Hoeekk...Hooeeekkk...
Aryan berjongkok di sisi mobil, rasa mual yang dia rasakan selama perjalanan tidak dapat ditahannya lagi.
Rama yang melihat boss nya muntah karena mabuk perjalanan, terlihat meringis pelan. Ingin sekali dia membantu Aryan, namun bossnya yang keras kepala itu melarangnya mendekat.
"Pak Aryan? anda baik baik saja? anda perlu sesu-,"
"Bawakan aku air!"
Rama tersentak kaget, pria bertubuh tinggi itu bergegas mendekat pada Aryan- dengan sopan dia memberikan satu botol air mineral pada atasannya.
"Apa perjalanannya masih jauh?"
Aryan mencoba berdiri setelah berkumur, napasnya tersengal hebat- kepalanya yang berdenyut mulai membaik, walaupun seluruh tubuhnya terasa lemas.
"Kita sebentar lagi sampai, hanya beberapa ratus meter lagi. Pak Aryan mau istirahat atau kita lan-,"
"Sepertinya aku ingin menghilangkan mual dan pusing di kepalaku sebentar. Bisakah sopir taksinya menunggu? berikan dia bayaran tambahan kalau menolak!" tegasnya.
Aryan kembali meneguk air mineralnya hingga tandas. Pria berdarah campuran itu mendudukkan dirinya di atas rerumputan. Aryan menatap kagum pada tempat yang akan menjadi rumahnya selama beberapa waktu kedepan.
Udara di tempat ini begitu segar dan sejuk, pemandangan perbukitan yang hijau dan eksotis tidak pernah ada dalam bayangan Aryan sebelumnya. Ternyata benar, Kashmir adalah surganya daratan India. Tempat ini begitu sunyi dan damai, sangat cocok untuk orang yang ingin menenangkan pikirannya.
Aryan dapat melihat beberapa anak kecil bermain layangan, ada pula yang sedang menggembala domba, bermain di sungai kecil, dan seorang wanita berbaju putih yang tengah membawa sebuah keranjang berisikan sayuran.
Aryan reflek berdiri, tatapannya tertuju pada satu titik- titik dimana seorang wanita berpakaian putih semakin mendekat ke arahnya. Wanita itu berjalan bersama seorang anak kecil, sembari membawa beberapa barang.
Sang Prince bahkan memutar kepalanya kebelakang, saat wanita itu melewatinya begitu saja. Tidak ada yang spesial, tapi entah kenapa ada sesuatu yang mampu membuat Aryan- tertarik.
Tanpa sadar Aryan melangkah, mengikuti wanita dan bocah laki laki yang tadi menatap aneh ke arahnya. Rama yang melihat boss nya berjalan mengikuti seorang wanita, sontak melemparkan puntung rokoknya.
Pria itu segera menyusul Aryan, namun langkah Rama terhenti saat melihat bocah laki laki itu menoleh. Aryan pun reflek menghentikan langkahnya, pria itu mengalihkan tatapannya ke arah lain saat sang bocah menatap penuh selidik padanya.
"Raviq?"
Deg!
Denyutan di jantung Aryan menggila, kala mendengar suara lembut wanita yang menutupi sebagai wajahnya menggunakan kain putih yang dipakainya.
"Kenapa Paman itu mengikuti kita, Bibi? Paman itu melihat Bibi telus, kenapa Paman melihat Bibi Nadala telus?" bisiknya.
Aryan berbalik, pria itu gelagapan setengah mati. Bahkan Aryan berpura pura memainkan ponselnya, dan meletakan benda itu di telinganya.
"Ah iya Pa, tadi aku sedang mencari sinyal. Sekarang aku menemukan sinyal, cukup kuat hingga menarik ku jauh."
Bocah laki laki itu menatap aneh pada Aryan, bahkan tanpa sadar dia merapatkan tubuhnya pada wanita yang dia panggil Bibi tadi.
"Bibi, Paman itu belbicala apa? Laviq tidak mengelti," bocah itu menggaruk pipinya bingung. Sementara sang wanita hanya tersenyum simpul dari balik cadarnya.
"Ayo kita pulang! Ibu mu pasti sudah menunggu kita di rumah," ajak sang Bibi.
Bocah itu menurut, dia kembali meraih telapak tangan sang wanita. Kedua manusia beda gender dan usia itu kembali melangkah, meninggalkan Aryan yang tengah berbicara sendiri.
"Pak Aryan? anda baik-baik sa-,"
"Oh, hai Ram. Aku baik- baik saja, memangnya aku kenapa?"
Aryan memotong ucapan asistennya, kegugupannya dapat dia sembunyikan dengan baik. Namun sayang, kecerobohan dan kebodohannya masih belum bisa Aryan sembunyikan.
"Anda sedang menelepon?" Rama kembali bertanya.
Dahi sang asisten mengernyit dalam, bahkan Rama menatap aneh pada atasannya.
"Memangnya sedang apa lagi, kau bisa melihatnya sendiri tadi!"
Aryan segera pergi meninggalkan Rama, pria berdarah Dewangga itu terlihat salah tingkah saat Rama kembali bertanya padanya.
"Bukannya ditempat ini tidak ada sinyal? kalau ingin mendapatkan sinyal kita harus ke atas bukit yang ada di sana, Pak!" celetuk Rama, sembari menunjuk ke arah bukit yang tidak jauh dari mereka.
Langkah Aryan terhenti, Sang Prince menelan salivanya susah payah. ucapan Rama membuatnya mati kutu, apa drama yang dia buat tadi akan terbongkar sebentar lagi?
Sepertinya iya!
'Aryan bodoh!' makinya dalam hati.
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA
**SEE YOU TOMORROW
BABAYYY MUUUUAAAACCHHH😘😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Surtinah Tina
ketemu jodohmu itu Aryan
2023-10-19
0
Bundanya Pandu Pharamadina
Aryan jodoh sepertinya udah di depan mata 👍❤
2023-09-03
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘗𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦 𝘈𝘳𝘺𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘳𝘶𝘴𝘶𝘬 𝘯𝘺𝘢 𝘯𝘪𝘩 😅😅😅😅😅
2023-04-27
0