Sore ini Ivana bersiap untuk pergi ke salah satu tea house yang berada di tengah kota. Tadi karyawannya mendapatkan informasi jika pemilik Carl Company sering menikmati afternoon tea-nya di salah satu tea house. Ivana ingin menggunakan kesempatan itu untuk menemui Tuan Carl-pemilik Carl Company.
Ivana sudah berdandan secantik mungkin. Dia mendengar kabar jika pemilik Carl Company adalah sorang pria. Dia ingin memanfaatkan dengan kecantikan yang dimiliki oleh Irena, agar dapat
“Selamat datang.” Suara pramusaji menyambut Ivana yang baru datang.
Ivana tersenyum. Dia segera masuk ke tea house. Saat masuk, dia mencium aroma teh yang begitu khas. Aroma itu begitu menangkan sekali. Itulah kenapa orang suka menikmati teh mereka di tea house. Selain menikmati teh secara langsung, aroma teh menemani mereka sepanjang waktu.
Ivana mencari Carl-pemilik Carls Company. Tadi dia sudah diberitahu seperti apa wajah pria itu. Jadi tentu saja Ivana dapat dengan mudah mencarinya.
Ivana mengedarkan pandangannya. Mencari keberadaan orang yang dicarinya itu. Ternyata pria itu sedang duduk di sudut tea house. Menghadap ke jalanan kota London yang tampak begitu ramai di sore hari. Ivana yang melihat hal itu segera menghampiri.
“Permisi.” Ivana menyapa dengan lembut.
Savero menatap gadis yang baru saja menyapanya. Seorang gadis cantik dengan mantell berwarna merah dengan sepatu boots berdiri di depannya. Gadis dengan berambut hitam dan lurus itu tampak tersenyum melihatnya. Sejenak dia mengingat di mana dirinya bertemu dengan wanita di depannya itu. Karena Savero merasa wajah gadis di depannya itu tidak asing sekali. Dia ingin tahu di mana dirinya mengenal gadis itu.
Setelah bersusah payah mencari kepingan ingatan di dalam otaknya, akhirnya Savero menemukannya juga. Ternyata gadis di depannya itu adalah gadis yang ditolongnya tempo hari. Wanita yang kecelakaan di lampu merah. Ternyata gadis itu sudah sehat dan tampak segar. Savero ikut senang melihatnya.
“Apa saya boleh bergabung Tuan Carl.” Ivana memandang Savero dengan penuh kelembutan. Dia yakin pria akan bertekuk lutut dengan apa yang dilakukannya.
Dari bagaimana gadis di depannya itu menyapanya bukan dengan nama depannya, dia rasa gadis di depannya ini tidak mengenalinya sebagai pria yang menolongnya. Akan tetapi, sebagai Carl-pemilik Carl Company.
“Silakan.” Dia mempersilakan Ivana duduk.
Ivana segera membuka mantel yang dipakainya. Dress merah dengan tali spageti tampak membuat tubuhnya begitu seksi sekali. Dia berharap pria di depaknya akan tertarik padanya. Mantel yang dipakainya, diletakkannya di punggung kursi. Kemudian dia duduk di depan Savero.
Savero melihat gadis di depannya. Bagaimana gadis itu memakai baju membuatnya tersenyum.
“Kita belum berkenalan.” Ivana mengajak bicara Savero yang sedang asyik menikmati minumannya. “Aku Irena Cherish.” Dia memperkenalkan dirinya pada pria di depannya. Mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Savero.
Savero hanya melihat sejenak tangan Irena. Namun, sesaat kemudian dia mengabaikannya, dan menikmati tehnya. Ivana yang melihat hal itu pun Ivana berusaha untuk menahan kekesalannya. Ivana merasa Savero benar-benar arogan sekali. Itu membuatnya sebal dengan pria di depannya itu. Ivana pun memilih untuk memesan teh dan menikmati tehnya di meja yang sama dengan Savero.
“Aku berasal dari Travis Company. Kami sedang mengembangkan produk kami dan ingin mengajak kerja sama perusahaan Anda.” Tanpa berlama-lama Ivana menjelaskan tujuannya untuk menemui Savero.
Savero mengalihkan pandangannya pada Irena. Dia mengingat jika kemarin ada yang menghubungi perusahan untuk mengajaknya bekerja sama.
