8. Yang Lain Palsu

"Pak Firans, anda sangat pandai memilih seorang SPG," puji kepala showroom dengan senyum lebarnya, sambil melihat daftar penjualan hari itu yang lebih banyak dari biasanya.

"Kalau masalah itu, saya memang ahlinya pak Handika," sahut Firans memuji diri sendiri sambil ikut tersenyum lebar.

"Baru sehari, penjualan SPG anda sudah belasan unit," imbuh kepala showroom lagi masih dengan senyum lebarnya

"Saya tidak keberatan kalau besok Monaliza kembali kemari," kata sang kepala showroom itu penuh harap.

"Saya rasa itu tergantung CEO kita pak Handika," ucap Firans sambil melirik Dirga yang duduk disebelahnya.

Dirga yang disinggung tidak memberi respon apapun, ia terlihat sibuk memeriksa email yang masuk ketabletnya.

"Pak Firans, sepertinya wajah SPG yang bernama Monaliza itu mirip dengan mendiang-, ibu Megan," ucap kepala showroom itu memelankan ucapannya pada ujung kalimatnya, ia melirik sejenak kearah Dirga yang masih sangat sibuk dengan tablet dihadapannya.

"Hanya ada satu Megan didunia ini, yang lain palsu!" ucap Dirga ketus, membuat Firans dan Handika saling berpandangan. Keduanya tidak menyangka, ternyata sang CEO mereka itu tetap menyimak obrolan mereka walau sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"M-maafkan saya pak Dirga, saya tidak bermaksud apa-apa," ucap Handika merasa tidak nyaman, saat dilihatnya Dirga berdiri dari duduknya.

"Eum," Dirga hanya bergumam. Dari wajah datarnya, bisa terlihat bila ia sangat tidak menyukai ada orang yang menyentil sedikit saja tentang apapun itu mengenai mendiang tunangannya.

"Saya rasa untuk hari ini sudah cukup baik pak Handika. Saya harap penjualan besok bisa lebih meningkat lagi," ucap Dirga.

"Baik pak," sahut Handika, ia-pun ikut berdiri.

"Ingat, kita hanya menjual stock unit yang ada digudang kita saja pak Handika," tambah Dirga lagi.

"Baik pak, kami siap memasarkan unit-unit yang ready saja," sahut Handika dengan suara tegasnya.

"Bagus," ujar Dirga.

"Firans, apa kau masih betah disini atau ikut pulang denganku?" tanya Dirga, ia mengalihkan pandangannya pada asisten sekaligus sahabatnya itu.

"Tentu saja aku akan pulang, tidak mungkin 'kan aku menginap disini?," ucap Firans seraya mengambil tas kerjanya.

"Pak Handika, kami permisi dulu, bila pekerjaanmu sudah selesai, kau juga boleh pulang," ucap Firans, lalu bergegas menyusul Dirga yang telah mendahuluinya keluar dari ruang kerja Handika.

"Terima kasih pak Firans," sahut Handika. Perasaannya masih kurang nyaman pada Dirga, CEO-nya itu, walau tanpa sengaja, dirinya sudah menyinggung perasaan atasannya yang baru saja berusaha bangkit dari rasa dukanya.

Setelah mereka menghilang dari pandangannya, Handika segera membereskan beberapa pekerjaannya yang belum rampung sebelum ia pulang.

"Kau mau kemana Firans?" tanya Dirga, saat dilihatnya Firans berjalan serong menuju pameran showroom.

"Apakah kau lupa bila aku kemari bersama Monaliza?" sahut Firans, ia menghentikan sejenak langkahnya, dan berbalik menghadap CEO-nya itu.

"Aku akan mengantarkannya pulang. Apakah kau sudah berubah fikiran sekarang, dan mau bergabung bersama kami?" goda Firans.

"Tidak, aku lebih baik pulang sendiri saja sekarang." sahut Dirga datar, ia lalu kembali melangkah menuju lift yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

Sebelum lift tertutup, Dirga sempat melihat bayangan Monaliza yang sedang berbicara pada Firans yang baru saja datang menghampirinya.

"Kalian memang mirip," lirih Dirga, sambil melihat pada layar ponselnya yang menyala, yang ia naikan keudara tepat didepan wajahnya, sehingga ia bisa melihat secara bersamaan, bayangan Monaliza dan Megan yang ada di layar ponselnya.

