14.Trauma

"Maaf dokter, keluarga dari pasien yang bernama Monaliza Zhue ini tidak bisa kerumah sakit." Firans yang memahami maksud Dirga langsung angkat bicara.

"Kenapa pak Firans?" tanya dokter Hilda ingin tahu sambil meneliti wajah Firans yang duduk disamping Dirga.

"Ayah Monaliza sudah tiada, dia hidup bersama ibunya dan keempat orang adiknya yang masih kecil-kecil dok," dokter Hilda memperhatikan penuturan Firans sambil mengangguk-anggukan kepalanya pelan.

"Bila ibunya kemari, tidak mungkin meninggalkan keempat anaknya sendiri dirumah, sedangkan bila dibawah kerumah sakit juga tidak mungkin, karena aturan rumah sakit tidak memperbolehkan anak-anak ada dirumah sakit kecuali bila sakit." jelas Firans.

"Anda benar pak Firans." sahut dokter Hilda memahami apa yang disampaikan Firans mengenai keadaan keluarga dari Monaliza.

"Tapi sangat disayangkan, karena pihak keluarga, khususnya orang tuan nona Monaliza Zhue harus tahu kondisi putrinya sekarang," imbuh dokter Hilda.

"Kalau kami boleh tahu, apa maksud dokter dengan perkataan anda barusan mengenai kondisi Monaliza?" tanya Firans, sambil melirik kearah Dirga yang duduk disampingnya.

"Hasil visum kami menerangkan tidak sempat terjadi pemerkosaan pada nona Monaliza," jelas dokter Hilda.

"Namun, akibat pelecehan seksual yang hampir terjadi pada dirinya semalam, nona Monaliza Zhue mengalami trauma," ucap dokter Hilda menatap Firan dan Dirga bergantian.

"Nona Monaliza sering terlihat cemas, terbangun tiba-tiba saat tertidur, sulit percaya pada orang-orang yang ia temui, termasuk kami para tenaga kesehatan." jelas dokter Hilda.

"Ini membuat kami agak kesulitan untuk merawatnya. Kami juga sudah mendatangkan psikolog, tapi ia mengusirnya dengan rasa ketakutan."jelas dokter Hilda.

"Itu sebabnya, perlu adanya keluarga terdekatnya yang memberikan dukungan padanya. Saya rasa pasien tidak akan takut bila bertemu dengan ibunya." imbuh dokter Hilda lagi.

"Sepertinya, kekerasan yang dilakukan para pria itu membekas diingatan nona Monaliza Zhue, sehingga menimbilkan trauma," jelas dokter Hilada lagi.

"Baiklah dokter, kami akan berusaha mendatangkan ibu dari Monaliza kemari," sahut Firans, setelah mendengar penuturan dari sang dokter.

Dirga hanya terdiam saja, entah apa yang sedang difikirkannya, yang jelas ada banyak fikiran didalam kepalanya saat itu.

"Bagaimana kalau kita menemui pasien untuk melihat kondisinya?" kata dokter Hilda.

"Baik dok," sahut Firans.

Dokter Hilda langsung beranjak dari duduknya diikuti Firans dan Dirga menuju ruang rawat inap Monaliza.

Prankkk!

Suara benda kaca terjatuh dilantai, saat dokter Hilda baru saja mendorong knop pintu ruang rawat inap Monaliza.

Membuat Dokter Hilda, Firanz, dan Dirga saling berpandangan karena terkejut

"Siapa disana?!" teriak suara seorang wanita dari dalam ruangan rawat inap membuat mereka kembali saling berpandangan.

"Pak Dirga dan pak Firans tenang saja, tetap ikuti saya," ucap dokter Hilda memberi instruksi. Dirga dan Firans hanya mengangguk mendengar arahan dokter Hilda.

"Selamat siang nona Monaliza," sapa dokter Hilda sambil mengulas senyum hangatnya mendekati Monaliza yang terlihat takut.

Monaliza tidak menjawab ia hanya menatap penuh kewaspadaan, karena telinganya mendengar langkah kaki orang yang berjalan dibelakang dokter Hilda.

"Jangan biarkan dia masuk dokter!" teriak Monaliza dengan wajah cemas, saat melihat Firans muncul dibelakang punggung dokter Hilda.

Firans langsung mengentikan langkahnya didepan pintu, lalu berbalik keluar mendekati Dirga yang masih berdiri diluar ruangan.

