Tiga

Bel pulang pun berbunyi dan semua siswa berhamburan keluar sekolah. Vania, Letta dan Rissa pun bersiap-siap untuk pulang.

Mereka menuju ke parkiran sekolah.

“belum ada jemputan ya Van” tanya Letta karena Letta biasanya naik motor.

Vania hanya Mengangguk saja karena masih memikirkan perjodohannya.

“gue juga belum ada jemputan nich” ucap Rissa sambil memandang sekeliling parkiran sekolah.

“lu kenapa Van kok dari tadi diam “ Tanya Rsisa yang masih penasaran dengan Vania sahabatnya ini yang tak biasanya. Letta yang melihat itu pun sama penasaran. Vania, Letta dan Rissa melihat Indra keluar sekolah menghampiri mereka.

“ga apa – apa, Cuma dikit pusing aja”jawab vania yang tak mau teman – teman tau masalah perjodohan.

tak lama Vania pun melihat mobil jemputan sudah ada dia naik tanpa mempedulikan Indra yang berdiri di sampingnya dan Vania masuk ke mobil sedangkan Rissa dan Letta hanya memandang Vania heran. Letta yang memandang Rissa tapi yang di pandang hanya mengangkat bahunya dan memandang dan memandang Indra. Dan Indra hanya diam dan mengajak mereka untuk pulang.

Didalam mobil vania melihat adik kelas, Diva berdiri vania pun menyuruh pa damar sopirnya untuk berhenti tepat di depan Diva.

“Diva” panggil Vania dari dalam mobil

Diva pun menoleh arah suara yang di panggil di dalam mobil

“Pulang bareng yuk “ ajak Vania Diva hanya memandang tanpa mengucapkan apa – apa

“Rumahmu di mana” Tanya Vania

“Jl. xxx … kak” jawab Diva

“ Searah dong, ayo sama – sama “ sahut vania

“Aku ga pulang tapi ke restorant xxx “ ucap Diva

“Restoran xxx, “ ucap vania

“Berarti masi searah dong” ucap vania lagi mengingat letak restorannya

Diva hanya mengangguk.

“Ayo barengan ajha” kata vania

Diva ragu untuk mengikuti, karena Vania melihat masih ragu Ia pun keluar dan menarik Diva masuk ke dalam mobilnya. Dan Diva pun menurut saja.

“Ayo pa Damar ke jl xxx di restoran xxx dulu “ ucap Vania ke pa damar sopirnya.

“ iya Non” jawab pa Damar.

Mobil pun berjalan, dalam mobil Vania heran dan bertanya ke Diva

“ emang kamu kerja di situ “

“tidak kak itu, ikut mama bantu – bantu biar mama ga repot. Restorant Usaha mama untuk kebutuhan aku dan mama hari - hari“ jawab Diva dan Vania hanya mengangguk.

“Jika ga keberatan Boleh aku bantu biar cari pengalaman” ucap Vania dan Diva hanya tersenyum dan mengangguk setuju.

Ketika sampai di depan restoran, mobil berhenti dan Diva keluar dan mengucap terima kasih dan mengajak Vania masuk. Sebenarnya Vania ingin ikut tapi mengingat Ia ada acara keluarga untuk bertemu dengan calon suaminya.

“Lain kali ajha soalnya bentar ada acara keluarga” tolak Vania halus.

“ Ea ga apa – apa kak, tapi janji yach lain hari mampir yach”

Vania hanya mengangguk dan Ia pamit pulang.

Jam tujuh malam Vania dengan terpaksa bersiap untuk makan malam. Tiba di restoran, Dony memandang setiap pengunjung yang ada di restoran itu dan melihat ada orang yang ia kenal pun Dony menghampirinya.

“Malam” sapa Dony.

“ malam, wah ini pasti Vania, Cantik sekali” ucap citra.

Dan Vania hanya mengangguk kepala. Dony dan Vania duduk.

