Bel pulang pun berbunyi. Dua jam pelajaran kosong itu hanya di isi tentang ungkapan hati Tit kepada Teddy yang lebay dan itu semua membuat Arsy dan Wulan sedikit muak melihatnya.
Teddy, Sang Guru BP yang ternyata tampan dan banyak di puja kaum hawa pun sudah kembali ke ruangannya. Arsy sendiri masih duduk di kursinya dan membereskan semua perlengkapan sekolahnya yang belum di rapikan ke dalam tas sekolahnya.
Tita menghampiri Arsy. Gadis cantik itu sengaja menggebrak meja Arsy hingga membuat Arsy terkejut.
"Kenapa?" tanya Arsy sedikit menantang Tita. Arsy merasa tidak salah, kenapa juga harus di datangi oleh Tita dan beberapa teman satu geng -nya.
"Kamu memang sudah punya Bismo. Jadi gak usah kecentilan di depan Pak Teddy. Aku akan deketin guru tampan itu. Asal kamu tahu, Pak Teddy bukan hanya guru BP di sekolah ini, beliau juga seorang wakil direktur salah satu perusahaan. Jadi, Pak Teddy milik TITA. Paham? Kamu ambil deh tuh Bismo, ketua OSIS yang udah mau lnegser, yang belum tahu masa depannya. Kalau aku mending cari yang pasti -pasti aja," ucap Tita sedikit tegas dan membentak.
"Kamu pikir? Aku mau sama Pak Teddy? Ambil saja, Aku gak minat sama sekali. Pak Teddy bukan tipe aku," ucap Arsy lantang sambil keluar dari kelasnya yang di ikuti oleh Wulan. Raut wajahnya nampak sekali kesal.
"Sy? Arsy?" panggil Bismo dari arah belakang yang mengejar Arsy.
Arsy berhenti melangkahkan kakinya dan memutar tubuhnya untuk melihat lelaki yang selama ini telah menjadi kekasihnya itu.
"Iya Mo. Kenapa? Katanya gak bisa pulang bareng?" ucap Arsy kemudian. Sejak pagi Bismo sibuk urusan OSIS yang sebentar lagi akan ada pelimpahan tugas kepada anggota OSIS baru tak lain adik kelasnya yang kini mengurus semua organisasi itu.
"Ini cokelat buat kamu. Aku memang sibuk untuk acara akhir pekan. Pelimpahan tugas akan di adakan di Puncak dengan berkemah. Aku harap kamu mau ikut, Sy. karena acara ini terbuka untuk seluruh siswa," ucap Bismo peln.
"Puncak? Nanti, Arsy tanya dan ijin Bunda dulu. Minggu depan kan kita ada karya wisata juga yang tak kalah pentingnya. Karya wisata itu kan juga buat pembuatan tugas akhir kita. Takutnya Bunda gak ngasih ijin untuk acara kemah," ucap Arsy pelan.
"Ya sudah. Aku gak maksa kamu Sy. Maaf kalau aku sibuk minggu -minggu ini dan tak bisa jemput atau pulang bareng kamu," ucap Bsmo lirih.
"Gak apa -apa Bismo. Aku percaya sama kamu," ucap Arsy pelan.
"Makasih Sy. Jangan lupa di makan cokelatnya," ucap Bismo mengingatkan.
"Iya. Aku pulang dulu ya," jawab Arsy pelan.
"Iya Sy. Hati -hati," ucap Bismo sambil melambaikan tangannya. Bismo mengulum senyum dan berbalik ke lorong kelas menuju ruang OSIS.
Arsy dan Wulan pun melanjutkan ke arah depan menuju parkiran mobilnya.
"Kamu ngerasa gak? Kalau Bismo itu akhir -akhir ini kayak berubah?" tanya Wulan pelan kepada Arsy.
Arsy menoleh ke arah Wulan.
"Beda? Beda gimana?" tanya Arsy pelan.
"Ya, Beda. Kayak lagi main umpet -umpetan gitu," ucap Wulan kemudian.
Sejujurnya, Wulan pernah melihat Bismo jalan bareng dengan adik kelasnya yang bernama Karina, kandidat calon sekertaris OSIS yang akan mulai bekerja tahun ajaran ini. Keduanya nampak akrab dan terlihat sudah sangat dekat sekali.
"Mungkin hanya perasaan kamu saja, Lan. Bismo kan memang sibuk." bela Arsy pelan lalu membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam. Arsy meletakkan cokelat besar yang tadi di bderikan Bismo. Kekasihnya itu sering memberikan cokelat karena tahu, Arsy menyukai makanan manis itu.
