Uji Coba

Paman Berto begitu kesal ketika tidak diajak untuk bergabung dengan team pembuatan produk baru. Sebagai orang yang pernah berkuasa, dia merasa tidak terima ketika tidak terlibat sedikit pun dengan pembuatan produk. Padahal, jika dia dapat bergabung, tentu saja dia dapat menggagalkan rencana itu. Sayangnya, Irena tidak membiarkan dirinya ikut bagian.

Akhirnya, Paman Berto datang ke kantor Savero. Dia ingin mempengaruhi Savero untuk membatalkan kerja sama dengan perusahaannya.

“Selamat siang.” Paman Berto yang dipersilakan masuk pun menyapa dengan sopan.

“Paman, silakan.” Savero mengenali siapa gerangan pria tersebut. Dia adalah paman dari Irena. Dia juga pernah bertemu ketika kecelakaan yang terjadi pada Irena.

Paman Berto segera duduk ketika diminta untuk duduk. Savero pun menyambut dengan ramah kedatangan Paman Berto.

“Apa yang membuat Paman ke sini?” Savero merasa terkejut dengan kedatangan dari paman Irena itu.

“Apa benar kamu sedang ada kerja sama dengan Travis Company?” Paman Berto memastikan lebih dulu. Tidak mau salah langkah karena dapat membuatnya kehilangan kesempatan.

“Iya, kami sudah menandatangani kerja sama.” Savero menjelaskan apa yang sudah terjadi. Mereka memang sudah menandatangani kerja sama. Jadi tinggal menunggu pihak Travis menjelaskan desain mereka.

“Jadi begini. Aku hanya ingin memberitahu jika Travis Company sedang diambang kebangkrutan. Jadi aku rasa kamu akan sangat rugi sekali jika bekerja sama dengan mereka. Jadi aku datang ke sini menyarankan kamu untuk mengakhiri kerja sama agar kamu tidak merugi nantinya.” Paman Berto mencoba meyakinkan Savero.

Untuk sesaat, Savero mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh paman Irena itu. Seharusnya sebagai paman, pastinya pria itu harus membantu Irena. Kenapa bisa justru memintanya untuk membatalkan. Savero merasa ada yang tidak beres dengan hubungan Irena dan pamannya.

“Dalam bisnis untung rugi adalah hal biasa, jadi saya rasa tidak masalah jika suatu saat saya merugi. Yang terpenting saya sudah yakin dengan kerja sama yang saya lakukan. Selebihnya itu hanya poin plus.” Savero menanggapi dengan tenang.

Paman Berto yang melihat Savero tampak begitu tenang dan tidak goyah sama sekali. Padahal jelas-jelas dirinya sudah berusaha untuk membuatnya ragu. Bagaimana cara Savero menganggap kerugian tidak masalah, membuat Paman Berto yakin Savero tidak akan mau membatalkan kerja sama.

“Aku tenang sekali kamu akhirnya tidak goyah. Tadinya aku takut kamu hanya bermain-main ketika bekerja sama dengan keponakanku. Maklum, sebagai paman aku takut dia tidak mendapatkan orang yang baik untuk diajak kerja sama. Padahal dia baru sekali terjun ke bisnis.” Terpaksa Paman Berto beralibi. Memberikan alasan lain atas bujuk rayunya tadi. Ini untuk membuat kesan baik di hadapan Savero.

Savero tersenyum. Sekali pun Paman Berto mengatakan hal lain, dia yakin yang dikatakan bukanlah benar. Dia yakin bukan itu alasannya meminta untuk membatalkan kerja sama. Namun, untuk saat ini Savero memilih untuk percaya saja. Sambil terus berhati-hati dengan apa yang terjadi.

“Baiklah, karena akhirnya aku sudah mendapatkan jawaban pasti darimu. Aku pamit dulu.” Paman Berto segera berdiri. Bersiap untuk pergi.

“Sama-sama. Anda tidak perlu takut. Karena saya benar-benar ingin bekerja sama dengan Travis Company dengan benar.” Savero tersenyum sambil mengulurkan tangan pada Paman Berto.

Paman Berto pun segera pergi. Savero yang melihat kedatangan Paman Berto memiliki niat lain, segera menghubungi asistennya. Memintanya untuk mencari tahu tentang Paman Berto.

...****************...

Ivana dan team sudah merancang ponsel yang akan diproduksi. Mereka menggunakan prosesor yang Carl Company miliki. Beberapa uji coba dilakukan selama pembuatan produk itu. Apalagi fitur keamanan yang ditawarkan Carl Company memberikan poin lebih untuk produk mereka. Berharap akan laku di pasaran.

