11. Rumah Sakit

Setelah pria hidung belang itu melarikan diri, Dirga segera menghampiri wanita yang tergeletak disemak-semak itu tanpa bergerak sedikitpun.

"Megan?!" Seru Dirga, ia terperanjat saat meneliti wajah gadis itu menggunakan penerang pada ponselnya.

"Bukan! Dia bukan Megan, Megan sudah tiada. Dia pasti pegawai resepsionis itu, tapi kenapa malam-malam begini ia keluyuran?" guman Dirga seorang diri.

Dirga memeriksa denyut nadi dipergelangan tangannya, setelahnya meletakan dua jarinya dihidung bangir wanita itu.

"Dia hanya pingsan," Dirga merasa lega.

"Bagaimana ini?" Dirga merasa sedikit gugup dan serba salah, saat matanya terpatri pada tubuh wanita itu secara keseluruhan. Pasalnya, hanya pakaian bagian bawahnya saja yang tidak bermasalah karena menggunakan jeans dan ikat pinggang yang masih terkunci rapi

Sedangkan pakaian bagian atasnya sudah terkoyak-koyak tidak berbentuk baju lagi. Sepertinya penjahat itu berusaha menarik paksa pakaian atasannya, itu dilihat dari semua kancing-kancingnya yang sudah tidak ada pada tempatnya.

Salah satu gunung kembarnya yang putih mulus hampir melompat keluar dari wadahnya yang juga sedikit terkoyak, membuat naluri kelelakian Dirga yang normal terusik.

Tanpa fikir panjang, Dirga menutupi tubuh bagian atas wanita itu dengan kemejanya yang buru- buru ia lepas hingga menyisakan singlet abu-abunya saja yang masih melekat ditubuh atletisnya.

Dirga membopong tubuh wanita itu dan membawanya menuju mobilnya.

"Bang, tolong buka pintu mobilnya," pinta Dirga pada abang ojol yang masih menunggunya ditrotoar.

"Iya mas," abang ojol itu bergegas membantu membukakan pintu.

Dirga membaringkan tubuh wanita itu dijok belakang dan mengaturnya dengan baik supaya tidak oleng kesana kemari.

"Bang kita harus cepat kerumah sakit sekarang," ucap Dirga dengan terburu-buru masuk kemobilnya dan duduk dibelakang kemudi.

"Mas saja," sahut si abang ojol.

"Ayolah bang, abang dan wanita ini harus segera dapat perawatan," desak Dirga.

"Wanita ini saja mas, saya tidak usah, saya tidak punya biaya yang cukup untuk berobat. Lagi pula saya harus mengurus sepeda motor saya ini," ujar bang ojol menunjuk sepeda motornya yang rebah didekat trotoar. Wajahnya meringis menahan rasa sakit disekujur tubuhnya yang memar.

"Kalau masalah biaya, nanti kita fikirkan bang. Abang harus dirawat dulu dengan kondisi abang yang seperti ini," ujar Dirga yang prihatin melihat banyak luka lebam ditubuh dan wajah yang membengkak driver ojol itu.

"Lagi pula, saya tidak mungkin membawa wanita ini seorang diri kerumah sakit bang, nanti pihak rumah sakit bisa-bisa berfikir kalau saya yang menganiaya-nya sampai kondisinya seperti ini," jelas Dirga pada abang ojol yang berdiri disamping mobilnya.

"Mengenai kendaraan sepeda motor abang itu, jangan khawatir karena nanti ada orang saya yang mengambilnya disini, kebetulan saya juga punya bengkel,"

"Biar mereka yang memperbaiki kerusakannya ya bang," bujuk Dirga, ia berusaha membuat abang ojol itu supaya mau ikut dengannya kerumah sakit.

"Baiklah mas," sahut si abang ojol menyetujui.

Sebelum pergi, terlebih dulu Dirga mengirimkan lokasi pada pegawai bengkelnya untuk memudahkan mereka mengambil kendaraan si abang ojol dilokasi kejadian.

*

Dirga memperhatikan sejenak tubuh Monaliza yang sudah berganti pakaian dan terbaring lemah diranjang pasien.

Tubuhnya penuh dengan luka gores di tangan dan lehernya, akibat rumput-rumput semak yang tajam, demikian pula terdapat beberapa luka memar pada bagian wajah, mungkin luka memar itu yang membuatnya pingsan. Dan hampir saja wanita itu menjadi korban perkosaan para pria hidung belang itu.

Dirga sudah membuat laporan polisi atas kejadian itu, sehingga pihak rumah sakit-pun sudah melakukan visum pada Monalizha.

