Semua orang di ruang rapat menutup mulutnya rapat-rapat. Mereka benar-benar begitu takut ketika melihat aura kemarahan dari Irena. Paman Berto yang melihat Irena marah pun tidak menyangka sama sekali. Keponakannya yang lembut itu seketika berubah drastis sekali.
“Jika kalian seperti ini terus, yang ada perusahaan kita akan bangkrut. Lalu apa yang akan terjadi pada kalian semua?” Ivana meluapkan kemarahannya. “Kita harus buat gebrakan baru. Kita harus buat produk baru agar bisa mempertahankan perusahaan ini.” Ivana pun tak akan tinggal diam.
“Aku sudah pikirkan jika kita akan membuat ponsel pintar. Kita sudah terlalu hanya membuat barang-barang elektronik seperti televisi, lemari pendingin, pendingin ruangan. Kita harus melakukan gebrakan.” Ivana akhirnya menggunakan idenya yang akan dipakai di perusahaannya untuk dipakai di perusahan milik Irena. Sebelum ini dia memang sudah merencanakan bagaimana membuat ponsel pintar.
“Untuk membuat ponsel kita harus bekerja sama dengan pengembang perang lunak, Nona.” Salah satu manager memberanikan diri untuk bicara.
“Kalau begitu cari perusahaan yang bagus. Kita ajak kerja sama mereka. Kita punya peluang untuk membuat inovasi baru. Jadi kita harus memanfaatkan itu. Ponsel adalah barang yang dicari oleh orang di jaman sekarang. Dengan teknologi yang bagus, kita akan mudah bersaing.” Ivana merasa peluang untuk berkembang terbuka lebar. Hanya saja eksekusinya memang terlalu sulit untuk dijelaskan.
“Kami akan mencari perusahaan yang akan bisa diajak kerja sama.” Seorang manager memberikan jawaban atas apa yang diminta oleh Irena.
“Baiklah, aku tunggu.” Ivana mengangguk.
“Untuk produknya kalian bisa ajukan desain kalian. Fitur apa saja yang harus ada. Saya mau tiga hari dari hari ini semua sudah siap. Agar kita bisa mengerjakan proyek ini dengan baik.” Ivana memberikan instruksi.
“Baik, Nona.” Semua menjawab serentak.
Paman Berton dan Carlos hanya tercengang melihat Irena yang begitu lihai dalam merencanakan sebuah produk. Ini benar-benar bukan seperti keponakannya yang biasanya. Padahal, dia yakin sekali jika Irena tidak akan bisa melakukan apa pun. Jika sudah seperti ini, tentu saja dia bingung.
Rapat pun selesai, Ivana segera kembali ke ruangannya. Satu per satu orang di ruang rapat mulai keluar. Tinggal tersisa Paman Berto dan Carlos.
“Apa kamu lihat bagaimana dia tadi bicara? Dia sudah seperti orang yang sudah pengalaman dalam bisnis.” Paman Berto masih begitu bingung dengan keponakannya.
“Iya, padahal dia bodoh dan tidak mengerti apa pun tentang bisnis. Papanya sendiri saja tidak yakin jika perusahaan ini akan dikelola putrinya sendiri.” Carlos justru mengingat bagaimana papa dari Irena tidak yakin dengan anaknya. Tentu saja hal itu membuatnya benar-benar di luar dugaan sekali.
“Apa kamu mengajarinya?” Paman Berto menatap Carlos.
“Aku tidak secanggih itu sampai memikirkan membuat produk, Paman.” Carlos pun mengelak.
“Oh … ya, kamu sama bodohnya.” Paman Berton justru menghina Carlos. Dia yakin bukan Carlos yang mengajari Irena. Lalu dari mana Irena bisa sepintar itu. Semua ini benar-benar membuat Paman Berto bingung. Apa sebenarnya yang terjadi pada keponakannya itu.
...****************...
Tiga hari ini Ivana begitu lelah sekali. Dia bolak-balik rapat untuk membuat produk terbaru. Ivana benar-benar tidak menyangka jika ternyata perusahaan Irena memiliki orang-orang hebat. Mereka mengajukan proposal pembuatan ponsel dengan fitur yang sangat bagus. Entah apa yang dilakukan paman Irena hingga tidak memanfaatkan orang-orang tersebut. Jika orang-orang tersebut dimanfaatkan tentu saja ini akan membuat gebrakan baru.
