Tujuh

Di Sekolah, Bel Istirahat berbunyi. Ada siswa yang masih di dalam kelas dan ada yang keluar.

“Yuk ke kantin, Lapar gue “ ucap Letta pada Rissa dan Vania.

Rissa hanya mengangguk sedangkan Vania diam.

“Van lu ga ke kantin“ Tanya Letta yang di Tanya hanya diam karena Vania masih diam Rissa menarik tangan Vania, Vania yang ditarik kaget dan pasrah mengikut mereka berdua. Sementara mereka menuju kantin handpone Vania bergetar. Vania melepas tangan Rissa dan melihat handponenya ada pesan masuk dari Davin.

‘Sebentar aku jemput kamu di sekolah kita kebutik langganan Mama citra. Mama udah buat janjian’.

Sesampai di kantin mereka duduk di bangku yang kosong

“lu makan dan minum apa Van?” Tanya Letta

Vania hanya memandang Letta dan Rissa.

“Bakso dan minumnya Es Teh manis “ jawab Vania dan mengambil uang lalu memberikan pada Letta dan Letta dan Rissa pun menuju ibu kantin sedangkan Vania duduk sambil membalas pesan dari Davin karena dia teringat pulang sekolah akan ke restorant milik Diva lagi.

‘ga usah jemput aku di sekolah, jemput di Restoran xxx karena mamanya Diva meminta aku dan teman – teman ke sana setelah pulang sekolah nanti’

Setelah balas pesan Vania memandang Letta dan Rissa yang masih antri. Tak lama kemudian Indra datang langsung duduk di bangku.

“Yank kamu kenapa sepertinya menghindari aku tadi” Tanya Indra langsung

Vania hanya memandang Indra dan tak lama pesan balasan dari Davin. Vania membuka pesan dari Davin.

‘ok aku jemput disana dan kasih kabar kalau udah sampe di sana’

“yank…” panggil Indra

“aku minta putus sama kamu” ucap Vania tanpa memandang Indra dan masih memandang handponenya dan Indra pun kaget mendengar itu

“Salah aku apa Yank kok minta putus?“ Tanya Indra lagi dan Vania memandang Indra dengan sendu.

“ga ada, Cuma aku mau kita putus. Maaf ndra ini keputusan aku” jawab Vania.

Indra hanya menggeleng kepalanya karena tidak setuju dengan ucapan Vania

“Tapi kenapa? kamu ga sayang sama aku ?”

Vania hanya memandang Indra

“Aku masih sayang sama kamu ndra, tapi maaf sebentar lagi aku akan menikah”ucap Vania dalam hati.

“permisi …. maaf mengganggu“ ucap Rissa yang membawakan pesanan Vania dan dirinya.

Vania mengambil makanan serta minumnya. Letta dan Rissa mau menuju meja lain karena mereka tak mau mengganggu indra dan Vania yang serius bicara.

“mau kemana Let, di sini aja“ ucap Vania dengan memandang Letta dan Rissa dengan muka memohon pada mereka untuk duduk di sini. Rissa memandang Letta meminta jawaban dan Letta hanya bingung.

“ga mengganggu?” Tanya Letta

“Apa sich kalian, ga mengganggu. Duduk aja” ucap Vania dan Indra langsung berdiri meninggalkan Vania, Letta dan Rissa

“Aku ga mau yank kita putus” ucap Indra lalu meninggalkan mereka. Letta dan Rissa yang duduk langsung kaget mendengar ucapan Indra dan mereka berdua saling memandang. Sedangkan Vania hanya memandang sendu Indra yang pergi. Setelah menghilang dari pandangan, Letta yang penasaran dengan vania pun bertanya.

“Lu kenapa Van sampe minta putus sama indra?”

Vania memandang Letta dan Rissa bergantian hanya menggeleng kepala.

“ayo makan tadi ada yang ngomong lapar” ucap Vania mengalihkan pembicaraan dengan meminta mereka berdua makan. Letta dan Rissa pun melanjutkan makannya tanpa bertanya lagi walau sebenarnya mereka penasaran dengan mengapa sampai vania minta putus dari Indra yang mereka tau Vania sangat mencintai Indra dan begitu sebaliknya. Setelah selesai makan mereka menuju kelas, saat keluar kantin Vania melihat Indra sedang berdiri di depan pintu kantin dan Vania langsung mengandeng tangan Rissa di sampingnya.