Dan polisi-pun telah mengambil keterangan pada abang ojol mengenai kejadian itu, sedangkan Monaliza belum bisa dimintai keterangan karena kondisinya belum memungkinkan.

Setelah memastikan semuanya selesai Dirga baru meninggalkan rumah sakit menuju rumahnya.

Pukul lima pagi, Dirga tiba dirumahnya, bibi Mila yang membukakan pintu merasa kaget, karena tidak biasanya anak majikannya itu pulang pagi.

Namun sebagai asisten rumah tangga, dirinya tidak berani bertanya apapun selain hanya menjalankan tugasnya saja.

"Den Dirga mau saya siapkan air hangat untuk mandi?" tanya bibi Mila.

"Tidak perlu Bi, terima kasih." sahut Dirga. Ia segera berlalu menuju kamarnya yang ada dilantai atas, dan segera membersihkan dirinya untuk bersiap turun berkerja.

"Bagaimana keadaan pegawai perempuanmu itu Dirga juga driver ojolnya?" tanya ibu Surya, saat mereka sudah berada dimeja makan untuk sarapan bersama.

Semalam Dirga sempat menghubungi ibunya bila ia akan terlambat pulang karena sedang mengurus pegawainya yang tertimpa musibah bersama driver ojolnya dan membawa mereka kerumah sakit.

"Keduanya sudah mendapat perawatan dari pihak rumah sakit ma, juga pihak kepolisian sudah menangani kasus ini, semoga tiga orang yang melakukan kejahatan pada Monaliza dan driver ojolnya segera tertangkap." sahut Dirga disela-sela sarapan paginya.

"Syukurlah kalau begitu, semoga saja para pria jahat itu segera tertangkap dan mempertanggung-jawabkan apa yang telah mereka lakukan." ucap ibu Surya geram.

"Lalu bagaimana keadaan pak Han? Katanya kau menjenguknya saat pulang dari restoran bersama ibu Han," tanya ibu Surya lagi.

"Papa Han, masih belum sehat ma, tapi tidak mau dibawa berobat kerumah sakit, mau dirawat dirumah saja." sahut Dirga.

"Kalau begitu, nanti malam mama dan papa akan kerumah mereka untuk menjenguk pak Han, kasihan mereka, mungkin saja karena kefikiran putri kesayangannya yang sudah tiada," kata ibu Surya dengan wajah sedihnya.

Dirga menghentikan sejenak kunyahan dalam mulutnya saat mendengar ucapan ibunya. Bagaimanapun juga, ingatannya tentang Megan yang meninggal secara mendadak akibat kecelakaan lalu lintas tunggal membuatnya belum bisa melupakan peristiwa tragis itu sepenuhnya.

Sedikit demi sedikit ia baru bisa menerima kepergian Megan yang memang tidak akan pernah bisa kembali.

Butuh waktu lama untuk membuatnya menerima semuanya itu, sampai berdampak serius pada perusahaan keluarga yang dipercayakan ayahnya padanya.

"Kau kenapa Dirga?" tanya ibu Surya yang sempat menangkap perubahan raut wajah putranya.

"Aku-, aku hanya teringat pada Megan ma," sahut Dirga yang tersadar, saat mendengar pertanyaan ibunya.

Ibu Surya menghela nafasnya berat, dengan lembut ia mengusap punggung putranya yang duduk disampingnya.

"Mama sangat mengerti, ini sungguh berat bagimu Dirga, tapi kau harus tetap kuat Dirga, kau harus segera bangkit," ucap sang ibu lembut.

"Walau perusahaan kita adalah perusahaan yang terbilang kecil, tapi pegawai-pegawaimu yang hampir mencapai dua ribu jiwa itu membutukan pekerjaan untuk bisa menafkahi keluarganya Dirga,"

"Dan kita, pasti akan mendapatkan pahalanya, saat tetap bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan," ucap ibu Surya memberi semangat.

"Terima kasih ma," sahut Dirga, ia mentap sejenak wajah ibunya yang selalu sabar memberi nasihat padanya, lalu menghabiskan sisa sarapan yang ada didalam piringnya.

"Dirga," panggil ibu Surya. Mimik wajahnya sedikit ragu sambil melihat kearah suaminya yang sarapan dalam diam disampingnya.

"Ada apa ma?" tanya Dirga sambil membersihkan sudut-sudut bibirnya dengan menggunakan tissue.

"Mama senang, melihatmu sudah mau berangkat berkerja dalam beberapa hari ini-," ibu Surya menjedah ucapannya sejenak.

