Menolong

Pria itu langsung menarik tubuh Ivana. Membuatnya menghadap ke arahnya. Dengan gerakan cepat dia mengayunkan pisau ke arah perut Ivana. Ivana membulatkan matanya ketika melihat pria itu mengayunkan pisau membuatnya terkejut. Dia sudah pasrah saja ketika pisau itu akan menancap di perutnya. Namun, belum sempat pisau itu menusuk perut Ivana, seseorang mencegahnya. Ivana segera mengalihkan pandangan pada orang yang berusaha mencegah apa yang dilakukan penjahat di depannya itu. Ternyata pria yang menolongnya itu adalah Savero. Pria yang tadi ingin Ivana kejar. Irena tidak menyangka jika pria itu ada di depannya. Sungguh membuatnya benar-benar terkejut sekali.

Savero memegangi pisau agar tidak menancap di perut Irena. Dia yang memegang pada bagian tajam membuat telapak tangannya seketika berdarah. Darah segar menetes dia celah telapak tangan Savero.

Ivana yang melihat itu tidak mau tinggal diam. Dia segera melayangkan pukulan di wajah pria di depannya. Membuat pria itu tersungkur.

Saat pria itu tersungkur, Savero melepaskan tangannya yang memegangi pisau. Dia menahan perih yang terjadi karena sayatan pisau tersebut.

Orang-orang Savero yang berada tidak jauh dari Savero langsung menangani pria yang berusaha menyerang Irena itu. Membawanya untuk ke kantor polisi.

Irena yang melihat darah mengucur langsung meraih sapu tangan yang berada di mantelnya. Dia segera mengikat telapak tangan Savero. Berusaha untuk membuat darah tidak mengalir.

“Sepertinya kamu harus ke rumah sakit.” Ivana begitu panik sekali. Dia takut darah semakin mengalir deras dari telapak tangan Savero.

“Tuan, sepertinya Anda harus ke Rumah sakit.” Asisten Savero pun membenarkan apa yang dikatakan Ivana.

“Baiklah.” Savero segera berjalan dituntun oleh asistennya.

Melihat Savero diantar asistennya, tentu saja itu membuat Ivana diam dan membiarkan Savero pergi. Savero yang melihat Irena terdiam pun menghentikan langkahnya. Dia berbalik untuk melihat gadis itu kembali.

“Kenapa kamu diam di situ?” Savero melemparkan pertanyaan itu pada Irena.

“Memang aku harus apa?” Untuk sesaat Ivana tampak bodoh.

“Hai, Nona. Kamu membuatku terluka seperti ini. Jadi tentu saja kamu harus mengantarkan aku ke rumah sakit. Bukankah tadi kamu bilang aku harus ke rumah sakit?” Savero mencoba mengingatkan apa yang terjadi.

Irena pun segera berlalu pergi. Dia mengikuti Savero. Memang benar apa yang terjadi pada Savero akibat dirinya. Jadi dia harus bertanggung jawab. Bersama sang asisten, Ivana membawa Savero untuk ke rumah sakit.

Saveron, Ivana, dan asisten segera membawa Savero ke rumah sakit. Ivana berusaha untuk membantu menekan luka yang berada di telapak tangan Savero. Agar tidak keluar lebih banyak darah.

“Kenapa kamu tidak memegang gagangnya tadi.” Irena melemparkan protesnya.

Saveron melihat gadis di depannya. Bisa-bisanya gadis di depannya itu melemparkan pertanyaan seperti itu. “Hai, Nona. Aku mana memikirkan harus memegang apa jika sudah melihatmu dalam bahaya seperti tadi?” Savero melempar sindirannya.

Tadi, Savero memang tahu jika Irena mengikutinya. Dia sengaja membiarkannya. Sambil memainkan ponselnya ketika berjalan, mengecek Irena yang berjalan di belakangnya. Saat Irena berbelok, Savero begitu terkejut. Rasa penasarannya mengantarkannya berbalik untuk gantian mengejar Irena. Alangkah terkejutnya ketika melihat dari jauhan Irena sedang berkelahi. Dia melihat Irena begitu lihai sekali ketika berkelahi. Hal itu membuatnya membiarkan gadis itu melawan. Ingin tahu seberapa kuat gadis itu. Benar saja, ternyata Irena dapat melawan. Namun, tanpa disangka Savero, ternyata pria yang berkelahi itu berniat menusuk Irena. Dengan cepat, Savero berusaha untuk mencegahnya. Tepat saat pria itu ingin menusuk, akhirnya dia dapat mencegahnya.

