Akan Aku Pastikan

Krruuukk...Krruuukk

Aryan memejamkan kedua mata, perutnya tiba tiba saja berbunyi. Karena sibuk mengejar Nadara, dia melupakan sarapannya. Saat ini Aryan tengah berada di dalam camp pekerja, mengunyah buah pisang matang yang kebetulan ada beberapa sisir didalam.

Aryan yang memiliki perut warga Indonesia, tidak akan pernah kenyang kalau hanya memakan buah pisang untuk sarapan. Nasi goreng, atau minimal bubur ayam- dan makanan berat lainnya yang dapat mengenyangkan.

Aryan memakan beberapa buah pisang dengan wajah lesu, para cacing di dalam perutnya terus saja berdendang.

"Mana kenyang makan pisang doang mah. Kalau Bunda yang makan gak bakalan ngomel, gue kan bukan monyet yang makan pisang pagi pagi!" Aryan terus saja mengomel, sebenarnya dia tidak terlalu menyukai buah pisang- hanya sekedar mencicip satu atau dua buah, bukan satu sisir.

"Bunda, Aryan kelaparan gara gara ngejar janda," ringisnya.

Aryan kembali menyuapkan buah pisang yang sudah dia kupas kulitnya. Pagi ini Aryan merelakan perutnya hanya terisi buah kuning kesukaan Sang Bunda, mungkin saat makan siang nanti dia akan meminta Rama membelikan banyak makanan.

"Kalau anda tidak suka, jangan di paksa Tuan Aryan. Makan saja ini, tidak mewah- tapi cukup mengenyangkan. Kalau anda terlalu banyak makan buah pisang- justru perut anda akan tidak nyaman nanti,"

Aryan yang baru saja memasukan buah pisang kedalam mulutnya, terdiam. Kedua netra nya berkedip pelan, kala melihat Nadara memberikan wadah bekal padanya.

"Makanlah, saya permisi untuk bekerja," Nadara meletakan bekalnya di depan Aryan.

Wanita itu berbalik, melenggang pergi meninggalkan Aryan yang masih mematung.

Plaak!

Aryan menampar wajahnya sendiri, cukup keras dan panas. Perlahan sudut bibir Aryan terangkat, kedua matanya tertuju pada kotak bekal yang di tinggalkan oleh Nadara.

Tapi kenapa wanita itu memberikan bekalnya? bukannya tadi Nadara marah padanya, bahkan selama perjalanan menuju perkebunan- Nadara tidak ingin berdekatan dan bersuara sedikit pun dengannya.

"Gimana aku enggak makin-," Aryan memeluk gemas kotak bekal itu, sesekali menciuminya seperti orang kurang waras.

"Cinta sama kamu, Nadara." sambungnya.

                        • 🍄🍄🍄 •

Nadara bekerja seperti biasa, hari ini dia dan Salima tidak satu lokasi. Salima pergi ke arah barat bersama Rama dan beberapa pekerja lain untuk memanen buah pisang. Sedangkan Nadara, masih sibuk memetik beberapa sayuran.

Khusus hari ini dan para pekerja wanita yang tersisa, di alihkan menuju perkebunan sayur yang tidak jauh dari lokasi perkebunan pisang.

Nadara dan rekan pekerja lainnya di awasi secara langsung oleh Aryan. Pria berkaos putih polos itu terlihat begitu serius memperhatikan para pekerjanya- termasuk Nadara yang saat ini tengah memetik tomat.

Aryan melepaskan kacamata hitamnya, matahari mulai menunjukan eksistensinya- bahkan Aryan dapat melihat kalau wajah Nadara memerah karena kepanasan. Padahal wanita itu sudah memakai topi lebar dan kain putih di kepalanya.

Aryan melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukan pukul 10.30 pagi- cuaca sangat cerah namun terasa sejuk, tapi tetap saja panasnya matahari mampu membakar kulit.

Aryan berdehem pelan, sebelum dia memutuskan untuk mendekat pada Nadara. Sang Prince menundukkan sedikit tubuhnya, meraih buah tomat merah yang tidak jauh darinya- tangannya terulur memasukan tomat itu kedalam keranjang Nadara.

"Terimakasih sarapannya," ujar Aryan basa basi.

Tubuh Nadara sempat menegang karena terkejut, namun dengan cepat dia menghilangkan rasa keterkejutannya. Nadara mengangguk samar sebagai tanggapan, wanita itu sama sekali tidak melirik atau pun menoleh pada Aryan.

Nadara bergerak perlahan, mencoba menjauhi Aryan yang saat ini terus saja memepet padanya.

"Aku serius dengan ucapanku tadi, Nadara!"

Gerakan tangan Nadara terhenti, wanita itu terlihat menghela napas pelan- lalu kembali melanjutkan aktifitasnya.

"Anda tidak tahu apa pun tentang tradisi sa-,"

"Tradisi mu tidak memperbolehkan mu untuk menikah lagi, setelah suami mu meninggal- benarkan?" Aryan menyela cepat.

Pria itu bergerak lambat, mengikis jarak pada Nadara. Berdiri tepat di hadapan wanita bersaree putih itu, setelah Aryan menyingkirkan keranjang di tangan Nadara.

"Kau lihat, orang orang diam diam tengah memperhatikan kita," Aryan menipiskan bibir kala melihat beberapa mata melirik diam diam pada dirinya dan Nadara.

Namun Nadara tidak menanggapi, wanita itu menunduk dalam- meremas ujung saree yang dia pakai.

"Aku akan mewujudkan spekulasi mereka," bisik Aryan.

Nadara mengangkat wajahnya, menatap kedua manik mata Aryan tanpa takut. Menaikan dagunya, memperlihatkan kalau dirinya bukan wanita lemah.

"Anda pikir anda siapa, Tuan Aryan. Bagiku, pernikahan hanya satu kali seumur hidup. Jadi, buang jauh apa pun yang ada di kepala anda saat ini. Karena sampai kapan pun, keinginan  anda ini tidak akan pernah terjadi, permisi!"

Nadara meraih keranjangnya, berjalan menjauh meninggalkan Aryan yang terdiam, dan perlahan menipiskan bibirnya.

"Aku pastiin, kamu bakalan mengandung keturunan Dewangga, Nadara!" tekadnya, Aryan yang suka dengan tantangan- merasa semakin tertantang.

     AKU MENUNGGU MU PRINCE 😫😫😫😫

    

**SEMOGA BERUNTUNG

HOLLA MET SIANG EPRIBADEH

JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA

SEE YOU NEXT PART MUUUAAACCHH😘😘**

Terpopuler

Comments

Surtinah Tina

Surtinah Tina

😂😂😂😂😂😂😂

2023-10-19

0

Surtinah Tina

Surtinah Tina

🤣🤣🤣 aduh Aryan kamu lucu sekali..suruh siapa ngejar janda

2023-10-19

0

Dede Exis

Dede Exis

it age u sok sok an

2023-06-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!