"Mama ingin kau merapikan penampilanmu sayang supaya enak dilihat para pegawaimu." lanjut ibu Surya mengatakan apa yang dikandung hatinya, ia merasa sangat iba pada putranya itu.

"Baiklah ma, akan aku fikirkan. Mama Han juga bilang begitu semalam," sahut Dirga.

Ibu Surya tersenyum mendengar ucapan Dirga. Sebagai ibu, ia ingin putranya bisa seperti dulu lagi, saat masih ada mendiang tunangannya itu.

"Pa, ma. Dirga berangkat dulu ya," pamit Dirga lalu mendekati kedua orang tuanya untuk mencium punggung tangan mereka sebelum pergi.

"Hati-hati dijalan nak," ucap ibu Surya. Sementara ayahnya hanya mengulas senyum tipisnya melihat Dirga yang mulai bangkit dari keterpurukannya.

*

Terpopuler

Comments

Putra Al - Bantani

Putra Al - Bantani

aku tetap hadir kak

2023-06-06

1

Rini Antika

Rini Antika

pqgi atau pagi kak?✌️

2022-12-06

1

Rini Antika

Rini Antika

untunglah blm sempet d anu"..🤭

2022-12-06

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertengkaran
2 2. Kecelakaan
3 3. Pergi Untuk Selamanya.
4 4. Kembali Berkerja
5 5. Asisten Brekele
6 6. Tersudut
7 7. SPG Sehari
8 8. Yang Lain Palsu
9 9. Mirip
10 10. Nasihat
11 11. Rumah Sakit
12 12. Kekhawatiran Firans
13 13. Pekerjaan Menumpuk
14 14.Trauma
15 15. Terima Kasih
16 16. Merasa Percaya
17 17. Terkilir
18 18. Kesalahfahaman Dirga
19 19. Naif
20 20. Keluarga Monaliza
21 21. Para Tetangga Monaliza
22 22. Salah Bicara
23 23. Kunjungan Sang Majikan
24 24. Peringatan Keras
25 25. Pulang Dari Rumah Sakit
26 26. Dirga Dan Leon
27 27. Ultah Pernikahan tuan dan nyonya Gamsonrich
28 28. Pusing
29 29. Jangan Pergi (Visual Dirga, Monaliza, Leon)
30 30. Pergilah!
31 31. Mencari Tahu
32 32. Ingatan Semalam
33 33. Maafkan Aku
34 34. Pening Dan Pusing Tujuh Keliling
35 35. Cerita Dirga
36 36. Janji Bertemu
37 37. Dia Milikku
38 38. Perhatian Dirga
39 39. Mengantar Tamu
40 40. Jari Tidak Sopan
41 41. Mual dan Muntah
42 42. Masuk Angin
43 43. Nona Mengandung
44 44. Darah Dagingku
45 45. Semangkuk Sup
46 46. Sebutan Jelek
47 47. Perdebatan
48 48. Penthouse
49 49. Penjaga
50 50. Terungkap
51 51. Nasihat Firans
52 52. Minta Restu
53 53. Ucapan Yang Melukai
54 54. Lamaran Dirga
55 55. Membiasakan Diri
56 56. Membesuk Leon
57 57. Pembelaan
58 58. USG
59 59. Dokter Pasti Salah!
60 60. Bonus Liburan
61 61. Luapan Kesedihan
62 62. Keajaiban
63 63. Berharap Lupa Ingatan
64 64. Tawaran menjadi Model
65 65. Bertemu Keluarga Han
66 66. Makan Malam
67 67. Terungkap
68 68. Dicegat
69 69. Pertemuan Dua Keluarga
70 70. Persiapan Pernikahan
71 71. Hari Pernikahan
72 72. Satu Kamar
73 73. Kado Pernikahan
74 74. Pengganggu Malam Pengantin
75 75. Canggung
76 76. Kesiangan
77 77. Kotak Kado Lagi
78 78. Undangan Makan Keluarga
79 79. Hadiah dari Keluarga Han
80 80. Apartemen Leon
81 81. Memeriksa Lebih Detail
82 82. Isi Kotak Hadiah Pernikahan
83 83. Kunjungan Leon
84 84. Rasa Cemburu Tidak Jelas
85 85. Melupakan Sejenak
86 86. Bertemu Keny
87 87. Bersikukuh
88 88. Kita Harus Bicara
89 89. BERLIAN-ku
90 90. Urusan Penting
91 91. Tertangkap Basah
92 92. Ketegasan Yang Tertunda Membuahkan Peyesalan
93 93. Pertengkaran Dua Besan
94 94. Maafkan Mama
95 95. Balon Permohonan Maaf
96 96. Takut Kehilangan
97 97. Berikan Bayimu
98 98. Habis Manis Sepah Dibuang
99 99. Kesempatan Kedua
100 100. Melahirkan
101 101. Firasat
102 102. Bayi Siapa?
103 103. Arseano Kembali
104 104. Di Jemput Petugas
105 105..Obrolan Kenny dan Dirga
106 106. Tidak Mentolerir
107 107. Sulaman Bunga Teratai
108 108. The End
Episodes