“Aku tidak bekerja sama dengan sembarang orang.” Savero menatap malas pada gadis di depannya itu.
Ivana berusaha untuk menahan dirinya. Dia harus bersikap baik agar Savero mau bekerja sama. “Produk yang kami buat akan sangat bagus. Jika Anda mau bekerja sama, tentu saja itu akan sangat menguntungkan perusahaan Anda.”
“Perusahaan milikku sudah banyak sekali keuntungannya. Jadi tidak perlu mendapatkan keuntungan lagi.” Savero dengan ketus menolak tawaran Irena.
Ivana berusaha untuk tetap menahan diri. Dia harus menahan diri untuk tidak terpancing dan membuatnya akan kesulitan suatu hari nanti.
Savero yang sudah menghabiskan tehnya segera berdiri. Dia segera meraih mantel yang ditaruhnya di kursi yang didudukinya.
Ivana begitu terkejut ketika Savero justru pergi meninggalkannya. Padahal dia belum banyak bicara. Belum lagi tehnya baru dinikmatinya sedikit saja.
“Lain kali pergilah untuk menemui pria dengan pakaian yang dipakai untuk pergi, bukan untuk tidur.” Sebelum pergi, Savero berbisik. Dia menyindir Irena yang memakai pakaian terbuka. Menurutnya itu seperti pakaian tidur. Membawa pria untuk naik ke atas ranjang. Savero yang mengatakan itu pun segera pergi.
Ivana sontak membulatkan matanya. Dia benar-benar terkejut dengan yang diucapkan oleh Savero. Padahal sengaja dirinya memakai pakaian ini agar pria itu tertarik. Namun, ternyata pikirannya salah. Pria itu tidak tertarik sama sekali.
Melihat Savero yang pergi, Ivana pun segera meraih mantel dan tasnya. Dia berjalan sambil memakai mantelnya untuk mengejar Savero. Tak mau sampai kehilangan Savero yang pergi. Dia tahu, bertemu Savero sanga sulit. Jadi tentu saja dia harus mendapatkan Savero segera.
Ivana yang keluar dari tea house mencari keberadaan Savero. Hingga akhirnya, dia mendapatkan pria itu berjalan ke arah Bing Ben. Dia pun segera mengejarnya. Tanpa Ivana duga, ternyata ada pria yang mengikutinya. Pria itu adalah orang suruhan dari Paman Berto.
Ivana terus berjalan. Dia memutuskan untuk mengambil jalan pintas. Karena dia yakin di mana dia akan bertemu jika memotong jalan. Bagaimana jalanan kota London dijelaskan di dalam novel, membuatnya hapal. Apalagi Irena sering melintasinya.
Ivana yang merasa langkahnya tidak sendiri pun mulai curiga. Dia melirik ke belakang di mana ada orang yang berjalan mengikutinya. Dia berusaha keras menyingkirkan pikirannya jika pria itu mengejarnya.
Tepat di jalanan yang sepi pria yang mengikuti Ivana itu menarik tas milik Ivana. Namun, dengan sigap Ivana langsung memutar tangan pria itu. Sejak tadi, dia sudah bersiap jika sampai pria di belakangnya melakukan hal buruk. Dan benar saja dugaanya. Pria itu melakukan hal buruk padanya.
Ivana langsung memukul pria itu. Dia yang memang jago bela diri dapat mudah menghajar pria itu dengan tangan kosong. Sialnya, Ivana menggunakan dress. Jadi dia tidak menggunakan kakinya untuk menghajar pria itu.
Setelah menghajar pria itu dan membuatnya tersungkur, Ivana segera pergi. Dia harus mengejar Savero. Tidak mau sampai pria itu pergi.
Tanpa Ivana sangka, pria tadi masih belum mau mengalah. Dia yang mendapatkan instruksi untuk membunuhnya, segera mengambil pisau di dalam jaketnya. Pria itu segera mengejar Ivana dan berusaha untuk menusuk Irena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Aidah Djafar
dirimu salah duga ivana, tuan savero bukan pria mata keranjang. dngn pakaian seksi 🤔😂
moga ivana tidak terluka dari penjahat suruhan pamannya c Berto licik itu 🤔🤦
2023-07-27
0
🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
keren ivana,,
aaah jgn ampe kenapa kenapa yaa ivana thoor,,
2022-12-28
0
gia gigin
Strong woman 😍😍
2022-09-29
0