10. Nasihat

"Dirga?!" Ibu Han nampak terkejut melihat kehadiran bakal calon menantunya berada direstorannya malam ini.

"Ma," Dirga mencium punggung tangan ibu Han.

"Ayo, duduklah Dirga," Ibu Han mempersilahkan Dirga duduk disalah satu meja restoran yang terletak didekat jendela kaca, yang menampilkan bintang- bintang yang berkedip- kedip dilangit malam.

"Papa dimana ma?" tanya Dirga. Ia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan pak Han.

"Papa sedang istirahat dirumah, kurang enak badan. Jadi hanya mama saja yang kemari diantar sopir." sahut ibu Han.

"Ada angin apa kau kemari Dirga?" tanya ibu Han.

Semenjak meninggalnya Megan, putri mereka, ini kali pertama bagi Dirga menginjakan kaki direstoran itu lagi.

Ia memperhatikan wajah lusuh Dirga yang tidak terawat dihadapannya. Selama mengenal pemuda itu, tidak pernah ia melihat Dirga berpenampilan seberantakan itu.

Perasaan sedih dan kehilangan kembali menyeruak direlung hati ibu Han, saat melihat Dirga seperti itu, kembali membawa ingatannya pada putri tunggalnya yang telah pergi dan tidak akan pernah kembali.

Biasanya, bila Dirga datang berkunjung, Megan akan selalu menempel pada Dirga sambil bercerita riang, tapi semuanya itu kini tinggal kenangan.

Ibu Han hanya bisa mengenang masa lalu, menangis bila tak tahan menahan rindu pada putrinya, seperti yang saat ini ia lakukan.

"Ma, mama kenapa?" tanya Dirga, ia bangkit dan berpindah ketempat duduk disamping ibu Han.

Ibu Han segera meraih tissue yang disodorkan Dirga padanya, lalu Mengusap dan mengeringkan airmatanya yang sempat tumpah.

"Mama, hanya teringat akan Megan, Dirga." sahut ibu Han, tangannya terus mengusap air matanya disudut-sudut matanya, dan yang sempat mengalir ke-pipi-nya.

"Dimana ada dirimu, Megan juga ada. Tapi sekarang, semuanya tidak bisa seperti itu lagi, Megan sudah tiada Dirga," ucap ibu Han dalam kesedihannya, ia mengusap sisa-sisa airmatanya.

"Dirga, apa yang membawamu datang kemari?" ibu Han mengulangi pertanyaannya sebelumnya.

"Aku, sudah lama tidak kemari. Aku sangat merindukan papa dan mama," sahut Dirga pelan.

Ibu Han mengusap punggung Dirga lembut,"Mama dengar dari mama-mu, kau tidak mau turun berkerja hingga berhari-hari lamanya."

"Mama tahu, kehilangan seseorang yang sangat kita cintai, sangat pahit rasanya, dan itu sama-sama kita rasakan Dirga,"ucap ibu Han sambil menghela nafas beratnya.

"Kita yang ditinggalkan, tentu akan berduka, dan tidak ada larangan untuk itu, tapi kita tidak bisa berlarut dalam kesedihan yang berkepanjangan," ucap ibu Han menasehati, ia terus mengusap lembut punggung Dirga yang sudah dianggapnya seperti putranya sendiri.

"Hidup harus terus berjalan, dan kita masih punya banyak tanggung jawab yang harus diselesaikan sebelum meninggalkan dunia ini."

"Mama bersyukur, beberapa hari ini, kau sudah bisa turun berkerja kembali," kata ibu Han dengan senyum tipis yang tersungging disudut bibirnya.

"Papa dan mama-mu, masih punya dirimu Dirga, yang menjadi tumpuan harapan mereka."

"Walaupun Megan sudah tiada, kami-pun masih menganggap-mu seperti putra kami Dirga,"

"Sebab itu, bangkitlah kembali Dirga, dan bersemangatlah." ibu Han menepuk-nepuk lembut punggung Dirga untuk memberinya semangat.

"Mama harap, kau bisa mencukur semua brewokanmu itu, juga rambut gondrongmu ini," ibu Han mengusap dan memasukan jari-jarinya kedalam rambut kepala Dirga yang memanjang.