Ivana yang mengingat produknya pun terpaksa menambahkan beberapa fitur yang ada dari ponsel yang didesain oleh karyawannya itu. Tinggal sekarang mencari perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaannya saja.
Suara ketukan pintu terdengar. Ivana yang sedang fokus bekerja langsung mengalihkan pandangan. Dia melihat manager masuk ke ruangannya.
“Ada apa?” tanya Ivana.
“Kami sudah mendapatkan perusahaan yang dapat diajak kerja sama.” Manager itu menjelaskan pada Irena.
“Benarkah? Dengan siapa kita akan bekerja sama?” Ivana begitu penasaran sekali. Karena ini adalah hal penting yang harus diketahuinya.
“Carl Company. Dia adalah perusahaan pengembang perangkat lunak. Beberapa produk ponsel memakai produk keluarannya. Kecepatan data yang diberikan menjadi daya tarik tersendiri.” Manager menjelaskan informasi yang didapatkannya.
Irena mendengar apa yang dikatakan manager pun mengangguk mengerti. “Buatkan jadwal untuk bertemu. Aku akan memintanya untuk bekerja sama dengan kita.” Irena tidak mau buang waktu.
“Ini masalahnya adalah dia sulit sekali diajak kerja sama.” Manager sudah mencari informasi yang didapatkan. Sayanganya, saat menghubungi mereka tidak mau memberikan jadwal untuk bisa bertemu dengan pemilik perusahaan itu.
Ivana mendengus kesal. Sudah bagus-bagus semua berjalan dengan sempurna. Namun, perusahaan yang akan diajak kerja sama sulit ditemui. “Carikan informasi, aku akan mencari celah untuk menemuinya.” Ivana tidak akan melepaskan begitu saja. Jika sudah dapat bekerja sama, tentu saja itu akan mempermudah mereka untuk segera memproduksi produk baru tersebut.
“Baik, Nona.” Manager pun mengiyakan. Dia segera keluar dari ruangan Irena.
Irena di dalam ruangannya pun akan menunggu informasi dari karyawan Irena. Setelah itu, barulah dia bergerak. Dengan begitu semua rencananya akan berjalan dengan lancar.
...****************...
Sore menjelang, tetapi Irena belum tampak pulang. Sudah beberapa hari ini Irena pulang larut malam. Dia benar-benar mempersiapkan dengan matang.
Paman Berto setiap hari dibikin pusing mendengar perkembangan produk baru yang akan dibuat Irena. Jika ini sampai terjadi, dia akan kehilangan kesempatan menjual perusahaan.
“Apa tidak ada cara lain lagi untuk menghentikan semuannya?” Bibi Laria menatap suaminya. Dia berharap ada jalan keluar untuk menghentikan aksi keponakannya itu.
“Aku sejak kemarin memikirkannya, dan benar-benar merasa bingung. Kita sudah menggunakan cara untuk membunuhnya, tetapi dia selamat, entah cara apalagi yang harus kita lakukan.” Paman Berto sendiri bingung harus berbuat apa. Segala cara sudah dicari, tetap saja dia tidak menemukan yang pas.
“Kita buat saja kejahatan di jalan.” Jane memberikan ide pada papa dan mamanya.
“Maksudnya?” Bibi Laria menatap anaknya. Masih tidak mengerti yang dikatakan oleh Jane.
“Kita buat dia seolah diserang penjahat untuk mengambil benda-benda berharga. Setelah itu mereka bisa menusuknya atau menembaknya karena melawan.” Jane berbinar ketika memberikan ide pada papa dan mamanya.
Paman Berto dan Bibi Laria pun berbinar. Mereka merasa mungkin ini cara yang tepat. Jika Irena meninggal, produk bisa dibatalkan. Perusahaan bisa bangkrut dan dia bisa menjualnya. Dengan begini semua akan mudah sekali.
“Aku akan hubungi orang untuk melakukan semua itu.” Paman Berto segera mengambil ponselnya. Menghubungi seseorang untuk menyuruhnya melakukan semua itu. Dia berharap dengan ini semua akan berakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Aidah Djafar
duuh dasar keluarga jahat licik i👿
moga ivana selalu waspada dan tak mudah di lumpuhkan 🤔
2023-07-27
0
🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
haduuh org serakah yaa kek gini gk bersyukir dgn apa yg dimiliki nya malah masih mau hak milik orh lain 🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2022-12-28
0
ce_lira
serakah banget
2022-10-16
1