Rasa duka itu, kembali menyerangnya. Hampir satu bulan ini, Megan pergi meninggalkannya untuk selamanya. Meninggalkan mimpi-mimpi dan harapannya yang tidak akan pernah bisa terwujud.

"Megan? Kenapa Megan? Kenapa kau begitu keras kepala saat itu?" Tanpa terasa, Dirga luruh kelantai lift sambil mengobrak-abrik rambutnya yang bertambah gondrong dengan kasar.

"Andai saja kau mendengarkanku? Kau pasti masih ada disisiku saat ini Megan?" Dirga terus bermonolog seorang diri dengan menyesalkan keputusan yang telah diambil oleh mendiang tunangannya itu.

Ting! Tong!

Lift terbuka dilantai dasar. Seorang pria muda buru- buru masuk kedalam lift untuk naik keatas.

"Anda baik- baik saja pak?" tanya pemuda itu, saat melihat Dirga duduk dilantai lift sambil menyandarkan punggungnya didinding. ia membantu Dirga untuk bediri lalu memapahnya keluar.

"Terima kasih, saya baik- baik saja," sahut Dirga. Ia lalu berlalu pergi.

"Pak! Pak! Tunggu!" panggil pemuda itu lagi. Ia segera memungut ponsel dilantai lift dan berlari keluar dari lift mencari Dirga yang sudah menghilang entah kemana.

*

"Monaliza!" panggil Firans sambil mendekati Monaliza.

"Iya pak Firans," sahut Monaliza seraya menoleh kearah Firans yang berjalan kearahnya.

"Kau sudah selesai?" tanya Firans lagi.

"Sedikit lagi pak Firans," Monaliza kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Firans duduk tepat dihadapan meja Monaliza, ia memperhatikan gadis itu yang tengah serius menulis diatas kertas.

Firans melirik arloji ditangannya yang sudah menunjukan pukul 7 malam, suasana showroom nampak sepi, karena SPG yg bertugas di siang hari sudah kembali, dan akan dilanjutkan SPG yang bertugas dimalam hari.

"Pak Firans, ini nama-nama konsumen yang berencana akan membeli mobil." ucap Monaliza, sambil menyodorkan catatan yang baru ia tulis pada Firans.

"Bukankah catatanya tadi telah kau berikan pada kepala showroom?" ungkap Firans yang menyempatkan ikut meeting dengan para SPG sore tadi.

"Benar pak Firans, ini ada catatan tambahan konsumen baru, jadi saya memberikannya pada pak Firans saja." jelas Monaliza.

Firans menerima kertas yang telah disodorkan oleh Monalisa, ia memperhatikannya sejenak lalu menyimpannya kedalam tas kerjanya.

"Aku akan mentraktirmu makan malam," kata Firans.

"Terima kasih pak Firans, tapi saya sedang buru-buru," tolak Monaliza.

"Aku tidak menerima penolakan, anggap saja ini sebagai ucapan terima kasihku, karena kau bersedia kurekrut menjadi SPG sehari disini." Firans berusaha membuat Monaliza menerima ajakan makan malamnya.

"Tapi saya sudah ada janji dengan seorang teman pak," Monaliza tetap berusaha memberikan alasan penolakannya, sambil membenahi beberapa brosur miliknya yang telah diberikan oleh manager operasional padanya saat dikantor, dan memasukannya didalam tas kerjanya.

"Dan aku juga tidak akan membiarkanmu pergi sebelum kau mengisi perutmu, karena kau kemari bersamaku." ucap Firans tetap bersikeras.

Monaliza nampak ragu sejenak, ia menatap wajah Firans yang juga sedang menatap kearahnya. "Tapi bagaimana kalau teman saya tiba disini nanti?" ucap Monaliza ragu.

"Ajak temanmu makan malam bersama kita, beres kan," kata Firans enteng.

Monaliza mengikuti Firans menuju salah satu restoran yang berada disekitar showroom mobil milik perusahaan Surya Otomotif di mall itu.

Keduanya duduk disalah satu meja yang kosong sambil menunggu pesanan makan malam mereka yang belum tiba.

Dritt. Dritt.

Monaliza segera meraih ponselnya dari dalam tas kerjanya, saat dilihatnya siapa yang melakukan panggilan padanya, ia menatap sebentar pada Firans seolah meminta persetujuan.