“Malam maaf saya terlambat”ucap Davin yang baru datang.

“tidak apa-apa kami juga baru datang”ucap Davin

Vania memandang Davin sesaat dan langsung balik memandang kearah ayahnya .

“Ini Davin anakku” kata Leo pada Dony dan Davin mengulurkan tangannya pada Dony dan mencium tangan Dony.

“ ayo duduk “ kata citra.

Davin duduk di samping mamanya citra.

“ Davin ini calon istrimu, Vania”kata Citra dan Davin melihat Vania. Mereka saling menatap satu sama lain. Citra yang melihat anaknya menatap Vania pun berkata

“Udah Tatapnya”

Mereka pun semua tertawa kecuali Davin dan Vania.

“kayanya udah ada yang suka thu sampai ga lepas pandangannya” goda citra pada anaknya

“Mama!!” ucap davin protes ke mamanya.

Mereka semua tertawa

“gimana kalau dipercepat saja menikahnya ada yang ga sabar thu”seru Leo sambil tersenyum menggoda juga.

“Ajak gih calon istri kamu ke meja lain atau jalan – jalan sana” ucap citra dan disetujui Leo dan Dony.

Davin memandang Vania ingin bertanya dan Vania pun mengerti arti tatapan itu dan mengangguk.

Davin dan Vania pun pamit

“Iya ma, Om boleh Davin ajak vania “

“Kok Om sich panggil Ayah saja sama kaya Vania panggil”

“baik oo.. eh Yah “ Ucap Davin gugup.

Dan mereka pun pergi meninggalkan orangtuanya.

Davin berjalan dimuka dan Vania hanya mengikuti dari belakang. Ketika didepan restoran Davin berhenti dan memandang Vania

“Kita Mau kemana atau mau makan dimana “ Tanya Davin

“Terserah kaka aja aku ikut" jawab vania

“jangan protes ya kalau saya bawa ke langganan saya biasa makan” Ucap Davin dan Vania hanya diam. Mereka pun berjalan ke parkiran mobil. Vania membuka pintu belakang dan hendak masuk tapi di cegah oleh Davin

“Kamu kira saya supir kamu duduk dimuka” ucap Davin marah dan dengan terpaksa Vania pun menurut tidkk mau membantah.

Setelah di dalam mobil Davin pun menjalankan mobilnya menuju warung yang sering dia datangi sedangkan Vania hanya bermain handpone. Davin berhenti tepat di depan warung dan memakirkan mobil.

“ayo turun” Ucap Davin yang melihatnya bermain handponenya. Vania pun turun dan memandang sekeliling warung

“gue kira orang seperti dia ga pernah makan di tempat seperti ini” ucap Vania dalam hati dan berjalan mengikuti Davin masuk ke dalam warung. Ketika sampai di warung Davin pun melihat Vania dengan tatapan dingin.

“Sebenarnya mau apa dariku uang, rumah atau mobil katakan saja apa yang kamu mau dariku” ucap Davin dingin karena Davin tau setiap cewek yang mendekatinya hanya mengincar hartanya saja tapi tidak didasarkan dengan cinta.

“Kaka pikir saya wanita apaan yang ingin hartamu, kenapa Kaka tidak menolak perjodohan ini? ucap Vania marah

“Kamu kira saya juga menerima perjodohan ini saya terpaksa” Ucap Davin yang masih tetap dingin.

“saya juga terpaksa terima perjodohan “ ucap Vania dan langsung berdiri dan mau meninggalkan Davin.

“Kamu mau kemana, kita belum selesai bicara “ ucap Davin mencegah Vania yang hendak beranjak dari tempat duduknya dengan memegang tangan Vania.

“Duduk! pesan makanan dan aku antar kamu pulang nanti kita bicarakan lagi” ucap Davin.

Vania pun mengalah karena dia berfikir semua sia-sia jika bertengkar dan Davin memanggil pelayan dan memesan makanan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!