Arsy sudah sampai di sekolah bertepatan dengan suara bel masuk berbunyi dengan nyaring.
"Arsy ...." panggil Wulan dari arah koridor kelas.
Kedua mata Arsy mencari keberadaan suara cempreng yang tidak asing itu adalah Wulan, sahabatnya.
"Hei ... Mau pada kemana? Bukannya bel masuk sudah berbunyi," ucap Arsy santai.
"Kumpul di lapangan. Ada pengumuman penting katanya," ucap Wulan pelan sambil menggandeng Arsy dan menggiringnya ke lapangan sekolah.
Di sana semua siswa dan siswi dari kelas X hingga kelas XII sudah berkumpul rapi berbaris di lapangan sekolah.
"Hai sayang? Tumben agak telat, datangnya? Kamu gak lagi sakit kan?" ucap Bismo yang langsung merangkul bahu Arsy dan memegang kening pacarnya untuk memastikan kalau tidak sedang sakit.
"Gak apa - apa sayang. Gak lagi sakit juga. Cuma ...." ucapan Arsy langsung di hentikan. Tidak mungkin ia bicara macam - macam pada Bismo dan Wulan. Apalagi bicara tentang pernikahannya smeinggu lagi karena di jodohkan.
Langkah Bismo terhenti. Lalu menghadapkan Arsy tepat di depan nya.
"Cuma apa? Ada apa?" tanya Bismo dnegna penasaran.
"Cuma ... Tadi Papah nanya, mau kuliah di mana? Arsy cuma jawab, lihat nanti Pah, beum cari - cari," jawab Arsy berbohong.
"Kamu gak lagi bohong kan? Tidak ada sesuatu yang terjadi?" tanya Bismo kembali.
"Bener," jawab Asry mulai malas di ajak bicara. Pikiran Arsy mulai tak karuan.
"Jadi, malem minggu besok, kita bisa makan malam bareng dong. Kita jalan ya? Aku jemput kamu, Arsy," pinta Bismo dengan tenang. Bismo menatap lekat kedua mata Arsy yang terlihat bingung.
Mendengar kata malam minggu. Arsy pun menelan air liurnya ke dalam kerongkongan. Malam minggu adalah hari ....
Ekhemm ... Suara deheman Sang guru BP yang killer sudah terdengar sangat keras sekali.
"Kalian malah asik berduaan si sini. Gak lihat semua teman kamu sudah berbaris rapi di lapangan?" ucap tegas Guru BP itu sambil menatap tajam ke arah Bismo yang masih memegang kedua tangan Arsy.
Arsy langsung menunduk dan melepaskan genggaman Bismo dan lari ke tengah lapangan bersama Wulan untuk baris.
"Di sini sekolah, bukan tempat untuk bermesraan," ucap Guru BP itu tegas.
Tatapan keduanya bertemu dan begitu lekat. Bismo semakin sinis dan benci sudah di tegur dan di nasehati seperti itu.
"Apalagi kamu ketua osis. Kamu harus bisa menjaga sikap kamu, Bismo," ucap Guru Bp itu menasehati.
Semua siswa sudah berkumpul dan berbaris di lapangan. Para guru juga sudah berjajar rapi di depan. Hari ini, adalah hari untuk mengingatkan para siswa bahwa minggu depan akan memasuki ujian tengah semester. Di harapkan para siswa dan siswi lebih giat belajar. Setelah selesaiujian tengah semester, akan di adakan study tour ke BALI untuk siswa dan siswi kelas XII.
Sorak sorai kembali terdengar sangat riuh saat kepala sekolah mengucapkan acara study tour sebagai acara puncak istirahat bagi siswa dan siswi kelas XII sebelum menghadapi ujian akhir nasional.
"Arsy ...." panggil Wulan lirih sambil menoel tangan Arsy yang khusyuk mendengarkan kepala sekolah yang sedang memberikan sedikit ceramah tentang belajar.
Arsy menoleh. "Apa?", singkat sekali Arsy menjawab.
"Lihat ke depan," titah Wulan pelan.
Arsy mengikuti arahan Wulan dan menatap ke arah depan. Menatap smeua guru yang ada di depan mereka yang terlihat kepanasan karena sorot matahari.
"Apa sih?" tanya Arsy pelan. Ia tidak menemukan sesuatu yang janggal.
"Lihat guru BP kita, ganteng juga ya?" ucap Wulan sambil terkekeh.
"Cih ... Males banget lihat mukanya juga," ucap Arsy dengan kesal.
"Hem ... Awas nanti jadi suka lho. Sekarang ketampanannya jadi trending topik satu sekolah," ucap Wulan menggoda Arsy.