"Lihat! Jari-jemari mama sampai tenggelam dalam rambut tebal dan panjangmu ini Dirga," seru ibu Hana sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dirga hanya tersenyum tipis mendengar ucapan ibu Han. Ibu kandungnya sendiri-pun sudah beberapa kali memintanya untuk merapikan brewokan dan rambutnya itu.

"Bu, ini pesanan makan malamnya sudah siap," kata pelayan restoran sambil memegang nampan dengan kedua tangannya.

"Tolong letakan saja diatas meja ini," sahut ibu Han pada pegawainya itu.

"Baik bu," pelayan itu lalu menyajikan menu makan malam diatas meja.

"Terima kasih ya mba," ucap ibu Han dengan senyumnya.

"Sama-sama bu," sahut pelayan itu dengan sikap hormatnya lalu kembali dengan membawa nampan ditangannya.

"Dirga, ayo dimakan, mama sengaja memesan makanan kesukaanmu," ajak ibu Han. Ia menggeser piring sajian tepat dihadapan Dirga.

"Terima kasih ma," Dirga yang kebetulan sedang lapar segera menikmati makan malamnya dengan lahap.

Ibu Han tersenyum melihat Dirga yang begitu lahap seperti biasanya, ia-pun turut menikmati makan malam bersama Dirga.

"Ma-," Dirga nampak ragu, namun ia harus mengungkapkan apa yang ada dihatinya, yang menjadi pertanyaan besarnya. Sesaat, setelah dirinya menyelesaikan makan malamnya.

"Apakah Megan memiliki seorang saudara? Atau sepupu mungkin ma?" lanjut Dirga, ia menatap wajah ibu Han, ibu mendiang tunangannya itu.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" ibu Han balik bertanya.

"Aku pernah melihat seorang perempuan, wajahnya sangat mirip dengan Megan ma," sahut Dirga. Ia tidak mau mengatakan bila wanita yang ia maksud adalah salah satu pegawainya, khawatir ada kesalah-fahaman.

Ibu Han berfikir sejenak, "Selain Megan, papa dan mama tidak memiliki anak lagi," ucap ibu Han dengan suara lirihnya.

"Megan juga tidak memiliki sepupu perempuan Dirga."

"Mama juga anak tunggal, sama seperti Megan. Sedangkan papa, ia memiliki seorang saudara laki-laki dan anak-anaknya juga laki-laki semua, hubungan mereka kurang baik." jelas ibu Han, mengingat ketidak-akur-an suaminya dengan saudara laki-lakinya.

Dirga mengangguk-anggukan kepalanya, "Bagaimana mungkin ada dua orang yang begitu mirip, sedangkan mereka tidak bertalian darah," batin Dirga.

*

Dirga melirik arloji dipergelangan tangannya yang sudah menunjukan pukul 11 malam lewat, ia baru saja pulang dari menjenguk pak Han yang kurang enak badan dirumahnya.

Dijalan yang terbilang sepi, Dirga melihat ada keributan. Ia menepikan mobilnya dengan cepat.

Seorang abang ojol tambun sedang digebukin dua pria tinggi kurus tanpa ampun.

Dirga langsung menangkap punggung salah seorang pria yang sedang menganiaya abang ojol yang sudah tidak berdaya, dengan sekali gerakan, ia membanting dan menyikut pria itu tepat mengenai ulu hatinya membuat pria penganiaya itu ambruk ketanah.

Secepat kilat tendangan Dirga bersarang di pinggang pria satunya lagi, yang berniat membantu temannya, membuat tubuh kurus pria itu ikut terpental menghantam trotoar jalan.

"Lari!" Teriak salah satu diantara kedua pria itu. Mereka segera bangkit dan berlari terbirit-birit meninggalkan tempat itu.

"Abang tidak apa-apa?" tanya Dirga menghampiri abang ojol yang tergeletak di samping motornya yang rebah. Ia membantu pria tambun itu duduk diatas trotoar.

"Saya baik-baik saja mas, tolong mba-nya mas, tadi dibawa oleh salah satu dari pria-pria itu." Abang ojol menunjuk kearah semak-semak dipingir jalan, sambil mengusap luka-luka memarnya yang terasa perih akibat pukulan-pukulan para pria brutal itu.

Dirga segera berlari menuju arah yang telah ditunjuk oleh si abang ojol. Benar saja, selang beberapa menit, dengan mengikuti jejak ilalang yang terkulai, Dirga melihat dalam kegelapan yang samar-samar, seorang pria sedang menggagahi tubuh seorang gadis yang sudah tidak berdaya dibawahnya.

