Tidak Menduga

Suara cicitan burung mulai terdengar, udara dingin yang berhembus membuat Aryan semakin mengeratkan balutan selimut di tubuhnya. Hari ini dia ingin bermalas-malasan sejenak- baru satu hari mengontrol perkebunan, rasa lelah sudah menghantamnya.

Waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi, suasana pagi di Kashmir terlihat sunyi. Sepertinya para penduduk masih belum mau berurusan dengan suhu dingin pagi ini. Termasuk dua pria bujangan yang masih menikmati tidur mereka.

Tapi sepertinya pagi ini dua orang wanita di rumah lain sudah bersiap untuk bekerja. Salima tengah mempersiapkan Raviq, memakaikan seragam sekolah dan menyuapi putra semata wayang dengan penuh sayang.

Sedangkan Nadara, wanita itu terlihat sibuk menyiapkan makan siang yang akan dia bawa ke perkebunan.

"Aku harus mengantar Raviq ke sekolahnya dulu, bisakah kau membantu ku mengantarkan obat pesanan orang yang menyewa rumah Ayah ku, Nadara?"

Suara Salima yang masih dapat Nadara dengar, membuat gerakan tangan gadis itu terhenti. Nadara menoleh, kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis, tanpa menjawab Nadara menyanggupinya.

"Baiklah, kita akan bertemu di perkebunan. Selamat belajar Raviq, jangan nakal di sekolah ya," Nadara mendekat, satu tangannya terulur untuk mengusap lembut kepala keponakannya itu.

"Bibi Nadala semangat kelja nya!"

Nadara tersenyum kecil, dengan gemas tangannya mencubit pipi bocah laki laki yang selalu membuatnya tertawa.

"Aku berangkat Salima, dah Raviq!"

"Dah Bibi Nadala!"

"Hati hati Nadara!"

Nadara mengangguk, wanita bersaree putih itu menghirup dalam udara pagi ini. Dengan langkah cepat, Nadara membawa kedua kakinya menuju rumah Ayahnya Salima yang tidak terlalu jauh dari kediaman sahabatnya.

Udara pagi ini lumayan menusuk kulit, dingin dan sejuk secara bersamaan. Bahkan Nadara harus membelitkan saree putih yang dia pakai beberapa lapis.

Udara yang keluar dari mulutnya pun sama dinginnya, bahkan sedikit mengeluarkan uap. Nadara menghembuskan napas kasar, saat melihat rumah yang dia tuju sudah terlihat.

Dengan yakin Nadara melangkah lebih cepat, saat dia sudah berdiri di depan pintu- Nadara meyakinkan dirinya untuk mengetuk keras pintu itu.

Tok

Tok

Tok

Tiga ketukan keras cukup untuk membuat penghuninya mengetahui kalau di luar ada tamu. Namun sepertinya Nadara salah, hampir lima menit menunggu- penghuni rumah ini tidak kunjung membukakan pintu. Nadara menghela napas dalam, tangannya kembali terulur- ketukan keras yang kesekian kalinya membuat wanita itu gelisah.

Sementara didalam rumah, Aryan mulai menggeliat- kedua matanya perlahan terbuka, menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Aryan menyibakkan selimutnya, pria itu turun dari peraduannya- menguap kecil dan sedikit meregangkan kedua tangannya.

Dahi Aryan mengernyit, saat melihat pintu kamar Rama terbuka. Sang Prince berdecak kecil, ternyata sang asisten masih menikmati tidurnya. Aryan berjalan menuju dapur, namun langkahnya terhenti saat mendengar ketukan dari luar.

Pandangan Aryan tertuju pada jam yang tergantung di dinding. Waktu sudah menunjukan pukul 6.25 pagi. Masih terlalu pagi untuk bekerja, tidak mungkin para pekerjanya sudah stay di perkebunan? tapi siapa yang pagi pagi begini berkunjung ke rumah orang?

Dengan langkah lunglai Aryan berjalan menuju pintu masuk. Tubuhnya yang masih lemas dia paksa untuk membukakan pintu, kedua matanya yang sayu dan terlihat masih mengantuk- membuat pandangannya sedikit tidak jelas.

"Siapa pagi pagi gini datang ke rumah or-,"

Kedua mata Aryan berkedip cepat bahkan terbuka lebar, ucapannya terhenti seketika, bibirnya sedikit terbuka, bahkan Aryan sampai mengucek kedua matanya- memastikan kalau netra nya bekerja dengan baik.

Sebenarnya tidak hanya Aryan yang terlihat seperti orang bodoh, tapi wanita yang ada di hadapannya saat ini pun terlihat sama terkejutnya.

"Maaf, saya mengganggu anda. Saya hanya ingin mengantarkan beberapa obat yang anda titipkan pada Salima. Dia tidak bisa mengantarkannya sendiri, karena harus mengantar putranya sekolah,"

Aryan belum bereaksi, pria itu menatap tanpa berkedip pada wanita yang beberapa hari ini memporak poranda kan pertahanan hatinya. Perlahan namun pasti, kedua sudut bibir Aryan terangkat- tangannya terulur sendiri untuk meraih bungkusan ditangan sang wanita.

Grep!

Kedua tangan itu bersentuhan, hanya sedikit dan sebentar- namun membawa pengaruh besar untuk Aryan. Jantungnya berdenyut sakit, berdetak lebih dari kata normal.

"Kalau begitu saya permisi, Tuan Aryan." pamitnya.

Aryan gelagapan, pria itu segera membuka pintu lebar lebar- kedua kaki jenjangnya melangkah cepat untuk menghalangi Nadara.

"Bisakah- bi-bisakah kita bi-bicara sebentar?" Aryan menelan saliva susah payah, begini saja dirinya sudah gugup dan seperti pria bodoh.

"Tapi saya harus segera beker-,"

"Aku yang akan tanggung jawab. sebentar, kita akan berangkat ke perkebunan bersama!" paksa-nya lagi.

Nadara mengernyit, bahkan tanpa sadar wanita itu memundurkan tubuhnya. Pria yang ada dihadapannya ini kenapa? pria yang dia kenal beberapa hari yang lalu ini, terlihat aneh bukan?

**GASSSS KEUUNN BAAAANGG

HOLLA MET SIANG EPRIBADEH

JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA

SEE YOU NEXT PART MUUUAAACHH😘😘**

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Pagi² langsung dilihatin pemandangan indah yg membuat mata melek...

2023-08-21

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝘈𝘳𝘺𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘦𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘕𝘢𝘥𝘢𝘳𝘢

2023-04-27

0

💕Rose🌷Tine_N@💋

💕Rose🌷Tine_N@💋

sawan..sawan tuh si prince...pagi2 bangun tdr ada bidadari dtg berkunjung...huhuy klw dikira mimpi pasti gk mau bangun nih🤣😀

2023-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!