“Tahu begitu aku mengecek sendiri.” Ivana mendengus kesal ketika Savero bangun.
“Apa kamu menunggu untuk mengobrol denganku?” Savero menyeringai. Dia memang sengaja memberikan ruang untuk Irena mengecek ponsel. Jadi dia memilih tidur.
Ivana menatap malas. “Siapa juga yang mau mengobrol.” Dia mengelak. Sebenarnya dia merasa sepi sekali.
“Memainkan ponsel itu harus sendiri. Jadi kamu fokus. Jika aku mengajak mengobrol kamu, tentu saja kamu tidak akan fokus.” Savero tersenyum.
Ivana hanya pasrah. Memang benar jika sedang mengecek apa pun itu, mengobrol adalah hal yang dihindari karena membuat tidak fokus.
Malam semakin larut. Akhirnya, Ivana dan Savero memilih pulang. Savero meminta Irena untuk membawa ponsel. Melanjutkan kembali jika mengecek. Ivana pun dengan senang hati.
Di depan restoran mereka menunggu mobil menjemput. Asisten Savero sedang dalam perjalanan menjemput mereka.
“Sepertinya aku naik taksi saja.” Ivana malas sekali jika harus menunggu lama. Dia merasa jika naik taksi akan membuatnya sampai di rumah lebih cepat.
“Lebih baik kamu—”
Belum selesai Savero berbicara, Irena langsung menghentikan taksi. Tepat saat itu ada taksi yang berhenti. Dengan segera, Ivana masuk ke taksi.
Savero yang melihat hal itu hanya bisa menggeleng saja. Dia merasa heran, karena Irena tidak mendengarkan dirinya sama sekali. Padahal, dia ingin meminta Irena menunggu lebih dulu. Savero pun memilih untuk membiarkan Irena pulang sendiri.
Di dalam mobil Ivana meminta supir taksi menuju kediaman Irena. Sambil menunggu perjalanan dia memainkan ponselnya. Ternyata tidak ada sama sekali kendala dalam pemakaian ponselnya. Semua berjalan semana mestinya yang diharapkan oleh Ivana.
Ivana yang puas memainkan ponselnya, segera memasukkan ponsel ke dalam mantelnya. Saat mengalihkan pandangan pada jalanan, alangkah terkejutnya Ivana ketika melihat jika ini bukan jalan ke rumah Irena. Walaupun dia tahu dari novel saja, tetapi dia hapal jalan-jalannya.
“Ini bukan jalan ke rumahku.” Ivana pun melemparkan protes pada supir.
Tanpa Irena sadari, ternyata ada seseorang yang berada di belakang. Dia langsung membungkam mulut Ivana dengan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius. Seketika Ivana pingsan. Dua orang itu pun segera membawa Ivana untuk ke suatu tempat. Mereka membawa Ivana ke sebuah gudang tua. Meletakan Ivana di sana.
Setengah jam kemudian, Ivana bangun. Kepalanya sedikit berdenyut merasakan pusing. Dia benar-benar merasa kepalanya sakit sekali. Ivana merasakan jelas jika mulutnya ditutup dengan lakban. Jadi itu membuatnya tidak bisa berbicara.
Saat berusaha membuka mata, dia pun segera mengedarkan pandangannya. Dilihatnya jika kini dia berada di sebuah ruangan. Hal itu tentu saja membuatnya memikirkan di mana gerangan dirinya. Sejenak, dia mengingat jika sopir taksi yang membawanya. Ada orang di kursi belakang dan itu membuatnya pingsan. Ivana benar-benar tidak menyangka, jika ada orang yang melakukan ini padanya.
Ivana berusaha untuk bangun. Alangkah terkejut saat melihat jika ternyata tangan dan kakinya diikat. Artinya dia tidak bisa ke mana-mana. Sungguh ini membuatnya merasa kesal. Untuk apa orang-orang itu melakukan semua ini. Siapa yang melakukan ini semua.
“Di mana ini?” Ivana melihat sekitar. Lampu di dalam gudang hanya temaram. Namun, dia tetap masih bisa melihat sekitar. Di ruangan itu tidak banyak barang. Hanya ada kotak-kotak yang terdapat di pojokan. Entah ini gudang apa Ivana tidak tahu.
Ivana berusaha untuk membuka ikatannya, tetapi sayangnya tidak bisa. Dia bingung bagaimana cara meloloskan diri.
“Siapa sebenarnya yang melakukan hal ini?” Dia pun memikirkan hal ini.
Saat Ivana berusaha untuk melepaskan diri, ada orang yang masuk ke ruangannya. Terlihat dua orang masuk ke dalam ruangan. Tampak badan dua orang itu besar-besar sekali. Seketika membuat nyali Ivana ciut. Jika pun dia melawan, sudah pasti dia kalah karena ukuran badan lebih besar dibanding dirinya.