“Kita perlu bicara yank” Ucap Indra. Rissa mendengar ucapan Indra berusaha melepas tangan Vania dan mengangguk pada Vania lalu berjalan meninggalkan Vania bersama Indra.

“ga ada yang perlu di bicarakan lagi ndra, semua udah jelas dan menjadi keputusanku” ucap Vania dan berjalan tapi ketika Vania berjalan Indra menangkap tangan Vania

“Tapi aku ingin dengar alasan kamu minta putus” Ucap Indra memandang Vania.

Vania hanya memalas memandang Indra dengan penuh rasa sesak di dada karena Vania masih mencintainya.

“Karena aku udah ga cinta sama kamu dan udah mencintai orang lain” jawab Vania lalu melepas tangan Indra dan berjalan meninggalkan Indra yang hanya diam.

Sesampainya Vania di dalam kelas, Letta dan Rissa melihat vania masuk dengan wajah kesedihan Rissa yang duduk di samping Vania memandang Vania begitupun Letta yang duduk di depan Vania berbalik menghadap Vania. Vania yang ditatappun memandang Rissa langsung memeluk Rissa dan Vania menangis. Beruntung di dalam kelas masih sepi belum ada siswa yang masuk.

“kamu kenapa Van?“ Tanya Rissa berbisik di telinga Vania, vania hanya mendengar apa yang Rissa katakan tanpa menjawab karena masih menangis. Setelah Vania merasa agak tenang Vania melepas pelukan dari Rissa

“aku tak apa-apa, Maaf” ucap Vania dan Vania meminta mereka menemani ke kamar mandi untuk cuci muka.

Setelah sampai di kantor, Davin mengecek laporan dan berkas untuk di tanda tangani. Sementara sedang memeriksa berkas handpone Devan berbunyi, Devan melihat mamanya yang telpon di angkat.

“Assalamualaikum Ma,”

“Waailakumsalam, Devan masih di kantor? Ingat Mama udah buat janjian Tante Nita di butik xxx untuk memilih baju pengantin kalian berdua” ucap Citra

“Iya Ma,Tapi Devan lagi sibuk Ma”

“Ma ga mau dengar alasan kamu nanti jemput Vania di sekolah langsung ke butik xxx “ Ucap Citra yang tak mau mendengar alasan Davin.

“Iya Ma nanti Davin dan Vania pergi ke sana” ucap Davin pasrah

“Ya sudah mama tutup dulu “ ucap citra dan langsung menutup telpon.

“Huufffftt … Mama kenapa sich slalu maksa“ Gumam Davin penuh emosi.

Davin langsung bimbang antara mau nelpon atau hanya mengirim pesan pada Vania. Setelah melihat jam di pergelangan tangannya masih jam sekolah akhirnya Davin mengirim pesan untuk Vania.

Setelah mengirim pesan Davin kembali bekerja.

Tok … tok … tok

“Masuk “ sahut Davin dalam ruangnya

“pagi pak “ucap rava dan disambut oleh Davin yang melempar pena ke arah Rava asisten pribadinya. Rava pun menghindar dari lemparan Davin dan Rava mengambil pena dan menaruh di meja kerja Davin.dan duduk di kursi depan meja Davin

“ Huffft hampir saja muka gantengku rusak, kenapa sich pak lagi kesambet apa?” Ucap Rava

“ lu.. ga ada orang biasa aja udah ku katakan” ucap Davin malas

“Kenapa lu “ ucap Rava

Davin hanya menggeleng kepala.

“gw di jodohkan” ucap Davin

“Apa!!!???? “ ucap rava kaget

Davin melempar tempat tisu ke Rava tapi ditangkap sama Rava.

“Biasa ajha … gw di suruh jemput dia dan fetting baju pengantin, karena dua Minggu lagi gw nikah” jelas Davin

“Dua Minggu lagi lu nikah .”.ucap Rava kaget Davin hanya mengangguk. Rava hanya diam

“Moga cewe yang dijodohkan kamu bisa merubah kamu kaya dulu lagi bro, gue kangen Davin yang dulu” ucap Rava dalam hati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!