“Terima kasih.” Ivana sadar jika tidak ada Savero dia benar-benar bisa mati ditusuk. Yang ada dirinya tidak akan bisa kembali ke dunia nyatanya.

Savero berusaha menahan senyumnya. Melihat Irena dengan polosnya meminta maaf dan merasa bersalah, berbeda dengan Irena yang dilihatnya tadi. Irena yang berusaha menggodanya di tea house atua Irena yang melawan pria tadi.

“Kamu bisa berkelahi?” Savero begitu penasaran sekali.

“Iya, sedikit.” Ivana membenarkan ucapan Savero.

Savero tersenyum. Ternyata wanita di depannya cukup tangguh juga.

Mobil sampai di rumah sakit. Savero turun bersama dengan Ivana. Savero langsung ditangani oleh dokter. Telapak tangannya harus dijahit karena goresan terlalu dalam. Savero tidak mengizinkan Irena pergi. Dia memintanya untuk menunggunya. Karena tidak mau ditinggal dan agar Irena tahu perjuangannya.

Sepanjang melihat telapak tangan Savero dijahit, Ivana hanya meringis. Dia merasakan perihnya sakit. Bayangan sakit dijahit waktu kecelakaan pun menghiasi kepalanya. Untuk perawat yang menjahit tidak lama. Jadi penderitaan Ivana segera berakhir.

“Sepertinya sama sakitnya ketika kecelakaan dan terkena serpihan kaca.” Savero menatap Irena. Menjelaskan seberapa sakitnya telapak tangannya.

Ivana membulatkannya. Merasa terkejut ketika ternyata Savero mengetahui kecelakaanya. “Tuan Carl tahu?” tanyanya mematikan.

“Aku yang menyelamatkan kamu. Bagaimana aku tidak tahu.” Savero memutar bola matanya malas.

Kedua bola mata indah milik Irena membulat. Ivana yang berada di tubuh Irena itu begitu terkejut sekali. Tidak menyangka jika pria di depannya itu yang membantunya. Sejenak dia mengingat nama pria yang membantunya. “Savero Carlin?” Akhirnya dia ingat juga nama itu. Sewaktu itu Ivana sadar apa yang terjadi. Dia juga mendengar bagaimana pria di depannya memperkenalkan dirinya waktu itu. Karena dia pura-pura belum sadar, tentu saja membuatnya tidak dapat melihat wajah pria itu.

“Kamu tahu namaku?” Savero terkejut ketika mendengar jika Irena mengetahui namanya. Dia ingat sekali, ketika memperkenalkan diri, gadis di depannya itu masih belum sadarkan diri.

Celakalah Ivana karena dengan bodohnya membuat Savero curiga. Dia pun putar otak agar tidak ketahuan. “Paman dan Bibi yang bilang. Jadi aku ingat namamu. Karena aku harus mengucapkan terima kasih karena sudah membantuku.” Ivana ingat betul bagaimana Savero membantunya dengan mendorong mobilnya ke samping. Menghindari truk yang melintas.

“Kalau begitu berterima kasihlah.” Savero menatap Irena dengan arogan.

Ivana melihat wajah arogan Savero. Namun, dia memang harus berterima kasih. Karena pria itu, dia masih hidup, dan terhitung dua kali ini.

“Terima kasih Tuan Carl.” Ivana kembali berterima kasih.

“Panggil aku Savero.” Pria itu segera berdiri. Kemudian mengayunkan langkahnya meninggalkan Irena.

Savero menuju ke lobi rumah sakit. Di sana sudah ada mobilnya. Ivana pun mengekor di belakang Savero. Saat Savero masuk ke mobil, dengan polosnya Ivana ikut masuk ke mobil Savero. Savero hanya membiarkan saja.

“Kamu mau ke mana?” Savero melemparkan pertanyaan.

“Aku mau ke kantor.”

“Lajukan mobilnya ke Travis Company.” Savero memberikan perintah pada asistennya.

Di dalam mobil Ivana berusaha untuk membujuk Savero untuk bekerja sama dengan perusahaannya. “Tuan Savero, bekerjasamalah dengan perusahaan kami.” Dia memohon pada Savero.

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

savero di dunia halu🤔 ivana di dunia nyata ceritanya 🤔 bisakah mereka saling bertemu di dunia nyata nantinya 🤔😁

2023-07-27

0

Anonim

Anonim

Savero Carlin semoga kau berjodoh sama Irene 😊😊😊

2023-01-17

0

🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

wiiih pahlawan ny ivana akhr ny dtg jg,,

2022-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!