"Ya. Curiga boleh dong. Tapi, mending sudah putusakan aja Bsmo. Lagi pula, bentar lagi kamu juga mau nikah Sy. Pak Teddy tuh ganteng banget, senyumnya itu mani bnaget," ucap Wulan pelan.
"Hadeuh ... Tita kedua ini. Apa sih kernnya Pak Teddy? Biasa saja tahu. Mneding Bismo lah, keren, macho, ganteng, pinter, bahkan Arsy gak lihat kurangnya Bismo. Kalau kemarin agak mesum, ya mungkin dia merasa hubungan kita sudah lama, danmungkin Bismo hanya mau cium pipi Arsy saja," ucap Arsy yang masih tetap membela Bismo.
"Kamu gak denger tadi? Tita bilang, Pak Teddy itu wakil direktur di salah satu perusahaan besar ternama? Memang kamu gak tahu, Sy?" tanya Wulan heran. Calon isrinya saja tidak tahu apa -apa tentang calon suaminya.
"Gak. Lagi pula gak pengen tahu. Kalau bukan permintaan Papa dan Bunda, Arsy gak mau di jodohin begini," jawab Arsy ketus.
"Ya sudah. Kita mau makan siang? Sambil makan es krim, menikmati danau buatan yang ada di kafe cinta," ucap Wulan antusias. Wulan sudah tak sabar pergi ke kafe cinta untuk menikmati saian yang memang sangat enak di sana.
"Arsy yang traktir. Oke," ucap Arsy penuh senyum.
Baru saja menyalakan mobilnya, Arsy melihat Bismo sedang berboncengan dengan Anisa, adik kelasnya. Kedua mata Arsy menatap lekat pada dua orang yang lewat begitu saja di depannya tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. Memangnya Bismo tidak tahu, kalau mobil itu milik Arsy?
"Sy? Kamu gak apa -apa?" tanya Wulan pelan. Jelas sekali cara berboncengannya pun beda. Anisa nampak erat sekali melingkarkan kedua tangannya di perut Bismo hingga dadanya menempel di punggung Bismo.
Arsy tak berkedip menatap kedua remaja itu. Sesak sekali melihat itu semua.
"Kayaknya aku mau ikut kemah, tanpa sepengetahuan Bismo," ucap Arsy geram. Ia langsung menancap gas mobilnya dan mengikuti kemana perginya Bismo dan Anisa. Gaya berboncengan begitu tentu terlihat keduanya memang memiliki hubungan dekat.
"Sy? Kamu mau ikutin Bismo?" tanya Wulan pelan. Kedua mata Wulan juga terus membuntuti motor besar yang ada di depannya.
"Iya. Aku pengen tahu, kemana dia pergi," ucap Arsy makin geram. Bagaimana tidak saat berada di lampu merah, Anis asmegarahkan tangan Bismo untuk menyentuh pahanya yang terbuka lebar karena rok -nya terangkat saat membonceng di motor besar Bismo.
Kedua mata Arsy melotot hebat. Jelas, Anisa memang menggoda Bismo. Pantas saja, kemarin saat rapat, Anisa nampak seperti cacing kepanasan saat duduk di depan berada di sebelah Bismo. Arsy hanya melihat gerak -geriknya tanpa curiga. Ternyata keduanya memang memiliki hubungan lin selain sebagai Ketua dan Sekertaris OSIS.
Tak lama, Motor besar Bismo masuk ke parkiran salah satu tempat makan. Restaurant cepat saji yang berada di pusat kota. Arsy pun masuk dari pintu lain dan memarkirkan mobilnya di tempat yang sudah di sediakan.
Hati Arsy sudah mulai panas. Ia benar -benar ingin melabrak Anisa saat ini juga.
"Sy ... Jangan aneh -aneh. Kita hanya membuntuti dan kita mencari bukti. Kalau kamu bertindak bodoh saat ini. Jangan harap endingnya bgaus, Sy,' ucap Wulan mengingatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 407 Episodes
Comments
Caca Cha
tinggalkan sj bismo arsy kan ada pk tedy
2024-02-18
0
Rapa Rasha
ternyata bismo
2024-01-22
0
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwk Nah kan,tuh org yg kamu sanjung2 dan puja2 udah di depan mata..Apa kabar dgn hati kamu??
2023-04-20
0