"Bajingan!" Dirga langsung menarik paksa leher baju sang pria jahat itu. Satu bogem mentah bersarang dirahang pria itu, hingga bibirnya pecah.

Kembali Dirga memukul wajah pria itu berkali-kali dan menginjakkan kakinya pada tubuh pria yang sudah tersungkur ketanah yang penuh duri-duri ilalang sambil terus mengumpat geram.

Terpopuler

Comments

Rini Antika

Rini Antika

bener bgt perkataan ibu Han

2022-12-06

1

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Benar, kamu harus kuat Dirga. Aku sangat yakin, kamu akan menemukan sosok yang baru. 😁

2022-11-20

1

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Kok jadi ikutan sedih akunya. 🥺

2022-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertengkaran
2 2. Kecelakaan
3 3. Pergi Untuk Selamanya.
4 4. Kembali Berkerja
5 5. Asisten Brekele
6 6. Tersudut
7 7. SPG Sehari
8 8. Yang Lain Palsu
9 9. Mirip
10 10. Nasihat
11 11. Rumah Sakit
12 12. Kekhawatiran Firans
13 13. Pekerjaan Menumpuk
14 14.Trauma
15 15. Terima Kasih
16 16. Merasa Percaya
17 17. Terkilir
18 18. Kesalahfahaman Dirga
19 19. Naif
20 20. Keluarga Monaliza
21 21. Para Tetangga Monaliza
22 22. Salah Bicara
23 23. Kunjungan Sang Majikan
24 24. Peringatan Keras
25 25. Pulang Dari Rumah Sakit
26 26. Dirga Dan Leon
27 27. Ultah Pernikahan tuan dan nyonya Gamsonrich
28 28. Pusing
29 29. Jangan Pergi (Visual Dirga, Monaliza, Leon)
30 30. Pergilah!
31 31. Mencari Tahu
32 32. Ingatan Semalam
33 33. Maafkan Aku
34 34. Pening Dan Pusing Tujuh Keliling
35 35. Cerita Dirga
36 36. Janji Bertemu
37 37. Dia Milikku
38 38. Perhatian Dirga
39 39. Mengantar Tamu
40 40. Jari Tidak Sopan
41 41. Mual dan Muntah
42 42. Masuk Angin
43 43. Nona Mengandung
44 44. Darah Dagingku
45 45. Semangkuk Sup
46 46. Sebutan Jelek
47 47. Perdebatan
48 48. Penthouse
49 49. Penjaga
50 50. Terungkap
51 51. Nasihat Firans
52 52. Minta Restu
53 53. Ucapan Yang Melukai
54 54. Lamaran Dirga
55 55. Membiasakan Diri
56 56. Membesuk Leon
57 57. Pembelaan
58 58. USG
59 59. Dokter Pasti Salah!
60 60. Bonus Liburan
61 61. Luapan Kesedihan
62 62. Keajaiban
63 63. Berharap Lupa Ingatan
64 64. Tawaran menjadi Model
65 65. Bertemu Keluarga Han
66 66. Makan Malam
67 67. Terungkap
68 68. Dicegat
69 69. Pertemuan Dua Keluarga
70 70. Persiapan Pernikahan
71 71. Hari Pernikahan
72 72. Satu Kamar
73 73. Kado Pernikahan
74 74. Pengganggu Malam Pengantin
75 75. Canggung
76 76. Kesiangan
77 77. Kotak Kado Lagi
78 78. Undangan Makan Keluarga
79 79. Hadiah dari Keluarga Han
80 80. Apartemen Leon
81 81. Memeriksa Lebih Detail
82 82. Isi Kotak Hadiah Pernikahan
83 83. Kunjungan Leon
84 84. Rasa Cemburu Tidak Jelas
85 85. Melupakan Sejenak
86 86. Bertemu Keny
87 87. Bersikukuh
88 88. Kita Harus Bicara
89 89. BERLIAN-ku
90 90. Urusan Penting
91 91. Tertangkap Basah
92 92. Ketegasan Yang Tertunda Membuahkan Peyesalan
93 93. Pertengkaran Dua Besan
94 94. Maafkan Mama
95 95. Balon Permohonan Maaf
96 96. Takut Kehilangan
97 97. Berikan Bayimu
98 98. Habis Manis Sepah Dibuang
99 99. Kesempatan Kedua
100 100. Melahirkan
101 101. Firasat
102 102. Bayi Siapa?
103 103. Arseano Kembali
104 104. Di Jemput Petugas
105 105..Obrolan Kenny dan Dirga
106 106. Tidak Mentolerir
107 107. Sulaman Bunga Teratai
108 108. The End
Episodes

