Dia abad ke 18 lalu....
Biena, itu adalah nama putri cantik di kerajaan tenggara. Dia memiliki tunangan namun keukeuh ingin menikah dengan pangeran dari kerajaan barat bernama Ziano.
Sayangnya itu adalah kerajaan musuh, Raja sulit untuk memenuhi permintaan Biena, tapi demi putri kesayangan Raja mengirim surat perdamaian dan bermaksud menikahkan anak sebagai tali penghubung mereka.
Surat itu ditolak, hal itu membuat Biena nekat mengirim orang untuk meracuni tunangan Ziano.
Sekarang Biena menerima imbasnya, saat ini terjadi perang sebab dendam Ziano atas kematian wanita yang ia cinta yang diracun oleh Biena.
“Ayah!” teriak Biena yang datang menggunakan kuda. Semakin dekat ia semakin terlihat tubuh ayahnya yang tertancap panas dan juga pedang.
Biena turun dari kuda langsung memangku ayah yang sudah tidak bernyawa. Air mata begitu deras turun dari mata Biena. “Ayah, maafkan Biena Ayah,” ucap Biena pelan, dia tahu ayahnya sudah tidak bernyawa lagi.
Panglima berlari untuk melindungi Biena dari Ziano yang siap menebas Biena dari samping.
Tang!
Pedang panglima dan Ziano beradu, hampir saja itu tadi mengenai Biena. “Putri apa yang Anda lakukan di sini? Kembalilah!” teriak panglima.
“Diam kau! Beraninya kau membentakku!” marah Biena, dia masih belum rela meninggalkan ayahnya.
“Di sini berbahaya Putri.” Dia kesulitan menahan Ziano, hingga akhirnya kaki panglima ditebas oleh Ziano.
Ziano mendekati Biena dengan senyum yang tidak terlihat ramah. “Terima kasih telah datang, aku jadi tidak perlu datang ke istana untuk mencarimu,” ujarnya.
Biena mengambil pedang yang sebelumnya ada di tangan sang ayah, dia berdiri mengangkat pedang itu menantang Ziano.
“Putri apa yang kau lakukan? Pergilah!” teriak panglima yang merangkak berusaha mendekati Biena untuk melindungi gadis itu.
Sebelum mengayun pedang, Biena melirik mayat sang ayah, dia tersenyum kemudian bergumam kecil, “Ayah lihatlah aku membelamu, Ayah. jika aku msti di sini aku harap akan menjadi anak Ayah lagi.” Air matanya menetes ia yang tidak punya pengalaman berpedang berlari mendekati Ziano diiringi oleh suara teriakkan panglima.
“Putri!”
Sras!
Tubuh Biena terbelah menjadi dua bagian terpisah antara kaki dan perut. Sebelum mati gadis itu sempat mengucapkan sesuatu yang masih terdengar di telinga Ziano. “Kehidupan selanjutnya aku harap kau mencintaiku.”
Setelah Biena memejamkan matanya Ziano baru menjawab. “Tidak ada kehidupan selanjutnya, Putri,” tuturnya berangsur pergi.
***
“Biena bangun! Bangun!” teriak seorang wanita yang sejak tadi teriak-teriak membangunkan putrinya.
Biena pun bangun. “A-aku mati?”
“Apanya yang mati?” heran wanita itu.
Biena membuang selimut ke lantai guna melihat kakinya. “Ah kakiku masih nyambung,” leganya dengan napas yang tidak beraturan.
”Kau ini kenapa?”
“Aku mimpi aneh, Bu.”
“Mimpi memang aneh, sana cepat makan. Nasi goreng kalau sudah dingin tidak enak.”
“Iya,” jawab Biena, setelah ibunya keluar Biena kembali memikirkan mimpi itu. “Rasanya sangat nyata hanya untuk dikatakan mimpi.”
Jea Biena, itu adalah nama gadis berumur 21 tahun. Dia tamatan SMA dan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya, soal biaya orang tua Biena masih mampu hanya saja Biena yang tidak mau sekolah lagi, alasannya simpel, dia bodoh, jahat, dan sering mendapat panggilan orang tua hingga gadis itu sendiri yang merasa capek atas tuntutan sekolah.
Ayah dan ibunya memiliki toko kue yang cukup digemari oleh banyak orang. Ya, Biena bisa dibilang orang berduit, gaya Biena tak kalah glamor dari gadis lainya, dia tak mau kalah hingga sering menuntut orang tua untuk memenuhi keinginannya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
aikoube
baru baca ternyata bagus.
tapi sayang yang baca cuma sedikit
2022-11-07
1