Dokter Hilda menoleh sejenak, lalu kembali memandang kearah Monaliza sambil mendekati gadis itu yang sudah menjatuhkan piring makan siangnya hingga pecah berserakan dilantai.

"Tenang nona Monaliza, mereka adalah atasanmu dari tempat kerjamu, pak Dirga dan pak Firans, datang untuk menjengukmu," ucap dokter Hilda berusaha menenangkan.

"Pak Dirga?" tanya Monaliza, ia terlihat berfikir sejenak, lalu mengangguk.

"Pak Dirga boleh masuk?" tanya dokter Hilda memastikan. Kembali Monaliza mengangguk pelan.

Dokter Hilda melangkah kepintu untuk menemui Dirga dan Firans yang sedang menunggu diluar karena dilarang masuk oleh Monaliza.

"Mohon maaf, untuk sementara hanya pak Dirga saja yang boleh masuk menemui nona Monaliza Zhue,"ucap dokter Hilda pada Firans dan Dirga.

"Kenapa-, harus saya dok?" tanya Dirga bingung menatap dokter Hilda sambil melirik kearah Firans disebelahnya.

Menurutnya, bila dilihat kedekatan, Firans-lah yang lebih dekat, karena mereka sempat pergi bersama untuk urusan pekerjaan kemaren sebelum insiden semalam. Sedangkan dirinya mengobrol-pun belum pernah dengan Monaliza.

"Entahlah pak Dirga, saya juga tidak tahu, tapi nona Monaliza tadi mengatakan kalau hanya anda yang boleh masuk." ucap dokter Hilda.

"Baiklah kalau begitu," sahut Dirga, ia lalu masuk mengikuti dokter Hilda dari belakangnya.

Monaliza menatap datar kearah dokter Hilda dan Dirga yang masuk keruang rawat inapnya dan mendekati dirinya.

Sementara pandangan Dirga terfokus pada lantai dibawah ranjang pasien yang kotor. Pecahan piring kaca bercampur menu makan siang masih berhamburan disana, sèpertinya suara benda jatuh yang pecah tadi adalah piring makan siang Monaliza, batin Dirga.

Dirga langsung mengambil sekop sampah dan sapu yang ada disudut dekat kamar mandi pasien.

"Biar perawat saja yang mengerjakannya pak Dirga," ucap dokter Hilda merasa tidak enak, saat melihat Dirga akan membersihkan hasil perbuatan Monaliza.

"Tidak apa-apa dokter. Tolong pesankan pada suster untuk membawakan Monaliza makan siangnya lagi," pinta Dirga sambil membersihkan pecahan yang masih berserakan dilantai.

"Baik pak Dirga," dokter Hilda lalu meraih ponselnya. Terdengar ia sedang menghubungi seseorang.

Monaliza hanya memperhatikan apa yang dilakukan Dirga tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Setelah selesai menelpon, dokter Hilda mendekati Monaliza yang duduk diranjangnya sambil menyandarkan punggungnya.

"Bagaimana keadaanmu siang ini nona Monaliza?" tanya dokter Hilda menatap retina mata gadis itu.

"Baik," sahut Monaliza tanpa semangat.

"Ibumu, belum bisa datang kemari nona," ucap dokter Hilda masih tetap menatap mata Monaliza yang sendu.

"Ibu?" Monaliza mengulang kata dokter Hilda, ia menatap dokter Hilda yang masih menatapnya.

"Iya, ibu anda nona Hilda?" ucap dokter Hilda lagi.

"Apakah ibu tahu aku ada disini?"tanya Monaliza lirih. Dokter Hilda hanya menganggukan kepalanya.

"Kasihan ibu, kasihan adik-adik," air mata Monaliza langsung menetes jatuh tanpa terbendung.

"Apakah kau merindukan mereka?" tanya dokter Hilda. Monaliza hanya mengangguk sambil mengusap airmatanya yang jatuh dipipinya.

"Kami akan mengusahakan ibumu datang kemari untuk menemuimu nona," ucap dokter Hilda.

"Jangan dok," sahut Monaliza cepat dengan wajah cemasnya.

"Kanapa?" tanya dokter Hilda ingin tahu.

"Kasihan ibu, ibu sudah terlalu lelah mengurus adik-adik, aku tidak apa-apa dok, aku seharusnya segera pulang, mereka pasti khawatir mencariku," ucapnya panik.

"Kau belum boleh pulang sekarang nona, lukamu masih belum sembuh, kau harus dirawat dulu disini,"ucap dokter Hilda mengingatkan.