Beberapa ponsel sudah dibuat. Mereka semua melihat produk tersebut bersama-sama. Savero juga datang untuk melihat produk yang dipakai.

“Sepertinya aku mau mencoba sendiri ponsel ini.” Ivana adalah orang perfeksionis. Dia tidak mau ada celah sama sekali dengan produknya. Jadi dia harus memastikan sendiri.

“Aku juga ingin mencoba.” Savero juga tidak mau kalah. Dia ingin tahu bagaimana prosesor yang diciptakan oleh perusahaannya bekerja.

“Sayangnya, ponsel yang diuji coba tinggal satu.” Salah satu karyawan memberitahu. Karena sudah dibagikan pada orang-orang yang akan menguji coba, akhirnya hanya tersisa satu produk saja.

Ivana dan Savero saling menatap. Mereka merasa bingung siapa yang akan mendapatkan ponsel tersebut untuk uji coba.

“Kita bisa uji coba ponsel itu berdua.” Ivana memilih jalan tengah. Dari pada harus berebut bukankah lebih aman jika diuji coba berdua.

Savero menimbang apa yang dilakukannya. Dia merasa ide yang diberikan oleh Irena ada benarnya. Mungkin lebih baik mereka mencoba bersama.

“Baiklah.” Savero setuju.

Akhirnya setelah setuju, mereka berdua memutuskan untuk memakai ponsel bersama. Uji coba akan mereka lakukan setelah ini. Ada waktu sampai dua puluh empat jam untuk mencoba ponsel tersebut. Dan dalam dua puluh empat jam ke depan, Ivana dan Savero akan bersama.

“Sebaiknya kita cari restoran untuk tempat lebih nyaman.” Ivana memberikan idenya pada Savero. Seharian pasti akan sangat membosankan sekali.

“Boleh.” Savero setuju. Mereka akan pergi ke restoran untuk menunggu ketahanan baterai. Sambil tentu juga memainkan ponselnya.

Savero dan Ivana menikmati waktu di restoran. Savero memainkan ponsel untuk mengecek berapa lama ponsel itu bertahan ketika digunakan. Di saat Savero sibuk dengan ponselnya, Ivana sibuk menikmati teh miliknya.

“Apa kamu sudah lama mendirikan perusahaan?” Ivana mengisi keheningan berbicara dengan Savero.

Savero tidak menjawab. Dia hanya mengangguk saja.

Ivana merasa kesal. Sudah bagus dia memecah keheningan antara mereka, tetapi Savero justru diam dan memberikan isyarat saja.

“Apa pernah produk yang kamu buat gagal?” tanya Ivana kembali.

“Pernah.” Savero menjawab singkat.

Ivana semakin kesal ketika Savero menjawab singkat. “Kenapa?”

Savero yang sedang sibuk memainkan ponsel langsung mengalihkan pandangan pada wanita yang ada di depannya itu.

“Setiap usaha, bisa saja gagal. Jika ditanya gagal kenapa, pasti alasannya banyak, tetapi aku tidak mau fokus pada kegagalanku.” Savero melanjutkan memainkan ponselnya.

Ivana merasa jawaban Savero memang benar. Akhirnya, dia pun memilih untuk diam. Melanjutkan menikmati teh dan cemilan kecil yang dicobanya.

Saat Savero sudah cukup mengecek ponsel, Ivana gantian mengeceknya. Menggunakan untuk bermain dan mendengarkan musik. Dia juga ingin tahu sebaik apa ponsel buatan perusahaan itu.

Di saat Ivana sibuk dengan ponselnya, Savero justru terlelap. Dia yang duduk di sofa membuatnya dapat sandaran untuk kepalanya. Ivana yang melihat pria tampan itu tertidur pun hanya menatap malas. Tahu begitu dia akan melakukan sendiri saja. Tidak bersama Savero. Karena pria itu justru asyik tidur.

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

kek nya cocok nih klo Ivana vs Savero bersatu dalam dunia nyata 🤔😁😂😍

2023-07-27

0

🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

tidur ny nyenyak krn ditemani am bidadari yg cantik ivana,,
jgn kesel trz nnt km berubah haluan jd buncin looh

2022-12-29

0

Enisensi Klara

Enisensi Klara

🤣🤣🤣🤣🤣cowok Khan gitu kalo.bosen.yw tidur 🤣🤣🤣

2022-09-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!