Firans yang seolah mengerti maksud Monaliza menganggukan kepalanya supaya gadis didepannya itu boleh mengangkat ponselnya.

"Hallo Leon," sambut Monaliza.

"Kau dimana? Aku tidak menemukanmu di showroom, Sepi,-" Sahut suara pria dari sambungan telepon.

"Berjalanlah kearah utara, ada restoran disana, masuklah. Aku menunggumu disana," ucap Monaliza menjelaskan dimana ia berada.

"Baiklah," sahut pria itu singkat. Ia lalu menutup teleponnya.

Terpopuler

Comments

Mommy QieS

Mommy QieS

Dua kuntum gift 🌹🌹 untuk mu kak😊😘

2023-06-09

1

Mommy QieS

Mommy QieS

apa si Leon pacarnya Mona?

2023-06-09

1

Mommy QieS

Mommy QieS

hemmm, akhirnya 😍😍

2023-06-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertengkaran
2 2. Kecelakaan
3 3. Pergi Untuk Selamanya.
4 4. Kembali Berkerja
5 5. Asisten Brekele
6 6. Tersudut
7 7. SPG Sehari
8 8. Yang Lain Palsu
9 9. Mirip
10 10. Nasihat
11 11. Rumah Sakit
12 12. Kekhawatiran Firans
13 13. Pekerjaan Menumpuk
14 14.Trauma
15 15. Terima Kasih
16 16. Merasa Percaya
17 17. Terkilir
18 18. Kesalahfahaman Dirga
19 19. Naif
20 20. Keluarga Monaliza
21 21. Para Tetangga Monaliza
22 22. Salah Bicara
23 23. Kunjungan Sang Majikan
24 24. Peringatan Keras
25 25. Pulang Dari Rumah Sakit
26 26. Dirga Dan Leon
27 27. Ultah Pernikahan tuan dan nyonya Gamsonrich
28 28. Pusing
29 29. Jangan Pergi (Visual Dirga, Monaliza, Leon)
30 30. Pergilah!
31 31. Mencari Tahu
32 32. Ingatan Semalam
33 33. Maafkan Aku
34 34. Pening Dan Pusing Tujuh Keliling
35 35. Cerita Dirga
36 36. Janji Bertemu
37 37. Dia Milikku
38 38. Perhatian Dirga
39 39. Mengantar Tamu
40 40. Jari Tidak Sopan
41 41. Mual dan Muntah
42 42. Masuk Angin
43 43. Nona Mengandung
44 44. Darah Dagingku
45 45. Semangkuk Sup
46 46. Sebutan Jelek
47 47. Perdebatan
48 48. Penthouse
49 49. Penjaga
50 50. Terungkap
51 51. Nasihat Firans
52 52. Minta Restu
53 53. Ucapan Yang Melukai
54 54. Lamaran Dirga
55 55. Membiasakan Diri
56 56. Membesuk Leon
57 57. Pembelaan
58 58. USG
59 59. Dokter Pasti Salah!
60 60. Bonus Liburan
61 61. Luapan Kesedihan
62 62. Keajaiban
63 63. Berharap Lupa Ingatan
64 64. Tawaran menjadi Model
65 65. Bertemu Keluarga Han
66 66. Makan Malam
67 67. Terungkap
68 68. Dicegat
69 69. Pertemuan Dua Keluarga
70 70. Persiapan Pernikahan
71 71. Hari Pernikahan
72 72. Satu Kamar
73 73. Kado Pernikahan
74 74. Pengganggu Malam Pengantin
75 75. Canggung
76 76. Kesiangan
77 77. Kotak Kado Lagi
78 78. Undangan Makan Keluarga
79 79. Hadiah dari Keluarga Han
80 80. Apartemen Leon
81 81. Memeriksa Lebih Detail
82 82. Isi Kotak Hadiah Pernikahan
83 83. Kunjungan Leon
84 84. Rasa Cemburu Tidak Jelas
85 85. Melupakan Sejenak
86 86. Bertemu Keny
87 87. Bersikukuh
88 88. Kita Harus Bicara
89 89. BERLIAN-ku
90 90. Urusan Penting
91 91. Tertangkap Basah
92 92. Ketegasan Yang Tertunda Membuahkan Peyesalan
93 93. Pertengkaran Dua Besan
94 94. Maafkan Mama
95 95. Balon Permohonan Maaf
96 96. Takut Kehilangan
97 97. Berikan Bayimu
98 98. Habis Manis Sepah Dibuang
99 99. Kesempatan Kedua
100 100. Melahirkan
101 101. Firasat
102 102. Bayi Siapa?
103 103. Arseano Kembali
104 104. Di Jemput Petugas
105 105..Obrolan Kenny dan Dirga
106 106. Tidak Mentolerir
107 107. Sulaman Bunga Teratai
108 108. The End
Episodes