"Sudah punya Bismo. Lebih ganteng," jawab Arsy dengan sedikit ketus.
Sejak di tegur tadi. Arsy semakin malas bertemu dengan Guru BP itu.
Wulan hanya tersenyum dan mengangguk prah dengar jawaban Arsy.
Bismo adalah ketua osis. Dia lelaki humoris, baik, santai dan tegas. Bismo memang tampan, ia menjadi selebriti di sekolah. Hanya Arsy yang sanggup meluluhkan hati Bismo yang dingin itu.
"Iya deh yang punya Bismo," ucap Wulan menggoda.
"Wulan ... Diam," tegas Bismo tepat di belakang Arsy.
Wulan terkejut bukan main saat menoleh ke samping Bismo sedang menatapn tajam ke arah dirinya.
Acara sudah selesai. Semua siswa sudah kembali ke kelas masing - masing dan menunggu di mulainya pelajaran dengan masuknya para guru sesuai dengan bidang studinya masing masing.
"Sy ... Nanti aku ada rapat osis. Temenin ya?" pinta Bismo pelan.
"Aku kan bawa mobil, Mo. Gimana donk?" ucap Arsy pelan.
"Suruh Wulan bawa saja. Kamu naik motor sama aku," ucap Bismo pelan.
"Oke. Aku tanya Wulan dulu. Wulan kamu bawa mobil aku pulang ya, sorean aku antar kamu pulang. Mau makan siang sama Bismo dulu. Oke? Tidur aja di kamar aku, ada Bunda juga kok?" tanya Arsy kepada Wulan.
"Oke. Silahkan pacaran. Kebetulan di rumah sepi. Mau baca komik di rumah Arsy aja," ucap Wulan pelan.
Sudah satu jam Arsy duduk di bagian belakang ruang rapat itu. Arsy memang tidak ikut dalam organisasi OSIS, tapi setiap kegiatan OSIS, Arsy selalu ada karena keinginan Bismo yang selalu ingin di temani oleh Arsy.
"Jadi acara pelantikan OSIS akan dilaksanakan kapan?" tanya Bismo tegas.
'Secepatnya Kak Bismo kalau bisa sebelum ujian tengah semester. Mengingat setelah ujian tengah semester anak kelas XII akan berlibur ke BALI," ucap salah satu anggota OSIS kelas XI.
"Gimana kalu malam minggu besok saja? Kita adakan perkemahan sabtu minggu dan puncak acara di hari minggu untuk pelantikannya?" ucap Erna Sang sekertaris OSIS yang masih memiliki rasa suka dengan Bismo.
Sesekali Bismo menatap ke arah Arsy yang duduk di belakang sambil memainkan ponselnya. Jenuh memang mengikuti rapat yang sama sekali tidak di mengerti oleh Arsy.
Arsy bangkit erdiri dan berjalan begitu saja keluar ruangan rapat itu. Bismo pun ikut bangkit berdiri mengejar Arsy.
"Arsy? Kenapa? Maaf kalau kamu bosan atau jenuh," ucap Bismo yang merasa bersalah.
"Aku mau ke kamar mandi, Mo," ucap Arsy tertawa.
"Kirain kamu marah. Bisa sendiri? Atau di antar?" tanya Bismo kemudian.
"Sendiri aja Bismo. Ini cuma ke kamar mandi, gak perlu khawatir juga," ucap Arsy pelan.
Bismo hanya tersenyum dan mengangguk pelan lalu masuk kembali ke dalam ruangan rapat untuk melanjutkan mengikuti rapat.
Arsy berjlan menuju kamar mandi wanita yang ada di ujung koridor. Semua tampak sepi dan sunyi sekali. Arsy sempat bergidik ngeri. Sambil menutup mata dengan tangannya Arsy pun berjalan dengan cepat menuju kamar mandi.
"Kamu belum pulang?" tanya seorang lelaki yang baru saja keluar dari ruangannya dan mengunci ruangan itu.
Arsy menghentikan langkahnya dan menurunkan tangan dari wajahnya.
"Belum Pak. Saya masih rapat," ucap Arsy dengan sopan.
"Memang kamu anak OSIS?" tanya Guru BP itu sedikit meyelidik.
Tatapan itu membuat Arsy semakin bingung dan cemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 407 Episodes
Comments
Caca Cha
lanjut kan
2024-02-18
0
Rapa Rasha
lanjutkan kak
2024-01-22
0
Qaisaa Nazarudin
Apa ini karena cemburu atau aturan sih?? rasanya gak ada aturan dan larangan utk ketos pacaran..🤣🤣
2023-04-20
1