"Tapi-, saya khawatir tidak bisa membayar tagihan rumah sakit kalau terlalu lama dirawat disini dokter," ucap Monaliza jujur mengemukakan alasan rasa kekhawatirannya.

"Untuk saat ini, nona Monaliza jangan memikirkan hal itu dulu, fikirkanlah untuk kesembuhan nona supaya bisa segera pulang." jelas dokter Hilda berusaha meberi pengertian pada pasiennya itu.

Monaliza mengangguk pelan mendengar ucapan dokter Hilda, ia menatap dokter Hilda lalu beralih pada Dirga yang baru menyelesaikan pekerjaannya membersihkan lantai kotor akibat perbuatanya.

Terpopuler

Comments

Rini Antika

Rini Antika

smg cepet sembuh mona

2023-02-08

1

Rini Antika

Rini Antika

kasihan Mona

2023-02-08

1

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Semoga cepat sembuh Monaliza

2022-12-11

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertengkaran
2 2. Kecelakaan
3 3. Pergi Untuk Selamanya.
4 4. Kembali Berkerja
5 5. Asisten Brekele
6 6. Tersudut
7 7. SPG Sehari
8 8. Yang Lain Palsu
9 9. Mirip
10 10. Nasihat
11 11. Rumah Sakit
12 12. Kekhawatiran Firans
13 13. Pekerjaan Menumpuk
14 14.Trauma
15 15. Terima Kasih
16 16. Merasa Percaya
17 17. Terkilir
18 18. Kesalahfahaman Dirga
19 19. Naif
20 20. Keluarga Monaliza
21 21. Para Tetangga Monaliza
22 22. Salah Bicara
23 23. Kunjungan Sang Majikan
24 24. Peringatan Keras
25 25. Pulang Dari Rumah Sakit
26 26. Dirga Dan Leon
27 27. Ultah Pernikahan tuan dan nyonya Gamsonrich
28 28. Pusing
29 29. Jangan Pergi (Visual Dirga, Monaliza, Leon)
30 30. Pergilah!
31 31. Mencari Tahu
32 32. Ingatan Semalam
33 33. Maafkan Aku
34 34. Pening Dan Pusing Tujuh Keliling
35 35. Cerita Dirga
36 36. Janji Bertemu
37 37. Dia Milikku
38 38. Perhatian Dirga
39 39. Mengantar Tamu
40 40. Jari Tidak Sopan
41 41. Mual dan Muntah
42 42. Masuk Angin
43 43. Nona Mengandung
44 44. Darah Dagingku
45 45. Semangkuk Sup
46 46. Sebutan Jelek
47 47. Perdebatan
48 48. Penthouse
49 49. Penjaga
50 50. Terungkap
51 51. Nasihat Firans
52 52. Minta Restu
53 53. Ucapan Yang Melukai
54 54. Lamaran Dirga
55 55. Membiasakan Diri
56 56. Membesuk Leon
57 57. Pembelaan
58 58. USG
59 59. Dokter Pasti Salah!
60 60. Bonus Liburan
61 61. Luapan Kesedihan
62 62. Keajaiban
63 63. Berharap Lupa Ingatan
64 64. Tawaran menjadi Model
65 65. Bertemu Keluarga Han
66 66. Makan Malam
67 67. Terungkap
68 68. Dicegat
69 69. Pertemuan Dua Keluarga
70 70. Persiapan Pernikahan
71 71. Hari Pernikahan
72 72. Satu Kamar
73 73. Kado Pernikahan
74 74. Pengganggu Malam Pengantin
75 75. Canggung
76 76. Kesiangan
77 77. Kotak Kado Lagi
78 78. Undangan Makan Keluarga
79 79. Hadiah dari Keluarga Han
80 80. Apartemen Leon
81 81. Memeriksa Lebih Detail
82 82. Isi Kotak Hadiah Pernikahan
83 83. Kunjungan Leon
84 84. Rasa Cemburu Tidak Jelas
85 85. Melupakan Sejenak
86 86. Bertemu Keny
87 87. Bersikukuh
88 88. Kita Harus Bicara
89 89. BERLIAN-ku
90 90. Urusan Penting
91 91. Tertangkap Basah
92 92. Ketegasan Yang Tertunda Membuahkan Peyesalan
93 93. Pertengkaran Dua Besan
94 94. Maafkan Mama
95 95. Balon Permohonan Maaf
96 96. Takut Kehilangan
97 97. Berikan Bayimu
98 98. Habis Manis Sepah Dibuang
99 99. Kesempatan Kedua
100 100. Melahirkan
101 101. Firasat
102 102. Bayi Siapa?
103 103. Arseano Kembali
104 104. Di Jemput Petugas
105 105..Obrolan Kenny dan Dirga
106 106. Tidak Mentolerir
107 107. Sulaman Bunga Teratai
108 108. The End
Episodes

