“Seenaknya saja dia menculikku.” Ivana menggerutu kesal. Benar-benar menyebalkan sekali apa yang dilakukan oleh Savero.
Ivana terus berjalan. Dia ingin pulang. Tidak mau di rumah Savero. Ivana mencoba mencari taksi di sekitar, tetapi sayangnya tidak ada taksi yang ada. Jalanan tampak sepi. Terlebih lagi jalanan di kanan kiri hanya ada pepohonan saja. Itu sedikit membuatnya takut. Semalam dia pingsan, tentu saja dia tidak tahu jalanan yang dilalui.
Saat sedang memikirkan kenapa jalanan begitu sepi, tiba-tiba sebuah mobil melaju dari arah belakang. Tepat di samping Ivana, kaca mobil dibuka. Tampak Savero di dalam sana. Melihat pria itu Ivana segera melanjutkan kembali langkahnya. Mengabaikan Savero.
Savero yang melihat itu pun melajukan kembali mobilnya. Berdampingan dengan Irena. “Kamu tidak akan mendapatkan taksi di sini.” Dia memberitahu Irena.
Ivana diam saja. Dia akan berjalan sampai mendapatkan taksi. Tidak mau jika harus bersama dengan Savero.
Savero tersenyum. Irena tampak teguh pendirian. Membuatnya gemas sekali. “Apa kamu tahu jika jalanan ini begitu rawan.” Dia kembali berusaha untuk membujuk Irena.
Ivana mengabaikan Savero. Langkahnya terus diayunkan.
“Ada banyak penjahat yang akan kamu temui.” Savero masih meyakinkan Irena. Sayangnya, Irena memilih terus berjalan saja. Tidak memedulikan sama sekali. Savero tahu jika Irena bisa bela diri. Terkecuali seperti kemarin dibius, tentu saja dia akan kalah. Jadi wajar saja Irena memilih diam. Mengabaikan dirinya yang berbicara. “Kamu memang tidak takut dengan penjahat, tetapi di sini ada banyak binatang buas. Ada beruang, kadang ada ular, ada singa. Jadi jika mereka menerkammu. Bisa dipastikan kamu akan ditemukan hanya tulang belulang.” Dia menjelaskan pada Irena kembali. Menakut-nakuti Irena.
Seketika Irena membulatkan matanya. Dia benar-benar terkejut sekali ketika mengetahui jika ternyata ada binatang buas di hutan yang terletak di kanan kirinya itu. Tentu saja jika bisa jadi dia akan jadi santapan binatang buas.
Menimbang-nimbang, akhirnya Ivana memilih untuk ikut Savero. Tidak mau sampai jadi santapan binatang buas. Dengan segera, dia membuka pintu mobil. Dengan gerakan cepat dia berjalan masuk ke mobil milik Savero. Walaupun kesal dengan pria di sampingnya, dia memilih untuk ikut dengan Savero.
Senyum Savero tertarik di sudut bibirnya. Dia merasa senang Irena masuk. Jika sudah seperti ini tinggal menjelaskan saja. Namun, tentu saja yang dilakukan adalah melajukan mobilnya.
Sepanjang jalan Ivana memilih diam. Dia malas sekali bicara dengan Savero.
“Maaf sudah membuat kejadian ini.” Savero menoleh ke arah Irena. Mencoba menjelaskan pada gadis cantik itu.
Ivana masih kesal. Jadi dia memilih untuk diam. Namun, dia gatal juga ingin tahu alasan dari Savero. “Untuk apa kamu menculikku?” tanya Irena penasaran.
Savero senang ketika Irena mau bicara. “Jadi aku mau uji coba ponsel itu. Mencari keakuratan di mana ponsel itu berada. Jadi sengaja aku menculikmu. Namun, aku tidak menyangka sampai tanganmu berdarah-darah seperti itu. Padahal aku sudah meminta orang-orang mengosongkan gudang dan tidak mengikatmu, tetapi ternyata mereka melakukannya.” Sejujurnya Savero tidak menyangka Irena akan berusaha kabur dengan membuka ikatan tangannya. Cara itu membuat tangan Irena berdarah-darah.
Ivana benar-benar kesal kenapa cara Savero harus seperti itu. “Kenapa harus memakai cara licik seperti itu. Padahal banyak cara lain yang bisa dilakukan.” Ivana menatap tajam pada Savero. “Kamu memintaku untuk bersembunyi saja itu bisa. Kenapa harus ada adegan menculik.” Dia benar-benar kesal sekali.
Savero membenarkan ucapan Irena. Mungkin bisa dengan cara yang diberikan Irena, tetapi ternyata dia justru melakukan hal itu. “Maaf.” Dia merasa bersalah. Jadi dia pun meminta maaf.
