"Arsy?" Panggil Bunda dengan lembut.
Beberapa kali Arsy di panggil namun tetap diam dan tak menjawab hingga akhirnya ia tertidur pulas di kasur empuknya dengan bantal menutupi wajahnya yang telah basah dan sembab karena air mata.
Bunda pun melanjutkan masak memasaknya. Acara lamaran di majukan malam ini, karena Pak Baron dan Bu Tina, sahabat suaminya itu akan pergi ke luar kota. Setelah pulang dari luar kota, acara pernikahan itu segera di langsungkan.
"Bunda? Arsy sudah datang? Mau balikin mobil," ucap Wulan yang datang tiba - tiba lalu menyalami Bunda Bellaa.
"Mobil Arsy sama kamu? Tadi Arsy pulang sama siapa?" tanya Bunda Bella pelan kepada Wulan.
"Tadi katanya pulang sama Bismo. Mau nungguin sampai selesai rapat OSIS. Arsy pulang sama Bismo kan?" tanya Wulan dengan penasaran.
"Tadi sih ada suara mobil. Bunda pikir bawa mobil. Lagi pula kalau di antar Bismo pasti Bismo turun dan ketemu Bunda dulu," uca Bunda Bella pelan.
Wulan mengangguk paham. Di dalam hatinya langsung berpikir pasti ada sesuatu di antara Arsy dan Bismo.
"Ehem ... Arsy ada di atas Bunda?" tanya Wulan pelan.
"Ya." jwab Bunda Bella singkat sambil mengangkat kue bolu dari oven panas.
"Mau ada acara apa Bunda?" tanya Wulan pelan. Tidak biasanya Bunda Bella memasak sebnayak ini sampai Mbok Yum juga ikut turun tangan.
"Bunda Bella meletakkan kue bolu yang sudah matang itu di meja makan lalu memegang pundak Wulan pelan.
"Kamu mau makan siang dulu tidak? Ini sudah jam dua lebih. Pasti kamu lapar?" tanya Bunda Bella pelan.
"Nanti bareng Arsy saja Bunda. Wulan ke atas dulu saja ya, Bunda? Tidak apa - apa kan?" tanya Wulan pelan.
"Ya sudah. Bangunkan Arsy dan suruh cepat makan siang," titah Bunda Bella pelan.
Wulan pun langsung naik ke lantai dua, di mana kamar Arsy berada.
"Sy ... Arsy. Ini gue, Wulan. Numpang ke kamar mandi dong mau pipis," ucap wulan berbohong sambil mengetuk pintu kamar Arsy dengan kencang.
Arsy yang merasa terganggu, akhirnya bangun dan membukakan pintu. Wajahnya masih terlihat kusut dan sembab.
"Kamu kenapa Sy?" tanya Wulan pelan saat melihat temannya itu terlihat sangat kusut dan bersedih.
Wulan menutup pintunya dengan rapat tanpamengunci dan mengikuti Arsy yang melemparkan tubuhnya kembali di atas kasur empuk itu sambil menutup tubuhnya dengan selimut. Air matanya keluar kembali, saat mengingat kejadian tadi di ruang rapat. Bibirnya tak lagi perawan. Niatnya bibirnya ini akan diberikan hanya untuk suaminya nanti. Walaupun Arsy tetap menginginkan Bismo yang menjadi suaminya kelak.
Satu tangan Wulan mengusap rambut Arsy dengan pelan.
"Ada apa sebenarnya? Berantem sama Bismo?" tanya Wulan pelan.
Arsy tetap saja diam tak bicara. Dirinya menutup rapat kejadian tadi siang di ruang rapat termasuk kepada Wulan. Tentu punya rasa malu, tiba - tiba saja Bismo menciumnya. Tidak bisa di bayangkan kalau Ayah dan Bunda tahu tentu akan marah besar. Padaha selama ini, Ayah dan Bunda begitu percaya dengan Bismo jika Bismo mengajak Arsy pergi dengan meminta ijin kepada Ayah dan Bunda.
"Ya udah gak mau cerita. Makan yuk, Sy? Bunda udah suruh makan. Ehem ... Ngomong - ngomong mau ada acara apa? Kok Bunda masak - masak banyak banget, bikin kuenya juga cantik - cantik," ucap Wulan pelan.
Arsy langsung bangkit dari tidurnya dan menatap lekat kedua mata Wulan.