Suara ponsel terdengar dari tubuh salah satu pria. Pria itu pun segera mengangkat sambungan telepon tersebut.
“Halo, Bos.” Pria itu menyapa orang di seberang sana.
Ivana memikirkan, artinya dua orang di depannya adalah suruhan. Artinya, ada orang di balik ini semua. Ivana memikirkan, siapa gerangan orang-orang di balik semua ini.
“Dia ada di sini dan sudah bangun.” Pria itu menjawab pertanyaan orang di seberang sana.
Ivana penasaran, apa yang ditanyakan oleh orang tersebut.
“Baik, Bos.” Pria itu pun mengakhiri telepon tersebut. Kemudian memasukkan kembali ponsel ke saku celananya. “Kata Bos biarkan dia di ruangan ini. Besok dia akan datang.” Pria itu memberitahu satu temannya.
“Baiklah.” Temannya pun mengangguk.
Mereka pun segera keluar kembali dari ruangan. Meninggalkan Ivana sendiri di ruangan tersebut.
“Emmmm ….” Ivana berusaha untuk berteriak. Sayangnya, mulutnya yang ditutup lakban, membuatnya tidak bisa berteriak. Dia benar-benar kesal sekali. Kenapa dia diperlakukan seperti ini
Alih-alih memikirkan siapa yang melakukan ini semua, dia pun memilih untuk berusaha melepaskan ikatan yang ada di kaki dan tangannya. Dia berusaha untuk mencari alat untuk memotong tali yang ada.
Ketika melihat ada kaca di dalam ruangan tersebut, Ivana berusaha untuk merangkak ke kaca tersebut. Dia akan berusaha untuk memecahkan kaca tersebut.
Ivana merangkak seperti cacing menuju ke kaca tersebut. Karena tangan dan kakinya terikat, akhirnya dia menggunakan kepalanya untuk menjatuhkan kaca tersebut. Dia mendorong dengan kepalanya dan membuat kaca bergoyang.
Beberapa kali Ivana melakukan itu, sampai dahinya terbentur frame kaca tersebut. Namun, usahanya tidak sia-sia. Kaca itu akhirnya pecah juga. Ivana berusaha untuk segera bergeser dan menyembunyikan wajahnya ketika kaca itu pecah. Beruntung kaca-kaca itu hanya mengenai mantelnya. Jadi tidak terkena ke kulitnya.
Melihat pecahan kata tersebut, akhirnya membuat Ivana segera membuka ikatan yang ada di tangannya. Cukup lama Ivana membuka ikatan tersebut. Saat tangannya sudah terlepas, akhirnya dia beralih ke mulutnya. Membuka lakban yang menutupi mulutnya. Tak lupa juga dia membuka ikatan kakinya.
Ivana yang bisa terbebas segera mencari jalan keluar. Namun, gudang yang tertutup rapat, membuatnya kesulitan untuk membuka melarikan diri.
“Apa yang harus aku lakukan?” Dia pun bingung melakukan apa.
Saat itu juga dia teringat dengan ponsel Irena. Dia berusaha untuk menghubungi seseorang. Orang pertama yang dihubungi adalah Carlos. Namun, pria itu tidak mengangkat sambungan telepon. Ivana semakin bingung, dia bingung siapa yang harus dihubunginya. Sampai akhirnya Paman Berto yang dipilihnya.
Untuk sesaat Ivana harus menunggu. Sampai akhirnya sambungan telepon terhubung,
“Halo, Paman.”
“Iren, apa kamu tidak tahu ini sudah malam?” Paman Berto tampak kesal.
“Paman aku diculik, tolong aku.” Ivana pun meminta bantuan.
“Diculik? Oleh siapa? Lalu kamu di mana?” Paman Berto bertanya.
“Aku tidak tahu, Paman.”
“Baiklah, aku akan meminta tolong pada polisi.” Paman Berto pun segera mematikan sambungan telepon.
Ivana berharap Paman Berto benar-benar membantunya. Dia tidak mau sampai orang-orang itu sampai membunuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Aidah Djafar
dduh ivana knp bego banget yg di hubungin c Berto licik 🤦
pugu dia yg nyulik kmu ..🤦
yg sllu puny rencana jahat 🤦🤦🤦
2023-07-27
1
🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
laah km harus ny curiga am paman mu bukan malah minta bantuan dia ivana🤦🏻♀️🤦🏻♀️,,
2022-12-29
0
Enisensi Klara
Aiisss....malahan hubungan Berto.dia itu yg ngulik kamu ,mendingan hubungin si savero
2022-09-20
1