Updated 108 Episodes

1
1. Pertengkaran
2
2. Kecelakaan
3
3. Pergi Untuk Selamanya.
4
4. Kembali Berkerja
5
5. Asisten Brekele
6
6. Tersudut
7
7. SPG Sehari
8
8. Yang Lain Palsu
9
9. Mirip
10
10. Nasihat
11
11. Rumah Sakit
12
12. Kekhawatiran Firans
13
13. Pekerjaan Menumpuk
14
14.Trauma
15
15. Terima Kasih
16
16. Merasa Percaya
17
17. Terkilir
18
18. Kesalahfahaman Dirga
19
19. Naif
20
20. Keluarga Monaliza
21
21. Para Tetangga Monaliza
22
22. Salah Bicara
23
23. Kunjungan Sang Majikan
24
24. Peringatan Keras
25
25. Pulang Dari Rumah Sakit
26
26. Dirga Dan Leon
27
27. Ultah Pernikahan tuan dan nyonya Gamsonrich
28
28. Pusing
29
29. Jangan Pergi (Visual Dirga, Monaliza, Leon)
30
30. Pergilah!
31
31. Mencari Tahu
32
32. Ingatan Semalam
33
33. Maafkan Aku
34
34. Pening Dan Pusing Tujuh Keliling
35
35. Cerita Dirga
36
36. Janji Bertemu
37
37. Dia Milikku
38
38. Perhatian Dirga
39
39. Mengantar Tamu
40
40. Jari Tidak Sopan
41
41. Mual dan Muntah
42
42. Masuk Angin
43
43. Nona Mengandung
44
44. Darah Dagingku
45
45. Semangkuk Sup
46
46. Sebutan Jelek
47
47. Perdebatan
48
48. Penthouse
49
49. Penjaga
50
50. Terungkap
51
51. Nasihat Firans
52
52. Minta Restu
53
53. Ucapan Yang Melukai
54
54. Lamaran Dirga
55
55. Membiasakan Diri
56
56. Membesuk Leon
57
57. Pembelaan
58
58. USG
59
59. Dokter Pasti Salah!
60
60. Bonus Liburan
61
61. Luapan Kesedihan
62
62. Keajaiban
63
63. Berharap Lupa Ingatan
64
64. Tawaran menjadi Model
65
65. Bertemu Keluarga Han
66
66. Makan Malam
67
67. Terungkap
68
68. Dicegat
69
69. Pertemuan Dua Keluarga
70
70. Persiapan Pernikahan
71
71. Hari Pernikahan
72
72. Satu Kamar
73
73. Kado Pernikahan
74
74. Pengganggu Malam Pengantin
75
75. Canggung
76
76. Kesiangan
77
77. Kotak Kado Lagi
78
78. Undangan Makan Keluarga
79
79. Hadiah dari Keluarga Han
80
80. Apartemen Leon
81
81. Memeriksa Lebih Detail
82
82. Isi Kotak Hadiah Pernikahan
83
83. Kunjungan Leon
84
84. Rasa Cemburu Tidak Jelas
85
85. Melupakan Sejenak
86
86. Bertemu Keny
87
87. Bersikukuh
88
88. Kita Harus Bicara
89
89. BERLIAN-ku
90
90. Urusan Penting
91
91. Tertangkap Basah
92
92. Ketegasan Yang Tertunda Membuahkan Peyesalan
93
93. Pertengkaran Dua Besan
94
94. Maafkan Mama
95
95. Balon Permohonan Maaf
96
96. Takut Kehilangan
97
97. Berikan Bayimu
98
98. Habis Manis Sepah Dibuang
99
99. Kesempatan Kedua
100
100. Melahirkan
101
101. Firasat
102
102. Bayi Siapa?
103
103. Arseano Kembali
104
104. Di Jemput Petugas
105
105..Obrolan Kenny dan Dirga
106
106. Tidak Mentolerir
107
107. Sulaman Bunga Teratai
108
108. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!