"Apa, acara? Acara apa?" tanya Arsy kembali dengan sedikit gugup dan cemas. Saat ini yang terlintas di pikirannya hanya acara lamaran yang tadi pagi diberitahukan oleh Ayah dan Bundanya.
"Gak tahu. Mungkin arisan keluarga," ucap Wulan sekenanya.
TOK ...
TOK ...
TOK ...
"Arsy ...." panggil Bunda Bella dari luar pintu kamar Arsy sambil mengetuk pintu itu pelan.
"Ya. Bunda," jawab Arsy dnegan keras. Arsy langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya agar sisa air mata itu hilang.
ceklek ...
"Arsy ... Ini gaun yang akan kamu pakai nanti maam," ucap Bunda Bella lembut.
Arsy mendengar ucapan Bunda dari dalam kamar mandi. Ia begitu panik dan cemas. Arsy belum siap, dan bukankah acara itu masih malam minggu besok? Kenapa malam ini sudah harus berlangsung.
Klontang ...
Arsy tidak sengaja menyenggol beberapa alat mandinya dan terjatuh di lantai.
"Kamu tidak apa - apa, Arsy?" tanya Bunda Bella lembut sambil mengetuk pelan pintu kamar mandi itu.
"Iya Bunda. Lagi cuci muka habis bangun tidur," ucap Arsy pelan dari dalam kamar mandi.
Bunda Bella berjalan menuju meja rias Arsy dan menggantungkan gaun cantik itu di depan pintu lemari Arsy.
"Mau ada acara apa, Bun?" tanya Wulan yang berjalan menghampiri Bunda Bella dan ikut memegang gaun cantik itu.
"Hari ini kan Arsy mau lamaran," ucap Bunda Bella tersenyum lebar.
"Apa? Lamaran? Sama Bismo? Arsy hamil, Bunda?" tanya Wulan dengan cemas dan penasaran.
"Hus ... Ngawur aja. Mau di lamar sama anak dri sahabatnya Ayah Arsy. Bismo? Dia masih terlalu kecil. Bunda hanya menganggap Bismo bersahabat dengan Arsy, tidaak lebih," ucap Bunda Bella pelan.
Jujur Arsy kaget. Namun rasa kagetnya berangsur hilanag karena benar apa yang da di pikirannya. Hari ini adalah hari lamarannya.
"Ini dia, anak gadis Bunda yang sudah mau di lamar. Kok mukanya sembab? Kamu habis nangis?" tanya Bunda Bella pelan.
Arsy menggelengkan kepalanya pelan.
"Gak Bunda. Tadi lelah terus tidur aja," ucap Arsy berbohong. Bengkak di mata sehabis menangis dan kebanyakan tidur tentu saja berbeda, Bunda tidak bisa di bohongi begitu saja.
"Makan dulu di bawah. Ajak Wulan sekalian. Setelah itu mandi dan persiapan lamaran. Wulan gak apa - apa tahu. masalah ini dan jadi rahasia ya?" uca Bunda Bella pelan.
"Iya Bunda, pasti di rahasiakan. Jadi lamarannya bukan sama Bismo?" tanya Wulan dnegan penasaran.
"Bukan dong. Sama Bismo cuma teman kan Arsy? Gak lebih?" tanya Bunda Bella pelan.
Arsy hanya bisa mengangguk pasrah sambil mentap Wulan.
"Oke sekarang makan dulu. Atau mau di bawa ke kamar? Biar di bawakan sama Mbok Yum?" tanya Bunda Bella pelan.
Arsy masih terdiam menatap gaun cantik yang sedikit terbuka yang akan di pakainya nanti malam saat acara lamaran.
"Iya Bunda. Makan di kamar saja," ucap Wulan sopan sambil mengusap pelan punggung Arsy.
Bunda Bella sudah keluar dari kamar Arsy dan turun ke bawah.
"Kamu tidak bilang kalau mau di lamar, Arsy? Jadi ini yang membuat kamu sedih? Putus dari Bismo?" tanya Wulan menuduh.
Arsy hanya menarik napas dalam dan menghembuskan napas itu pelan dari indera penciumannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 407 Episodes
Comments
Caca Cha
apakah arsy sdh siap ntuk dilamar??
2024-02-18
0
Rapa Rasha
tetep semangat lanjut
2024-01-22
0
bobo
ceritay bguz thor.tpi q gagal fkus dgn kata pelan yg di tulis berulang2...q rasa kta itu tidak perlu thor.klau sekali/dua kali ok.tpi lo berkali2 sgt menggagu.selain itu smua ok..mf y thor
2023-04-25
0