Updated 108 Episodes

1
1. Pertengkaran
2
2. Kecelakaan
3
3. Pergi Untuk Selamanya.
4
4. Kembali Berkerja
5
5. Asisten Brekele
6
6. Tersudut
7
7. SPG Sehari
8
8. Yang Lain Palsu
9
9. Mirip
10
10. Nasihat
11
11. Rumah Sakit
12
12. Kekhawatiran Firans
13
13. Pekerjaan Menumpuk
14
14.Trauma
15
15. Terima Kasih
16
16. Merasa Percaya
17
17. Terkilir
18
18. Kesalahfahaman Dirga
19
19. Naif
20
20. Keluarga Monaliza
21
21. Para Tetangga Monaliza
22
22. Salah Bicara
23
23. Kunjungan Sang Majikan
24
24. Peringatan Keras
25
25. Pulang Dari Rumah Sakit
26
26. Dirga Dan Leon
27
27. Ultah Pernikahan tuan dan nyonya Gamsonrich
28
28. Pusing
29
29. Jangan Pergi (Visual Dirga, Monaliza, Leon)
30
30. Pergilah!
31
31. Mencari Tahu
32
32. Ingatan Semalam
33
33. Maafkan Aku
34
34. Pening Dan Pusing Tujuh Keliling
35
35. Cerita Dirga
36
36. Janji Bertemu
37
37. Dia Milikku
38
38. Perhatian Dirga
39
39. Mengantar Tamu
40
40. Jari Tidak Sopan
41
41. Mual dan Muntah
42
42. Masuk Angin
43
43. Nona Mengandung
44
44. Darah Dagingku
45
45. Semangkuk Sup
46
46. Sebutan Jelek
47
47. Perdebatan
48
48. Penthouse
49
49. Penjaga
50
50. Terungkap
51
51. Nasihat Firans
52
52. Minta Restu
53
53. Ucapan Yang Melukai
54
54. Lamaran Dirga
55
55. Membiasakan Diri
56
56. Membesuk Leon
57
57. Pembelaan
58
58. USG
59
59. Dokter Pasti Salah!
60
60. Bonus Liburan
61
61. Luapan Kesedihan
62
62. Keajaiban
63
63. Berharap Lupa Ingatan
64
64. Tawaran menjadi Model
65
65. Bertemu Keluarga Han
66
66. Makan Malam
67
67. Terungkap
68
68. Dicegat
69
69. Pertemuan Dua Keluarga
70
70. Persiapan Pernikahan
71
71. Hari Pernikahan
72
72. Satu Kamar
73
73. Kado Pernikahan
74
74. Pengganggu Malam Pengantin
75
75. Canggung
76
76. Kesiangan
77
77. Kotak Kado Lagi
78
78. Undangan Makan Keluarga
79
79. Hadiah dari Keluarga Han
80
80. Apartemen Leon
81
81. Memeriksa Lebih Detail
82
82. Isi Kotak Hadiah Pernikahan
83
83. Kunjungan Leon
84
84. Rasa Cemburu Tidak Jelas
85
85. Melupakan Sejenak
86
86. Bertemu Keny
87
87. Bersikukuh
88
88. Kita Harus Bicara
89
89. BERLIAN-ku
90
90. Urusan Penting
91
91. Tertangkap Basah
92
92. Ketegasan Yang Tertunda Membuahkan Peyesalan
93
93. Pertengkaran Dua Besan
94
94. Maafkan Mama
95
95. Balon Permohonan Maaf
96
96. Takut Kehilangan
97
97. Berikan Bayimu
98
98. Habis Manis Sepah Dibuang
99
99. Kesempatan Kedua
100
100. Melahirkan
101
101. Firasat
102
102. Bayi Siapa?
103
103. Arseano Kembali
104
104. Di Jemput Petugas
105
105..Obrolan Kenny dan Dirga
106
106. Tidak Mentolerir
107
107. Sulaman Bunga Teratai
108
108. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!