Updated 108 Episodes

1
1. Pertengkaran
2
2. Kecelakaan
3
3. Pergi Untuk Selamanya.
4
4. Kembali Berkerja
5
5. Asisten Brekele
6
6. Tersudut
7
7. SPG Sehari
8
8. Yang Lain Palsu
9
9. Mirip
10
10. Nasihat
11
11. Rumah Sakit
12
12. Kekhawatiran Firans
13
13. Pekerjaan Menumpuk
14
14.Trauma
15
15. Terima Kasih
16
16. Merasa Percaya
17
17. Terkilir
18
18. Kesalahfahaman Dirga
19
19. Naif
20
20. Keluarga Monaliza
21
21. Para Tetangga Monaliza
22
22. Salah Bicara
23
23. Kunjungan Sang Majikan
24
24. Peringatan Keras
25
25. Pulang Dari Rumah Sakit
26
26. Dirga Dan Leon
27
27. Ultah Pernikahan tuan dan nyonya Gamsonrich
28
28. Pusing
29
29. Jangan Pergi (Visual Dirga, Monaliza, Leon)
30
30. Pergilah!
31
31. Mencari Tahu
32
32. Ingatan Semalam
33
33. Maafkan Aku
34
34. Pening Dan Pusing Tujuh Keliling
35
35. Cerita Dirga
36
36. Janji Bertemu
37
37. Dia Milikku
38
38. Perhatian Dirga
39
39. Mengantar Tamu
40
40. Jari Tidak Sopan
41
41. Mual dan Muntah
42
42. Masuk Angin
43
43. Nona Mengandung
44
44. Darah Dagingku
45
45. Semangkuk Sup
46
46. Sebutan Jelek
47
47. Perdebatan
48
48. Penthouse
49
49. Penjaga
50
50. Terungkap
51
51. Nasihat Firans
52
52. Minta Restu
53
53. Ucapan Yang Melukai
54
54. Lamaran Dirga
55
55. Membiasakan Diri
56
56. Membesuk Leon
57
57. Pembelaan
58
58. USG
59
59. Dokter Pasti Salah!
60
60. Bonus Liburan
61
61. Luapan Kesedihan
62
62. Keajaiban
63
63. Berharap Lupa Ingatan
64
64. Tawaran menjadi Model
65
65. Bertemu Keluarga Han
66
66. Makan Malam
67
67. Terungkap
68
68. Dicegat
69
69. Pertemuan Dua Keluarga
70
70. Persiapan Pernikahan
71
71. Hari Pernikahan
72
72. Satu Kamar
73
73. Kado Pernikahan
74
74. Pengganggu Malam Pengantin
75
75. Canggung
76
76. Kesiangan
77
77. Kotak Kado Lagi
78
78. Undangan Makan Keluarga
79
79. Hadiah dari Keluarga Han
80
80. Apartemen Leon
81
81. Memeriksa Lebih Detail
82
82. Isi Kotak Hadiah Pernikahan
83
83. Kunjungan Leon
84
84. Rasa Cemburu Tidak Jelas
85
85. Melupakan Sejenak
86
86. Bertemu Keny
87
87. Bersikukuh
88
88. Kita Harus Bicara
89
89. BERLIAN-ku
90
90. Urusan Penting
91
91. Tertangkap Basah
92
92. Ketegasan Yang Tertunda Membuahkan Peyesalan
93
93. Pertengkaran Dua Besan
94
94. Maafkan Mama
95
95. Balon Permohonan Maaf
96
96. Takut Kehilangan
97
97. Berikan Bayimu
98
98. Habis Manis Sepah Dibuang
99
99. Kesempatan Kedua
100
100. Melahirkan
101
101. Firasat
102
102. Bayi Siapa?
103
103. Arseano Kembali
104
104. Di Jemput Petugas
105
105..Obrolan Kenny dan Dirga
106
106. Tidak Mentolerir
107
107. Sulaman Bunga Teratai
108
108. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!