"Iya, ini juga mau siap-siap," kata Zuy
"Yaudah aku tunggu ya, nanti telpon aja, bye.." balas Airin.
Lalu telpon di tutup, kemudian Zuy bersiap-siap dan sesaat ia pun bergegas pergi....
Setelah berada di jalan, tiba-tiba dari dalam mobil yang melintas ada seseorang melihat Zuy tengah mengendarai motornya, lalu ia menyuruh supir untuk menghentikan laju mobilnya.
"Pak Stop, stop!!" suruh si Pria misterius.
Sontak supirnya pun langsung berhenti secara mendadak.
"Ada apa Tuan muda?" tanya Pak supir
"Sepertinya aku baru saja melihat seseorang yang aku kenal." ungkap si pria misterius sambil keluar dari mobil.
Ia pun langsung mencari Zuy, melihat ke arah kanan-kiri, namun Zuy sudah tak terlihat lagi.
"Kemana perginya? Tapi apakah itu benar kamu, kak Zuy?" lirih si pria misterius itu.
"Tuan Rayyan ayo, kita harus pergi ke Rumah Pak willy beliau sudah menunggu," ajak supir si pria misterius itu.
"Iya, ayo jalan..!!" ajaknya, "Kak Zuy aku pasti akan menemukanmu." gumam pria misterius itu yang ternyata adalah Rayyan G Michael yang sudah kembali.
Lalu ia pun masuk mobil dan pergi dari tempat itu...
*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Maryati Agusteni
emang zuy gx kuliah ya setelh dia kerja???
2021-04-25
2
Reichann~
ga sabarrr
2021-04-08
2
Ling Ung Luis
Muter nya lama banget..
2021-02-16
1