Ivana memutar bola matanya malas. Sebenarnya dia kesal dengan Savero, tetapi dia merasa bersyukur, karena dengan Savero menculiknya. Ivana tahu jika paman Irena tidak menolongnya. Jadi tentu saja itu membuatnya semakin yakin jika memang paman Irena menginginkan Irena mati.
“Kali ini aku maafkan karena aku tahu jika Paman Berto tidak menolong aku meskipun aku sudah meminta bantuan.” Ivana menoleh ke arah Savero.
“Kamu menghubungi pamanmu?” Savero memastikan pada Irena.
“Iya, dan dia tidak datang menolongku.”
Savero merasa memang paman Irena itu tidak suka dengan Irena. Terbukti dengan paman Irena yang datang ke kantornya.
“Sepertinya kamu harus berhati-hati dengan pamanmu.” Savero memberikan peringatan
Ivana menoleh sejenak. Dia merasa jika memang dia harus berhati-hati lagi dengan paman Irena itu. Jika tidak, nyawanya jadi taruhan.
Mobil sampai di kediaman Irena. Ivana meminta Savero untuk masuk ke rumah. Savero pun menerima tawaran tersebut. Akhirnya, mereka bersama-sama masuk ke rumah.
Di dalam rumah ternyata ada Carlos. Pria itu sedang berbicara dengan Paman Berto dan Bibi Laria. Entah apa yang dibicarakan, Ivana tidak tahu.
“Irena.” Carlos langsung menghampiri Ivana. Dia begitu panik sekali. “Kamu tidak apa-apa? Tadi kamu tidak datang ke kantor, karena itu aku ke sini, dan Paman Berto mengatakan jika kamu diculik. Sayang, aku tidak tahu jika semalam kamu menghubungi aku, karena aku sudah tidur.” Carlos menjelaskan panjang lebar. Dia benar-benar panik ketika mendengar tunangannya diculik.
Mendengar penjelasan Carlos membuat Ivana menyadari jika sebenarnya memang dirinya menghubungi tengah malam. Jadi bisa jadi orang yang dihubungi sedang tidur. Jadi wajar jika Carlos tidak mengangkat sambungan teleponnya.
“Aku tidak apa-apa.”
Paman Berto pun segera menghampiri Irena. “Irena, apa kamu baik-baik saja?” Dia pura-pura bertanya. Dia cukup terkejut ketika ternyata Irena pulang dengan keadaan selamat. Padahal sebenarnya dia ingin sekali keponakannya itu datang dengan keadaan mati.
Ivana geram sekali. Paman Irena itu pandai sekali bermanis-manis. Membuatnya geram sekali. “Aku baik-baik saja.”
“Iren, semalam kami sudah menghubungi polisi, tetapi sampai hari ini mereka belum mengabari.” Bibi Laria berdrama. Mencoba membohongi Irena.
Ivana tentu saja dia sangat tidak percaya.
“Tidak masalah karena Savero sudah menolongku.” Dia melihat pria yang berdiri di sampingnya itu.
Savero tidak menyangka jika ternyata Irena tidak mengatakan yang sebenarnya. Justru mengatakan jika dirinya adalah penyelamatnya. Hal itu tentu saja membuatnya merasa tidak enak sama sekali.
“Savero terima kasih atas bantuanmu.” Paman Berto pun berterima kasih pada Savero.
“Sama-sama.” Savero tersenyum.
Carlos yang melihat Savero merasa tidak suka. Apalagi ketika Irena memandang pria itu lekat. Api cemburu menyusup ke hatinya. Tidak mau sampai Irena dimiliki yang lain.
“Sepertinya aku harus istirahat.” Ivana begitu malas melihat drama terlalu lama. Jadi dia memilih untuk ke kamarnya.
“Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu.” Savero pun memilih berpamitan.
“Aku juga akan kembali ke kantor. Kamu istirahat saja, Iren.” Carlos juga sama-sama untuk berpamitan.
Akhirnya Savero dan Carlos memilih untuk pergi, sedangkan Irena memilih untuk ke kamarnya.
Paman Berto masih di tempatnya dan tidak beranjak sama sekali. Masih memerhatikan orang-orang pergi.
“Aku masih penasaran, siapa yang menculik Irena?” Paman Berto menatap sang istri. Meminta pendapat sang istri.
Bibi Laria pun menaikkan bahunya. Tanda tidak tahu siapa yang melakukan itu pada Irena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Aidah Djafar
apa Carlos ada udang di balik batu ya 🤔 masih bikin tanda tanya 🤔
2023-07-27
1
Anonim
perlu curiga sama Carlos neeehhhh
2023-01-17
0
Sevira
thor aku bingung knp ivana masih percaya aja sama paman n fam, kan di awal udah tau kalo dia di tabrak truk suruhan pamannya, koq masih baik² aja sama pamannya mana minta tolong pamannya, ada yang salah ga sama otaknya ivana?
2023-01-12
0