Updated 108 Episodes

1
1. Pertengkaran
2
2. Kecelakaan
3
3. Pergi Untuk Selamanya.
4
4. Kembali Berkerja
5
5. Asisten Brekele
6
6. Tersudut
7
7. SPG Sehari
8
8. Yang Lain Palsu
9
9. Mirip
10
10. Nasihat
11
11. Rumah Sakit
12
12. Kekhawatiran Firans
13
13. Pekerjaan Menumpuk
14
14.Trauma
15
15. Terima Kasih
16
16. Merasa Percaya
17
17. Terkilir
18
18. Kesalahfahaman Dirga
19
19. Naif
20
20. Keluarga Monaliza
21
21. Para Tetangga Monaliza
22
22. Salah Bicara
23
23. Kunjungan Sang Majikan
24
24. Peringatan Keras
25
25. Pulang Dari Rumah Sakit
26
26. Dirga Dan Leon
27
27. Ultah Pernikahan tuan dan nyonya Gamsonrich
28
28. Pusing
29
29. Jangan Pergi (Visual Dirga, Monaliza, Leon)
30
30. Pergilah!
31
31. Mencari Tahu
32
32. Ingatan Semalam
33
33. Maafkan Aku
34
34. Pening Dan Pusing Tujuh Keliling
35
35. Cerita Dirga
36
36. Janji Bertemu
37
37. Dia Milikku
38
38. Perhatian Dirga
39
39. Mengantar Tamu
40
40. Jari Tidak Sopan
41
41. Mual dan Muntah
42
42. Masuk Angin
43
43. Nona Mengandung
44
44. Darah Dagingku
45
45. Semangkuk Sup
46
46. Sebutan Jelek
47
47. Perdebatan
48
48. Penthouse
49
49. Penjaga
50
50. Terungkap
51
51. Nasihat Firans
52
52. Minta Restu
53
53. Ucapan Yang Melukai
54
54. Lamaran Dirga
55
55. Membiasakan Diri
56
56. Membesuk Leon
57
57. Pembelaan
58
58. USG
59
59. Dokter Pasti Salah!
60
60. Bonus Liburan
61
61. Luapan Kesedihan
62
62. Keajaiban
63
63. Berharap Lupa Ingatan
64
64. Tawaran menjadi Model
65
65. Bertemu Keluarga Han
66
66. Makan Malam
67
67. Terungkap
68
68. Dicegat
69
69. Pertemuan Dua Keluarga
70
70. Persiapan Pernikahan
71
71. Hari Pernikahan
72
72. Satu Kamar
73
73. Kado Pernikahan
74
74. Pengganggu Malam Pengantin
75
75. Canggung
76
76. Kesiangan
77
77. Kotak Kado Lagi
78
78. Undangan Makan Keluarga
79
79. Hadiah dari Keluarga Han
80
80. Apartemen Leon
81
81. Memeriksa Lebih Detail
82
82. Isi Kotak Hadiah Pernikahan
83
83. Kunjungan Leon
84
84. Rasa Cemburu Tidak Jelas
85
85. Melupakan Sejenak
86
86. Bertemu Keny
87
87. Bersikukuh
88
88. Kita Harus Bicara
89
89. BERLIAN-ku
90
90. Urusan Penting
91
91. Tertangkap Basah
92
92. Ketegasan Yang Tertunda Membuahkan Peyesalan
93
93. Pertengkaran Dua Besan
94
94. Maafkan Mama
95
95. Balon Permohonan Maaf
96
96. Takut Kehilangan
97
97. Berikan Bayimu
98
98. Habis Manis Sepah Dibuang
99
99. Kesempatan Kedua
100
100. Melahirkan
101
101. Firasat
102
102. Bayi Siapa?
103
103. Arseano Kembali
104
104. Di Jemput Petugas
105
105..Obrolan Kenny dan Dirga
106
106. Tidak Mentolerir
107
107. Sulaman Bunga Teratai
108
108. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!