Salah Tingkah

Sudah hampir lima belas menit lamanya Aryan memanggil satu persatu nama pekerjanya. Tujuan Sang Prince adalah untuk lebih bisa mengenal wajah dan nama orang orang yang menjadi tanggung jawabnya nanti.

"Salima Hussein! kau bekerja di bagian perkebunan Pisang."

Aryan memanggil nama seorang wanita yang menjadi salah satu pekerjanya. Dahi Aryan berkerut saat melihat seseorang yang berdiri dan mendekat kearahnya, begitu pula dengan Rama.

"Nona Salima, kau bekerja di sini?"

Aryan tersentak, pria itu menoleh pada Rama saat mendengar pria berkacamata itu menyapa wanita yang bernama Salima, seakan mereka berdua sudah sangat akrab.

"Iya Tuan, setahun belakangan ini saya bekerja di perkebunan ini. Bahkan sebelum Tuan Takur menjualnya pada boss anda." Salima berbicara seadanya, wanita berkerudung itu menunduk sedikit lalu berlalu menjauh dari Aryan dan Rama.

"Nona Salima yang menolongku kemarin, dia memberikan obat untuk mu Pak," Rama berbisik tepat di salah satu telinga Aryan.

Pria berkacamata itu kembali menegakan tubuhnya. Sudut matanya tidak lepas dari Salima. Rama perlahan mundur, dan bergerak pelan menjauh dari Aryan.

"Ekhem, oke berikutnya!" Aryan kembali fokus, mata tajamnya membaca dengan teliti nama para pekerja yang ada di tablet Rama.

"Berikutnya, Na-Nadara Nikam!" Aryan mendadak gugup saat memanggil nama yang dia lihat. Entah kenapa nama cantik itu sangat berbeda, tidak seperti nama lainnya tadi.

Perlahan Aryan mengangkat wajahnya, netra tajam dan indahnya menatap tak berkedip pada seseorang yang terlihat mendekat ke arahnya. Seseorang yang memakai pakaian putih bersih, dengan sebagian wajahnya tertutupi kain dengan warna yang sama.

Jakun Aryan naik turun, dia tahu dan sadar siapa yang saat ini tengah berdiri dihadapannya. True Angel yang bermain di sungai kemarin, sampai membuatnya tercebur dan demam semalaman.

"K-kau bernama Na-Nadara?" Aryan meringis pelan, pria berjambang tipis itu menggaruk pipinya canggung.

Bahkan karena salah tingkah, Aryan berpura pura memainkan layar tablet yang ada ditangannya.

"Iya, nama ku Nadara, Tuan."

Deg!

Aryan mengigit lidahnya sendiri, dia berusaha untuk tidak berteriak sekarang. Dengan berani dia kembali mengangkat wajahnya, mata keduanya bersitubruk- netra sayu nan indah itu berhasil menghipnotis Sang Prince- sampai tidak berkedip.

"Emm- apa kau tidak keberatan untuk memperlihatkan wajah mu? tapi kalau kau keberatan tidak perlu, baiklah berikutnya!"

Nadara mengernyitkan dahi, tangan yang sudah siap membuka cadarnya melayang di udara- mendengar ucapan plin plan atasannya. Nadara terdiam, wanita itu hanya mengangguk pelan- lalu berlalu begitu saja dari hadapan Aryan.

Sementara saat ini, diam diam Aryan melirik Nadara lewat sudut matanya. Sang Prince berdecak kesal dalam hati, mulutnya yang tidak dapat dia kontrol- menggagalkan semuanya.

'Astaga, susah banget sih lihat mukanya!' gerutunya dalam hati. Bahkan Aryan sampai lupa memberi tahu dimana Nadara harus bekerja.

                              • ❣❣❣ •

Disinilah Nadara dan Salima sekarang, akhirnya Rama sendiri yang memberitahukan pada Nadara kalau wanita itu bekerja di tempat yang sama dengan Salima.

Nadara menghembuskan napas lelah, kedua tangannya yang terbalut sarung tangan putih sudah terlihat kotor dan lusuh. Sudah satu tahun ini dia menjalani pekerjaan kasar, Nadara tidak mengeluh. Dia akan bekerja apa pun demi bisa bertahan hidup, asal tidak menggadaikan harga dirinya sebagai wanita.

Dengan dahi berpeluh, Nadara berdiri- cuaca Kashmir yang mulai panas dan sejuk secara bersamaan, membuat Nadara memejamkan kedua matanya sejenak. Wanita itu perlahan melepaskan belitan kain putih yang ada di wajahnya. Kulit putih kemerahannya terlihat, bahkan peluh yang membanjiri area itu sampai menetes ke tanah saat Nadara membukanya.

Hembusan angin membuat Nadara sedikit membaik, rasa lelahnya perlahan hilang. Nadara membuka topi besar yang ada di kepalanya, wanita itu mendongak- kedua matanya memicing melihat sang surya yang begitu terik.

Seulas senyum tercipta, Nadara memejamkan kedua matanya. Membiarkan panas matahari menghangatkan wajahnya. Hingga tidak Nadara sadari, kalau saat ini ada seseorang tengah mengawasinya dari balik rimbunnya pohon pisang.

Kedua mata orang itu tak berkedip, bahkan pucuk daun pisang yang ada di dekatnya sudah menjadi korban kebrutalan tangannya.

Orang itu meremas gemas pucuk daun pisang, bahkan sesekali menggigitnya tanpa peduli rasa pahit mulai terasa di lidah.

**GIGIT TEROOSS TUH DAUN PISANG

SEE YOU MUUUAAAACCHHH😘😘😘**

Terpopuler

Comments

Surtinah Tina

Surtinah Tina

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣. kelakuan Aryan sama kaya bundanya ya

2023-10-19

0

Surtinah Tina

Surtinah Tina

tukang ngintip oey

2023-10-19

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Ya ampuunnn Aryan sdh ky poci aja ngintip di balik pohon pisang...

2023-08-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!